Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian dan Analisis Kurikulum yang diampu
oleh: Lalu Wira Zain Amrullah, M.Pd

Oleh: Kelompok 2

1. Rifandy Wirabakti (E1E021135)


2. Rifki Uzonni (E1E021136)
3. Siti Nurkhaliza WR (E1E021147)
4. Suci Ramadani (E1E021148)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Perkembangan Kurikulum di Indonesia" ini tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Lalu Wira Zain Amrullah, M.Pd pada
mata kuliah Kajian dan Analisis Kurikulum pada program studi Pendidikan Guru SD
Universitas Mataram. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca terkait Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian dan
Analisis Kurikulum. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penyusun. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 09 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB 1 ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 1
BAB 2 ............................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 2
I. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia ............................................................... 2
2.1 Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968) ................................................................ 2
2.2 Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994) .......................................... 4
2.3 Kurikulum 1997 (Revisi kurikulum 1994) ................................................................... 6
2.4 Kurikulum 2004 (KBK) ............................................................................................... 6
2.5 Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)” ........................ 7
2.6 Kurikulum 2013 ........................................................................................................... 7
2.7 Kurikulum Darurat (Kurikulum Prototype) ............................................................... 8
2.8 Kurikulum Merdeka .................................................................................................... 9
BAB 3 ............................................................................................................................................. 10
PENUTUP...................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 11
BIODATA...................................................................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum menjadi bagian terpenting pendidikan. Searah dengan kemajuan pendidikan
yang terus meningkat pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia. Secara resmi,
kurikulum sejak zaman Belanda sudah diterapkan di sekolah, artinya kurikulum sudah
diterapkan sejak saat penjajahan Belanda. Kurikulum adalah alat yang digunakan untuk
menggapai tujuan pendidikan dan sebagai rujukan didalam pelaksanaan pendidikan.
Kurikulum menunjukkan dasar atau pandangan hidup suatu bangsa. Bentuk kehidupan
yang akan digunakan oleh bangsa tersebut akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan
di negara tersebut (Insani, 2019).
Perubahan kurikulum di Indonesia dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan manusia dan
pengaruh luar dimana keseluruhan kurikulum tidak berdiri sendiri melainkan dipengaruhi
oleh ekonomi, politik, sosial budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kurikulum
pendidikan dasar telah beberapa kali diubah oleh pembuat kebijakan pemerintah Indonesia
dari tahun 1947 hingga saat ini (Efendi et al., 2020).
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai perkembangan kurikulum di
Indonesia dari awal kemerdekaan hingga saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Perkembangan Kurikulum di Indonesia dari Awal Kemerdekaan Hingga
Sekarang?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Perkembangan Kurikulum di Indonesia dar Awal Kemerdekaan Hingga
Sekarang.

1
BAB 2

PEMBAHASAN
I. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Sejarah pendidikan Indonesia mencatat, pelaksanaan kurikulum dan proses pergantian
terbilang relatif cepat, jika dalam pandangan khalayak awam bahwa kesan dari proses
perguliran kurikulum di Indonesia adalah “ganti menteri pendidikan maka ganti kurikulum”.
Padahal pergantian kurikulum merupakan hal biasa-biasa saja bagi negara yang mempunyai
pendidikan yang maju di dunia. Hal itu dilakukan untuk menyokong relevansi pendidikan
terhadap tantangan zaman yang kian maju, sehingga kurikulum yang diterapkan di lembaga
pendidikan Indonesia tidak mungkin stagnan. Pengembangan kurikulum juga didasarkan
pada hasil analisis, prediksi, dan berbagai tantangan yang dihadapi baik internal maupun
eksternal yang terus berubah. (Asri, 2017)

Dalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan, kurikulum sering di jadikan alat politik oleh
pemerintah. Misalnya, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda dan Jepang,
kurikulum harus di sesuaikan dengan kepentingan politik kedua negara tersebut. Setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum sekolah di ubah dan di sesuaikan dengan
kepentingan politik bangsa Indonesia yang di landasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai
cerminan masyarakat Indonesia. Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004,
2006, 2013, dan 2020, 2022. Berikut penjelasannya.

2.1 Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)


a. Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama yang lahir setelah masa kemerdekaan.
Pada masa tersebut masih menggunakan istilah leer plan (dalam Bahasa Belanda =
rencana pelajaran) daripada istilah kurikulum. Rencana pelajaran ini berasaskan pada
Pancasila. Rencana pelajaran 1947 ini baru digunakan disekolah- sekolah pada tahun
1950, dimana memuat dua hal pokok yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
serta Garis-Garis Besar Pengajaran (GBP).
Selain itu rencana pelajaran belum difokuskan pada ranah kognitif namun ditujukan
untuk pendidikan watak dan perilaku, sehingga materinya pun meliputi kesadaran
bernegara dan bermasyarakat. Materi juga dihubungkan dengan kegiatan sehari-hari
serta memberikan perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

b. Rencana Pelajaran Terurai 1952

2
Rencana pelajaran 1947 kemudian disempurnakan menjadi rencana pelajaran terurai
1952. Pada fase ini pendidikan sudah mulai menata tujuannya. Fokus rencana
pelajarannya tidak hanya pada pendidikan watak dan perilaku saja, melainkan aspek
kognitif sudah mulai diperhatikan. Selain itu pengembanganya juga sudah mulai
meluas, yaitu disebut dengan Pengembangan Pancawardhana yang mencakup daya
cipta, rasa, karsa, karya dan moral. Mata pelajaran pun sudah diklasifikasikan dalam
lima kelompok bidang studi yaitu: (1) Moral; (2) Kecerdasan; (3) Emosional/artistik;
(4) Keprigelan (keterampilan); (5) Jasmaniah.
Silabus pembelajarannya juga sudah cukup jelas, dimana seorang guru mengajar satu
mata pelajaran. Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat, yaitu sekolah khusus
bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat
mengajarkan keterampilan seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya
agar anak-anak yang tidak mampu sekolah ke jenjang SMP bisa langsung bekerja.
c. Kurikulum Rencana Pendidikan 1964
Kurikulum ini dirancang pada akhir era kekuasaan presiden Soekarno. Isu yang
berkembang pada saat itu adalah bahwa pembelajaran akan dikonsep sedemikian rupa
menjadi pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Sehingga para guru
diwajibkan untuk membimbing peserta didiknya agar mampu memecahkan
permasalahan/problem solving. Cara belajar dijalankan dengan metode gotong royong
terpimpin. Selain itu pemerintah juga menerapkan hari sabtu sebagai hari krida yang
mana bertujuan untuk memberikan kebebasan pada siswa berlatih kegiatan di beberapa
bidang seperti kebudayaan, kesenian, dan oleh raga sesuai dengan minatnya.
Pada kurikulum 1964 ini terjadi perubahan pada penilain di rapor bagi kelas 1 dan II,
yang mana semula menggunakan skoring 10-100 menjadi huruf A, B, C dan D.
d. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 dilahirkan oleh pemerintah dengan harapan dapat melakukan
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan karena kurikulum yang berlangsung
sebelumnya terkesan masih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang
cenderung mengkomodir sistem-sistem yang belum sejalan dengan jiwa UUD 1945.
Dalam penerapannya, kurikulum 1968 diserahkan pada masing-masing sekolah atau
guru. Kurikulum 1968 secara nasional hanya memuat tujuan materi, metodik, dan
evaluasi. Hal ini berarti kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi.

3
2.2 Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)
a. Kurikulum 1973 (PPSP)

Pada tahun 1973 Pemerintah mengadakan Proyek Perintis Sekolah


Pembangunan (PPSP) di seluruh IKIP Negeri di Indonesia, sebagai sekolah
laboratorium. Dengan adanya PPSP, seluruh kebijakan di bidang pendidikan
didesiminasikan secara nasional, terlebih dulu diterapkan atau dirintis secara terbatas
(pilot project) di sekolah-sekolah laboratorium, kemudian dikembangkan kurikulum
PPSP 1973. Rasionalnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan, proses belajar-
mengajar perlu menerakan sistem belajar tuntas dan maju berkelanjutan melalui sistem
belajar tuntas dan maju berkelanjutan melalui sistem modul. Hasil dari rintisan ini
sangat menggembirakan, namun oleh pengambil kebijakan pada waktu itu, dianggap
terlalu mahal biayanya, sehingga tidak layak untuk didesiminasikan secara rasional.

 Karakteristik :
1. Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang
harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan khirarki tujuan pendidikan, yang
meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
2. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif
(Wibowo, 2014).
b. Kurikulum 1975

Pembangunan nasional melatarbelakangi kelahiran kurikulum 1975 akibat dari


banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi, terutama sejak tahun 1969. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi program maupun kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pembaharuan tersebut. Kurikulum 1975 berprinsip tujuan dari
pendidikan harus efektif dan efisien. Kurikulum 1975 banyak mendapatkan kritik dari
pelaksana di lapangan. Guru dibuat sibuk menulis perincian apa yang akan dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran (Insani, 2019).

 Karakteristik :
1. Pendidikan harus berorientasi pada tujuan.
2. Menggunakan pendekatan integratif dalam arti bahwa agartujuan pembelajaran menjadi
tujuan yang inyegratif

4
3. Dalam daya dan waktu menekankan keefisien dan keefektifannya
4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan (PPSI). Perubahan
tingkah laku peserta didik menjadi tujuanutama dari kurikulum ini.
5. Stimulus dan respon yang dipengaruhi oleh psikologi tingkah laku. Karena tujuannya
adalah perubahan tingkah laku maka teori pembelajaran yang digunakan adalah teori
belajar
6. Behavioristic
c. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 dan


mengunakan pendekatan proses. Dalam hal ini faktor tujuan tetap penting meskipun
sudah menggunakan pendekatan proses. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum
1975 yang disempurnakan". Subjek belajarnya adalah siswa. Model seperti ini yang
dinamakan aktif learning karena siswa yang akan selalu aktif dalam pembelajaran. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Namun
banyak sekolah yang menerapkan dengan tidak baik dan alhasil siswa tidak
melaksanakan pembelajaran dengan baik dan hanya gaduh di kelas.

d. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan


sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah
dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan
pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan
soal dan pemecahan masalah.

Pada kurikulum tahun 1994 model administratif disebut dengan model garis staff atas
ke bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah
pusat yang menyusun kurikulum yang akan dijalankan oleh setiap satuan pendidikan.
Guru hanya sekedar menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Imron,
2018).

5
2.3 Kurikulum 1997 (Revisi kurikulum 1994)
Dibuat sebagai bentuk revisi terhadap kurikulum 1994 yang dirasa terlampau padat
(Afifah, 2012). Terdapat beberapa perbaikan dari kurikulum 1994 di antaranya dalam
hal kompetensi siswa. Dalam kurikulum 1997 ini terdapat penyempurnaan kurikulum
yang bertujuan untuk dihasilkannya proporsi yang adil antara tujuan yang diharapkan
diperoleh oleh siswa dengan beban belajar mereka, potensi siswa, dan keadaan
lingkungan serta sarana pendukungnya (Muhammedi, 2016).

2.4 Kurikulum 2004 (KBK)


Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi).
Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang
pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang
arah kebijakan pendidikan nasional.

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan


untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance
yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya
penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah
ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis
kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.

KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang


merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik
mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai perpaduan
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir, dan bertindak. Seseorang telah memiliki kompetensi dalam bidang tersebut
yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.

Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value,


attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa
memahami, mengusai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi
yang telah dipelajarinya. Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi:
kompetensi lulusan (dimilik setelah lulus), kompetensi standar (dimiliki setelah
mempelajari satu mata pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki setelah menyelesaikan
satu topik/konsep), kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan dalam

6
menyelesaikan persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan
beradaptasi dengan dunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap lingkungan dan
budaya masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal (memanfaatkan kemampuan
dasar yang dimiliki siswa.

Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:

1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.

2. Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan


yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal. Tahun 2004 pemerintah mengeluarkan kurikulum baru
dengan nama kurikulum berbasis kompetensi.

2.5 Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)”


Salah satu rujukan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia adalah kurikulum
KTSP. Pencapaian kompetensi adalah orientasi dari KTSP, maka dari itu KTSP sering
di sebut dengan KBK yang disempurnakan. Unsur standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang melekat pada KBK serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan
kurikulum yakni yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS).

KTSP mempunyai karakteristik yang sama dengan KBK yaitu guru bebas untuk
melakukan perubahan, revisi dan penambahan dari standar yang sudah di buat
pemerintah, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar,
kalender pendidikan sampai pengembangan silabus.

Badan standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah membuat Standar Kompetensi dan
kompetensi dasar, yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang di
jadikan rujukan harus dari kompetensi inti dan Standar kelulusan sedangkan yang
menjadi prinsip pengembangan adalah KBS yang dirancang untuk memberdayakan
daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola serta menilai
proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan daerahnya masing-masing.

2.6 Kurikulum 2013


Kurikulum KTSP dianggap belum sempurna dan masih banyak kekurangan, apalagi
saat ini adalah era digital yang apa-apa bisa dilakukan dengan teknologi maka KTSP

7
harus segera dirubah menjadi kurikulum 2013. Berkembangnya teknologi adalah salah
satu alasan yang relevan untuk menyempurnakan sebuah kurikulum.

Berkaitan dengan pengembangan kurikulum, kurikulum 2013 lebih menekankan pada


pendidikan karakter, dengan harapan melahirkan insan yang produktif, kreatif, inovatif
dan berkarakter. Meningkatkan proses dan hasil belajar yang diarahkan kepada
pembentukan budi pekerti dan peserta didik yang berakhlak mulia sesuai dengan
standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan adalah tujuan pendidikan
karakter pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan pengembangan
kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anak didik secara holostik.
Kompetensi pengahuan, ketrampilan dan sikap ditentukan oleh rapor dan merupakan
penentuan kenaikan kelas dan kelulusan anak didik.

2.7 Kurikulum Darurat (Kurikulum Prototype)


Menghadapi pandemi Covid 19, maka Kemdikbud mengeluarkan kebijakan tentang
kurikulum darurat. Kurikulum darurat ini adalah kurikulum 2013 yang di sederhanakan
(Anis,2023).
Setelah pemberlakukan kurikulum darurat, kemudian pemerintah mengeluarkan
Kurikulum Prototipe yang di dalam pembelajarannya di rancang berbasis projek untuk
pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong;
kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).
Fokus pada materi esensial seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran (sesuai kemampuan murid
(teach at the right level) dan konteks serta muatan lokal).

Pada tahun 2022 ini, sekolah dan guru di berikan tiga opsi kurikulum yang dapat di
gunakan.
1. Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh
2. Menggunakan Kurikulum Darurat yaitu kurikulum 2013 yang di sederhanakan
3. Kurikulum Merdeka

Karakteristik kurikulum prototipe 2022

Secara singkat kurikulum prototipe (2022) memiliki beberapa karakteristik utama


yakni:

8
1. Pembelajarannya di rancang berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan
karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global;
kemandirian; nalar kritis; kreativitas).
2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal.

2.8 Kurikulum Merdeka


Melalui menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kurikulum
Merdeka resmi di luncurkan untuk menggantikan kurikulum prototipe yang
sebelumnya menggantikan kurikulum darurat akibat pandemi Covid 19. Meskipun
kurikulum merdeka sudah di luncurkan namun sekolah, guru di berikan tiga opsi pilihan
kurikulum mana yang akan mereka gunakan. Ke-tiga opsi tersebut adalah:

 Opsi pertama adalah bagi sekolah-sekolah yang belum nyaman belum percaya
diri untuk melakukan perubahan, silahkan masih di dalam kurikulum 2013 itu
opsi pertama. Jadi tidak perlu khawatir lagi. Sekolah-sekolah yang belum
merasa siap mereka boleh tetap di dalam kurikulum 2013.
 Opsi kedua, bagi sekolah-sekolah yang ingin melakukan perubahan tapi
mungkin belum siap melakukan perubahan yang begitu besar. Tapi dia ingin
memilih kurikulum yang lebih sederhana, dia masih mau di 2013 tapi yang jauh
lebih ringkas materinya dia boleh memilih kurikulum darurat. Bagi sekolah-
sekolah yang sudah siap untuk melakukan transformasi sesuai dengan kecepatan
yang di inginkan.
 Opsi ketiga, pilihan ketiga terbuka juga untuk meluncurkan kurikulum
Merdeka.

9
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah alat yang digunakan untuk menggapai tujuan pendidikan dan sebagai
rujukan didalam pelaksanaan pendidikan.
Dalam suatu sistem pendidikan kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu di lakukan
perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.
Meskipun demikian, perubahan dan pengembanganya harus di lakukan secara sistematis,
terarah, tidak asal berubah. Perubahan kurikulum di Indonesia dipengaruhi oleh perubahan
kebutuhan manusia dan pengaruh luar dimana keseluruhan kurikulum tidak berdiri sendiri
melainkan dipengaruhi oleh ekonomi, politik, sosial budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, kurikulum prototipe 2020,
dan kurikulum merdeka.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, R. (2012). Jangan Korbankan Siswa Dengan Perubahan Kuriulum.


https://regional.kompas.com/read/2012/11/24/09535383/~Edukasi~News. (Diakses
Tanggal 10 Maret 2023)
Anis, Herman. (2023). Perkembangan Kurikulum di Indonesia.
https://hermananis.com/perkembangan-kurikulum-di-indonesia/. (Diakses Tanggal 11
Maret 2023)
Asri, M. (2017). Dinamika Kurikulum Di Indonesia. Modelling: Jurnal Program Studi PGMI,
4(2), 192–202.
Efendi, M. Y., Lien, N., Potensi, P., Dehpd, M., & Dong, N. (2020). Perbandingan Kurikulum
di Pendidikan Dasar antara Indonesia dan Singapura. 3(2), 22–36.
Imron, M. (2018). Pengembangan Kurikulum 1994. Nuevos Sistemas de Comunicación e
Información, 2(1), 2013–2015.
Insani, F. D. (2019). Sejarah Perkembangan Kurikulum Di Indonesia Sejak Awal Kemerdekaan
Hingga Saat Ini. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 43–64.
https://doi.org/10.51226/assalam.v8i1.132
Muhammedi. (2016). Perubahan Kurikulum di Indonesia: studi kritis tentang upaya
menemukan kurikulum pendidikan Islam yang ideal. Jurnal Raudhah, 4(1), 2338 – 2163.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30829/raudhah.v4i1.61
Wibowo, H. (2014). Perubahan kurikulum di indonesia : studi kritis tentang upaya menemukan
kurikulum pendidikan islam yang ideal. Raudhah, IV(1), 49–70.

11
BIODATA

Nama : Rifandy Wirabakti


Nim : E1E021135
Prodi : PGSD
TTL : Narmada 30 September 2002
Alamat : telagengembeng

Nama : Rifqi uzonni


Nim : E1E021136
Prodi : PGSD
TTL : Sumbawa 30 Oktober 2002
Alamat : Dasan agung baru

Nama : Siti Nurkhaliza WR


Nim : E1E021147
Prodi : PGSD
TTL : Mataram, 04 Januari 2003
Alamat : Wanasaba, Lotim

12
Nama : Suci Ramadani
Nim : E1E021148
Prodi : PGSD
TTL : Ngali, 4 November 2003
Alamat : Kebon Duren, Selagalas, Mataram

13

Anda mungkin juga menyukai