Anda di halaman 1dari 16

KURIKULUM DI INDONESIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan

DOSEN PENGAMPU : H. HOERUDIN M.PD.I

DISUSUN OLEH

EKA RAHAYU ROHMATULLOH PAI2131572223009

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MAS’UDIYAH SUKABUMI

TAHUN 2023

Jl. Raya Sagaranten Km. 26 Buniayu, Desa Kertaangsana, Kec. Nyalindung,

Kab. Sukabumi, Jawa Bara 43196


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Sholawat dan salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. dengan segala
karunia dan nikmat yang telah Allah SWT. berikan kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dengan kerja keras dan penuh rasa syukur kami telah menyelesaikan tugas
untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Pendidikan dalam tema/judul Kurikulum di Indonesia.

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak H. Hoerudin,


M.Pd, I sebagai Dosen dari mata kuliah Ilmu Pendidikan yang telah membimbing kami
sehingga makalah ini telah selesai, juga tidak kami lupakan kepada pihak-pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.

Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas makalah ini masih banyak kekurangan
dan sangat jauh dari kata sempurna, segala kesalahan yang kami buat akan kami jadikan
pembelajaran untuk lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna
dan dapat diterima dengan baik, khususnya bagi kami umumnya bagi kita semua.

Sukabumi, 2 Juni 2023

Tertanda
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kurikulum............................................................................................... 2


2.2. Fungsi Kurikulum..................................................................................................... 2
2.3. Komponen Kurikulum………………………………………………………………3
2.4. Kurikulum di Indonesia............................................................................................ 3
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 12

3.2 Saran............................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan tidak teratur. Hal ini akan
menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan
sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah
pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk
kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam
suatu kurikulum pendidikan.

Dalam kaitannya dengan usaha membenahi masalah-masalah tersebut mungkin


aspek kurikulum yang paling mendesak untuk mendapat sentuhan terlebih dahulu. Hal
ini bukan berarti aspek yang lain tidak mendesak untuk ditinjau ulang. Kurikulum
dipandang sebagai perangkat pendidikan yang akan membawa arah pendidikan itu
sendiri. Kurikulum bagaikan jarum kompas di tengah gelombang yang menimbulkan
ketidak pastian seorang guru dan peserta didik di tengah samudra pendidikan yang
sangat luas.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Kurikulum?
2. Apa fungsi dan Komponen Kurikulum?
3. Apa saja kurikulum yang ada di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang kurikulum
2. Memahami fungsi dan komponen Kurikulum
3. Memahami bagaimana perkembangan kurikulum di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pengertian kurikulum di atas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19. Istilah kurikulum
berasal dari bahasa Latin curir yang artinya palri dan curere yang berarti tempat
berpacu. Sehingga kurikulum diartikan sebagai trek dan lajur yang diikuti untuk
mencapai tujuan. Berikut pengertian menurut mereka:

B. Fungsi Kurikulum

 Untuk siswa

Fungsi kurikulum untuk siswa adalah sebagian acuan belajar. Dengan


adanya kurikulum, siswa mengetahui materi apa saja yang harus dipelajari dan
juga dipahami. Sehingga siswa dapat mempersiapkan ujian dengan lebih baik.

 Untuk guru

Fungsi kurikulum untuk guru adalah sebagai pedoman pengajaran pada


siswa. Kurikulum memberikan patokan yang jelas tentang proses pengajaran juga
materi yang harus diberikan pada anak didik.

 Untuk kepala sekolah


Fungsi kurikulum untuk kepala sekolah sebagai pemimpin
penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah sebagai pedoman pengelolaan
sistem pendidikan.
 Untuk masyarakat atau orang tua
Fungsi kurikulum bagi masyarakat terutama orang tua siswa adalah sebagai
pedoman dalam pengawasan siswa. Pemahaman orang tua terhadap kurikulum,

2
dapat menentukan pola didik dan tercapainya keberhasilan kurikulum pendidikan
sekolah pada seorang anak.
C. Komponen Kurikulum

Berikut empat komponen kurikulum, yaitu:

 Tujuan (obyective)
Komponen pertama dalam kurikulum adalah tujuan. Tujuan yang dimaksud
adalah tujuan pendidikan yang tertulis dalam konstitusi Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3.
 Materi (knowledges)
Materi kurikulum adalah bahan pengajaran yang terkandung dalam kurikulum.
Penyusunan kurikulum sendiri tidak boleh asal melainkan harus memerhatikan
jenjang pendidikan juga beberapa aspek.
 Interaksi mengajar di sekolah (school learning experience)
Interaksi belajar dan mengajar di sekolah antara siswa juga guru menunjang
keberhasilan kurikulum. Sistem pengajaran, penyampaian materi, keberadaan
praktikum, bimbingan, serta penyuluhan dibutuhkan untuk membentu siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
 Penilaian (evaluation)
Penilaian dibutuhkan sebagai gambaran ketercapaian tujuan juga keefektifan
penerapan suatu kurikulum ke lingkungan pendidikan. Dengan adanya penilaian,
kurikulum bisa dikembangkan untuk mendapat sistem pengajaran yang lebih baik.
D. Kurikulum yang ada di Indonesia

1. Kurikulum 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama “Rentjana
Pelajaran 1947 ” . Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah
digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan
merebut kemerdekaan.

Ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan


karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Perubahan kisi-
kisi pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Rentjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan di sekolah-

3
sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan
kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.

Rentjana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam arti kognitif.


Yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Kekurangannya adalah
dibayang-bayangi pendidikan zaman penjajahan, sehingga mengarah pada pola
pengajaran penjajah. Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor
namun lebih dominan ranah afektif. Belum diterapkan di sekolah-sekolah
sehingga belum memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan
terbentuknya bangsa Indonesia.

2. Kurikulum 1952

Setelah “Rentjana Pelajaran 1947”, pada tahun 1952 kurikulum di


Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata
pelajaran yang kemudian diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai 1952” .
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang
paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Silabus mata pelajarannya menunjukkan secara jelas bahwa seorang
guru mengajar satu mata pelajaran.

Kelebihannya, kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan


nasional, walaupun belum merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat
mencerminkan suatu pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan akan
pentingnya pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia. Kekurangannya
adalah, kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan nasional, maka
belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Materi pelajaran belum
orientasi masa depan, karena yang diajarkan berorientasi kebutuhan untuk hidup
di masyarakat saat itu, dengan demikian belum memiliki visi kebutuhan di masa
mendatang.

4
3. Kurikulum 1964

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali


menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama “ Rentjana
Pendidikan 1964 ” . Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani. Ada yang
menyebut Pancawardhana berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan
kegiatan fungsional praktis. Namun juga terdapat kekurangan yakni, Hanya pada
tingkat SD dan belum mencakup sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Terkesan
masih diwarnai oleh kepentingan tertentu yang cenderung mengakomodir sistem-
sistem yang belum sejalan dengan jiwa UUD 1945.

4. Kurikulum 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti Rencana


Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan
pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama.

Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur kurikulum


pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok.

Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan


permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan
pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan
fisik yang sehat dan kuat.

5
Kurikulum 1968 bersifat orrelated subject curriculum, artinya materi
pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah
lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada tiga kelompok
besar : pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah
mata pelajarannya 9.

5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif
danefisien. latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,
“ Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci ” dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah "satuan
pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU),
tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat
sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Kekurangan pada kurikulum ini adalah Terdapat ketidak serasian antara materi
kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik, terdapat
kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya disekolah, terlalu
padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. Kurikulum
ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa guru yang
mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode dikte
menonjol digunakan oleh para guru.
6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL). Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus
hasilnya di sekolah-sekolah yang diuji cobakan, mengalami banyak deviasi dan
reduksi saat diterapkan secara nasional.

6
Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang
terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini
ada tempelan gambar, danyang mencolok guru tak lagi mengajar model
berceramah. Akhiran penolakan CBSA bermunculan. Kurikulum 1984 ini
berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa
pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat
terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif.

7. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-


kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan
antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan,
disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional
sampai muatan lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing. Akhirnya, Kurikulum1994 menjelma menjadi kurikulum super
padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen
Kurikulum 1999.
Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi pelajaran saja.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya
sebagai berikut: Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
caturwulan, Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang
cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi). Kurikulum 1994 bersifat
populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di
seluruh Indonesia.
8. Kurikulum 2004

Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut


dengan “Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)”. KBK memiliki ciri-ciri,
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal. Berorientasi pada hasil belajar learning outcomes dan keberagaman.
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.

7
Kekurangan kurikulum ini adalah dalam kurikulum dan hasil belajar
indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena
guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.
Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK
masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.

9. Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan “Kurikulum Tingkat Satuan


(KTSP)”. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran
oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa
serta kondisi sekolah berada.

Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan


kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun
menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah dibawah binaan dan
pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.

Terdapat juga kekurangan yaitu kurangnya SDM yang diharapkan mampu


menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan.
Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru.

8
10. Kurikulum 2013

Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi yang


pernah diuji cobakan pada tahun 2004 (curriculum based competency).
Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah pendidikan; pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur
pendidikan sekolah. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada
pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu,
kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan
pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat
diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu
kriteria keberhasilan.

Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik


menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas
dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk
mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.
Kurikulum 2013 terutama berorientasi pada perubahan proses pembelajaran (yang
semula dari siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian
(dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis
kemampuan melalui penilaian proses dan output).

Penambahan jam pelajaran sebagaimana halnya kecenderngan negara-


negara luar belakangan ini, seperti Knowledge is Power Program (KIPP) dan
Massachusettes Extended Learning Times (MELT). Tema utama kurikulum 2013
adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif,
melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru


dituntut secara profesional merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna,
mengorganisir pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,
menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif,
serta menetapkan kriteria keberhasilan.

9
11. Kurikulum Merdeka

Berdasarkan penelusuran dari laman resmi Kemdikbud RI, kurikulum


Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam
disertai konten yang lebih optimal. Sehingga peserta didik punya cukup waktu
untuk mendalami konsep serta menguatkan kompetensi. Guru juga lebih leluasa
memilih berbagai perangkat ajar sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.

Sejak tahun 2021/2022 Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan di


hamper 2500 Sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak.
Pendaftarannya pun telah ditutup pada 31 Maret 2023. Ketua Komisi X DPR RI
mengungkapkan bahwa pemerintah juga sepakat untuk tidak mewajibkan
penerapan kurikulum ini.

a. Keunggulan kurikulum Merdeka Belajar adalah sebagai berikut:

1. Lebih Sederhana dan Mendalam

Kurikulum Merdeka Belajar  dinilai lebih sederhana dan mendalam


karena fokusnya pada materi yang benar-benar esensial serta mendorong
pengembangan kompetensi. Sehingga proses pembelajaran bisa dilakukan
secara menyenangkan dan tidak terburu-buru.

2. Interaktif

Keunggulan lainnya dari kurikulum Merdeka Belajar adalah bersifat


interaktif. Peserta didik dan guru Merdeka Belajar bisa berinteraksi lebih
intens dalam membahas pelajaran dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

3. Merdeka dan Relevan

Bagi peserta didik di tingkat SMA dan perguruan tinggi juga bisa
lebih merdeka dengan menentukan sendiri program peminatan yang ingin
diikuti. Hal ini dapat disesuaikan dengan minat dan bakat serta kompetensi
yang dibutuhkan industri. Sehingga angkatan kerja yang terbentuk
nantinya lebih relevan untuk mendorong kemajuan bangsa.

10
b. Implementasi Merdeka Belajar

Implementasi Merdeka Belajar menyesuaikan keadaan dan kesiapan


dari satuan pendidikan. Melansir laman resmi Kemdikbud RI, terdapat tiga
pilihan tahapan implementasi kurikulum Merdeka Belajar jalur mandiri yang
dapat diaplikasikan, antara lain:

1. Mandiri Belajar

Pada pilihan mandiri belajar ini satuan pendidikan diberikan


kebebasan untuk menerapkan kurikulum Merdeka Belajar tanpa mengganti
kurikulum yang sedang diterapkan. Pilihan ini berlaku untuk satuan
pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7, dan 10.

2. Mandiri Berubah

Pada pilihan mandiri berubah, satuan pendidikan diberikan


keleluasaan untuk menerapkan kurikulum merdeka menggunakan
perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas
1, 4, 7, dan 10.

3. Mandiri Berbagi

Pada tahapan ini satuan pendidikan mengimplementasikan


kurikulum merdeka secara keseluruhan. Pilihan mandiri berbagi
memberikan keleluasaan pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
sendiri berbagai perangkat ajar dalam penerapan kurikulum Merdeka
Belajar.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah


mengalamiperubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
2004, 2006, 2013 dan Kurikulum Merdeka. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi,
dan iptek dalam masyarakatberbangsa dan bernegara Pengembangan kurikulum
sebenarnya merupakan salahsatu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Ia sebagai instrument yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat


dilihatdalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) isi/materi; (3)
metode atau strategi pencapain tujuan pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5)
evaluasi

B. Kritik dan Saran

Pada dasarnya segala sesuatu yang telah saya lakukan pasti menginginkan
hasil yang sempurna, namun saya hanya manusia biasa yang tentunya tidak akan luput
dari segala kesalahan. Saya menyadari banyak sekali kekurangan dalam membuat
makalah ini maka dari itu kami memohon dengan sangat kritik dan saran yang dapat
membantu saya untuk lebih baik dalam pembuatan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2004). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PPsUniversitas


Pendidikan Indonesia (UPI).

Hamalik, Oemar. (2006). Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT. Remaja Rosda karya.

Indarto. (1999). Menyimak Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Makassar: Dipostingdari Web


Master Gamaliel School.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Desan Induk Kurikulum 2013.Jakarta.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/02/101008069/kurikulum-pengertian-fungsi-tujuan-dan-
komponen

https://ybkb.or.id/2023/02/28/merdeka-belajar-kurikulum-merdeka

13

Anda mungkin juga menyukai