Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK RIVIEW

Disusun Oleh:

Nama : Groweth Saichi FIlliandro Bancin

Nim :1213311194

Kelas : PGSD I 21

Mata kuliah :Telaah Kurikulum Dan Perencanaan pembelajaran

Dosen Pengampu :Dra Sorta Simanjuntak.,MS

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kepada Allah SWT, karena atas Karunia-Nya saya dapat
mengerjakan tugas Critical Book Review ini tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas mata
kuliah Telaah Kurikulum. Terimakasih saya ucapkan kepada Dosen Pengampu Ibu Dra.Sorta
Simanjutak.,MS dengan mata kuliah Telaah Kurikulum yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis selama proses pembelajaran Telaah Kurikulum di dalam kelas.

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Critical Book Review mata Telaah Kurikulum. Penulis
berharap tugas ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca lainnya. Kritik dan saran yang
membangun dapat diberikan agar tugas Critical Book Review ini menjadi lebih baik pada
penulisan tugas berikutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga Critical Book
ini dapat menambah Ilmu Pengetahuan pembaca.

Medan, 31 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ I
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 2
C. Manfaat ............................................................................................................. 2
D. Identitas Buku ................................................................................................... 3
BAB II: RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................... 4
BAB III: PEMBAHASAN
A. Kelebihan ....................................................................................................... 18
B. Kelemahan ...................................................................................................... 19
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................ 21
Saran 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kurikulum adalah bagian penting dalam dunia pendidikan karena kurikulum adalah
rancangan suatu pembelajaran untuk siswa. Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan tidak
bisa berjalan dengan baik dan tersusun dengan rapi. Untuk mengembangkan kurikulum kita
perlu menelaah secara mendalam, sistematis, dan universal keseluruhan konsep dokumen
kurikulum. Namun, kita juga perlu bekerja sama untuk membuat kurikulum yang baik untuk
memperoleh hasil yang baik juga.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang


isi dan bahan pembelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara pempelajarinya.
Landasan kurikulum adalah nilai-nilai, tradisi, kepercayaan, dan kekuatan lain yang
berpengaruh terhadap bentuk dan kualitas pendidikan yang akan diberikan sekolah kepada
peserta didik.

Landasan kurikulum adalah nilai-nilai, tradisi, kepercayaan, dan kekuatan lain yang
berpengaruh terhadap bentuk dan kualitas pendidikan yang akan diberikan sekolah kepada
peserta didik. Landasan tersebut dapat berupa filosofis, psikologi, sosiologis dan historis.
Keempat landasan tersebut memuat ide-ide, tingkah laku, prinsip dan kepercayaan dan
kekuatan lain yang mempengaruhi, dan bahkan menentukan, materi/pengalaman belajar, serta
organisasi kurikulum sekolah itu sendiri.

Pengembangan kurikulum merupakan bagian penting dalam program pendidikan.


Sebabnya ialah dengan Tersedianya kurikulum belum akan ada manfaatnya pada peserta
didik. kurikulum tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut agar dapat dioperasionalkan di sekolah
dan kelas. Untuk mewujudkan pengajaran perlu dilakukan pengembangan selanjutnya dari
kurikulum tingkat nasional tersebut. Pengembangan kurikulum tersebut dilakukan pada
beberapa tingkat pengembangan, yaitu pengembangan pada tingkat nasional, tingkat sekolah,
dan tingkat kelas.

Ada lima aliran filsafat pendidikan yang melandasi pengembangan kurikulum yaitu
aliran progresivisme, eksistensialisme, perenialisme, essensialisme, dan rekonstruktivisme.
B. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan filsafat sebagai landasan pengembangan kurikulum dan
kaitannya dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
2. Untuk menjelaskan sejarah kurikulum
3. Untuk menjelaskan konsep dasar kurikulum
4. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
5. Untuk menjelaskan telaah kurikulum berbasis kompetensi
6. Untuk menjelaskan implementasi kurikulum berbasis kompetensi
7. Untuk menjelaskan telaah kurikulum dalam tingkat satuan pendidikan
8. Menyelesaikan tugas Matakuliah telaah Kurikulum
C. MANFAAT
1. Lebih memahami filsafat sebagai landasan pengembangan kurikulum dan
kaitannya dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
2. Lebih memahami sejarah kurikulum
3. Lebih memahami konsep dasar kurikulum
4. Lebih memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
5. Lebih memahami telaah kurikulum berbasis kompetensi
6. Lebih memahami implementasi kurikulum berbasis kompetensi
7. Lebih memahami telaah kurikulum dalam tingkat satuan pendidikan
8. Meningkatkan kemampuan dan kejelian dalam meringkas buku
9. Sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dan
implementasi praktek dalam kelasSebagai pedoman dalam berdiskusi

D. IDENTITASBUKU
Buku utama
Judul buku : telaah Kurikulum
Pengarang : Tim Dosen
Kota Terbit : Medan
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2019
Isbn : -
Jumlah Halaman : 134 Halaman
Buku Pembanding

Judul buku : Telaah Kurikulum


Pengarang : Dr. Siti Halimah, M.Pd.
Kota Terbit : Medan
Penerbit : Perdana Publishing
Tahun Terbit : 2010
Isbn : 978-979-17153-4-8
Jumlah Halaman : 130Halaman
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Bab 1 Konsep Dasar Kurikulum

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari
sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara
menyeluruh.

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu kata curriculum yang
berarti rencana pelajaran (Echolz:1984). Kata Curriculum sendiri berasal dari kata "Currere
yang berarti berlari cepat, tergesa gesa, menjelajahi, menjalani, dan berusaha
(Hassibuan:1979). Dalam kamus Webster's tahun 1857, secara gamblang kurikulum diartikan
sebagai rancangan sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa untuk naik kelas
atau mendapatkan ijazah (menyelesaikan studinya).

Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan serangkaian pengalaman dan kegiatan belajar


yang direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan yang berwenang. Adapun di Indonesia,
dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19), kontitusi menyatakan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu

Bab 1 Perbedaan Kurikulum Lama dan Baru

1. Dari sudut materi/pengalaman belajar

Kurikulum Lama
a. Organisasi pengalaman belajar sudah disusun secara sistematis menurut
kepentingan tertentu (Kolonial)
b. Mengutamakan penguasaan buku
c. Pelajaran pasif dan lepas-lepas
d. Bersifat penyampaian kebudayaan
e. Materi bersifat abstrak dan kata-kata verbalistik.

Kurikulum Baru

a. Organisasi pengalaman belajar diorganisasian sesuai dengan tingkatan dan


bersifat nasional
b. Mengutamakan life central, artinya pengalaman belajar berdasarkan lapangan
kehidupan
c. Pelajaran menjadi aktif dan berpusat pada bakat dan minat
d. Sifat menganalisis budaya lama untuk dikembangkan
e. Materi konkrit dan mudah dipahami serta di analisis, karena ditunjang oleh
media.

2. Dari sudut metode/PBM

Kurikulum Lama

a. Aktivitas mengajar bersifat penuangan materi


b. Guru lebih aktif
c. Strategi mengajar yang dilaksanakan bersifat satu arah, sehingga komunikasi
kurang efektif dan kurang membangkitkan semangat belajar peserta didik
d. Upaya menyelesaikan masalah kurang dikembangkan
e. Kelas mendapat materi/pengalaman belajar yang sama
f. Kegiatan mengajar kelas menjadi kesatuan
g. Dalam kelas kerap kali muncul persaingan yang kurang mendapat bimbingan
dari guru
h. Aktivitas belajar belajar peserta didik karena ada rasa takut dan sering
mendapat tekanan dari guru
i. Pengaturan tempat duduk bersifat kaku dan tidak ada perubahan.

Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen,
yaitu : komponen tujuan, isi kurikulum, komponen metode atau strategi pencapaian tujuan,
dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu
sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau
tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum secara keseluruhan juga
akan tergganggu.

a. Komponen Tujuan
b. Komponen Bahan/Pengalaman Belajar
c. Komponen Organisasi
d. Komponen Evaluasi
e. Komponen Kurikulum dan buku teks
Buku teks merupakan sumber yang membuat meteri yang harus diajarkan guru
kepada peserta didik secara lisan. Ada kecenderungan bahwa untuk waktu yang lama
di masa datang, buku teks akan menjadi alat utama bagi guru dalam melaksanakan
kurikulum. Yang perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi buku
teks, antara lain: (a) sesuai dengan filsafat bangsa, (b) mencakup materi belajar yang
cukup luas, (c) memuat pesan dan tingkat kesulitan bahasa yang sesuai dengan tingkat

Bab 2 Sejarang Singkat Kurikulum Indonesia

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan.
Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum
(bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan
menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya
memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar
pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan
dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

Kurikulum pendidikan nasional 1947, diawali dari tahun 1947 tepat dua tahun setelah
Proklamasi merdeka. Sebagai sebuah bangsa yang baru saja memproklasmasikan

kemerdekaan, maka banyak aspek kehidupan kebangsaan yang perlu ditata secara mandiri,
termasuk aspek pendidikan. Sebenarnya pendidikan telah diselenggarakan masayarakat
dalam lingkup kedaerahan, baik yang bersifat keagamaan maupun kecakapan hidup atau
keterampilan. “Saat itu pendidikan diartikan memberi pengertian dan contoh-contoh.
Pendidikan bertujuan pula mengarahkan pengetahuan, memberi pengertian tentang nilai-nilai
hidup, nilai-nilai kesusilaan, nilai-nilai keindahan dan ketuhanan (PGRI, 6)”.

1. KURIKULUM 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila
sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya.
Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok
.Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan.
2. KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.
Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal
istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975
banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran
3. KURIKULUM 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model
ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
4. KURIKULUM 1994 DAN SUPLEMEN KURIKULUM 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum sebelumnya. Pada
masa ini kurikulum ingin dd\ikombinasikan antara kurikulum 1975 dan kurikulum 1984,
dengan pendekatan proses. Perpaduan tujuan dari proseees paada kurikulum ini belum
berhasil. Kurikulum 1994 dimaknai sebagai kurikulum yang sangat padat dalam sejarah
kurikulum Indonesia..
5. KURIKULUM 2004
Kurikulum 2004 dikenal juga dengan kurikulum berbasis kompetensi (kbk).
Setipa pelajaran diurai berdasarkan kompetensi yang kan dicapai. Awala 2006 ujicoba
KBK (KTSP). Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses
pencapaian target kompetensi pembelajran siswa hingga teknis evaluasi tidaklah
banyak perbadaaan dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalh
guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembeljaran sesuai dengan
lungkunagn dan kondisi siswas serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan
kerangka dasaar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), Standar kompetensi dan
dan kompetensi dasar (SKKD) setipa mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan
telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengembangan
perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan
satuan pendidikan (sekoalh) dibawah koordinasi an supervisi pemerintah kabupaten /
kota/

Bab 3 Landasan-Landasan Pengembang Kurikulum

A. Landasan Pengembangan Kurikulum.


Landasan kurikulum adalah nilai-nilai, tradisi, kepercayaan, dan kekuatan lain yang
berpengaruh terhadap bentuk dan kualitas pendidikan yang akan diberikan sekolah kepada
peserta didik. Landasan tersebut dapat berupa filosofis, psikologi, sosiologis dan historis.
a. Landasan Filosofis.
Secara harfiah filsafat berarti “cinta akan kebijakan” (love of wisdom), untuk
mengerti dan berbuat secara bijak, ia harus memiliki pengetahuan yang diperoleh melalui
proses berpikir, yaitu berpikir secara radkal, menyeluruh dan mendalam (Socrates). Plato
menyebut filasafat sebagai ilmu pengetahuan tentang kebenaran.
Adapun yang dimaksud dengan landasan filosofis dalam pengembangan
kurikulum ialah asumsi-asumsi atau rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secra
mendalam, analitis, logis, dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan,
melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum dalam bentuk program
(tertulis), maupun kurikulum dalam bentuk pelaksanaan (operasional) di sekolah.
Filsafat menelaah tiga pokok persoalan, yaitu hakikat benar-salah (logika),
hakikat baik-buruk (etika), dan hakikat indah jelek (estetika). Pada dasarnya pandangan
hidup manusia mencakup ketiga permasalahan tersebut, yaitu logika, etika, dan
estetika.
b. Landasan Psikologi.
Kondisi psikologis merupakan “karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai
individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan
lingkungan”. Perilaku-perilakunya merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya,
baik yang tampak maupun yang tidak tampak, prilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari


psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik,
serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi yang
sangat penting diperhatikan dan besar kaitannya dalam pengembangan kurikulum,
yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
1) Psikologi Perkembangan
Menurut J.P. Chaplin (1979) Psikologi perkembangan dapat diartikan sebagai
“…that branch of psychology which studies processes of pra and post natal growth and
the maturation of behavior.” Artinya, “psikologi perkembangan merupakan cabang dari
psikologi-psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum
maupun setelah kelahiran berikut kematangan prilaku”.

2) Psikologi Belajar

Psikologi belajar merupakan studi tentang bagaimana individu belajar, yang secara
sederhana dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui
pengalaman. Segala perubaha tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif
maupun psikomotorik terjadi karena proses pengalaman yang selanjutnya dapat
dikatakan sebagai perilaku belajar. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi karena
instink atau karena kematangan serta pengaruh hal-hal yang bersifat kimiawi tidak
termasuk belajar. Intinya adalah, bahwa psikologi sangat membantu para guru dalam
merancang sebuah kegiatan pembelajaran khusunya untuk pengembangan kurikulum.

c. Landasan Sosial Budaya/ Sosiologis.


Landasan sosiologis kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi
yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa kurikulum harus
berlandaskan kepada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat,
mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan
masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena
itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi
landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi,
maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan,
dan perkembangan masyarakat tersebut.

d. Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.


Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis
yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi adalah aplikasi dari
ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Ilmu
dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan telah
berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kini banyak
didasari oleh penemuan dan hasil pemikiran para filsuf purba seperti Plato, Socrates,
Aristoteles, John Dewey, Archimides, dan lain-lain.
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dimiliki manusia masih
relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat.
Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan
kedepannya akan terus semakin berkembang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi
terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan
isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan
sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat
membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah pendidikan.
e. Landasan Historis.
Landasan historis berkaitan dengan formulasi program-program sekolah pada
waktu lampau yang masih hidup sampai sekarang, atau pengaruhnya masih besar pada
kurikulum saat ini (Johnson, 1968). Oleh karena kurikulum selalu perlu disesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan zaman, maka perkembangan
kurikulum pada suatu saat tertentu diadakan untuk memenuhi tuntutan dan
perkembangan pada waktu tertentu.

B. Tingkat Pengembangan
Pengembangan kurikulum merupakan bagian penting dalam program pendidikan.
Sebabnya ialah dengan Tersedianya kurikulum belum akan ada manfaatnya pada peserta
didik. kurikulum tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut agar dapat dioperasionalkan di sekolah
dan kelas. Untuk mewujudkan pengajaran perlu dilakukan pengembangan selanjutnya dari
kurikulum tingkat nasional tersebut. Pengembangan kurikulum tersebut dilakukan pada
beberapa tingkat pengembangan, yaitu pengembangan pada tingkat nasional, tingkat sekolah,
dan tingkat kelas.
a. Tingkat Nasional
b. Tingkat Sekolal
c. Tingkat Kelas
C. Beberapa Aliran Filsafat Yang Melandasi Kurikulum
Ada lima aliran filsafat pendidikan yang melandasi pengembangan kurikulum yaitu
aliran progresivisme, eksistensialisme, perenialisme, essensialisme, dan rekonstruktivisme.
Secara ringkas akan dijelaskan pengertiannya satu percatu dibawah inı:
a. Progresivisme
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan
landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif. Aliran progressivisme ini
mempunyai konsep yang didasari olch pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi
masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Maka
kurikulum yang pengalaman-pengalaman belajarnya meminta siswa untuk melakukan
kegiatan yang sifatnya eksperimen dapat dikategorikarn pada golongan progressivisme dan
dinamakan juga kurikulum eksperimental. Sekolah yang baik adalah sekolah yang dapat
memberi jaminan pada para peserta didik selama belajar maksudnya sekolah arus mampu
membantu dan menolong peserta didiknya untuk tumbuh dan berkembang serta memberi
keluasan tempat untuk para peserta didiknya dalam mengembangkan bakat dan minatnya
dengan bimbingan gura dan tanggung jawab pimpinan sekolah. Karena itu kurikulurm dapat
dikatakan baik apabila bersifat eksperimental (pengalaman) dan bersifat fleksibel dan
memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat.
b. Eksistensialisme
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu ? Ciri-ciri
aliran eksistensialisme ini adalah: 1) Berakar pada filsafat cksistemilisme. 2). Sasaran
pendidikan ialah layanan terhadap keunikan manusia, yaitu bertanggung jawab atas nasibnya
sendiri, 3). Nilai bersifat bebas dan berkaitan dengan kebebasan individu memilih hal-hal
yang esensial /bermakna bagi dirinya di dalarm kchidupan serta menerimakonsekuensinya,
4). Bersifa pada self-fulfillment (pemenuhan kebutuhan seseorang)
c. Perenialisme
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih
penting dan kurang memperhatikan kegiatan schari-hari. Pendidikan yang menganut faham
ini menekankan pada kebenaran absolute, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat
dan waktu. Aliran ini lebih beroriontasi ke masa lalu. Perenialisme memandang bahwa
keadaan sekarang adalah sebagai zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh
kekacauan, kebingungan dan kesimpangsiuran. Berhubung dengan itu membutuhkan usaha
untuk mengamankan lapsngan moral, intelektual dan lingkungan sosial cultural yang lain.
Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik kearah kematangan, dalam arti
akainya. Perenialisme tidak mengenyampingkan memorisasi, karena belajar mempunyai
peranan untuk menerima benih-benih yang baik, maka memorisasi diperlukan. Sejalan
dengan pandangan di atas, perenialisme sangat menghargai pengalaman yang tidak langsung,
meskipun tidak mengesampingkan pengalaman langsung.

d. Essensialisme
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pongetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat
yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar
substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan
perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu. menurut aliran ini,
kehidupan masyarakat dapat ditingkatkan dan diperbaiki dengan pertolongan ilmu
pengetahuan. Karena peranan ilmu pengetahuan bagi masyarakat dapat mengembangkan
masyarakat menjadi berbudaya Essensialism timbul karena adanya dan perlunya usaha
emansipasi diri sendiri. Maka J. Locke (632-1704), menekankan bahwa pengalaman melalui
alat indra jalan satu-satunya untulk motmperolch pengetabuan. Anak yang lahir imerupakan
"tabularasa" dan hanys pengalamandah yang menulisi "nind" itu berikat kontak dengan
lingkungan.
e. Rekonstruksional
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menékankan tentang perbedaan individul seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme,
lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini
akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan
sesuatu? Penganut alíran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. Ciri lain dari
aliran rekoustruksional ini adalah: (I). berakar pada perspektif (sudut pandang) sosilogi
pendidikan yang digagas olch Karl Marx dan Kar demokratis yang Mennheim. (2). sasaran
pendidikan ialah menciptakan tatanan universal. (3). nilai bersifat persetujuan / komitmen
yang berkaitan dengan latar belakang sosial dalam era kesejahteraan (welfare state).(4),
bersifat revolusioner yang akan menunju kehidupan yang sejahtera pada kurun waktu
tertentu.

Bab 4 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan rancanganpendidikn yang merangkum semua pengalaman


belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah.

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan agar kurikculum yang dihasilkan
sesuai dengan yang diharapkan. beberapa prinsip-prinsip umum dan prinsip -prinsip khusus
pengembangan karikulum.

Bab 5 Telaah Kurukulum Berbasis Kompetensi

Kompetensi merupakan perpadunn dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap


yang direfleksikan dalam kebiacian berpikir dan bertindak. McAshan (1981 45)
mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetaluan, keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dan dirinya, sehingga ia
dapat melakukan perilaku-perilaku kogaitif, afekrif dan peikomotorik dengan sebaik-baiknya
Sejalan dengan itu, Finch & Crunkilto (1979 222) mengartilkan kompetensi sebagai
penguasian terhadap suatu tugas keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki olelh
peserta didik, untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis
pekerjaan tertentu Dengan demikian terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas yang
dipelajari peserta sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja. Untuk itu,
kurikulum menuntut kerja sama yang baik antara pendidikan dengan dunia keja, terutama
dalam mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu diajarkan kepada peserta
didik di sekolah.

Kompetensi yang harus dikuasi peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar
dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman
langsung. Peserta didik perlu mengetalui tujuan belajar, dan tinghat tingkat penguasaan yang
akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarknn
tujuan tujian yang telah ditetapkan. dan memiliki konstribusi terhadap kompetensi-
kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian terhadap kompetensi perlu dilakulkan secara
obyektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhiadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam
pembelajaran yang diraneang berdasarkan kompetensi. penilaian tidak dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang bersifat subyektif.

Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, kurikulum berbasis kompetensi (KBK)


dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulun yang menekaukan pengembangan
kemampuan melakúkan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar.

KBK menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerja sama
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidiknn. Meskipun demikian, konsep ini tentu tidak
dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua masalah pendidikan, namun dapat
memberi sumbangan yang cukup signifikan terliadap perbaikan pendidikan. Kompetensi
bergantung pada kondisi-kondisi dan pihak-piłak ang terlibat secara aktual. Paling tidak
terdapat tiga landasan tcoretis yang mendasari urikulum berbasis kompetensi

a. Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual.


Dalam pembelajaran individual setiap peserta didik dapat belajar sendiri, sesuai
dengan cara dan kemampuan masing-masing serta tidak bergantung kepada orang
lain.
b. Pengembangan konsep belajar tuntas atau belajar sebagai penugasan adalah suatu
falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang
tepat, semua peserta didik dapat mempelajari sernua bahan yang diberikan dengan
hasil yang baik.
c. Setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, jika
diberikan waktu yang cukup. Dalam hal ini, perbedaan antara peserta didik yang
pandai dengan yang kuang (bodoh) hanya terletak pada masalah waktu, peserta didik
yaug bodoh memerlukan waktu yang cukup.
1. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Karakteristik KBK antara lain mencakup sclcksi kompetensi yang sesuai; spesifikasi
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi, dan
pengembangan sistem pembelajaran. Di samping itu, KBK memiliki sejumlah kompetensi
yang harus dikuasai olehi peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus
sebagai hasil demontrasi kompetensi yang dipersyaratkan, peserta didik dapat dinilai
kompetensinya kapan saja bila mereka telah siap, dan dalam pembelajaran peserta didik dapat
maju sesuai dengan kecepatan dan kernampuan masing-masing.

Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetens1 ncmiliki


karaktcristik sebapai berikut

a. Menekankan pada ketercapaian kompelensi siswa baik secara individual maupun


klasikal
b. Berorienasi pada hasil belajar dan keberagaman
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi
d. Sumber belajar tilak hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur educatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penugasan atau
pencapaian uatu Kompetensi

Lebib lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasi enam karakteristik
kurikulum berbasis kompetensi, yaitu
1. Sistem belajar dengan modul
2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar
3. Pengalaman lapangan
4. Strategi individual personal
5. Kemudahan belajar
6. Belajar tuntas

Bab 6 Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, bik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Implementasi kurikulum dapat diartikan
sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran. Jadi, implementasi
kurikulum adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu
aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu,
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Bab 7 Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum 2013 dikembangkan denagnn penyempurnaan pola pikir sbb:

 Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik
 Pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif
 Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
 Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif- mencari
 Pola belajar sendiri menjadi kelompok belajar
 Pola pembelajaran alat tunggal menjadi berbasis alat multimedia
 Pola pembelajaran massal menjadi kebutuhan pelanggan
 Pola pembelajaranilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajarn ilmu pengetahuan
jamak
 Pola pembelajaranpasif menjadi kritis

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki


kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman , produktif , kreatif,
inovatif, dan afektif serat mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia. Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar /
Madrasah Ibtidiyah dilakukan melalui pembelajran denagn pendekatan tematik trpadub dari
kelas I sampai Kelas VI

Bab 8 Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu


manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demikratis
dan bertanggung jawab. Oleh karena iitu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal
sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter. Ada dua dimensi
kurikulum, yamng pertama adalah rencana dan pengaturan mmengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajarann.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/ 2014 memenuhi dua dimensi
tersebut.

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu rerspon pendidikan terhadap kebutuhan


masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis ,
kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik
mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai
denagn kemapuan dirinya untuk kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.
Landasan Yuridiris kurikulum adalah Pancasila dan UUD 1945, UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun2005, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar
isi.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU

Buku Utama

1. Mempunyai isi yang berbeda dari buku wajib dan ada sebagian yang tidak ada di
jelaskan di dalam buku pembanding
2. Dalam buku yang ditulis olehTim D osen bagus,dimana pembahasan materi telaah
kurikulum yang di sajikan di dalam buku tersebut cukup luas
3. Pada kemutakhiran isi dari bab isi buku ini,penulis juga mengangap bahwa buku ini
masih sangat layak dan mutakhir untuk dipakai dalam mempelajari Telaah kurikulum
dan rencana pembelajaran.

Buku Pembanding

1. Cover yang sangat simple dengan adanya gambar simbol seperti DNA di bagian
depannya yang mengartikan bahwa kurikulum itu seperti DNA yang saling
berhubungan.
2. Mempunyai penjelasan yang lengkap dimulai dari definisi, landasan, komponen-
komponen, prinsip,model pengembangan,evaluasi,konsep dasar, pendekatan,strategi
dan model pembelajaran
3. Tata cara penulisan yang bagus dan rapit
4. Terdapat contoh silabus di dalamnya.
B. KELEMAHAN BUKU

Buku Utama

1. Gambar-gambar yang mendukung di dalamnya tidak ada


2. Semuanya berwarna hitam dimulai dari tulisan dan gambar pada cover
3. Kurangnya pembahasan pada sub bab sejarah singkat kurikulum Indonesia yaitu tidak
memuat kurikulum 2013
4. Menggunakan kertas copy-an

Buku Pembanding

1. Terdapat Gambar-gambar di dalamnya tetapi tidak berwarna


2. Semua tulisannya hitam tidak bervariasi
BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN

Kurikulum adalah bagian penting dalam dunia pendidikan karena kurikulum adalah
rancangan suatu pembelajaran untuk siswa. Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan tidak
bisa berjalan dengan baik dan tersusun dengan rapi. Untuk mengembangkan kurikulum kita
perlu menelaah secara mendalam, sistematis, dan universal keseluruhan konsep dokumen
kurikulum. Namun, kita juga perlu bekerja sama untuk membuat kurikulum yang baik untuk
memperoleh hasil yang baik juga.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang


isi dan bahan pembelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara pempelajarinya.
Landasan kurikulum adalah nilai-nilai, tradisi, kepercayaan, dan kekuatan lain yang
berpengaruh terhadap bentuk dan kualitas pendidikan yang akan diberikan sekolah kepada
peserta didik.

Landasan kurikulum adalah nilai-nilai, tradisi, kepercayaan, dan kekuatan lain yang
berpengaruh terhadap bentuk dan kualitas pendidikan yang akan diberikan sekolah kepada
peserta didik. Landasan tersebut dapat berupa filosofis, psikologi, sosiologis dan historis.
Keempat landasan tersebut memuat ide-ide, tingkah laku, prinsip dan kepercayaan dan
kekuatan lain yang mempengaruhi, dan bahkan menentukan, materi/pengalaman belajar,
serta organisasi kurikulum sekolah itu sendiri.

B. SARAN

saran untuk Buku utama

Saya merekomendasikan gambar-gambar yang di dalam bukunya memiliki warna


yang bervariasi yang mendukung tealaah kurikulum sehingga pembaca merasa senang saat
membacanya. Dan menambahi pembahasan pada perkembangan kurikulum di Indonesia
dengan kurikulum 2013
Saran untuk Buku Pembanding

Saya merekomendasikan gambar-gambar di dalamnya memiliki warna yang menarik


sehingga pembaca tertarik saat membacanya dan tata cara penulisan yang baik serta rapi.
DAFTAR
PUSTAKA

Halimah. siti . 2016. telaah kurikulum. Medan: Perdana Publishing

Tim Dosen. 2019. Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran .Medan:Unimed Press.

Anda mungkin juga menyukai