Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan Kurikulum pada Masa

Orde Lama
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Telaah Kurikulum MI”


Dosen Pengampu:

Tiurida Intika, M.Pd.

Di Susun Oleh:

Kelompok 2
Tahun Angkatan 2018

Almira Pratiwi 1830201110


Amanda Rizky Adelia 1830201111
Anisa 1830201115
Cholifah 1830201122
Dwi Amalia 1830201130

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN RADEN FATAH PALEMBANG

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal


mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tidak lupa mengucapkan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen


Pengampu Ibu Tiurida Intika, M.Pd. atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang
telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan.
Kami ucapkan terimakasih pula kepada teman-teman dan semua pihak yang
terkait dalam penyusunan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan manfaat sekaligus pengetahuan


bagi kita semuanya. Semoga dengan adanya karya tulis dalam wujud makalah ini
kita semakin memahami lebih dalam mengenai perkembangan kurikulum pada
masa orde lama.

Penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan


disana sini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Palembang, Februari 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum pada Tahun 1947 ................................................................. 3
B. Kurikulum pada Tahun 1952 .................................................................. 5
C. Kurikulum pada Tahun 1964 .................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara garis besar pendidikan di awal kemerdekaan di upayakan
untuk dapat menyamai dan mendekati system pendidikan di Negara-
negara maju. Pada masa peralihan antara tahun 1945-1950 bangsa
Indonesia merasakan berbagai kesulitan baik di bidang sosial ekonomi,
polotik maupun kebudayaan, termasuk pendidikan. Dari sejumlah anak-
anak usia sekolah hanya beberapa persen saja yang dapat menikmati
sekolah, sehingga sisanya 90 persen penduduk Indonesia masih buta huruf.
Secara umum pendidikan orde lama sebagai wujud intreprestasi pasca
kemerdekaan di bawah kendali kekuasaan Soekarno cukup memberikan
ruang bebas terhadap pendidikan. Pemerintah yang berasaskan sosialisme
menjadi rujukan dasar bagaimana pendidikan akan di bentuk da di
jalankan demin pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia di masa
mendatang. Pada prinsipnya konsep sosialisme dalam pendidikan
memberikan dasar bahwa pendidikan merupakan hak semua kelompok
masyarakat tanpa memandang kelas sosial.
Tujuan pendidikan pada waktu itu di rumuskan untuk mendidik
warga Negara yang sejati. Pendidikan di tekankan pada penanam semangat
patriotisme, Karena pada saat itu nagara dan bangsa Indonesia sedang
mengalami perjuangan fisik dan sewaktu-waktu pemerintah kolonal
belanda masih mencoba untuk menjajah kembali Negara Indonesia.
Kurikulum dapat (paling sedikit) meramalkan hasil
pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang
harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.
Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau
setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.
Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum
harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa
cenderung berubah.

4
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada komponen
tertentu) tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut berbagai
faktor,baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-faktor
penunjang dalam pelaksanan pendidikan. Sebagai kosenkuensi dari
perubahan kurikulum juga akan mengakibatkan perubahan dalam
operasionalisasi kurikulum tersebut,baik dapat orang yang terlibat dalam
pendidikan maupun faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan
kurikulum.
Pembaruan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan
perkembangan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional
yang fundamental yang diikuti oleh perubahan structural. Pembaruan
dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja
misalnya pada tujuan saja, isi saja,metode saja, atau sistem penilainya saja.
Dalam perjalanan sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional
telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947 ,1952 ,1964 ,1968
,1999 ,2004 dan 2006. Dalam makalah ini akan membahas perkembangan
kurikulum pada masa oerde lama yaitu pada tahun 1947, 1952 dan 1964.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan kurikulum pada tahun 1947?
2. Bagaimana perkembangan kurikulum pada tahun 1952?
3. Bagaimana perkembangan kurikulum pada tahun 1964?

C. Tujuan
1. Untuk memperluas pemahaman penulis dan pembaca mengenai
perkembangan kurikulum pada tahun 1947
2. Untuk memperluas pemahaman penulis dan pembaca mengenai
perkembangan kurikulum pada tahun 1952
3. Untuk memperluas pemahaman penulis dan pembaca mengenai
perkembangan kurikulum pada tahun 1964

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum pada tahun 1947


Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai
istilah dalam bahasa belanda “leer plan” artinya rencana pelajaran, istilah
ini lebih populer dibanding istilah “curriculum” (bahasa inggris).
Perubahan arah pendidikan pada masa ini lebih bersifat politis, dari
orientasi belanda ke kepentingan nasional. Dapat dipahami bahwa sistem
pendidikan saat itu masih dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial dan
jepang. Sistem pendidikan kolonial dikenal dengan sistem yang sangat
diskriminatif. Sekolah-sekolah dibangun dengan membedakan layanan
pendidikan bagi anak-anak belanda, anak-anak timur asing dan anak-anak
pribumi. Golongan pribumi dibagi menjadi golongan sastra sosial bawah
dan priayi.
Setelah kemerdekaan, tepatnya 3 tahun setelah merdeka,
pemerintahan mulai menyusun kurikulum sederhana dan pancasia
ditetapkan sebagai asas pendidikan. Kurikulum sederhana yang berjalan
saat itu dikenal dengan istilah “Rentjana Pelajaran 1947”. Kurikulum 1947
lebih menekankan pada pembentukkan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Sehingga banyak
ahli menyatakan bahwa kelahiran kurikulum 1947 sebagai pengganti
sistem pendidikan kolonial belanda yang baru dilaksanakan pada tahun
1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum
diawali dari kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:
a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya.
b. Garis-garis besar pengajaran.
Rencana Pelajaran 1947 dikatakan sebagai pengganti system
pendidikan colonial belanda. Karena saat itu bangsa Indonesia masih
dalam semangat juang merebut kemerdekaan dan bertujuan untuk
pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan
sejajar dengan bangsa lain di muka bumi..

6
Buku-buku pelajaran yang di gunakan adalah buku-buku hasil
terjemahan dari bahasa belanda ke dalam bahasa Indonesia yang sudah di
rintis sejak jepang dalam UU No 4/1950 Bab II, pasal , tujuan pendidikan
nasional Indonesia adalah memebantuk manusia susila yang cakap dan
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentangt
kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Adapun jenjang pendidikan waktu
itu adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan Rendah
Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan yang
di sebut dengan seolah rakyat (SR). Lama pendidikan Sekolah Rakyat
adalah tiga tahun. Maksud pendiri SR ini adalah selain meningkatkan
taraf pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan juga dapat
menampung hasrat yang besar dari mereka yang hendak bersekolah.
Mengingat kurikulum SR di atur sesuai keputusan mentri PKK
tanggal 19 november 1946 NO 1135/Bhg A yang menetapkan daftar
pelajaran SR dimanatekanannya adalah pelajaran bahasa berhitung.
Hal ini dapat terlihat bahwa dari 38 jampelajaran seminggu, 8 jam
adalah untuk bahasa Indonesia, 4 jam untuk bahasa daerah dan 17 jam
berhitung untuk kelas IV < V dan VI. Tercatat sejumlah 24.775 buah
SR pada akhir tahun 1949di seluruh Indonesia.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pada awalnya SMP merupakan lanjutan dari masa penjajahan jepang
dan rencana pelajaran yang digunakan pun juga sama, tetapi dengan
Keeluarnya Surat KeputusanMentri PKK tahun 1946, maka di
adakannya pembagian A dan B mulai kelas II sehingga terdapat kelas
IIA, IIB, IIIB. Dibagian A di berikan juga sedikit ilmu alam dan ilmu
pasti. Tetapi lebih banyak di berikan pelajaran bahasa dan praktek
administrasi. Sementara itu dibagian B diberikan Ilmu Alam dan Ilmu
Pasti.
3. Sekolah Menengah Tinggi (SMT)
Kemerdekaan PPK hanya mengurus langsung SMT yang ada di pulau
Jawa terutama yang berada di kota-kota seperti: Jakarta, Bnadung,

7
Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya dan Cirebon. SMT di
luar pulau jawa berada di bawah pengawasan peerintahdaerah
berhubung sulitnya perhubungan dengan pusat. SMT merupakan
pendidikan tiga tahun setelah SMP dan setelah lulus dapat
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Rencana pelajaran pada waktu itu belum jelas, dan yang diberikan
adalah rencana pelajaran dalam garis besar saja. Pada waktu itu masih
menyesuaikan dengan keadaan zaman yang masih belum stabil. Rencana
pembelajaran yang berlaku yaitu: (1) isinya memenuhi kebutuhan
nasional, (2) bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia, (3) mutunya
setingkat dengan SMT menjelang kemerdekaan. Ujian terakhir dapat di
selenggarakan masing-masing sekolah selama belum ada ujian Negara,
tetapi setelah tahun 1947 barulah berlaku ujian Negara tersebut.
Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada
pendidikan pikiran (kognitif). Namum demikian, kurikulum 1947 lebih
mengutamakan sasaran utama pendidikan bagi anak-anak yaitu pendidikan
watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran di
hubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.

B. Kurikulum pada tahun 1952


Setelah Retjana pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan, pada tahun 1952 ini diberi nama
retjana pelajaran terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu
sistem pendidikan nasioanal. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari
kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan
isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 1952, pemerintah Republik Indonesia c.q. kementerian
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan rencana pengajaran
terurai untuk sekolah rakyat IIIdan IV yang berguna untuk guru sebagai
pedoman dalam proses belaajar mengajaar pada sekolah dasar.

8
Jenis-jenis pelajarannya adalah : Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah,
Berhitung, Ilmu Alam , Ilmu Hayat, Ilmu Bumi dan Sejarah. Dalam 1
(satu) tahun, terdapat 8 (delapan) bulan waktu untuk belajar, dan tiap mata
pelajaran diuraikan menjadi 8 (delapan) bagian untuk masing-masing
kelas, yakni untuk bulan pertama, kedua, ketiga sampai bulan kedelapan.
Pendidik (guru) dalam tiap kelas sudah memiliki pedoman mengenai hal-
hal yang perlu diajarkan berdasarkan wakttu telah ditentukan (delapan
bulan) tersebut.
Mata pelajaran lain yang juga diajarkan di sekolah selain mata
pelajaran yang telah tercantum di dalam Rencana pelajaran terurai sesuai
dengan peraturan Kementerian PP dan K mengenai Sapta Usaha Tama.
Yakni :
1) Penerbitan aparatur dan usaha-usaha Kementerian PP dan K.
2) Menggiatkan kesenian dan olahraga
3) Mengharuskan penabuangan
4) Mewajibkan usaha-usaha koperasi
5) Mengadakan kelas masyarakat
6) Membentuk regu kerja pada SLA dan Universitas
Kurikulum Sekolah Dasar (SD) dari 1952 sampai 1964 dapat
dikategorikan kurikulum tradisional, yakni Separated Subject Curriculum.
Pada perkembangannya rencana pelajaran lebih di rinci lagi setiap
pelajaran lebih dirinci lagi setiap pelajaranya yang dikenal dengan istilah
retjana pelajaran 1952 silabus mata pelajaranya jelas sekali. Seorang guu
mengejar mata pelajaran. Pada masa juga dibentuk kelas masyrakat, yaitu
sekolah lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkaan ke SMP. Kelas
masyarakat mengerjakan keterampilan seperti pertanian , pertukangan dan
perikanan. Tujuanya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP bisa
langsung bekerja.

C. Kurikulum pada tahun 1964


Pada akhir era kekuasaan soekarno, kurikulum pendidikan yang
lalu di ubah menjadi retjana pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada

9
rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif,
kreatif dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah
membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan
( problem solving).
Retjana pendidikan 1964 melahirkan kurikulum 1964 yang menitik
beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa ,karsa ,karya dan moral
yang kemudian dikenal dengan istilah pancawardhana. Disebut
pancawardhana karena lima kelompok bidang studi yaitu kelompok
perkembangan moral, kecerdasan , emosional/artistic , keprigelan
(keterampilan) dan jasmaniah pada saat itu. Pendidikan dasar lebih
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis yang
disesuaikan dengan perkembangan anak.
Cara belajar dijalankan dengan metode di sebut gotong royong
terpimpin. pada tahun 1964 pemerintah menyempurnakan kurikulum 1947
dengan nama rencana pendidikan sekolah dasar 1964 nasionalnya
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
academy serangga rendahnya jenjang sekolah dasar sehingga pengajaran
dipusatkan pada program kali kau wardana yang meliputi pengembangan
daya cipta karsa karya dan moral mata pelajaran diklasifikasikan dalam 5
kelompok bidang studi yaitu moral kecerdasan emosional artistik
keterampilan dan jasmani pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan praktis.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti yang sudah dipaparkan pada bagian pembahasan, terlihat
jelas perbedaan perkembangan kurikulum pada tahun 1947,1952 dan 1964.
Pada tahun 1947 rencana pelajaran pada waktu itu belum jelas, dan yang
diberikan adalah rencana pelajaran dalam garis besar saja. Pada waktu itu
masih menyesuaikan dengan keadaan zaman yang masih belum stabil.
Sedangkan pada tahun 1952 yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari
kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan
isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dan pada
kurikulum 1964 sudah mulai menerapkan konsep pembelajaran yang
bersifat aktif, kreatif dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan
sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan
persoalan ( problem solving).

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami sebagai
penulis, memohon saran dari Ibu dosen dan teman-teman untuk
menyempurnakan Makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alhamuddin. 2019. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia


Sejak Zaman Kemerdekaan Hingga Reformasi. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Darmadi,Hamid. 2019. Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. Tanggerang:


An1mage.

Idi,Abdullah.2016. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Depok: Pt


Rajagrafindo Persada.

Uno,Hamzah B. 2018. Pengembangan Kurikulum. Depok: Pt Rajagrafindo


Persada.

Widyastono,Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah.


Jakarta: Pt Bumi Arkasa.

12

Anda mungkin juga menyukai