Anda di halaman 1dari 32

PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

DI
S

OLEH:

KELOMPOK 1

NAMA-NAMA ANGGOTA : 1. Abi Rahmat Zalukhu (NIM:212117001)

2. Alpian Hulu (NIM : 212117004)

3. Ayu Fortina Ziliwu (NIM : 212117008)

4. Boy Arwin Zebua (NIM : 212117011)

5. Dinny Resty Permata Gea (NIM : 212117016)

6. Elvin Sri Sandy Gea (NIM : 212117018)

MATA KULIAH : Telaah Kurikulum Sekolah Menengah

DOSEN PENGAMPU : Amin Otoni Harefa, M.Pd

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugrah-
Nya yang melimpah, sehingga kami dari kelompok 1 akhirnya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul materi “Perkembangan Kurikulum di Indonesia”, untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Sekolah Menengah.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas rutin dari mata kuliah Dasar – Dasar
dan Proses Pembelajaran Matematika yang diampu oleh Bapak Amin O. Harefa, M.Pd. Kami
dari kelompok berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan atas
arahan dan bimbingannya kepada kami sebagai kelompok penyusun makalah, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Dan juga kami berterimakasih kepada teman-
teman yang telah memberikan ide dan masukan.
Kami mengharapkan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Kami
mohon maaf jika tugas makalah kami ini kurang sempurna karena menyadari segala
keterbatasan yang ada. oleh karena itu kami sebagai penyusun membutuhkan saran, kritik
serta masukan yang positif dari Bapak/Ibu Dosen dan teman-teman mahasiswa untuk
menunjang makalah kami ini
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita maupun
bagi yang memerlukan.

Gunungsitoli, 26 September 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 2

A. PERKEMBANGAN KURIKULUM PADA MASA ORDE LAMA


(1947-1968) ........................................................................................................... 2
B. PERKEMBANGAN KURIKULUM PADA MASA ORDE BARU
(1975-1999) ........................................................................................................... 7
C. PERKEMBANGAN KURIKULUM PADA MASA REFORMASI .................. 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 28

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 28
B. SARAN ............................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah
hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan
ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial,
kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung atau selalu mengalami perubahan
antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi. Kurikulum harus
dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap
paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut. Kurikulum dapat meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran yang
diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang
harus dialami oleh peserta didik. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak
ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Perkembangan kurikulum di Indonesia sebenarnya didasari oleh perkembangan
endidikan yang ada dinegara Indonesia itu sendiri.Pada zaman belanda telah berdiri
beberapa sekolah yang telah memiliki kurikulum. Seiring dengan berjalannya waktu
kurikulum di Indonesia juga mengalami perubahan. Dimulai dari pendidikan yang ada
dizaman belanda dimana kurikulumnya masih bercirikan misi penjajahan belanda.
Hingga perkembangan kurikulum setelah kemerdekaan bangsa Indonesia sampai saat
ini. Ada beberapa periode yang akan dikemukakan mengenai perkembangan
kurikulum yang ada dinegeri kita ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kurikulum di Indonesia pada masa Orde Lama?
2. Bagaimana kurikulum di Indonesia pada masa Orde Baru?
3. Bagaimana kurikulum di Indonesia pada masa Reformasi?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa orde lama,
orde baru, hingga reformasi.

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PERKEMBANGAN KURIKULUM PADA MASA ORDE LAMA (1947-1968)


Kurikulum yang digunakan di Indonesia pada saat itu dipengaruhi oleh tatanan
sosial politik Indonesia. Negara-negara penjajah yang mendiami wilayah Indonesia
turut mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda,
setidaknya ada dua sistem pendidikan dan pengajaran yang berkembang saat itu. Yaitu
sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan perantren dan sistem pendidikan
Belanda. Sistem pendidikan Belanda diatur dengan prosedur yang ketat dari mulai
aturan siswa, pengajar, sistem pengajaran, dan kurikulum. Sistem pendidikan Belanda
pun bersifat diskriminatif. Sekolah-sekolah dibentuk dengan membedakan pendidikan
antara anak Belanda, anak timur asing, dan anak pribumi. Golongan pribumi ini masih
dipecah lagi menjadi masyarakat kelas bawah dan priyayi.
Barulah setelah Indonesia merdeka, yakni tahun 1945, di awal-awal
pemerintahannya pemerintah secara bertahap mulai mengkonstruksi kurikulum sesuai
dengan kondisi dan situasi saat itu. Tiga tahun setelah Indonesia merdeka mulailah
pemerintah membuat kurikulum yang sederhana yang disebut dengan “Rencana
Pelajaran” Tahun 1947. Kurikulum ini terus berjalan dengan beberapa perubahan
terkait dengan orientasinya, arah dan kebijakanyang ada, hingga bertahan sampai
tahun 1968 saat pemerintahan beralih pada masa orde baru.

1. Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)


Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah
“leer plan”, yang dimana dalam bahasa Belanda berarti rencana pelajaran. Istilah
ini lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Pada saat itu, kurikulum
pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda
dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.
Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan
kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam
semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.
2
Rentjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: (1) daftar mata pelajaran dan
jam pengajarannya; (2) garis-garis besar pengajaran. Orientasi Rentjana Pelajaran
1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah:
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.
Kelebihan kurikulum Rentjana Pelajaran 1947 ini antara lain :
a. Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan mendudukkan
pendidikan sebagai faktor penting dalam memperkokoh berdirinya negara
Indonesia melalui persatuan dan kesatuan untuk mengusir penjajah.
b. Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan bangsa Indonesia melalui
pendidikan
c. Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan Indonesia yang
telah lalu di masa penjajahan, sehingga memudahkan dalam penyusunannya.
Adapun Kekurangan dari kurikulum Rentjana Pelajaran 1947 ini antara
lain:
a. Di bayang-bayangi pendidikan zaman penjajahan, sehingga mengarah pada
pola pengajaran penjajah.
b. Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor namun lebih
dominan ranah afektif.
c. Belum di terapkan di sekolah-sekolah sehingga belum memberikan dampak
pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangsa Indonesia hingga
secara resmi di laksanakan pada tahun 1950.

2. Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952)


Setelah “Rentjana Pelajaran 1947”, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran
yang kemudian di beri nama “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”. Kurikulum ini
sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan
sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang di hubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

3
Adapun silabus mata pelajarannya menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru
mengajar satu mata pelajaran.
Kelebihan kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952 antara lain:
a. Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan nasional, walaupun
belum merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat mencerminkan
suatu pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan akan pentingnya
pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
b. Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada kebutuhan
hidup para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat berguna ketika di tengah
masyarakat.
c. Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki keuntungan
untuk lebih menguasai bidang pengajarannya dengan lebih baik, dari pada
mengajar berbagai mata pelajaran.
Kekurangan dari kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952 antara lain:
a. Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan nasional,
maka belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
b. Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang di ajarkan
berorientasi kebutuhan untuk hidup di masyarakat saat itu, dengan demikian
belum memiliki visi kebutuhan di masa mendatang.
c. Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap mata
pelajaran sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini mempersempit
kreatifitas dan inovasi guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
menentukan sumber materi pelajaran.

3. Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964)


Pada akhir era kekuasaan Soekarno, kurikulum pendidikan yang lalu diubah
menjadi Rentjana Pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada rencana pendidikan
1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif.
Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu
memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem solving).
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik
beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang
kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena

4
ada lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral,
kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada
saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.
Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin.
Selain itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida. Maksudnya, pada
hari Sabtu, siswa diberi kebebasan berlatih kegitan di bidang kebudayaan,
kesenian, olah raga, dan permainan, sesuai minat siswa.
Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di
rapor bagi kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10 – 100 menjadi huruf A, B, C,
dan D. Sedangkan bagi kelas II hingga VI tetap menggunakan skor 10 – 100.
Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata
pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana). Mata
Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1964 adalah.
a. Mata pelajaran Pendidikan Kemasyarakatan, Pendidikan Agama/Budi Pekerti
dikelompokkan dalam bidang studi Pengembangan Moral.
b. Mata pelajaran Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, Berhitung, dan Pengetahuan
Alamiah, dikelompokkan dalam bidang studi perkembangan kecerdasan
c. Mata pelajaran Pendidikan Kesenian dikelompokkan dalam bidang studi
pengembangan emosional atau artistic
d. Mata pelajaran pendidikan keprigelan termasuk dalam bidang studi
pengembangan keprigelan
e. Mata pelajaran pendidikan jasmani/kesehatan termasuk ke dalam bidang studi
pengembangan jasmani.
Kelebihan dari kurikulum 1964 ini antara lain:
a. Sudah mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah
kognitif merupakan kemampuan pada segi keilmuan, ranah afektif merupakan
kemampuan pada segi sikap, dan psikomotorik merupakan kemampuan pada
segi keterampilan, di mana ketiganya merupakan faktor penting dalam
pembentukan kepribadian manusia telah menjadi prioritas dalam kurikulum
ini.
b. Mengupayakan pengembangan potensi peserta didik sebagai pangkal dari
kemampuan seseorang untuk melakukan tindak lanjut dengan segala

5
kreatifitas dan inovasi, maka dengan kurikulum ini telah menganggap setiap
manusia memiliki potensi yang berbeda-beda.
c. Pendidikan bersifat praktis, sehingga pembelajaran di sekolah akan memilki
kegunaan dalam kehidupan peserta didik.
Kekurangan dari kurikulum 1964 antara lain :
a. Kurikulum ini di pergunakan hanya pada tingkat sekolah dasar dan belum
mencakup sekolah lanjutan dan perguruan tinggi.
b. Terkesan masih di warnai oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang
cenderung mengakomodir sistem-sistem yang belum sejalan dengan jiwa
UUD 45.
c. Kurikulum ini berjalan ketika Indonesia masih dalam keadaan labil.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Disini pertama
kalinya istilah kurikulum dipakai di Indonesia.
Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi
pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah
lanjutan. Bidang studi pada kurikum ini dikelompokkan pada tiga kelompok besar:
pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah mata
pelajarannya 9, yang memuat hanya mata pelajaran pokok saja. Muatan materi
pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengan permasalahan
faktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Mata
pelajaran yang ada pada Kurikulum 1968 yaitu :

6
a. Kelompok bidang Pembinaan Jiwa Pancasila, meliputi : Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Pendidikan
Olahraga.
b. Kelompok Pengembangan Pengetahuan Dasar, meliputi: Berhitung, IPA,
Pendidikan Kesenian, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, termasuk ilmu
kesehatan.
c. Kelompok Pembinaan Kecakapan Khusus, meliputi kejuruan: Agraria
(pertanian, peternakan, dan perikanan), Teknik (pekerjaan tangan dan
perbengkelan), Ketatalaksanaan atau Jasa (koperasi dan tabungan).
Kelebihan Kurikulum 1968 yaitu:
a. Kurikulum 1968 telah di kembangkan dalam nuansa otonomi di mana semua
komponen kurikulum di laksanakan oleh sekolah.
b. Sistem pembelajaran di ruangan kelas di serahkan kepada masing-masing
guru, yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai.
c. Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan persaingan
kompetitif di antara daerah, sekolah, dan guru untuk mengembangkan
kurikulum.
d. Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk melanjutkan
pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.
Kekurangan Kurikulum 1968 yaitu:
a. Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun pada prakteknya
kurikulum ini masih kurang memperhatikan pembelajaran praktek.
b. Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan masyarakat, sehingga
pembelajaran di sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan riil dalam
kehidupan anak.
c. Kurikulum ini yang masih di pengaruhi unsur politis sehingga tidak mengakar
pada kebutuhan hidup anak secara individual
.
B. PERKEMBANGAN KURIKULUM PADA MASA ORDE BARU (1975-1999)
Setelah Indonesia memasuki masa orde baru maka tatanan kurikulumpun
mengalami perubahan dari “Rencana Pelajaran” menuju kurikulum berbasis pada
pencapaian tujuan. Dalam konteks ini adalah kurikulum subjek akademik, merupakan
model konsep kurikulum yang paling tua, sejak sekolah yang pertama dulu berdiri.

7
Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin
ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model
yang lain.

1. Kurikulum 1975
Dalam Kata Pengantar Kurikulum 1975, Menteri Pendidikan Republik
Indonesia Sjarif Thajeb, menjelaskan tentang latar belakang ditetapkanya
Kurikulum 1975 sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah. Penjelasan
tersebut sebagai berikut :
a. Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi
sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru
terhadap program pendidikan nasional. Hal-hal yang mempengaruhi program
maupun kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan pembaharuan itu
adalah :(a) Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak
timbul gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.(b)
Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang
digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi : “Mengejar ketinggalan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya
pembangunan.(c) Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk
meninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.(d) Adanya inovasi dalam system
belajar-mengajar yang dianggap lebih efisien dan efektif yang telah memasuki
dunia pendidikan Indonesia.(e) Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan
pendidikan untuk meninjau sistem yang kini sedang berlaku.
b. Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan
pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut
belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum
1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang
membangun.
Atas dasar petimbangan tersebut maka dibentuklah kurikulum tahun 1975
sebagai upaya untuk mewujudkan strategi pembangunan di bawah pemerintahan
orde baru dengan program Pelita dan Repelita. Kurikulum 1975 sebagai pengganti
kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai

8
berikut.Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-
tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan khirarki tujuan
pendidikan, yang meliputi : tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
a. Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan
yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan khirarki tujuan
pendidikan, yang meliputi : tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki
arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih
integratif.
c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
d. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku siswa.
e. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran lebih banyak
menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam
belajar ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luar, dalam hal ini
sekolah dan guru.
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur-
unsur:
a. Tujuan institusional, berlaku mulai SD, SMP maupun SMA.Tujuan
Institusional adalah tujuan yang hendak dicapai lembaga dalam melaksanakan
program pendidikannya.
b. Struktur Program Kurikulum, yaitu kerangka umum program pengajaran yang
akan diberikan pada tiap sekolah.
c. Garis-Garis Besar Program Pengajaran, pada bagian ini dimuat hal-hal yang
berhubungan dengan program pengajaran, yaitu tujuan kurikuler, tujuan
instruksional umum, pokok bahasan, urutan penyampaian bahan pelajaran.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran di rinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang di kenal dengan istilah “satuan

9
pelajaran”. Sistem PPSI ini berpandangan bahwa proses belajar-mengajar sebagai
suatu system yang senantiasa diarahkan pada pencapaian tujuan. Sistem
pembelajaran dengan pendekatan sistem instruksional inilah yang merupakan
pembaharuan dalam system pengajaran di Indonesia. Komponen PPSI meliputi:
a. Pedoman perumusan tujuan. Pedoman perumusan tujuan memberikan
petunjuk bagi guru dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus. Perumusan
tujuan khusus itu berdasarkan pada pendalaman dan analisis terhadap pokok-
pokok bahasan/ subpokok bahasan yang telah digariskan untuk mencapai
tujuan instruksional dan tujuan kurikuler dalam GBPP.
b. Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian. Pedoman prosedur
pengembangan alat penilaian memberikan petunjuk tentang prosedur penilaian
yang akan ditempuh, tentang tes awal (pre test) dan tes akhir (post test),
tentang jenis tes yang akan digunakan dan tentang rumusan soal-soal tes
sebagai bagian dari satuan pelajaran. Tes yang digunakan dalam PPSI disebut
criterion referenced test yaitu tes yang digunakan unuk mengukur efektifitas
program/ pelaksanaan pengajaran.
c. Pedoman proses kegiatan belajar siswa. Pedoman proses kegiatan belajar
siswa merupakan petunjuk bagi guru untuk menetapkan langkah-langkah
kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai dan
tujuan khusus instruksional yang harus dicapai oleh para siswa.
d. Pedoman program kegiatan guru. Pedoman program kegiatan guru merupakan
petunjuk-petunjuk bagi guru untuk merencanakan program kegiatan
bimbingan sehingga para siswa melakukan kegiatan sesuai dengan rumusan
TIK.
e. Pedoman pelaksanaan program. Pedoman pelaksanaan program merupakan
petunjuk-petunjuk dari program yang telah disusun. Petunjuk-petunjuk itu
berkenaan dengan dimulainya pelaksanaan tes awal dilanjutkan dengan
penyampaian materi pelajaran sampai pada dilaksanakannya penilaian hasil
belajar.
f. Pedoman perbaikan atau revisi. Pedoman perbaikan atau revisi yang
merupakan pengembangan program setelah selesai dilaksanakan. Perbaikan
dilakukan berdasarkan umpan balik yang diperoleh berdasarkan hasil
penilaian akhir.

10
Dengan melaksanakan PPSI, penilaian diberikan pada setiap akhir pelajaran
atau pada akhir satuan pelajaran tertentu. Inilah yang membedakan dengan
kurikulum sebelumnya yang memberikan penilaian pada akhir semester atau akhir
tahun saja. Adapun mata pelajaran yang ada pada kurikulum 1975 ini antara lain
pendidikan agama, pendidikan moral pancasila, Bahasa Indonesia, IPS, IPA,
matematika, Olahraga dan Kesehatan, kesenian, dan keterampilan khusus.
Kelebihan Kurikulum 1975 yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan
b. Mengarah pembentukan tingkah laku siswa
c. Relevan dengan kebutuhan masyarakat
d. Menekankan efektivitas dan efisiensi
e. Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan faktor-faktor ekosistem
dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program.
f. Melatih guru untuk dapat menggunakan teknik penyusunan program
pengajaran yang di kenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI).
Kekurangan kurikulum 1975 yaitu:
a. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi
dengan kemampuan anak didik
b. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah
c. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus di ajarkan hampir di setiap jenjang.
d. Guru di buat sibuk menulis rincian apa yang akan di capai dari setiap kegiatan
pembelajaran.
e. Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan secara
sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk berkembangnya potensi
daerah.
f. Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa guru
yang mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode
dikte menonjol di gunakan oleh para guru.
g. Kreativitas murid kurang berkembang karena di dukung oleh konsep
kurikulum yang menempatkan guru sebagai subjek dalam melakukan
pembelajaran di kelas.

11
2. Kurikulum 1984, “Kurikulum 1975 yang Disempurnakan”
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak
mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam
GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan
kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984
pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.
Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975.
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa
pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat
terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,
sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus
dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa
aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual,
dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara
maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang
sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan
d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-
konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru
kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian
alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami
konsep yang dipelajarinya.
e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan
penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret,
semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan

12
induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar
dan dari sederhana menuju ke kompleks.
f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah
pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses
diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pelajaran.
Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut.
a. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti. Kalau pada
Kurikulum 1975 terdapat delapan pelajaran inti, pada Kurikulum 1984
terdapat enam belas mata pelajaran inti. Mata pelajaran yang termasuk
kelompok inti tersebut adalah : Agama, Pendidikan Moral Pancasila,
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia,
Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi,
Matematika, Bahasa Inggris, Kesenian, Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan
Olahraga, Sejarah Dunia dan Nasional.
b. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masing-
masing.
c. Perubahan program jurusan. Kalau semula pada Kurikulum 1975 terdapat 3
jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan
dinyatakan dalam program A dan B. Program A terdiri dari. A1 (penekanan
pada mata pelajaran Fisika), A2 (penekanan pada mata pelajaran Biologi), A3
(penekanan pada mata pelajaran Ekonomi), A4 (penekanan pada mata
pelajaran Bahasa dan Budaya ). Sedangkan program B adalah program yang
mengarah kepada keterampilan kejuruan yang akan dapat menerjunkan siswa
langsung berkecimpung di masyarakat.
Kelebihan Kurikulum 1984, “Kurikulum 1975 yang di sempurnakan” yaitu:
a. Kurikulum ini memuat materi dan metode yang di sebut secara rinci, sehingga
guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
b. Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang di tunjukkan melalui
keberanian memberikan pendapat.

13
c. Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung
yang di tunjukkan dengan peningkatan diri dalam melaksanakan tugas.
d. Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun sosial.
e. Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang di perlukan dengan
berpartisipasi secara aktif
Kekurangan Kurikulum 1984, “Kurikulum 1975 yang di sempurnakan” yaitu:
a. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah
suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada
tempelan gambar, dan yang mencolok guru tidak lagi menggunakan metode
ceramah.
b. Ada ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu buku teks
dan metode yang di sebut secara rinci, sehingga membentuk guru dan siswa
tidak kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan memiliki sumber
belajar sangat terbatas.
c. Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan
ketinggalan.
d. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta
tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang.
e. Kurangnya Alokasi waktu
f. Guru kurang komunikatif dengan siswa.

3. Kurikulum 1994
Pada tahun 1994, kurikulum 1984 disempurnakan menjadi Kurikulum 1994.
Rasionalnya, menyusuaikan ketentuan Undung-undang Nomer 2 tahun 1989
tentang sistem Pendidikan Nasional (UU tentang SPN No. 2 Tahun1989 ). salah
satu amanah dalam UU tentang SPN No. 2 Tahun 1989, yaitu perubahan
pembagian waktu pelajaran, dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan
sistem caturwulan, yang pembagian waktunya dalam satu tahun menjadi tiga
periode, hasil belajar (rapor) peserta didik dapat lebih cepat diketahui oleh orang
tuanya dapat memberikan perhatian lebih dini dan lebih intensif kepada putra-
puterinya. Perubahan lainnya, Kurikulum 1994, lebih menekankan pada
pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah
(Depdikbud, 1994).

14
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di
antaranya sebagai berikut.
a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat
kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan
pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat
sekitar.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik,
dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal
yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan
lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan
kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga
diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada
pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan
menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke
hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman siswa.
Kelebihan Kurikulum 1994 dan yaitu:
a. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar baik
secara mental, fisik, dan sosial.
b. Pengajaran dari hal yang bersifat konkret ke hal yang abstrak.
c. Pengajaran dari hal yang mudah ke yang sulit, serta dari hal yang lebih
sederhana ke hal yang kompleks.
Kekurangan kurikulum 1994 yaitu:
a. Aspek yang dikedepankan terlalu padat.
b. Konsep pengajaran satu arah yaitu dari guru ke murid.

15
c. Banyaknya materi pelajaran membuat beban siswa terlalu berat.
d. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar dan tidak sesuai dengan kehidupan
sehari-hari.

4. Suplemen Kurikulum 1999


Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen
Kurikulum 1999. Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum
berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari
muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan
daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah,
dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. alhasil, Kurikulum
1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.
Pada tahun 1999, Kurikulum 1994 untuk Sekolah Menengah Kejurusan
(SMK) diubah menjadi kurikulum 1999 (Kurikulum 1994 yang disempurnakan),
yang berbasis kompetensi. Pembelajaran bukan hanya mengembangkan
pengetahuan (kognitif) semata-mata, melaikan juga harus mengembangkan
keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif). Oleh karena itu, disebut dengan
istilah Berbasis Kompertensi (Depdikbud). Lulusan SMK diharapkan bukan hanya
memiliki pengetahuan semata-mata, melaikan juga harus terampil menerapkan
pengetahuannya dan memiliki sikap sesuai jenis pekerjaannya.

C. PERKEMBANGAN KURIKULUM PADA MASA REFORMASI


1. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK)
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah konsep kurikulum yang
dikembangkan Departemen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan
kurikulum 1994. KBK dirancang sejak tahun 2000. Dalam tahap-tahap
pengembangannya konsep kurikulum itu dikenal sebagai KBK.
KBK memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh
peserta didik. Rumusan kurikulum berbasis kompetensi merupakan pernyataan
yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap
tingkatan kelas dan sekolah, dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang
dicapai secara bertahap dan berkepanjangan untuk menjadi kompeten. Kompetensi

16
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara
konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam
arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan
sesuatu.
Secara sederhana kurikulum berbasis kompetensi dapat didefinisikan
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Prinsip-prinsip yang mendasari pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi, yang digali dari nilai-nilai dan keadaan di Indonesia sebagai berikut:
a. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur, yaitu keyakinan dan nilai-nilai yang
dianut masyarakat berpengaruh pada sikap dan arti kehidupan.
b. Penguatan identitas nasional, dicapai melalui pendidikan yang memberikan
pemahaman tentang kemajuan peradaban bangsa Indonesia dalam tatanan
kemajuan peradaban dunia yang multikultur dan multibahasa.
c. Keseimbangan pengalaman belajar siswa yang multi etika, logika, estetika,
dan kinestika sangat dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum dan hasil
belajar.
d. Adaptasi terhadap pengetahuan dan teknologi, kemampuan berpikir dan
belajar mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi
yang cepat berubah dan penuh dengan ketidakpastian merupakan kompetensi
penting dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang
semakin pesat. Pengembangan kurikulum 2004 mengutamakan pencapaian
kompetensi tersebut.
e. Kurikulum dan hasil belajar memasukan unsur keterampilan hidup agar siswa
memiliki keterampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kooperatif, dan kompetitif
dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara
efektif.
f. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan kompherensif,
mengupayakan kemandirian siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai
diri sendiri agar siswa mampu membangun pemahaman pengetahuannya.

17
Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam dunia
pendidikan.
g. Kesamaan memperoleh kesempatan, sangat diutamakan penyediaan
kesempatan bagi semua siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Seluruh siswa dari berbagai kelompok, seperti kelompok yang
kurang beruntung dari secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan
khusus, berbakat, dan unggul, berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai
dengan kemampuan kecepatannya.
h. Pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan,
menambah kesadaran, dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah
dalam berbagai bidang. Kurikulum 2004 memberikan kemampuan belajar
sepanjang hayat melalui pendidikan formal dan nonformal baik yang
diselenggarakan pemerintah maupun non-pemerintah.
i. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan, semua pengalaman belajar dirancang
menyeluruh mulai dari TK sampai dengan kelas 12. Pendekatan yang
digunakan mengakomodasi kebutuhan siswa, sekolah, dan masyarakat yang
bervariasi. Untuk mencapai hasil pendidikan yang tinggi dituntut pendekatan
kemitraan antara siswa, guru, sekolah, orang tua, perguruan tinggi, dunia
usaha, dan masyarakat.
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
dengan kebutuhan. Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan kebergaman.
c. Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.

18
Secara fisik, Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah perangkat rencana dan
pengaturan tentang: (a) Kompetensi dan hasil belajar siswa yang ingin dicapai; (b)
Strategi belajar mengajar yang digunakan;(c) Sistem penilaian yang diacu; (d)
Pemberdayaan sumber daya pendidikan. Keempat hal itu terdokumentasikan
sebagai satu kesatuan dokumen yang dinamakan Dokumen Kurikulum 2004.
Kelebihan Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)”,
yaitu:
a. Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan
standard performance yang telah ditetapkan, sebagai upaya mempersiapkan
kemampuan individu.
b. Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua pengembangan
yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang.
c. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa
(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar
dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh
serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
d. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran
yang diajarkan.
Kekurangan Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)”, yaitu:
a. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang
kondisi peserta didik dan lingkungan.
b. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
2. Kurikulum 2006
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008

19
dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan
Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan
oleh BSNP.
Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran
oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa
serta kondisi sekolah berada. Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru
dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya
sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya.
kerangka dasar kurikulum meliputi kelompok mata pelajaran, prinsip
pengembangan kurikulum, dan prinsip pelaksanaan kurikulum.
a. Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP pasal 6 ayat 1
menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4) kelompok mata pelajaran estetika
5) kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
b. Prinsip Pengembangan Kurikulum
KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah
dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar
isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh bsnp. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut buka kurung Depdiknas,
2006
1) berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungan.
2) beragam dan terpadu.

20
3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan
teknologi dan seni berkembang secara dinamis.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5) menyeluruh dan berkesinambungan.
6) belajar sepanjang hayat.
7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi pengembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar yaitu a,
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa. b, belajar
untuk memahami dan menghayati. c, belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif. d, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang
lain dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan pengayaan atau percepatan sesuai dengan tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ketuhanan
keindividuan kesosialan dan moral.
d. kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai teman akrab, terbuka, dan hangat
dengan prinsip Tut Wuri Handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa
sung tulada. (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa di depan memberikan contoh dan
teladan).
e. kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip alam takambang jadi
guru (semua yang terjadi tergelar dan berkembang di masyarakat dan

21
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sebagai sumber
belajar contoh dan teladan).
f. kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya, serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
g. kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan
keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
Kelebihan kurikulum 2006:
a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
b. Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program
pendidikan
c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa
d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dang
memberatkan kurang lebih 20%.
e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Kekurangan Kurikulum 2006
a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP.
c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan guru

3. Kurikulum 2013
Rasionalnya dikembangkannya kurikulum 2013,antara lain
diberlakukkannya peraturan presiden nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

22
Pembangunan jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 (Perpres No.5 Tahun
2010 tentang RPMJN 2010-2014).,yang pada sektornya pendidikan terdapat 6
prioritas pendidikan yang harus disempurnakan,dua diantaranya adalah
Metodologi dan Kurikulum.
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari perpres No.5 Tahun 2010 tentang
RPJMN 2010-2014,kemudian dilakukan perubahan PP No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Implikasinya adalah perlunya dilakukan penyempurnaan Kurikulum 2006
,yang kemudian menjadi Kurikulum 2013.Pengembangan Kurikulum 2013
menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,keterampilandan sikap
secara holistik (kemdikbud, 2013).
Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan penentu
kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan peserta didik
yang dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan. menganalisis,
dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban.
Kompetensi keterampilan peserta didik yang dikembangkan meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji,menalar, dan mencipta agar
menjadi pribadi yang berkemampuan pikirdan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah konkret dan abstrak. Kompetensi sikap peserta didik yang
dikembangkan meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
mengamalkan sehingga menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya
diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan: lingkungan
sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya (Kemdikbud, 2013)
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut.
a. Tantangan Internal antara lain terkait dengan tuntutan pendidikan yang
mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan, meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

23
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Selain terkait dengan tantangan tersebut,
berbagai program dan kegiatan dilaksanakan pemerintah untuk mengupayakan
agar penyelenggaraanpendidikan dapat mencapai standar yang telah
ditetapkan.
b. Tantangan eksternal antara lain terkait lingkungan dengan hidup, arus
kemajuan globalisasi teknologi dan isu yang terkait masalah dan yang
kebangkitan tingkat industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan tingkat internasional selain itu, tantangan eksternal juga terkait
dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains
serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
c. Penyempurnaan Pola Pikir dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. peserta didik harus memiliki pilihan pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik )menjadi
pembelajaran onteraktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-didik
ilingkungan alam, sumber/media lainnya).
3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet).
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
modelpembelajaran pendekatan sains).
5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)
6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multi-
media.
7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik.
8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines).
9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

24
Kutikulum 2013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut
(Kemdikbud, 2013).
a. Mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara seimbang
b. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar secara seimbang.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan seria menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (eariched) antarmata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kelebihan Kurikulum 2013, yaitu:
a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain.
c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
e. Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam
kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
Kekurangan, Kurikulum 2013, yaitu:

25
a. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru
tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata
pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
b. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum
2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya
sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang
panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan
pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai
pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
c. Kurangnya keterampilan guru merancang RPP.
d. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.
e. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah
terlalu lama.

4. Kurikulum Merdeka Belajar


Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum
2013. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki
cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru
memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Kurikulum merdeka belajar dibuat sebagai bentuk pemulihan dari
ketertinggalan pembelajaran atau recovery learning loss akibat pandemic Covid-
19. kurikulum ini merupakan opsi bagi semua satuan pendidikan yang dalam
proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang memiliki kesiapan
melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar. Oleh sebab itu, sekolah yang belum
siap untuk menggunakan kurikulum ini masih dapat menggunakan kurikulum
2013.
Konsep dari kurikulum Merdeka Belajar yaitu :
a. Pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft skill serta
karakter sesuai profil Pelajar Pancasila
b. Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran
mendalam untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

26
c. Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi
berdasarkan kemampuan peserta didik.
Kelebihan Kurikulum Merdeka Belajar antara lain:
a. Lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum ini berfokus pada materi esensial
serta pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses
pembelajaran akan lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru , serta
menyenangkan.
b. Lebih merdeka. Keunggulan dari kurikulum ini adalah dihilangkannya
peminatan bagi peserta didik jenjang SMA. Peserta didik dapat memilih mata
pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
c. Lebih relevan dan interaktif. proses pembelajaran menggunakan kurikulum ini
dilakukan melalui kegiatan proyek yang akan memberikan kesempatan lebih
luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.
Kekurangan dari kurikulum Merdeka Belajar antara lain:
a. Kurikulum Merdeka Belajar dinilai kurang matang dalam persiapannya.
Mengingat Kurikulum Merdeka Belajar ini masih seumur jagung usai
diluncurkan oleh Mendikbud ristek beberapa bulan lalu, Kurikulum Merdeka
Belajar ini masih perlu dilakukan pengkajian dan evaluasi yang lebih
mendalam agar efektif dan tepat dalam penerapannya.
b. Sistem pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan baik. Pada
bagian prosedur pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada Kurikulum
Merdeka Belajar belum membahas tentang upaya peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia sehingga bisa disimpulkan bahwa Kurikulum
Merdeka Belajar belum menuju kepada sistem pendidikan dan pengajaran
yang terencana dengan baik.
c. Kurangnya SDM dan sistem belum terstruktur. Karena Kurikulum Merdeka
Belajar ini masih baru pastinya harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu
dan memerlukan persiapan yang matang agar mempunyai sistem yang
terstruktur dan sistematis. Selain itu juga perlu mempersiapkan SDM (
guru/pengajar ) sebagai pelaksana kurikulum tersebut.

27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan kurikulum pada masa orde lama terdiri dari : Kurikulum 1947,
Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, dan Kurikulum 1968. Perkembangan kurikulum
pada masa orde baru terdiri dari : kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994,
dan kurikulum 1999. Perkembangan kurikulum pada masa reformasi terdiri dari :
Kurikulum 2004, kurikulum 2006, kurikulum 2013 hingga kurikulum Merdeka
Belajar.

B. SARAN
Dengan adanya bahasan materi tentang pengembangan kurikulum di era
ontomi daerah khususnya di negeri tercinta kita yaitu Indonesia kita sebagai warga
negera Indonesia dapat mengetahui tahapan-tahapan kurikulum dan mengapa
kurikulum mengalami perubahan dari masa-kemasa atau mengalami pergantian, dan
apa landasan yuridis perubahan itu. Dengan isi makalah ini juga diharapkan dapat
membantu calon guru khususnya untuk bagaimana menerapkan kurikulum yang
ditetapkan oleh pemerintahan nasional.

28
DAFTAR PUSTAKA

Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Bumi
Aksara.

https://hermananis.com/perkembangan-kurikulum-di-
indonesia/#:~:text=Sejarah%20kurikulum%20di%20Indonesia%20sudah,dan%20kurikulum%
20merdeka%20(2022).

https://www.suara.com/news/2022/07/06/064500/apa-itu-kurikulum-merdeka-belajar-ketahui-
penjelasan-keunggulan-dan-karakteristik-utamanya

https://media.neliti.com/media/publications/226468-sejarah-kurikulum-di-indonesia-studi-
ana-bac69203.pdf

29

Anda mungkin juga menyukai