Cindai 2220201142
Dosen pengampu:
TAHUN AJARAN
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim…….
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah materi Bahasa Indonesia madrasah ibtidaiyah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini pemakalah buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran, Materi Bahasa
Indonesia Mi Pemakalah ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan pemakalahjuga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.
Pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Pemakalah mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.................................................................................................................................. 4
A. Pengertian Kurikulum……………………………………………………………….........5
A.Kesimpulan ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian kurikulum?
2.Apa landasan kurikulum pembelajaran Bahasa Indonesia?
3.Apa saja kurikulum Bahasa Indonesia SD/MI?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
2.Untuk mengetahuin andasan kurikulum pembelajaran Bahasa Indonesia.
3.Untuk mengetahui kurikulum Bahasa Indonesia SD/MI.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum banyak diidentikkan dengan bahan akar yang selalu berubah dari
periode ke periode. Secara etimologi kurikulum berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata
curir dan curere yang merupakan istilah bagi tempat berpacu, berlari dalam sebuah
perlombaan yang telah dibentuk semacam rute pacuan yang harus dilalui oleh para
kompetitor sebuah perlombaan. Konsekuensinya adalah siapapun yang mengikuti
kompetisi harus mematuhi rute curere tersebut.1
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Yang dimaksud dengan isi dan bahan
pelajaraan itu sendiri adalah susunan dan bahan kajian dan pelajaraan untuk mencapai
tujuan penyelenggaraan satuan Pendidikan nasional.2
Kurikulum bukanlah materi pelajaraan yang terpisah yang harus disampaikan
dan dipelajari melainkan bentuk pengalaman dan kebudayaan individu yang harus
dipelihara dan dimodifikasi. Dengan demikian, dalam kurikulum harus mencakup dua
sisi yang sangat penting yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan
itu di implementasikan menjadi pengalaman belajar siswa dalam rangka pencapaian
tujuan yang diharapkan.3
Setelah kita kaji beberapa konsep kurikulum, maka dalam bahasan ini
kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang
tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan
siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang di rancang untuk
mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen
yang di rancangdalam bentuk nyata.
1
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 1
2
Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
Sanjaya W Ina, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP), (Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri, 2008) hlm. 9
5
Pada umumnya dalam mengembangkan kurikulum kita dapat berpegang pada
asas filosofis, asas psikologis, asas sosiologis, dan asas organisatoris.4
a. Asas Filosofis
Landasan filosofis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan
manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa.
Dalam kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan seperti
hakikat pendidikan, tujuannya, dan bagaimana mencapai tujuan. Oleh karena itu, wajar
apabila kurikulum senantiasa berkaitan dengan filsafat pendidikan, karena filsafat
menentukan tujuan yang hendak dicapai dengan alat yang disebut kurikulum.
b. Asas Psikologis
Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan
dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghambat kemampuan
belajar mereka, selain itu psikologis memberikan landasan berpikir tentang hakikat
proses belajar mengajar dan tingkat-tingkat perkembangan peserta didik. Kurikulum
pada dasarnya disusun agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan dengan pertimbangan
peserta didik sebagai peserta utama dalam proses belajar mengajar akan lebih
meningkatkan keberhasilam kurikulum yang mengabaikan faktor psikologis peserta
didik.
c. Asas Sosiologis
Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi
individu dan rekontruksi masyarakat. Landasan social budaya ternyata bukan hanya
semata-mata digunakan dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional,
melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingkat sekolah atau bahkan
tingkat pengajaran.
d. Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Dilihat dari organisasinya ada
tiga tipe bentuk kurikulum:
1) Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject
curriculum)
2) Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan
(correlated curriculum)
3) Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua atau hampir semua mata pelajaran
(integrated curriculum).5
a. Kurikulum KTSP
Telaan komponen kurikulum Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SD/MI sejalan dengan perkembangan zaman dalam rangka memprsiapkan peserta
didik menghadapi tantangan zaman masa depan dan meningkatkan mutu Pendidikan
nasional maka Dapertemen Pendidikan Nasionsl merespon dengan menyempurnakan
Kurikulum secara berkelanjutan, yang diberi nama Kurikulum Tingjkat Satu
Pendidikan (KTSP) diperlakukan sejak tahun 2006. Kurikulum ini merupakan refleksi
4
Nasution, S, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hlm. 4
5
Ibid
6
pemikiran terhadap Kurikullum Pendidikan dasar dan menengah sebagai salah satu
wujud reformasi Pendidikan.
Selain materi pembelajaran telah dilaksanakan, dalam kurikulum KTSP
strander isi hanya disediakan standar minimal sementara pengembangan diserahkan
pada sekolah yang bersangkutan disesuaikan dengan karakteristik sekolah tersebut.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang baik, penilaian
dilakukan berdasarkan pencapaian setiap indicator, mulai dari saat kegiatan belajar
berlangsung sampai dengan akhir pembelajaran dan penilaian lebih ditekankan pada
penilaian yang bersifat individual.
b. Kurikulum 2013
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 disajikan dengan
menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks
lisan. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnnya
memiliki situasi dan konteks. Dengan kata lain, Belajar Bahasa Indonesia tidak sekedar
memakai Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, tetapi perlu juga mengetahui
makna atau bagaimana memilih kata yang tepat sesuai tatanan budaya dan masyarakat
pemakainnya.
Dalam pembelajarannya menggunakan empat tahapan, yaitu membangun
konteks,membangun model, membangun teks Bersama-sama /kelompok, dan
membangun teks secara individual atau mandiri. Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dengan model yang sesuai. Dalam pendekatan
saintifik ada beberapa tahap/kegiatan, yaitu:observing, Questionong, Experimenting,
Procesing, Conclusing, Presenting, Observasing adalah proses mengamati suatu
fakta.Questioning adalah proses menanyakan atau membuat hipotesis segala sesuatu
seputar fakta yang di amati. Assosiating adalah menalar atau melakukan asosiasi antara
yang diketahui sebelumnnya denga napa yang baru di ketahui . Experimenting adalah
menguji pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis yang muncul dalam questioning.
Procesing adalah kegiatan yang dilakukan untuk merumuskan pengetahuan yang
diproleh dari empat proses sebelumnnya . Conclusing adalah merumuskan atau
menyimpulkan pengetahuan yang diproleh. Presenting adalah menyajikan
pengetahuan yang diproleh kepada orang lain.6
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 yang berbasis teks ini
bertujuan agar dapat membawa peserta didik sesuai perkembangan mentalnya,dan
menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Dalam penerapannya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki prinsip, yaitu sebagai berikut.
a. Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulkan
kata atau kaidah kebahasaan.
b. Penggunaan bahsa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan
untuk mengungkapkan makna.
c. Bahasa bersifat fungsional, artinnya penggunaan Bahasa yang tidak dapat
dipisahkan dari konteks, karena untuk bahasa yang digunakan mencerminkan
ide,sikap,nilai, dan ideologi pemakai/penggunanya.
d. Bahasa merupakan sarana pembentukan berpikir manusia.
6
Kemdikbud,2013, Modul Pelatihan Guru; Implementasi kurikulum 2013, (Jakarta,Raja
GrafindoPersada) ,hlm.2
7
Dengan prinsip diatas, maka pembelajaran bahasa berbasis teks membawa
impilikasi metodologis dalam pembelajaran yang bertahap. Hal ini diawali dari
kegiatan guru membangun konteks, dilanjutkan dengan kegiatan pemodelan,
membangun teks secara Bersama-sama, sampai pada membangun teks secara
mandiri. Kegiatan ini dilakukan karna teks merupakan satuan Bahasa yang
mengandung pikiran dengan struktur yang lengkap. guru harus benar-benar
meyakini bahwa pada akhirnya peserta didik mampu menyajikan teks secara
mandiri.7
c. Kurikulum Merdeka
Pada kurikulum merdeka sesuai dengan keputusan kepala Badan Standar
Kurikulum, dan Assesme Pendidikan Kementrian Pendidikan ,Kebudayaan , Riset
dan Teknologi Nomor 008/H/Kr/2022 dengan memberikan penjelasan mengenai
kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari
kemampuan literasi . Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang
digunakanuntuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. dengan demikian
pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai
tujuan berkomunikasi dalam konteks social budaya Indonesia. Kemampuan literasi
dikembangkan kedalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis,
berbicara, dan mempersentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait
dengan penggunaan Bahasa dalam kehidupan. setiap genre memiliki tipe teks yang
didasarkan pada alur piker struktur khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur
piker yang dapat mengoptimalkan penggunaan Bahasa untuk bekerja dan belajar
sepanjang hayat.
Model utama yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
pendagogi pedagogi genre genre model ini memiliki empat tahapan, yaitu:
penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the copntext)
pemodelan (modelling),pembimbingan (joint contruction),dan pemandirian
(independent construction). Disamping pedagogi genre, pembelajaran Bahasa
Indonesia dapaty dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan
pencapaian pembelajaran tertentu.pembinaan dan pengembangan kemampuan
berbahahasa Indonesia akan membentuk pribadi Pancasila yang beriman, bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia,berpikir kritis, mandiri, kreatif,
bergotong royong,dan berkhebinekaan global.
Ada beberapa wajah baru yang dihadirkan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dalam kurikulum merdekadi antarannya;
a. Penambahan Keterampilan yang Dipelajari
Kurikulum sebelumnnya menghadirkan pengembangan keterampilan
menyimak,berbicara,membaca,dan menulis sedangkan kurikulum merdeka
menghadirkan pengembangan ketereampilan menyimak , membaca, dan
memirsa, berbicara dan mempersentasikan,dan menulis.
b. Keberhasilan Pembelajaran Diukur Melalui Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran merupakan kompetinsi yang harus dicapai pada
pada setiap fase sehingga pendidik dapat merencanakan pembelajaran
7
Agustrida ,2013, Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013; Sebuah Kajian Dalam Mata
Diklat Penerapan Kurikulum 2013, Jakarta Raja Grafindo, hlm. 2
8
dengan durasi yang lama tanpa tuntutan penuntasan konten. Adapaun
capaian pembelajaran Bahasa Indonesia setiap fase pada kurikulum
merdeka dapat dilihat memalui SK Kepala BSKAP No. 8 Tahun 2022
Capaian pembelajaran PAUD Dikdesmen pada kurikulum merdeka.
c. Alur Pembelajaran Lebih Fleksibel
Alur pembelajaran pada kurikulum merdeka dapat disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik dan kondisi sekolah. Cara menyajikan materi pun
beragam dan dapat di kemas dengan menarik, misalnya Ketika menyajikan
materi tentang teks prosedur tidak harus dimulai dengan mengidentifikasi,
tetapi bisa melalui tahapan menyimpulkan, menelaah struktur dan
kebahasaaan atau melalui kegiatan menulis.
d. Diferensiansi Proses Pembelajaran
Pada saat kegiatan ngajar mengajar peserta didik diberikan hak untuk
menentukan pilihan dalam menerima pembelajaran. Hal ini dikenal dengan
istilah diferensiasi proses. Bentuk diferensiasi proses, seperti pengemasan
gaya belajar peserta didik kinestatik tidak sama dengan gaya belajar visual
dan audio. Deteksi awal dapat dilakukan melalui asesmen diagnostic agar
proses pembelajaran dapat diterima dengan baik.
e. Diferensiasi Produk Pembelajaran
Diferensiasi produk merupakan tahapan penyajian hasil yang dilakukan
oleh peserta didik. Kalau dulukita berpedoman bahwa hasil dari pelajaran
Bahasa Indonesia harsu berupa teks, maka dalam kurikulum merdeka
produk yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan minat bakat peserta
didik. produk tersebut dapat berupa infografik, poster, komik, dan video
tetapi tidak menghilangkan identitas pada teks. Kemudian pada zaman
sekarang yang gencar dengan digitalisasi, tentu saja mengemas produk
dalam bentuk digital menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan.8
8
Kemendikbudristek,2022, Buku Saku; Tanya Jawab Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek ,9-46,
ult.kemdikbud.go.id
9
a. KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya WIna, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP), (Jakarta: PT
Fajar Interpratama Mandiri, 2008) hlm. 9
11