Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar
OLEH :
MUH. YAOMIL
[20400122068]
FERI AFANDI
[20400122089]
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTA
R...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................5
BAB 2.......................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. SEJARAH dan PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA.......6
1) Rentjana pelajaran 1947.......................................................................................6
2) Rentjana Pelajaran Terurai 1952..........................................................................7
3) Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964.......................................................7
4) Kurikulum 1968...................................................................................................8
5) Kurikulum Periode 1975......................................................................................9
6) Kurikulum 1984, Kurikulum 1975 yang Disempurnakan...................................9
7) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999..............................................10
8) Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)..............................11
9) Kurikulum Periode KTSP 2006.........................................................................12
10) Kurikulum Periode 2013..................................................................................14
B. SEJARAH KURIKULUM DI TINGKAT PENDIDIKAN..........................14
A. SEJARAH KURIKULUM DI TINGKAT SD....................................14
B. KURIKULUM DI TINGKAT SMP....................................................18
C. KURIKULUM DI TINGKAT SMA.................................................................21
BAB 3.....................................................................................................................24
PENUTUP.............................................................................................................24
A. KESIMPULAN................................................................................................24
B. KRITIK DAN SARAN....................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
4
5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
6
diberitahukan karena merupakan reinforcement antara stimulus dengan respons
atau antara pertanyaan dengan jawaban. Jika salah harus diberikan perbaikan atau
feedback. Sehingga siswa dapat memberikan respons yang tepat dan tuntas
(mastery learning). Pendekatan pembelajaran ini secara individual, artinya peserta
didik menghadapi tugas dengan kecepatan masing-masing.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas maka dapat kita simpulkan beberapa rumusan
masalah tentang KURIKULUM sebagai berikut :
7
BAB 2
PEMBAHASAN
8
Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran.
Yang diutamakan adalah: pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
9
ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana
yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini
adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani.
Ada yang menyebut Panca wardhana berfokus pada pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan kurikulum 1964, yakni
dilakukan perubahan struktur kulrikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum
ini merupakan perwujudan perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu
mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat
mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat
teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya
pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
10
pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang
sehat dan kuat.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan
manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.
11
adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas
periode 1980-1986.
Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-
sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan
secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA.
Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model
berceramah. Akhiran penolakan CBSA bermunculan.
12
8) Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Kurikulum 2004, disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur
pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator
evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi; dan
pengembangan pembelajaran.
Ciri-ciri KBK sebagai berikut:
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi,
sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan
semester.
Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan
dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.
Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada
setiap level.
Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan,
1. Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar
mereka pada level ini?
2. Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas
kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan
berbagai teknik penilaian.
13
Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan
standar performance yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa
pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan
perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu
dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman
pembelajaran.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir
dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang
untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu (Puskur, 2002:55).
Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa
yang mesti di capai siswa. Kerancuan muncul pada alat ukur pencapaian
kompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional yang
masih berupa soal pilihan ganda. Bila tujuannya pada pencapaian kompetensi
yang diinginkan pada siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada praktik atau
soal uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan kompetensi
siswa. Walhasil, hasil KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul
apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
14
yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Disamping
itu, pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan,
potensi dan karakteristik daerah, serta peserta didik.
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana
panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah/ karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan peserta didik.
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan
bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
Dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur
pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan
permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006
yang pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang menonjol
terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari
desentralisasi sistem pendidikan.
Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk
mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan
kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran,
dihimpun menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di
bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.
15
Pada akhir tahun 2012 KTSP dianggap kurang berhasil, karena pihak sekolah dan
para guru belum memahami seutuhnya mengenai KTSP dan munculnya beragam
kurikulum yang sulit mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka mulai awal
tahun 2013 KTSP dihentikan pada beberapa sekolah dan digantikan dengan
kurikulum yang baru.
16
banyak untuk keperluan tanam paksa. Untuk keperluan tersebut sekolah-sekolah
mulai dibuka kembali, tetapi hanya untuk anak pribumi atau priyayi pribumi. Pada
tahun 1848, biaya pendidikan di tanah air lumayan besar jumlahnya. Berdirilah
sekolah-sekolah bagi bangsa Belanda dan juga bagi pribumi. Sekolah sangat
diutamakan bagi Belanda pada tahun 1892 terdapat dua macam sekolah rendah.
Pertama, Sekolah Kelas Dua untuk anak pribumi,dengan lama pendidikan 3 tahun,
dan pelajaran yang diprogramkan adalah berhitung, menulis, dan membaca.
Sekolah Kelas Satu untuk anak pegawai pemerintah Hindia Belanda. Lama
pendidikan awalnya 4 tahun, kemudian 5 tahun dan akhirnya 7 tahun. Tujuaannya
untuk mendidik pegawai-pegawai rendahan untuk keperluan kantor-kantor
pemerintah dan kantor-kantor dagang.
2. Kurikulum SD pada Zaman Kolonial Belanda
Seiring munculnya revolusi social dan industry di Eropa pada abad 20,
muncul paham humanis. Di Indonesia muncul Politik Etisch yang member
pengaruh terhadap perluasan sekolah pada putra-putri Indonesia. Pada masa itu di
Jawa Tengah dibangun Sekolah Dasar yang lamanya 3 tahun, semacam Sekolah
Kelas Dua. Sekolah-Sekolah Kelas Dua pada tahun 1905 sudah menjadi 5 tahun.
Kemudian pada tahun 1914, didirikan Sekolah Sumbangan yang lamanya 2 tahun
setelah Sekolah Desa.
3. Kurikulum SD pada Zaman Jepang
Pada masa Jepang, perkembangan pendidikan mempunyai arti tersendiri
bagi bangsa Indonesia, yaitu terjadinya keruntuhan system pemerintahan kolonial
Belanda. Pada masa ini, semua sekolah rendah yang bermacam-macam tingkatnya
itu dihilangkan dan tinggallah Sekolah Rendah untuk bangsa Indonesia, yaitu
sekolah rakyat yang disebut Kokumin Gako (6 tahun lamanya).
Jenis pendidikan ini kurang memerhatikan isi. Anak didik pada masa itu
harus membantu Jepang dalam peperangan sehingga anak-anak pribumi harus
mengikuti latihan militer di sekolah. Pelajaran olahraga sangat penting, karena itu
anak didik harus mengumpulkan batu, kerikil, dan pasir untuk kepentingan
pertahanan. Kemudian anak-anak sekolah juga disuruh untuk menanam pohon
jarak untuk membuat minyak demi kepentingan perang. Selanjutnya, pelajaran
17
berbau Belanda dihilangkan, dan Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
pengantar.
4. Kurikulum SD Pascakemerdekaan
a. Masa Setelah Merdeka Sampai 1952
Setelah merdeka, pedoman pelaksanaan pendidikan berdasarkan UUD
1945. Atas usul dari badan pekerja KNIP, pada Desember 1945 dibentuklah
Panitia Penyelidikan Pendidikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan
Kebeudayaan (PP dan K). pada masa kedudukan Belanda (NICA), Indonesia
dibagi menjadi Negara bagian (RIS), setelah kembali menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), yang diresmikan pada 17 Agustus 1945, pendidikan
disatukan kembali, keadaan ini berlangsung sampai 1952.
b. 1952-1964
Pada masa ini, pendidikan di Indonesia mengalami penyempurnaan.
Tujuan pendidikan dan pengajaran Republik Indonesia pada waktu itu adalah
membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pada tahun
1952 pemerintah Republik Indonesia dan Kementerian Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan menerbitkan Rencana pengajaran terurai untuk Sekolah Rakyat III
dan IV yang berguna untuk guru sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar
pada sekolah dasar. Jenis-jenis pelajaran pada waktu itu adalah Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, dan Sejarah.
Mata pelajaran lain yang juga diajarkan di sekolah selain mata pelajaran
yang telah tercantum di dalam Rencana Pelajaran Terurai, sesuai dengan peraturan
Kementerian PP dan K mengenai Sapta Usaha Tama, yaitu Penerbitan
aparatur dan usaha-usaha Kementerian PP dan K
Menggiatkan kesenian dan olahraga
Mengharuskan penabungan
Mewajibkan usaha-usaha koperasi
Mengadakan kelas masyarakat
Membentuk regu kerja pada SLA dan Universitas
18
Kurikulum Sekolah Dasar (SD) dari 1952 sampai 1964 dapat dikategorikan
sebagai kurikulum tradisional, yaitu separated subject curriculum. Tujuan
pendidikan pada masa ini adalah membentuk manusia Pancasila dan
Manipol/Usdek yang bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat adil
dan makmur, materiil, dan spiritual. Sistem pendidikan dinamakan Sistem Panca
Wardana atau sistem lima aspek perkembangan yaitu perkembangan moral,
perkembangan intelegensi, perkembangan emosional artistik (rasa keharuan),
perkembangan keprigelan, dan perkembangan jasmaniah.
19
reaksi terhadap Rencana Pendidikan TK dan SD, yang didalamnya berbau politik
Orla (Orde Lama). Perubahan-perubahan terletak pada landasan pendidikannya
yang berdasarkan falsafah Negara Pancasila. Berikut ini uraiannya :
1. Dasar Pendidikan Nasional
Ketetapan MPRS No. XXVI/MPRS/1996 Bab II Pasal 2
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Ketetapan MPRS No. XXVII/Bab II Pasal 3
3. Isi Pendidikan Nasional
Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1996 Bab II Pasal 4
Kurikulum SD 1968 dibagi menjadi tiga kelompok besar. Pertama,
Kelompok Pembinaan Pancasila. Kedua, Kelompok Pembinaan Pengetahuan
Dasar. Ketiga, Kelompok Kecakapan Khusus. Sudah ada pedoman pada tiap
mata pelajaran agar seorang pendidik lebih aktif mendorong anak didik dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
20
Situasi politik dunia pada akhir abad ke-19 mengalami perubahan disebabkan
adanya revolusi social dan industry serta pandangan atau aliran humanisme. Hal
ini berlaku pula pada Negara Belanda sehingga timbul paham yang disebut politik
etnis atau erschuld. Aliran ini menuntut agar pemerintahan jajahan memerhatikan
rakyat jajahannya.
c. Periode 1914-1935
Dengan dilatarbelakangi oleh meluasnya paham humanitas di kalangan orang
Belanda, akhirnya pemerintah didesak untuk memperluas pendidikan bagi kaum
pribumi. Dengan demikian, didirikanlah sekolah MULO yang lam belajarnya 4
tahun.
d. Periode 1935-1945
Karena keterbatasan pendidikan yang bersifat skill pada sekolah MULO,
pemerintah Belanda pun dituntut untuk meninjau kembali rencana pendidikan dan
pembelajaran MULO. Berdasarkan hal itu pemerintah Belanda mengubah struktur
organisasi MULO dengan mengembangkan bahasa Indonesia (yang dulunya
bahasa Melayu) pada kelas tiga, dan hal itu dilakukan untuk memenuhi tuntutan
masyarakat.
21
oleh pemerintah Belanda, dan pada masa penjajahan Jepang isi kurikulumnya
bertujuan untuk membantu kelancaran dan pertahanan Jepang selama mereka
berada di Indonesia merdeka, yang diawali dengan Proklamasi Kemerdekaan pada
17 Agustus 1945, telah menciptakan hidup baru dalam segala bidang,termasuk
bidang pendidikan. Sebagai pedoman bagi rakyat pemerintah menggunakan
Rencana Pendidikan dan Pengajaran yang telah disiapkan pada saat-saat terakhir
pendudukan Jepang. Kemudian, Ki Hajar Dewantara, Menteri PP dan K,
mengeluarkan intruksi umum yang memerintahkan kepada semua kepala sekolah
dan guru-guru, yaitu :
‘Pengibaran Sang Saka Merah Putih di halaman sekolah pada setiap harinya
Menyanyikan lagu Indonesia Raya, sebagai lagu kebangsaan Menurunkan
Bendera Jepang dan menghilangkan Kimigayo Menghapuskan Bahasa Jepang dan
semua upacara yang berasal dari bala tentara Jepang;Memberikan semangat
kebangsaan kepada anak didik atau murid’
b. Masa 1950-1962
Meskipun sebelumnya Indonesia telah memiliki SMP, yaitu pada masa 1945-
1950, sebagai revisi dari MULO, namun belum semua anak Indonesia dapat
mengeyamkannya, karena pada waktu itu belum semua wilayah Indonesia
dikuasai pemerintahan RI. Setelah terjadi KMB (Konferensi Meja Bundar) dan
tergabung dalam RIS, Negara-negara bagian pun muncul sebagai following dari
daerah-daerah kantong sebelumnya, misalnya Negara Bagian Pasundan, Jawa
Timur, Sumatra Timur, dan lain-lain. Dengan terbentuknya NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) pada 17 Agustus 1950, struktur dan system
pendidikan haris diseragamkan, dan sebagai pedomannya adalah SMP di
Yogyakarta (milik RI) dan akan diberlakukan pada semua SMP di tanah air, yang
namanya diubah menjadi SMP Otomatis dengan kurikulum SMP RI
(Yogyakarta).
22
C. KURIKULUM DI TINGKAT SMA
Kurikulum SMA
Berikut ini kategori kurikulum SMA di Indonesia sejak masa penjajahan dan
pascakemerdekaan.
23
Pada tahun 1942, AMS (milik Belanda) diganti oleh Jepang menjadi Sekolah
Tinggi (SMT) dengan lama belajar 3 tahun. Isi di dalam rencana pelajaran SMT
yang sangat penting untuk diketahui adalah sebagai berikut :
Pemakaian Bahasa Belanda dilarang.
Bahasa resmi dan pengantar Bahasa Indonesia.
Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib.
Pengajaran adat istiadat Jepang.
Sejarah Jepang sangat penting.
Pelajaran Ilmu Bumi dalam aspek geopolitik perlu dipelajari.
b. Masa 1965-1985
Perkembangan kurikulum sekolah meliputi beberapa dimensi
dasar(falsafah), tujuan pendidikan nasional, orientasi pelajaran, kualifikasi lulusan
yang dikehendaki, orientasi dan isi kurikulum desain kurikulum, pendekatan
metodologis, pembimbing dan fasilitas.
c. Masa 1994
24
Pada PP No. 29/1990 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan menengah
adalah meningkatkan pengetahuan siswa untuk melancarkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,dan kesenian (Pasal 2: 1). Kemudian
tujuaannya adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan sosial
budaya alam dan sekitarnya (pasal 2: 2). Untuk mencapai tujuan di atas,
penyelenggaraan pendidikan menengah berpedoman pada tujuan pendidikan
nasional.
Isi kurikulum pendidikan menengah merupakan susunan bahan kajian dan
pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan menengah dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional. Isi kurikulumnya wajib memuat bahan kajian dan
mata pelajaran mengenai Pendidikan Pancasila, Pendidika Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan (Pasal 15: 2).
25
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gurungapak.com/2016/03/perkembangan-kurikulum-1947-
sampai.html
https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-
indonesia/
27