Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Kurikulum Bahasa Indonesia
BENGKULU
2022
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah “Kurikulum Bahasa
Indonesia” dengan judul “Sejarah, Konsep, dan Implementasi Kurikulum”. Penyusunan
makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan sumber yang telah membantu kami
dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun sangat
mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar
keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang
relevan pada makalah-Makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Pendahuluan...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. KESIMPULAN......................................................................................................12
B. SARAN...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses
pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan
amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam
perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia. Kurikulum merupakan salah satu
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah.
Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan
diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua
itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum
haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan
yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan.
Semua aspek pendidikan kemudian menjadi sorotan seluruh masyarakat
Indonesia. Aspek pendidikan yang dimaksud adalah guru, kurikulum, tujuan, dan
metode, pemerintah sebagai penanggung jawab, dan tentu saja sistem yang memayungi
kegiatan pendidikan tersebut. Semua aspek tersebut bagaikan mata rantai yang mana
harus di benahi terlebih dahulu.
Dalam kaitannya dengan usaha membenahi masalah-masalah tersebut mungkin
aspek kurikulum yang paling mendesak untuk mendapat sentuhan terlebih dahulu. Hal
ini bukan berarti aspek yang lain tidak mendesak untuk ditinjau ulang. Yang jadi
pertanyaan di sini mengapa kurikulum? Karena kurikulum dipandang sebagai perangkat
pendidikan yang akan membawa arah pendidikan itu sendiri. Kurikulum bagaikan
jarum kompas di tengah gelombang yang menimbulkan ketidak pastian seorang guru
dan peserta didik di tengah samudra pendidikan yang sangat luas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kurikulum di Indonesia?
2. Bagaimana Konsep dan Implementasi Kurikulum Tahun 50-an?
3. Bagaimana Konsep dan Implementasi Kurikulum Tahun 1968?
4. Bagaimana Konsep dan Implementasi Kurikulum Tahun 1975?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Kurikulum di Indonesia.
2. Untuk mengetahui Konsep dan Implementasi Kurikulum Tahun 50-an.
3. Untuk mengetahui Konsep dan Implementasi Kurikulum Tahun 1968.
4. Untuk mengetahui Konsep dan Implementasi Kurikulum Tahun 1975.
BAB II
1
PEMBAHASAN
2
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana4 , yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional/ artistik, keprigelan, dan jasmani. Ada yang
menyebut Panca wardhana berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang
studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan
jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur
kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan
dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
5. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur
kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan
dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata
3
pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968
sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok saja,” . Muatan
materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di
setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
4
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci
dalam komponen aspek, kelas dan semester. Keterampilan dan pengetahuan dalam
setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran
tersebut. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran
pada setiap level. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan, “Apa
yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar mereka pada
level ini?”. Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas
kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai teknik
penilaian. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator
adalah untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita mengetahui bahwa siswa
telah mencapai hasil belajar yang diharapkan?”
Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awal tahun 2006,
uji terbatas tersebut dihentikan. Dan selanjutnya dengan terbitnya permen nomor 24
tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang
standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan,
lahirlah kurikulum 2006 yang pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004.
Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu
mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada kurikulum 2006,
pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan
sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk
silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat
yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP
menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas
pendidikan daerah dan wilayah setempat.
5
dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk
mencapai tujuan sesuai dengan kemamapuan dan kecepatan belajar masing-
masing.7 Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam
implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional merancang pembelajaran
secara efektif dan bermakna, mengorganisir pembelajaran, memilih pendekatan
pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan
kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.
a. Guru berperan sebagai model yang menerapkan etika, moral, nilai-nilai, dan
aturan-aturan yang berlaku.
b. Guru harus menanamkan kedisiplinan, kerajinan, sopan-santun, dan jiwa
nasionalisme.
Sayangnya proses belajar mengajar berpusat pada guru (teacher oriented). Siswa
hanya ditempatkan sebagai objek yang harus menerima informasi sebanyak-banyaknya
dari guru. Siswa bersifat pasif menerima informasi. Hal itu sebagai dampak dari proses
belajar yang mengutamakan materi dan penguasaan materi.
a. Kelebihan
1. Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan nasional, walaupun
belum merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat mencerminkan
6
suatu pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan akan pentingnya
pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
2. Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada kebutuhan
hidup para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat berguna ketika ditengah
masyarakat. Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki
keuntungan untuk lebih menguasai bidang pengajarannya dengan lebih baik,
dari pada mengajar berbagai mata pelajaran.
b. Kekurangan
1. Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan nasional, maka
belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
2. Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang diajarkan
berorientasi kebutuhan untuk hidup dimasyarakat saat itu, dengan demikian
belum memiliki visi kebutuhan dimasa mendatang.
3. Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap mata
pelajaran sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini mempersempit
kreatifitas dan inovasi guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
menentukan sumber materi pelajaran.
C. Konsep dan Implementasi Kurikulum Tahun 1968
7
Struktur kurikulum 1968, atau istilah yang digunakan Rencana Pendidikan
(Depdikbud, 1996:120) mengalami perubahan mendasar. Untuk kurikulum SD,
kelompok mata pelajaran yang dulu dinamakan Perkembangan Moral diganti menjadi
Pembinaan Jiwa Pancasila dan isinya pun berubah. Kelompok lain dalam kurikulum SD
adalah Pembinaan Pengetahuan Dasar dan Pembinaan Kecakapan Khusus. Dalam
kelompok Pengembangan Moral terdapat mata pelajaran Kewargaan Negara dan
Agama sedangkan dalam kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila terdapat mata pelajaran
pendidikan agama, pendidikan kewargaan negara (ilmu bumi Indonesia, sejarah
Indonesia, dan civics), pendidikan bahasa Indonesia dan pendidikan olahraga.
Kelompok mata pelajaran Pembinaan Jiwa Pancasila, terutama materi pelajaran sejarah
Indonesia dan civic, mempunyai tugas untuk mengembangkan semangat Pancasila yang
bebas dari Manipol-USDEK dan Nasakom.
8
dikenal juga dengan nama Kurikulum Berbasis Tujuan. Adapun lahirnya Kurikulum
1975 sebagai tuntutan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973,
dengan tujuan pendidikan “Membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan
nasional di berbagai bidang”.
Struktur program untuk SD meliputi bidang studi (1) Agama, (2) Pendidikan
Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu Pengetahuan Sosial, (5) Matematika,
(6) Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olahraga dan Kesehatan, (8) Kesenian, dan (9)
Keterampilan Khusus.Untuk SMP ditambah dengan bidang studi Bahasa Daerah,
Bahasa Inggris, dan Pendidikan Keterampilan, baik yang pilihan terikat atau pilihan
bebas. · Untuk SMA sudah barang tentu ada bidang studi berdasarkan jurusan, baik
IPA dan IPS. · Untuk SMK dikenal dengan Kurikulum 1976. GBPP untuk kurikulum
1975 dikenal dengan format yang sangat rinci.
9
1. Cara Penyampaian Pengajaran kurikulum 1975
Cara penilaian pada kurikulum 1975 pada dasranya sama dengan cara
penilaian pada PPSP. Disamping penilaian pada cara akhir setiap catur
wulan/semester, dilakukan pula penilaian secara teratur pada akhir setiap satuan
program yang lebih kecil, dalam hal ini pada akhir setiap satuan pelajaran. Bila
banyak murid atau siswa yang belum memahami bahan yang diberikan dalam suatu
pelajaran, guru akan memperbaiki cara (metode) dalam menyajikan bahan tersebut.
10
b. Mengarah pada pembentukan tingkah laku siswa
c. Relevan dengan kebutuhan masyarakat
d. Menggunakan pendekatan psikolog
e. Menekankan efektivitas dan efisiensi
f. Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan faktor – faktor ekosistem
dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program.
g. Prinsip berkesinambungan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
semua kegiatan yang dilakukan peserta didik memberikan pengalaman belajar, yang
selanjutnya akan menjadi kristal nilai yang akan dipraktikkan dalam kehidupan yang
lebih luas di masyarakat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hasan. H.S. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia dangan Remaja Rosdakarya.
12
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
13