Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

KURIKULUM RENTJANA PENDIDIKAN 1964

Dosen Pengasuh Mata Kuliah :


Erika F. Br Simanungkalit, S.Pd,M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Saut Martua Panggabean ( 2201080037 )


2. Roselind M. Bhia ( 2201080032 )
3. Stepania T. Ladjar ( 2201080029 )
4. Priska lidia nifu ( 2201080053 )
5. marian dinasari kedang ( 2201080056 )

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
sebuah makalah kelompok untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan
Kurikulum” dengan judul: “Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964”. Karena berkat
kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Makalah yang berjudul “Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964” disusun oleh


kami selaku kelompok empat berdasarkan hasil diskusi dan kerja sama dalam menggali
informasi mengenai kurikulum rencana pendidikan tahun 1964. Agar secara konsisten para
pendidik mampu menguasai tujuan utama pembelajaran yang terlaksana di kelas secara baik
dan efisiensi.

Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan tuntutan dari
semua pihak yang terlibat, terkhusus Dosen Pengasuh Mata Kuliah “Erika F. Br
Simanungkalit, S.Pd,M.Pd”. Harapan kami, semoga makalah ini dapat di pahami dan bisa
menjadi ilmu yang berguna bagi saudara dan diri saya pribadi . Semoga para pembaca
berkenan memaafkan jika di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Akhir
kata, kami mengharapkan adanya umpan balik berupa saran dan kritik yang membangun agar
di kemudian hari, kami mampu menyusun makalah yang lebih maksimal kedepannya. Sekian
dan Terimakasih.

Kupang, 31 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................2

1.3. Tujuan Makalah...................................................................................................................2

1.4. Manfaat Makalah.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1. Hakikat Kurikulum..............................................................................................................3

2.1.1. Pengertian kurikulum 1964...........................................................................................3

2.1.2. Peran Kurikulum..........................................................................................................4

2.2. Landasan Pengembangan Kurikulum 1964.........................................................................6

2.3. Peran Guru Dalam Rencana Pembelajaran Kurikulum 1964.............................................7

2.4. Program Kegiatan Pada Kurikulum 1964.........................................................................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................15

3.1. KESIMPULAN...................................................................................................................15

3.2. SARAN................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Tujuan pendidikan pada saat itu adalah membentuk manusia Pancasila dan
Manipol/Usdek yang bertanggung jawab antara lain atas terselenggaranya masyarakat
adil dan makmur, materil dan spiritual. Sebagai langkah perbaikan dari kurikulum yang
berlaku sejak tahun 1952, Direktorat Pendidikan Dasar/Prasekolah Departemen PP dan K
pada tahun 1964 menerbitkan buku pedoman kurikulum baru yang diberi nama Rencana
Pelajaran taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar, termasuk di dalamnya untuk sekolah
lanjutan.

Kurikulum Sekolah Dasar (SD) dari 1952 sampai 1964 dapat dikategorikan
sebagai kurikulum tradisional, yaitu separated subject curriculum. Tujuan pendidikan
pada masa ini adalah membentuk manusia Pancasila dan Manipol / Usdek yang
bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat adil dan makmur, materiil, dan
spiritual. Sistem pendidikan dinamakan Sistem Panca Wardana atau sistem lima aspek
perkembangan yaitu perkembangan moral, perkembangan intelegensi, perkembangan
emosional artistik (rasa keharuan), perkembangan keprigelan, dan perkembangan
jasmaniah. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.
Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan
dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan
norma-norma masyarakat, akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian

4
pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan
bakat mereka.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan beberapa rumusan masalah
– masalah sebagai berikut :

1. Apa Hakikat Kurikulum ?

2. Bagaimana Landasan Pengembangan Kurikulum 1964 ?

3. Apa Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum?

4. Bagaimana Program Kegiatan Pada Kurikulum 1964 ?

1.3. Tujuan Makalah


Sesuai dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :

1. Mendeskripsikan hakikat kurikulum 1964.

2. Mengetahui landasan pengembangan kurikulum 1964.

3. Menjelaskan peran guru dalam pengembangan kurikulum

4. Mengetahui program kegiatan yang dilakukan pada kurikulum 1964.

1.4. Manfaat Makalah


Manfaat penulisan makalah ini ialah :
1. Bagi Guru
a. Kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, malaksanakan, dan
menilai kegiatan pembelajaran.
b. Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.
c. Membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik.
d. Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar
mengajar.
e. Memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi guru untuk
menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas.
2. Bagi Mahasiswa

Dapat menjadi bahan untuk menyelesaikan tugas perkuliahan dan mendorong


mahasiswa untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Kurikulum


2.1.1. Pengertian kurikulum 1964
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum adalah
jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan memperoleh
ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal
ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh
kurikulum yang berupa rencan pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah
menempuh suaru jarak antar satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai
finish.

Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:

 Dalam Kamus webster’s, kurikulum berarti sejumlah mata pelajaran


tertentu yang harus ditempuh di sekolah.
 Pengertian Kurikulum menurut Kerr, J.F. kurikulum adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun
secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
 Pengertian Kurikulum menurut inlow. kurikulum adalah usaha
menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid
memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
 Pengertian Kurikulum menurut Neagley dan Evans kurikulum adalah
semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah
 Pengertian Kurikulum menurut Beauchamp kurikulum adalah dokumen
tertulis yang mengandungisi mata pelajaran yang diajar kepada peserta
didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu,rumusan
masalah dalam kehidupan sehari hari.

6
 Pengertian Kurikulum menurut Good V. Carter kurikulum adalah
kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
Jadi, dapat di simpulkan kurikulum adalah suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pegalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan
dan dirancang secara sistematik atas dasar norma norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Secara umum kurikulum dipandang sebagai suatu rencana
yang disusun untuk memperlancar proses belajar-mengajar dibawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Kurikulum
merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-gagasan yang
dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian menjadi
dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari
komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling memengaruhi satu sama lain,
seperti misalnya komponen tujuan yang menjadi arah pendidikan, komponen
pengalaman belajar, komponen strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi.
Tujuan pendidikan pada saat itu adalah membentuk manusia Pancasila dan Manipol-
USDEK yang bertanggungjawab yaitu antara lain atas terselanggaranya masyarakat adil
dan makmur, materil dan spiritual. Sebagai langkah perbaikan dari kurikulumyang
berlaku sejak tahun 1952, Direktorat Pendidikan Dasar/Prasekolah Departemen PP dan K
pada tahun 1964 menerbitkan buku pedoman kurikulum baru yang diberi nama Rencana
Pelajaran Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, termasuk didalamnya untuk sekolah
lanjutan.

Kurikulum 1964 atau Rentjana Pendidikan 1964 merupakan penyempurnaan dari


rencana pendidikan sebelumnya dan diberi nama Rentjana Pendidikan1964. Ciri-cirinya
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keparigelan (keterampilan), dan jasmani.

2.1.2. Peran Kurikulum


Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan,
yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna dapat
hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan dengan
kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-

7
norma masyarakat, akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian
pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan
bakat mereka. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis
dan evaluatif.

a. Peran Konservatif

Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan
adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa.
Siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup
masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat
menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut.

b. Peran Kreatif

Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga


dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya
agar dapat berperan aktif dalam kehidupan social masyarakat yang senantiasa bergerak
maju secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, manakala
kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan
tertinggal, yang berarti apa yang diberikan sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna,
karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.

c. Peran Kritis dan Evaluatif

Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu


yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Dalam proses pengembangan
kurikulum ketiga peran pada halaman berikutnya harus berjalan secara seimbang.
Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat
pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman; sebaliknya kurikulum yang terlalu
menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat.

Tujuan dari kurikulum 1964 ialah pendidikan anak membentuk manusia yang
bertanggungjawab atas tercapainya Revolusi Nasional yang mencerminkan Pancasila.
Adapun maksud dari kurikulum 1964 ialah agar dapat mendidik dan membentuk
kebiasaan anak sesuai dengan sifat-sifat sosialis Indonesia. Penekanan tujuan dari
kurikulum 1964 ialah agar anak Indonesia mempunyai kesiapan mental, memupuk budi

8
pekerti yang luhur, memperluas pengalaman, pembentukan kebiasaan, dan kecekatan
yang diperlukan anak dalam kehidupan sehari-hari.

2.2. Landasan Pengembangan Kurikulum 1964


Perubahan kurikulum mengenai dasar-dasarnya, baik mengenai tujuan maupun
alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah kurikulum berarti turut
mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan dan mereka-mereka yang mengasuh
pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu
social change. Perubahan kurikulum, juga disebut pembaruan atau inovasi kurikulum,
tentu saja dimaksud untuk mencapai perbaikan, sekalipun perubahan itu tidak dengan
sendirinya membawa perbaikan. Perbaikan yang diperoleh mungkin membawa hasil
sampingan yang kurang baik menurut penilaian pihak tertentu.

Peningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sudah lama dilaksanakan oleh


pemerintah. Berbagai inovasi telah dilakukan, antara lain dengan penyempurnaan
kurikulum, menyusun bahan ajar, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan
lainnya melalui berbagai pelatihan dan seminar, dan meningkatan kualifikasi pendidikan,
serta melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Upaya yang dilakukan oleh
pemerintah belum membuahkan hasil yang optimal dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar
siswa pada setiap jenjang pendidikan. Upaya pemeritah dalam meningkatkan mutu
pendidikan dapat dilihat dari adanya perubahan kurikulum dari kurikulum yang telah
berlaku sebelumnya sampai saat ini sebanyak 9 kali perubahan diantaranya: kurikulum
1954, kurikulum 1961, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum
1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 yang dikenal dengan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berlaku
hingga saat ini. Perubahan kurikulum ini dimaksudkan untuk melakukan pembaharuan
sistem pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Menjelang tahun 196, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di


Indonesia. Kali ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Pokok-
pokok pikiran kurikulum 1964 adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
9
pembelajaran dipusatkan pada program Pantja Wardhana (Pancawardhana) yang meliputi
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Prinsip-prinsip Pantja
Wardhana sebagai sistem pendidikan adalah:

a) Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral nasional internasional/keagamaan.

b) Perkembangan kecerdasan.

c) Perkembangan emosional artistik atau rasa keharuan dan keindahan lahir batin.

d) Perkembangan keprigelan atau kerajinan tangan.

e) Perkembangan jasmani.

Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan adalah agar
bangsa Indonesia mempunyai cita-cita, sifat-sifat, serta kepribadian yang
mengambarkan manusia yang merdeka. Kurikulum 1964 ini menekankan tiga hal yaitu:

1. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan, serta sifat-sifat yang ada dalam nilai-nilai


Pancasila
2. Mengembangkan keterampilan yang dimiliki anak untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur
3. Memberikan pengetahuan kepada anak baik akademis maupun non akademis
untuk bekal melanjutkan pendidikan selanjutnya.

Selain itu kurikulum 1964 mempunyai struktur Rencana Pendidikan yang


masing-masing mempunyai karakteristik yaitu:

1. Mata pelajaran didasarkan pada disiplin ilmu. Hal ini menekankan pada
penguasaan pengetahuan daripada perkembangan anak.
2. Menekankan kebutuhan dan minat anak. Pendidik tidak dapat menyusun Rencana
Pendidikan sebelum mengetahui minat anak.
3. Mementingkan bahan pelajaran yang diajarkan, perkembangan anak didik, dan
nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat disesuaikan dengan filsafat dan dasar
negara.

2.3. Peran Guru Dalam Rencana Pembelajaran Kurikulum 1964

10
Dalam pelaksanaan kurikulum terdapat petunjuk bahwa keberadaan anak didik lebih
efektif, tetapi masih dalam bimbingan pendidik (guru). Disamping mata pelajaran
Wardhana dikenal juga Krida yang berarti untuk berlatih menurut bakat dan minat anak
didik. Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1964 daoat dikatagorikan sebagai Correlated
Curriculum. Hal ini tampak dari kurikulum masa ini yang mengarahkan anak didik
(siswa) untuk terjun ke dunia kerja. Kurikulum dilaksanakan sebagai langkah antisipasi
dalam menjawab tantangan yang muncul akibat perkembangan-perkembangan tersebut
dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi serta norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Langkah pengembangan kurikulum diatur sedemikian rupa sesuai dengan
hakekatnya agar peserta didik sebagai komponen pembelajaran mendapat kompetensi
yang memadai dalam menguasai dan memanfaatkan teknologi sesuai dengan yang
diinginkan. Guru memiliki sikap adil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta
didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Implementasi kurikulum memerlukan seseorang yang berperan sebagai


pelaksananya. Guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum karena ia
merupakan pelaksana kurikulum. Karena itu guru dituntut memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan-nya karena tanpa itu kurikulum tidak akan bermakna sebagai alat
pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan bagian dari suatu sistem
pengelolaan yang menyangkut perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang
dijadikan pedoman atau panduan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
atau dengan kata lain, kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan.

1. Sebagai Implementer

Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Di sini guru
hanya menerima berbagai kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak memiliki
kesempatan baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target kurikulum.
Peran guru hanya sebatas menjalankan kurikulum yang telah disusun.

2. Sebagai Adapters

11
Guru lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum akan tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah.
Guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan
karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.

3. Sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher)

Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas professional guru yang memiliki
tanggungjawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam peran ini guru
memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya
menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektivitas program, strategi maupun model
pembelajaran, termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target
kurikulum.

4. Motivator pembelajaran dalam pengembangan kurikulum

Peran tersulit dialami guru adalah membangkitkan semangat dan kemauan siswa
untuk mengeksplorasi materi belajar sebanyak mungkin. Motivasi yang cukup akan
membuat siswa terangsang untuk belajar secara maksimal.

5. Mediator pembelajaran

Kehadiran guru dalam pembelajaran sebagai perantara antara sumber belajar dengan
siswa. Guru menyajikan pokok permasalahan pembelajaran kepada siswa dan siswa
menerima, menelaah, dan membahas materi itu sehingga menjadi miliknya.

Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara


lain yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentral-desentral:

1. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi

Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan.


Kurikulum makro disusun oleh tim khusus yang terdiri atas para ahli. Penyusunan
kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun kurikulum dalam
bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, beberapa minggu, atau
beberapa hari saja. Tugas guru adalah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat
memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap

12
perkembangan anak, memilih metode dan media mengajar yang bervariasi serta
menyusun metode dan alat yang tepat.

2. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi

Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu


dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah ataupun
lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan oleh
atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah-sekolah
tersebut. Dengan demikian, isi daripada kurikulum sangat beragam, tiap sekolah atau
wilayah mempunyai kurikulum sendiri tetapi kurikulum ini cukup realistis.

3. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentral-Desentral

Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran


antara keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral-desentral. Dalam kurikulum yang
dikelola secara sentralisasi-desentralisasi mempunyai batas-batas tertentu juga, peranan
gurudalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola
secara sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaraban
kurikulum induk ke dalam program tahunan/ semester/ atau rencana pembelajaran, tetapi
juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya.

Peran guru dalam proses kegiatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan


pendekatan ekspositori yang memandang atau mempersepsikan bahwa proses
pembelajaran akan lebih efektif dan memberiakan hasil yang optimal jika guru sebagai
focus kegiatan pembelajaran. jadi pembelajaran berpusat pada guru karena di sini guru
yang lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Guru akan menyusun dan
merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan, dan menyusun alat evaluasi yang memudahkan guru dalam
implementasinya. Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan
dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orangorang yang berada di pemerintah pusat,
sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan
sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan
yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan
kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.

2.4. Program Kegiatan Pada Kurikulum 1964

13
Kurikulum 1964 ini mengunakan sistem Pancawardhana yang menekankan serta
membentuk manusia yang harmonis jasmani dan rohaninya. Pancawardhana merupakan
lima aspek perkembangan yang tidak dapat dipisahkan bahkan saling berkaitan. Adapun
kelima aspek tersebut sebagai berikut:

1. Perkembangan Moral (nasional/internasional/agama)

Maksud dari perkembangan ini adalah untuk memberikan kesanggupan pada anak
sebagi makhluk Tuhan, sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan warga dunia.
Salah satu contohnya ialah anak dibimbing mencintai tanah air dan bangsanya melalui
kegiatan memperingati perayaan hari Nasional. Dari situ anak diberi pemahaman yang
sangat mendalam serta hal apa yang perlu dilakukan anak. Hal ini juga harus disesuaikan
dengan kesanggupan anak dan saat menjelaskan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami anak.

2. Perkembangan kecerdasan

Maksud dari perkembangan ini agar anak-anak menjadi manusia yang cerdas dan
sanggup memecahkan persoalan hidup sehari-hari, memahami tugas dan kewajiaban baik
terhadap sesama manusia, masyarakat, dan bangsa, serta melakukan tugas dengan
tanggung jawab. Perkembangan ini dilakukan dengan kegiatan pemberian pengalaman
dan pengamatan dengan membiasakan anak untuk mengamati sendiri, dan mengenal
perbedaan dan persamaan. Oleh karena itu kurikulum ini mengembangkan kesanggupan
berpikir anak dengan menberikan soal-soal yang disesuaikan dengan kesanggupan anak
yang bertujuan untuk pembelajaran kepada anak cara pemecahan masalah. Hal ini
diharapkan kedepannya anak dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya ataupun
orang lain dengan menembangkan cara pemecahannya.

3. Perkembangan Emosional-Artistik

Maksud dari perkembangan ini adalah untuk mengembangkan perasaan anak


sehingga anak dapat memiliki rasa keindahanlahir dan batin, serta anak dapat belajar
membedakan antara indah dan kurang indah, baik dan kurang baik. Perasaan keindahan
diperhalus melaui ekspesi, cerita, dan nyanyian yang menggambarkan perbuatan yang

14
membentuk perasaan, keindahan lahir dan batin yang saling mempengaruhi. Dari sini
diharpkan anak dapat menikmati, menghargai serta menggunakannya untuk memperoleh
kepuasan batin.

4. Perkembangan Keprigelan Tangan

Pada dasarnya perkembangan ini mementingkan perkembangan motorik halus


anak. perkembangan ini merupakan hasil karya tangan anak dalam membuat sesuatau
sehingga membuat anak terampil. Dari aspek ini diharapkan anak dapat mengembangkan
nilai-nilai ketelitian, kerajinan, dan ketekunan, rasa tanggung jawab, rasa keindahan, rasa
sosial, rasa cinta, kasih sayang, dan daya fantasi. Anak diajarkan pula rasa menghemat
bahan yang dipakai serta menghemat waktu dalam pembuatan karyanya, tidak hanya itu
juga anak dapat pula diajarkan rasa menghargai baik karya sendiri maupun orang lain
sesuai dengan kesanggupan anak.

5. Perkembangan Jasmani

Selain di TK tugas perkembangan jasmani ini merupakan tugas orang tua anak.
Hal yang dilakukan di TK ialah untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
anak, serta untuk memperkenalkan dan menanamkan kepada anak hidup sehat dan
bersih. Disini anak diajarkan cara memelihara badannya, mengenalkan dan menanamkan
pengertian tentang manfaat hidup sehat, dan memberikan contoh hidup yang tidak sehat
akan mengakibatkan dampak yang negatif pada tubuh.

Adapun Isi Program kegiatan Kurikulum 1964/Rencana Pendidikan adalah


sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan Pendidikan

1) Sistem Penyajian

Tujuan kurikulum 1964 menitikberatkan pada pembentukan manusia Pancasila


dan dapat menembangkan berbagai sifat-sifat yang harus dimiliki anak dalam
masyarakat. Fungsi dari penyelenggaraan pendidikan di TK adalah sebagai alat untuk
menyusun masyarakat sosial Indonesia dimana setiap anak dapat mengembangkan
bakatnya agar hasilnya anak dapat mengaplikasikannya dalam hidup bermasyarakat.
Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan bahwa anak pada
prinsipnya belajar dengan bermain, dan guru sebagai pendidik perlu merencanakan serta

15
memilihkan permainan yang dapat membantu kegiatan belajar anak berdasarkan hasil
observasi yang telah diamati.

2) Bentuk Pengelompokan dan Lama Pendidikan

Pengelompokan disini berdasarkan umur anak didik yaitu; kelas TK untuk anak
berusia 5 tahun, dan kelas persiapan untuk anak berusia lebih dari 5 tahun. Di kurikulum
1964 pemerintah memberikan contoh yaitu adanya ‘daftar kesibukan yang terpimpin’
yang disusun secara harian dan digunakan untuk setiap pengelompokan anak yaitu pada
kelas persiapan dan kelas TK A dan B.

3) Rencana Kegiatan

Kurikulum 1964 rencana kegiata disebut dengan “Perencanaan Permainan sehari-


hari’. Rencana harian yang disusun guru ditulis di papan tulis dan setiap hari diganti.
Rencana kegiatan ini bersifat luwes dan fleksibel sehingga kegiatan dapat dilakukan di
dalam maupun diluar ruangan. Untuk kegiatan luar ruangan di siapakan berbagai macam
bahan yang sekiranya dapat membantu proses belajar anak, dan untuk di dalam ruangan
disiapkan sudut-sudut tetap yaitu sudut membangun, perpustakaan, sudut boneka, sudut
keluarga, untuk bahan anak berkreatifitas di siapkan di meja/kursi. Disini anak saat
kegiatan menggunakan tikar diharapkan agar ruang gerak anak tidak terganggu.
Pengaturan penggunaan sudut kegiatan setiap harinya berbeda-beda sehingga guru perlu
menyesuaikanna dalm perencanaan dengan baik.

4) Prinsip Pelaksanaan Kegiatan

a) Apabila permainan kurang menarik bagi anak, maka guru harus berusaha menambah
sarana lain untuk kegiatan berikutnya.

b) Permainan yang disiapkan harus disesuaikan dengan tingkat perembangan dan


kebutuhan anak

c) Menciptakan suasana yang membuat anak merasa di rumah (anak-anak merasa aman
dan nyaman)

d) Menciptakan Suasana sedemikian rupa sehingga dapat diperkembangkan berbagai


macam pengalaman mengenal alam sekitarnya, rasa sosial,bahasa dan perkembangan
jasmani (sesuai dengan Pancawardhana)

16
e) Menyediakan berbagai macam permainan dan kesibukan serta alatnya yang dilakukan
anak secara perseorangan dan kelompok

f) Menciptakan Suasana permainan yang bersifat bebas dan permainan terpimpin

b. Penilaian

Pelaksanaan penilaian dilakukan oleh guru selama menjalankan kegiatan melalui


kegiatan mengawasi, menolong anak ketika membutuhkan bantuan ataupun penjelasan
baik individu maupun kelompok, mengobservasi keadaan anak mulai dari kemajuan anak
serta hal-hal yang perlu diperhatikan pada hari-hari selajutnya.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar
dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara
sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kurikulum 1964 atau Rentjana Pendidikan 1964 merupakan penyempurnaan
dari rencana pendidikan sebelumnya dan diberi nama Rentjana Pendidikan1964. Ciri-
cirinya pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik
untuk pembekalan pada jenjang SD sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keparigelan (keterampilan), dan jasmani.

Adapun prinsip-prinsip Pantja Wardhana sebagai sistem pendidikan adalah:

a) Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral nasional internasional/keagamaan.

b) Perkembangan kecerdasan.

c) Perkembangan emosional artistik atau rasa keharuan dan keindahan lahir batin.

d) Perkembangan keprigelan atau kerajinan tangan.

e) Perkembangan jasmani.

3.2. SARAN
Kita sebagai calon pendidik harus mengetahui hakikat kurikulum, terutama dalam
hal dasar-dasar pengembangan kurikulum, karena kurikulum mempunyai peranan
penting dalam keberhasilan pendidikan. Pendidikan akan berhasil jika kurikulum yang
disajikan baik dan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik guna mencapai tujuan
nasional.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://iafabahagia.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-manfaat-dan-peranan.html

Herlina, danYuke Indrati. 2010. Sejarah Perkembangan Kurikulum Taman Kanak-Kanak di


Indonesia dari Masa ke Masa. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.
Nasution, S. 2014. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pidarta, Made. 2013. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Imam Machali. 2014. Dimensi Kecerdasan Majemuk dalam kurikulum 2013. Yogyakarta:
insania. Vol. 19, No.1: 21-45.
Ni Ngh. Sutrini, Ni Kt. Suarni, Ndara Tanggu Renda. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V
Sd Di Gugus 7 Tianyar.
Didip. 2014. Hubungan Penguasaan Konsep Fisika dan Kimia Dengan Hasil Belajar Materi
ZPT Ethylene Pada Pembelajaran Blended dan Non-blended. Jakarta: Jurnal
Pendidikan Penabur. Vol. 13. No. 23: 1-121.
Yadi Ruyadi. 2010. MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN
BUDAYA LOKAL (Penelitian terhadap Masyarakat Adat Kampung Benda Kerep
Cirebon Provinsi Jawa Barat untuk Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah).
576-594.

19

Anda mungkin juga menyukai