Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBNGAN KURIKULUM INDONESIA

Dosen Pengampu : Drs. Akhtiar Deman.M.Ag


Disusun Oleh :
Nama : Musdalipa
NIM : 202180010
Kelas : 4A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nyalah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul:
“Sejarah Perkembangan Kurikulum Indonesia”.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan dan sumber-sumber


yang ada sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak. Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Jambi, 03 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Sejarah Perkembangan Kurikulum ............................................................................ 3
B. Dinamika Pengembangan Kurikulum Pendidikan..................................................... 3
C. Perubahan Kurikulum ................................................................................................ 3
1. Kurikulum 1947 .................................................................................................. 4
2. Kurikulum 1952 .................................................................................................. 4
3. Kurikulum 1964..................................................................................................5
BAB III PENUTUP ................................................................................................... .......7
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa
perubahan hampir di semua aspek kehidupan. Oleh karena itu dunia pendidikan perlu
mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab melalui proses
pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu
mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan zaman di segala aspek
kehidupan. Pembelajaran juga harus sesuai dengan standar proses pendidikan.
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan (Sanjaya, 2006: 4). Dan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan tersebut, pada hakekatnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya faktor yang paling menentukan adalah kurikulum
pendidikan yang berkualitas.
Dalam 5 dasawarsa terakhir, atau sejak berakhirnya era Presiden Soeharto yang
disebut masa Orde Baru, bangsa Indonesia telah melakukan 6 kali penggantian
kurikulum. Bahkan dalam 19 tahun terakhir, sudah 4 kali terjadi penggantian
kurikulum tersebut. Pada dasarnya, kurikulum-kurikulum tersebut memiliki tujuan
yang sama, namun dalam pelaksanaannya ada sedikit perbedaan.
Kurikulum sendiri didefinisikan bermacam-macam oleh para ahli. Namun pada
intinya semua mengarah kepada pengertian yang sama. Menurut Saylor J. Gallen &
William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan
Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik
berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”. Menurut B. Ragan
mengemukakan kurikulum adalah “Semua pengalaman anak dibawahtanggung
jawab sekolah” Menurut Soedijarto, sebuah pengalaman Pemikiran Bagi Prosedur
Perencanaan dan Pengembangan; kurikulum Perguruan Tinggi, BP3K Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan tahu 1975 ”Segala pengalaman dan kegiatan belajar
yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa/mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.
Jadi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman
belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk
mencapai suatu tujuan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, beberapa kurikulum pernah diterapkan
pada sistem pendidikan di Indonesia. Diantaranya, kurikulum 1947, kurikulum
1952,. Dalam makalah ini akan disampaikan penjelasan tentang perjalanan
kurikulum-kurikulum tersebut dalam pendidikan di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?
2. Bagaimana Dinamika perkembangan kurikulum di Indonesia?
3. Perubahan kurikulum yang berkembang di Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah,
dinamika dan perubahan perkembangan kurikulum-kurikulum di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Kurikulum


Dalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan, kurikulum sering dijadikan
alat politik oleh pemerintah. Misalnya, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan
Belanda dan Jepang, kurikulum harus disesuaikan dengan kepentingan politik kedua
negara tersebut. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum sekolah
diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik bangsa Indonesia yang dilandasi
oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat Indonesia.
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006
dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

B. Dinamika Pengembangan Kurikulum Pendidikan


Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menetapkan tujuan yang jelas
kemana NKRI akan dibawa. Dasar negara telah ditetapkan sejak prakemerdekaan,
yakni Pancasila, lengkap dengan lambang negara, motto, lagu kebangsaan, dan
bahkan konstitusi yang di dalamnya telah memuat empat tujuan negara yang akan
dicapai. Salah satu tujuan itu dirumuskan dengan sangat tepat, yakni “Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa”, dan ternyata konsep “mencerdaskan” itu telah dijelaskan oleh
Horard Gardner setelah dua puluh delapan tahun kemudian, dalam bukunya berjudul
Frames od Mind: the Tehory of Multiple Intelligences yaitu tentang tujuh tipe
kecerdasan manusia. Singkatnya, bukan hanya kecerdasan intelektual (otak kiri)
tetapi juga kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga kinestetiknya.
Salah satu faktor yang mendorong untuk mengembangkan kurikulum adalah
amanat Undang-Undang tentang Sitem Pendidikan Nasional. Kurikulum pertama di
Indonesia telah lahir sebagai penjabaran amanat dalam Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran, Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1954, UU Nomor 22 Tahun 1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan
akhirnya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di
samping itu, tuntutan globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi
juga ikut mendorong terjadinya perbaikan dan pengembangan kurikulum.

C. Perubahan Kurikulum
Perubahan kurikulum tentu saja disertai dengan tujuan pendidikan yang
berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang
ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita. Perubahan kurikulum di
dunia pendidikan Indonesia beserta tujuan yang ingin dicapai dapat diuraikan
sebagai berikut:

3
1. Kurikulum 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama “Rentjana
Pelajaran 1947”. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang
sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses
perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utama kurikulum ini
adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat
dan sejajar dengan bangsa lain. Kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana
pelajaran, lebih populer ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-
kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional.
Rentjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan di sekolah-sekolah pada 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: (1) daftar mata pelajaran
dan jam pengajarannya; (2) garis-garis besar pengajaran. Rentjana Pelajaran
1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam arti kognitif. Yang diutamakan
adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian
dan pendidikan jasmani.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pelajaran
1947 adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan
mendudukkan pendidikan sebagai faktor penting dalam memperkokoh
berdirinya negara Indonesia melalui persatuan dan kesatuan untuk
mengusir penjajah.
2) Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan bangsa Indonesia
melalui pendidikan
3) Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan Indonesia
yang telah lalu di masa penjajahan, sehingga memudahkan dalam
penyusunannya.
b. Kekuranganya yaitu:
1) Dibayang-bayangi pendidikan zaman penjajahan, sehingga mengarah
pada pola pengajaran penjajah.
2) Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor namun lebih
dominan ranah afektif.
3) Belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum memberikan
dampak pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangsa
Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan pada tahun 1950

2. Kurikulum 1952
Setelah “Rentjana Pelajaran 1947”, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran

4
yang kemudian diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”. Kurikulum
ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. “Silabus mata pelajarannya menunjukkan secara jelas
bahwa seorang guru mengajar satu mata pelajaran. (Djauzak Ahmad, Dirpendas
periode 1991-1995)”.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pelajaran
Terurai 1952 adalah
a. Kelebihannya yaitu:
1) Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan nasional,
walaupun belum merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat
mencerminkan suatu pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan
akan pentingnya pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
2) Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada
kebutuhan hidup para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat berguna
ketika ditengah masyarakat.
3) Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki
keuntungan untuk lebih menguasai bidang pengajarannya dengan lebih
baik, dari pada mengajar berbagai mata pelajaran
b. Kekurangannya yaitu:
1) Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan nasional,
maka belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
2) Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang diajarkan
berorientasi kebutuhan untuk hidup di masyarakat saat itu, dengan
demikian belum memiliki visi kebutuhan di masa mendatang.
3) Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap mata
pelajaran sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini
mempersempit kreatifitas dan inovasi guru baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, maupun menentukan sumber materi pelajaran

3. Kurikulum 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
“Rentjana Pendidikan 1964”. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang
menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan
agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang
SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik,
Oemar. (2004)), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan(keterampilan), dan jasmani. Ada yang menyebut Pancawardhana
berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral.
Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional
praktis.

5
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pendidikan
1964 adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Sudah mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Ranah kognitif merupakan kemampuan pada segi keilmuan, ranah
afektif merupakan kemampuan pada segi sikap, dan psikomotorik
merupakan kemampuan pada segi keterampilan, dimana ketiganya
merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian manusia
telah menjadi prioritas dalam kurikulum ini.
3) Mengupayakan pengembangan potensi peserta didik sebagai pangkal
dari kemampuan seseorang untuk melakukan tindak lanjut dengan segala
kreatifitas dan inovasi, maka dengan kurikulum ini telah menganggap
setiap manusia memiliki potensi yang berbeda-beda.
4) Pendidikan bersifat praktis, sehingga pembelajaran di sekolah akan
memilki kegunaan dalam kehidupan peserta didik.
b. Kekurangannya yaitu:
1) Kurikulum ini dipergunakan hanya pada tingkat sekolah dasar dan
belum mencakup sekolah lanjutan dan perguruan tinggi.
2) Terkesan masih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang
cenderung mengakomodir sistem-sistem yang belum sejalan dengan
jiwa UUD 45.
3) Karena pendidikan diwarnai oleh kepentingan-kepentingan kelompok
menjadikan kurikulum ini dimaknai sebagai alat untuk membantu
kepentingan-kepentingan tertentu.
4) Kurikulum ini berjalan ketika Indonesia masih dalam keadaan labil.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006
dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia sebagai
instrument yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik dan kebutuhan masyarakat.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan
bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) isi/materi; (3)
metode atau strategi pencapain tujuan pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan
(5) evaluasi.

B. Saran
Harapan kita semua bahwa kurikulum yang baru tidak akan mengalami nasib
yang sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Akan tetapi mampu
memberikan pencerahan terhadap perubahan paradigma berpikir para pelaksana di
lapangana, serta mampu memfasilitasi dan membantu meningkatkan kompetensi
peserta didik sehingga mampu bersaing baik di kancah nasional maupun
internasional dengan bangsa-bangsa yang lain.

7
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2004). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PPs
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Hamalik, Oemar. (2006). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT.Remaja
Rosdakarya.

Indarto. (1999). Menyimak Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Makassar: Diposting


dari Web Master Gamaliel School.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Desan Induk Kurikulum 2013.


Jakarta. Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Draft Kurikulum 2013. Jakarta.
Kemendikbud.

https://www.academia.edu/15234157/SEJARAH_KURIKULUM_DI_INDONESIA
(diakses pada tanggal 18 September 2017, pukul 16:12)
https://b3sm4rt.files.wordpress.com/2011/01/perjalanan-kurikulum-di-indonesia.pdf
(diakses pada tanggal 18 September 2017, pukul 16:28)

https://s3.amazonaws.com/ppt-download/tugaskurikulum-140809002509-
phpapp02.docx?response-content-
disposition=attachment&Signature=%2F1F%2F2PIiTJ6mhpYy6nFvl4fOejU%3D
&Expires=1505384501&AWSAccessKeyId=AKIAJ6D6SEMXSASXHDAQ
(diakses pada tanggal 19 September, pukul 19:21)

iii

Anda mungkin juga menyukai