Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Cici Ullia Rahmi 18004117
2. Lukman Hakim 18004128
3. Rahmad Wahyu Darmawan 18004134
4. Rahmi Ismah 18004034
5. Wenni Aptarina 18004230
6. Widya Aisyah At Thahirah 18004044
Dosen Pengampu:
1. Dr. Fetri Yeni J, M.Pd
2. Fitri Maiziani, S.Pd, M.Pd
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar belakang masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A. Dasar pengembangan K13 ................................................................................. 2
B. Landasan filosofis pengembangan K13 .............................................................. 5
C. Struktur kurikulum pendidikan dasar ................................................................. 9
D. Struktur kurikulum pendidikan menengah .......................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar pengembangan K13?
2. Apasaja landasan filosofis pengembangan K13?
3. Bagaimana struktur kurikulum pendidikan dasar?
4. Bagaiimana struktur kurikulum pendidikan menengah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar pengembangan K13
2. Untuk mengetahui landasan filosofis pengembangan K13
3. Untuk mengetahui struktur kurikulum pendidikan dasar
4. Untuk mengetahui struktur kurikulum pendidikan menengah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
penggunaanya sangat tergantung pada sumber daya manusia. Tujuan universal
pendidikan adalah mewujudkan manusia seutuhnya yang meningkatkan harkat dan
martabatnya.
- Komponen-komponen kurikulum
a) Tujuan, yaitu sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan
pendidikan
b) Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid di sekolah
c) Metode proses belajar mengajar, yaitu cara murid memperoleh pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan
d) Evaluasi, cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju dapat
tercapai atau tidak.
3
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja.
- Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajia keilmuan dan mata pelajaranyang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambugan antar semua jenjang pendidikan.
- Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudyaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan naasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bineka Tunggal Ika dalam rangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, di antaranya:
a) Prinsip Relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik
b) Prinsip Evisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana,
dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh
c) Prinsip Kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan
disusun secara berkesinambungan
d) Prinsip Fleksibilitas, disamping program yang berlaku untuk semuaanak
terdapat pula kesempatan bagi anak mengambilprogram-program pilihan
e) Prinsip Integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara
berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang
terpadu.
4
c) Konstruktif, yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan
mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada
kurikulum yang berlaku.
2. Landasan Filosofis
5
Landasan Filosofis, yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada
rumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan
strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidikan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan
yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam
merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam
bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk
pelaksanaan di sekolah.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama
halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat,
seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan
rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada
aliran–aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella
Yulaelawati, di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat,
kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.
Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut ,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap
sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.
Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa
lalu.
c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya
sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa
pengalaman itu ?
6
d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme
merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis,
memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan
pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran
filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis.
Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model
Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak
diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang membahas segala dalam
alam ini, epistemologi yang membahas kebenaran, akseologi yang membahas nilai.
Aliran-aliran filsafat yang kita kenal bertolak belakang dari pandangan yang berbeda
kedalam tiga hal ini.
Filsafat membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk
masalah-masalah pendidikan yang disebut filsafat pendidikan. Walaupun dilihat
sepintas, filsafat pendidikan hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran
filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya yaitu
antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan
tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran
filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan
mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun
demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai
terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih
menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
7
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas.
8
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
9
pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan; (2)
pedoman pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); dan (3)
kurikulum muatan lokal.
Pada struktur kurikulum nasional, kompetensi inti mencakup sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dan berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL.Sedangkan
Kompetensi Dasar merupakan kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran, yang mencakup sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran, serta
dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, dan mata
pelajaran.
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan/atau muatan pembelajaran
dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Mata pelajaran
terdiri atas :
1. Mata pelajaran kelompok A yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik.
2. Mata pelajaran kelompok B yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi/diperkaya dengan muatan lokal/daerah dan muatan satuan pendidikan
sesuai kebutuhan dan wajib diberikan untuk semua peserta didik.
3. Mata pelajaran kelompok C yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan
merupakan mata pelajaran pilihan peminatan akademik dan/atau pendalaman minat
akademik, pilihan peminatan bokasional bagi peserta didik, khususnya pada jenjang
pendidikan menengah.
Kelompok Mata pelajaran A dan B (Wajib) merupakan bagian dari pendidikan
umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan
kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.
Kelompok mata pelajaran C (peminatan) bertujuan (1) untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok
matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk
mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan
Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Kegiatan ekstra kurikuler adalah dalam rangka
10
mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah
sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini
dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah
merasa perlu untuk memisahkannya. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di
MI/MTs/MA dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama. Struktur Kurikulum untuk setiap satuan pendidikan adalah sebagai
berikut.
Struktur Kurikulum SD/MI:
Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
Kelompok A I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan 5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
Jumlah 30 32 34 37 37 37
Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Durasi
setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V
dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling
sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu. Pada struktur kurikulum SD/MI, jumlah
jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran sifatnya relatif karena di SD menerapkan
pendekatan pembelajaran tematik-terpadu. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan tersebut.
11
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema universal seperti yang terdapat dalam tabel berikut.
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV KELAS V KELAS VI
1. Diri Sendiri 1. Hidup 1. Sayangi 1.Indahnya 1.Bermain 1.Selamatka
Rukun hewan kebersamaa dengan n makhluk
dan n benda- hidup
tumb benda di
uhan di sekitar
sekitar
2.Kegemaranku 2. Bermain 2.Pengalama 2.Selalu 2.Peristiw 2.Persatuan
di n yang berhem a dalam dalam
lingkungank mengesanka at kehidupa perbedaan
u n energi n
3. Kegiatanku 3.Tugasku 3. Mengenal 3.Peduli 3. Hidup 3.Tokoh
sehari-hari dan musim terhadap rukun penemu
cuaca makhluk
hidup
4. Keluargaku 4.Aku 4. 4.Berbag 4.Sehat 4.Globalisasi
dan Ringa ai itu
sekolahku n sama pekerjaa penting
dijinjing n
berat sama
dipikul
5. Pengalaman 5. Hidup 5. Mari Kita 5.Mengharga 5.Bangga 5.Wirausaha
ku bersih dan bermain dan i jasa sebagai
sehat berolahraga pahlawan bangsa
Indonesia
6. Lingkungan 6. Air, 6.Indahnya 6.Indahn 6.Kesehat
bersih, sehat dan bumi, dan persahabata ya an
asri matahari n negeriku masyarak
at
7.Benda,binatan 7.Merawat 7. Mari kita 7.Cita-citaku
g, dan tanaman hewan dan hemat
di sekitarku tumbuhan energi dan
untuk masa
depan
8.Peristiwa 8. 8. 8.Daera
alam Keselamat Berperilaku h
di rumah baik dalam tempat
dan kehidupan tinggal
perjalanan sehari-hari ku
9.Menjaga 9.Makanan
kelestarian sehat dan
lingkungan bergizi
12
kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga
keselarasan pembelajaran, serta mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan
permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi
kontekstual.
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Pembelajaran memberikan makna yang utuh kepada peserta
didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Pada saat menyusun
perencanaan pembelajaran, langkah awal yang perlu dilakukan guru adalah melakukan
analisis tema yang sesuai, selaras, dan cocok dengan substansi, konteks, dan karakteristik
kompetensi-kompetensi dasar matematika yang relevan.
13
dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di
SMA masing-masing adalah 43 jam belajar per minggu dengan 45 menit.
ALOKASI WAKTU
X XI XII
Kelompok Wajib
1 Pendidikan Agama 3 3 3
2 PPKn 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Prakarya 2 2 2
Kelompok Peminatan
14
ALOKASI WAKTU
X XI XII
Kelompok Wajib 23 23 23
1 Matematik 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Peminatan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Peminatan Bahasa
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan
yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam
merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam
bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk
pelaksanaan di sekolah. Kerangka dasar kurikulum sebagai tatanan konseptual kurikulum
dikembangkan berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP), terutama mengacu pada
SKL, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Kerangka dasar kurikulum
digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan dan menetapkan: (1) struktur
kurikulum nasional yang berisi pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan
dan program pendidikan; (2) pedoman pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP); dan (3) kurikulum muatan lokal.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca termasuk kami yang
menyusun makalah. Kami sadar makalah ini tidak terlepas dari kesalahan, maka kritik dan
saran yang membantu sangat kami harapkan dari setiap pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agustina Rahayu. 2013. Makalah Materi Kirikulum 2013 dalam academia.edu diakses pada
tanggal 20 Februari 2021.
Direktorat Pembinaan SMP. 2009. Perkembangan Kurikulum SMP. Jakarta: Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pedendidikan Nasional.
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung
http://putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/dasar-dasar-pengembangan-kurikulum/
Kemendikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 2013 (Draf). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Uji Publik, 19 februari 2021
Khuirul Huda. 2016.Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum di Sekolah Menengah atas Keberbakatan Olahraga. Vol 6(1). e-ISSN 2442-
6830.
Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013. Kata Pena. T.t
Peraturan Mendikbud No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SD/MI
17