Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PONDASI/ LANDASAN, JENIS, DAN


DESAIN KURIKULUM

OLEH
KELOMPOK 4
NAMA NIM
HAIRIATI : 23.01.22.2068
NOURUL ‘INAYAH : 23.01.22.2080

Dosen Pengampu Mata Kuliah


H. AHMAD NAZIF, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
BANJARBARU
2024
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum dengan baik.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengajar H. Ahmad Nazif, M.Pd.I
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengumpulkan tugas
makalah ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau
kesalahan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami maupun orang banyak amin ya Robbal ‘Alamin.

Banjarbaru, 15 Maret 2024


Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. Landasan/ Pondasi Kurikulum ..................................................................... 2
B. Jenis Kurikulum ........................................................................................... 4
C. Desain Kurikulum ........................................................................................ 6
BAB III PENUTUP................................................................................................. 7
A. Simpulan ...................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................. 7
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Kurikulum menjadi acuan bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dan membantu siswa mencapai tujuan belajar yang
diharapkan.
Landasan kurikulum adalah dasar atau pendukung dalam
pengembangan sistem pendidikan. Di Indonesia, terdapat empat landasan
kriteria pengembangan yang digunakan, yaitu landasan filosofis, psikologis,
sosiologis, dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Landasan ini
mempengaruhi tujuan, isi, proses pembelajaran, dan komponen evaluasi
dalam kurikulum pengembangan.
Desain kurikulum adalah cara bagaimana materi, proses pembelajaran,
dan evaluasi mencakup dan terorganisasi dalam sistem pendidikan. Desain
kurikulum mencakup bagian-bagian seperti unit kurikulum, mata pelajaran,
dan tingkatan pendidikan, Pengembangan kurikulum harus dilakukan
dengan landasan yang tepat dan kuat, sehingga kurikulum dapat bertahan
lama dan efektif dalam membantu peserta didik mencapai tujuan
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa landasan kurikulum ?
2. Apa saja jenis-jenis kurikulum ?
3. Bagaimana desain kurikulum ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui landasan kurikulum.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kurikulum.
3. Untuk mengetahui desain kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN/ PONDASI KURIKULUM


Kurikulum di Indonesia dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945. Perbedaan kurikulum terletak pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan. Kurikulum di Indonesia telah
melalui beberapa masa pemberlakuan, yaitu kurikulum sederhana (1947-
1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis
keterampilan proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi
(2004 dan 2006). Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK
dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Landasan kurikulum terbagi
menjadi empat, yaitu:
1. Landasan Filosofis
Landasan pengembangan kurikulum yang pertama adalah landasan
filosofis, yang berkaitan dengan hakikat dari filsafat dan juga pendidikan.
Filsafat atau pandangan hidup dalam dunia pendidikan bertujuan untuk
memberikan arah bagi peserta didik dalam belajar.
Ketika memiliki arah belajar yang jelas, peserta didik dapat
mengeksploitasi kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga dapat
mencapai hasil terbaiknya. Berkaitan dengan filsafat, setiap bangsa atau
pada kelompok masyarakat memiliki tujuan yang berbeda-beda. Maka
dari itu arah pendidikan sering kali tidak sama, tetapi hasilnya akan sama
yaitu membentuk karakter peserta didik dengan baik.
Indonesia memiliki landasan pengembangan kurikulum yang jelas
yaitu pancasila. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan Indonesia adalah
membentuk manusia yang dapat hidup bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat dengan tuntunan nilai-nilai pancasila.
Sistem pendidikan di negara ini juga telah tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan
Nasional). Adanya undang-undang tersebut, maka pelaksanaannya di
Indonesia harus berlandaskan pada peraturan tersebut agar tidak
melenceng dari arah yang seharusnya dicapai.
2. Landasan Psikologis
Perilaku merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari belajar.
Interaksi antar individu akan terjadi dalam lingkungan belajar yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perubahan akan tercipta pada
individu untuk mencapai kedewasaan dalam hidup mulai dari

2
kedewasaan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan moral.
Pendidikan memang proses untuk mengubah perilaku individu agar lebih
baik, tetapi tidak semua perubahan itu terjadi karena adanya
pembelajaran.
Ada faktor lain diluar yang berpotensi mengubahnya, yaitu
kematangan diri masing-masing dan lingkungan disekitarnya. Perlu
adanya suatu sistem pengembangan kurikulum yang digunakan untuk
dapat mencapai tujuan dari pendidikan dalam mengubah perilaku Peserta
didik.
Adapun tahap-tahap perkembangan psikologis peserta didik terbagi
menjadi tiga, yaitu usia pra sekolah, usia sekolah dasar, dan usia sekolah
menengah. Bagaimana pun memahami peserta didik merupakan hal yang
penting karena evaluasi atas kurikulum yang telah disusun dapat
dilakukan dengan baik. Bahan evaluasi yang dimaksud seperti
kemampuan yang dapat dicapai, metode penyampaian materi yang
sesuai, dan penyusunan evaluasi pembelajaran.
3. Landasan sosiologis
Memperhatikan kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan
peserta didik merupakan individu sosial yang erat kaitannya dengan
interaksi di lingkungan sosial sekitarnya berupa masyarakat. Nilai-nilai
yang didapatkan selama proses belajar mengajar harus sesuai dengan
nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dalam membangun
kehidupan.
Sebab, ketika individu telah selesai menyelesaikan pendidikannya ia
akan terjun pada kehidupan masyarakat untuk mengaplikasikan apa yang
telah dipelajarinya selama belajar. Budaya-budaya yang berkembang di
lingkungan sekitar dan sistem kehidupan bermasyarakat menjadi
landasan atau tumpuan kurikulum yang berjalan pada dunia pendidikan.
Pengembangan kurikulum bukan hanya berdasar atas keterampilan
saja, namun lebih bersifat global dan teknologis karena zaman terus
menerus berkembang. Perubahan budaya dan nilai sosial yang terus
terjadi menjadi pertimbangannya, dimana sekarang kebutuhan
masyarakat mengalami banyak perubahan.
Kebutuhan masyarakat yang ada di perkotaan akan berbeda dengan
masyarakat pedesaan dan masyarakat tradisional akan berbeda dengan
masyarakat yang lebih modern. Kurikulum yang dikembangkan tanpa
memperhatikan budaya atau nilai-nilai masyarakat akan menciptakan
sumber daya manusia yang tidak bisa membangun kehidupan yang lebih
baik.

3
Terutama dalam memecahkan berbagai macam persoalan yang
kompleks, lulusan yang berkualitas dan memahami persoalan
masyarakat dapat memberikan jalan keluar yang solutif.
4. Landasan teknologis
Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini banyak didasari oleh
penemuan pada abad pertengahan oleh tokoh-tokoh terkenal dibidang-
bidang tertentu.
Perubahan-perubahan tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar
untuk pendidikan terutama dalam dunia industri. Pendidikan diharapkan
mampu membentuk manusia yang terampil dan handal dalam
mengaplikasikan ilmunya dalam dunia industri. Pengembangan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dapat disusun dengan sebaik mungkin.
Penggunaan berbagai peralatan yang menunjang kegiatan belajar
mengajar juga diperlukan mengingat perkembangan teknologi
belakangan ini semakin canggih. Tuntutan ada apa guru atau pendidik
dan pelaksana pendidikan untuk terampil dan cakap dalam
menggunakannya sehingga mampu mentransferkannya kepada peserta
didik.
Mengingat pendidikan merupakan tempat mempersiapkan manusia
dalam menyongsong masa depan, maka pengembangan kurikulum harus
berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdampak secara tidak langsung mencakup
pengembangan isi atau materi dan media pembelajaran.
Pendidikan secara tidak langsung dituntut untuk membekali individu
agar mampu memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Dengan begitu,
peserta didik mampu mengubah kehidupan menuju arah yang lebih jelas
dan menguraikan permasalahan yang ada

B. JENIS KURIKULUM
Berdasarkan strukturnya, kurikulum dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. Kurikulum Ideal
Kurikulum Ideal adalah kurikulum yang bertujuan untuk dapat
dilakukan dan menjadi acuan atau pedoman guru dalam proses belajar
dan mengajar. Oleh sebab itu, kurikulum ideal merupakan pedoman
wajib bagi guru.
Kurikulum ini juga disebut dengan kurikulum formal atau
kurikulum tertulis (written curriculum). Guru pun dituntut untuk
memahami dengan benar kurikulum ideal ini. Bukan hanya tentang

4
tujuan yang harus dicapai, tapi juga berbagai hal yang berhubungan
dengan upaya pencapaian tujuan tersebut.

2. Kurikulum Aktual
Kurikulum Aktual adalah kurikulum nyata yang dapat
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang ada. Misalnya, saja
jika dalam praktik di sebuah sekolah dalam mengamati mikro
organisme, maka setiap anak akan dapat menggunakan mikroskop.
Apabila kurikulum tersebut diterima di sekolah yang telah
memiliki peralatan semacam itu, maka tentu saja guru dapat
melaksanakan sesuai tuntutan kurikulum yang ada. Akan tetapi,
seandainya kurikulum itu harus dijadikan pedoman bagi sekolah-
sekolah yang tidak memiliki peralatan semacam itu, tentu sekolah lain
tidak dapat melaksanakan kurikulum ideal seperti itu.
Faktor lain yang memengarui apakah kurikulum tersebut ideal atau
aktual, dapat dilihat juga dari kebijakan masing-masing sekolah.
Misalnya, sekolah harus menyediakan fasilitas laboratorium yang
lengkap sesuai dengan tuntutan kurikulum, tetapi fasilitas tersebut tidak
bisa disediakan karena kebijakan kepala sekolah. Akhirnya, kebijakan
sekolah lah yang menentukan bisa atau tidaknya kurikulum ideal
dilaksanakan oleh seorang guru. Kesimpulannya, semakin jauh jarak
antara kurikulum ideal dengan kurikulum aktual, maka akan semakin
rendah kualitas suatu sekolah.

3. Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum Tersembunyi adalah kurikulum yang pada dasarnya
hasil dari suatu proses pendidikan yang tidak direncanakan. Artinya,
suatu perilaku yang muncul di luar tujuan yang telah dideskripsikan oleh
guru.
Pada hakekatnya kurikulum ini berisi ide atau gagasan yang
dituangkan dalam bentuk dokumen atau tulisan secara sistematis dan
logis, dengan memerhatikan unsur scope dan seguence. Selanjutnya,
dokumen tertulis itulah yang disebut dengan kurikulum yang terencana
(curriculum document or written curriculum). Berikut gambaran
kurikulum tersembunyi. melalui sekolah juga anak didik bisa
mendapatkan pelajaran yang banyak tidak direncanakan. Hal ini lah
yang kemudian diketahui sebagai hidden curriculum.

4. Kurikulum Subjek Akademis


Merupakan model konsep tertua yang terfokus pada masa lalu dan
asumsi bahwa ilmu, nilai, dan budaya telah kokoh. Guru memiliki peran
dominan dalam pelaksanaan kurikulum ini.

5
5. Kurikulum Humanistik
Berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi dari John Dewey dan
J. Rousseau. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan pribadi
dan pengalaman belajar siswa

6. Kurikulum Terbuka (Terbuka)


Memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan keinginan dan kemampuan

7. Kurikulum Close (Tertutup)


Kurikulum yang sudah ditentukan pasti mulai dari tujuan, materi,
metode, hingga evaluasi, sehingga guru hanya perlu melaksanakan
kurikulum yang telah ditetapkan.

8. Pedoman Kurikulum (Terbimbing)


Merupakan kurikulum setengah terbuka dan setengah tertutup, di
mana terdapat rambu-rambu pengajaran yang telah ditentukan dalam
kurikulum.

C. DESAIN KURIKULUM
Menurut Longstreet desain kurikulum merupakan desain yang berpusat
pada pengetahuan (the knowledge centered design) yang dirancang
berdasarkan struktur disiplin ilmu. Desain kurikulum merupakan proses
perencanaan dan pengembangan kurikulum yang terstruktur. Proses ini
meliputi :
1. Analisis kebutuhan: Mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat, siswa, dan dunia kerja.
2. Perumusan tujuan: Menentukan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
3. Pengembangan isi kurikulum: Memilih dan menyusun materi pelajaran
yang sesuai dengan tujuan.
4. Pengembangan strategi pembelajaran: Memilih metode dan teknik
pembelajaran yang tepat.
5. Penilaian dan evaluasi: Mengukur dan menilai efektivitas kurikulum.
Terdapat beberapa model desain kurikulum yang dapat digunakan,
seperti:
1. Model Tyler: Model ini berfokus pada tujuan, isi, metode, dan
evaluasi.
2. Model Beauchamp: Model ini menekankan pada nilai-nilai dan
moralitas dalam pendidikan.
3. Model Saylor dan Alexander: Model ini berfokus pada sistem dan
komponen kurikulum.

6
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kurikulum di Indonesia dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945. Kurikulum merupakan elemen penting
dalam pendidikan yang memiliki landasan, jenis, dan desain yang beragam.
Klasifikasi jenis kurikulum berdasarkan strukturnya yaitu, kurikulum
ideal, actual, tersembunyi, subjek akademis, humanistik, terbuka, tertutup
dan terbimbing. Pemahaman tentang landasan, jenis, dan desain kurikulum
dapat membantu dalam pengembangan dan implementasi kurikulum yang
efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.

Desain kurikulum merupakan proses perencanaan dan pengembangan


kurikulum yang terstruktur. Melalui proses analisis kebutuhan, perumusan
tujuan, pengembangan strategi pembelajaran, dan penilaian/ evaluasi.

B. Saran
Dalam penulisan ini kami sebagai penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan diharapkan bagi pembaca untuk memberikan
saran/ masukan untuk perbaikan kedepannya.

7
Daftar Pustaka

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran
Saylor, J. Galen, and William M. Alexander. Curriculum Planning: For Better
Learning and Teaching
id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kurikulum/
https://www.perplexity.ai/search/Desain-kurikulum-
Xo7Mub54SOyvzAan3vehXQ
https://fkip.umsu.ac.id/pengertian-teks-beserta-jenisnya-lengkap/
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=koutDwAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PP1&dq=jenis-
jenis+teks&ots=PdUDlVuJYt&sig=frUOXKYspBSz_zoHGbZ
IeaCuxyY&redir_esc=y#v=onepage&q=jenis-
jenis%20teks&f=false

Anda mungkin juga menyukai