Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DASAR, LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013,


STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Cici Ullia Rahmi 18004117
2. Lukman Hakim 18004128
3. Rahmad Wahyu Darmawan 18004134
4. Rahmi Ismah 18004034
5. Wenni Aptarina 18004230
6. Widya Aisyah At Thahirah 18004044

Dosen Pengampu:
1. Dr. Fetri Yeni J, M.Pd
2. Fitri Maiziani, S.Pd, M.Pd

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmad-Nya.
Shalawat dan salam semoga terecurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan dan manusia
pilihan-Nya. Berkat pertolongan dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu, dengan judul “Dasar, Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum 2013,
Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah”
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari keterbatasan kan kekurangan yang
dirasakan mengingat pengetahuan dan pengalaman kami masih terbatas. Berkat bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, keterbatasan dan kekurangan tersebut
dapat terselesaikan dengan baik.
Kami harap agar semua pihak dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

Padang, 20 Februari 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar belakang masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A. Dasar pengembangan K13 ................................................................................. 2
B. Landasan filosofis pengembangan K13 .............................................................. 5
C. Struktur kurikulum pendidikan dasar ................................................................. 9
D. Struktur kurikulum pendidikan menengah .......................................................... 13

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 16


A. Kesimpulan ....................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun
kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan
tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana
kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang
terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan
instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap
jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan
secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar
pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat
memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan
efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar pengembangan K13?
2. Apasaja landasan filosofis pengembangan K13?
3. Bagaimana struktur kurikulum pendidikan dasar?
4. Bagaiimana struktur kurikulum pendidikan menengah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar pengembangan K13
2. Untuk mengetahui landasan filosofis pengembangan K13
3. Untuk mengetahui struktur kurikulum pendidikan dasar
4. Untuk mengetahui struktur kurikulum pendidikan menengah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Pengembangan Kurikulum 2013


Perubahan zaman tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat, sebab telah
memberikan dampak yang besar terhadap seluruh segi kehidupan masyarakat tidak
terkecuali dalam segi pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum ini dikemas dalam
sebuah konsep perubahan kurikulum.
1. Konsep Kurikulum
- Pengertian Kurikulum
Dalam Bahasa latin kurikulum berarti “lapangan pertandingan” (race
course) yaitu arena temoat peserta didik berlari untuk mencapai finish. Kurikulum
juga diartikan sebagai suatu rencana pengajaran berisi tujuan yang ingin dicapai,
bahkan yang akan di sajikan, kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran, dan jadwal
waktu pengajaran.
Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Jadi, kurikulum adalah pengalaman
belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi
social, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan
interaksi dengan lingkungan fisik serta Gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan
demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi yang
terpenting adalah pengalaman kehidupan.
Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum dipandang orang
sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid disekolah, atau sebagai
suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum sebagai suatu system, yaitu
System kurikulum merupakan bagian dari system persekolahan, system
pendidikan, bahkan system mayarakat. Suatu system kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja bagaiman cara menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan dan mengevaluasi serta menyempurnakannya. Kurikulum sebagai
suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian pra
ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Kurikulum bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah-ubah. Kurikulum
adalah instrument (alat) untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat,

2
penggunaanya sangat tergantung pada sumber daya manusia. Tujuan universal
pendidikan adalah mewujudkan manusia seutuhnya yang meningkatkan harkat dan
martabatnya.

- Komponen-komponen kurikulum
a) Tujuan, yaitu sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan
pendidikan
b) Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid di sekolah
c) Metode proses belajar mengajar, yaitu cara murid memperoleh pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan
d) Evaluasi, cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju dapat
tercapai atau tidak.

2. Prinsip pengembangan kurikulum


- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangakan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
- Beragama dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhaikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjeng serta jenis pendidikan, tanpa
membedakanagama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan
gender.
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa lmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara
teapt perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Relean dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stkeholdersi) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

3
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja.
- Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajia keilmuan dan mata pelajaranyang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambugan antar semua jenjang pendidikan.
- Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudyaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan naasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bineka Tunggal Ika dalam rangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, di antaranya:
a) Prinsip Relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik
b) Prinsip Evisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana,
dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh
c) Prinsip Kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan
disusun secara berkesinambungan
d) Prinsip Fleksibilitas, disamping program yang berlaku untuk semuaanak
terdapat pula kesempatan bagi anak mengambilprogram-program pilihan
e) Prinsip Integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara
berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang
terpadu.

3. Fungsi dan cara pengembangan kurikulum


a) Preventif, yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan apa yang ditetapkan kurikulum
b) Korektif, yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan
pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah digariskan dalam
kurikulum

4
c) Konstruktif, yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan
mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada
kurikulum yang berlaku.

B. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum 2013


1. Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Adapun orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang
berimbang antara sikap, ketrampilan dan pengetahuan disamping cara pembelajarannya
yang holistik dan menyenangkan.
Selain itu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga mengamanatkan
bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang.
Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Disini Kurikulum 2013 juga merupakan lanjutan dari Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

2. Landasan Filosofis

5
Landasan Filosofis, yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada
rumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan
strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidikan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan
yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam
merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam
bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk
pelaksanaan di sekolah.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama
halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat,
seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan
rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada
aliran–aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella
Yulaelawati, di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat,
kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.
Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut ,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap
sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.
Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa
lalu.
c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya
sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa
pengalaman itu ?

6
d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme
merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis,
memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan
pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran
filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis.
Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model
Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak
diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang membahas segala dalam
alam ini, epistemologi yang membahas kebenaran, akseologi yang membahas nilai.
Aliran-aliran filsafat yang kita kenal bertolak belakang dari pandangan yang berbeda
kedalam tiga hal ini.
Filsafat membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk
masalah-masalah pendidikan yang disebut filsafat pendidikan. Walaupun dilihat
sepintas, filsafat pendidikan hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran
filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya yaitu
antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan
tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran
filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan
mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun
demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai
terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih
menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses

7
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas.

3. Pengembangan Kurikulum 2013 Berdasarkan Filosofi


Berdasarkan hal tersebut di atas Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut.
Mengembangkan potensi peserta didik untuk berfikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar dan dibaca Sellalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan inteektual
dan kecemerangan akademik Membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah

8
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

C. Strukur Kurikulum Pendidikan Dasar


Kerangka dasar kurikulum sebagai tatanan konseptual kurikulum dikembangkan
berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP), terutama mengacu pada SKL, standar
isi, standar proses, dan standar penilaian. Kerangka dasar kurikulum digunakan sebagai
acuan dalam mengembangkan dan menetapkan: (1) struktur kurikulum nasional yang
berisi pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata

9
pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan; (2)
pedoman pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); dan (3)
kurikulum muatan lokal.
Pada struktur kurikulum nasional, kompetensi inti mencakup sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dan berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL.Sedangkan
Kompetensi Dasar merupakan kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran, yang mencakup sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran, serta
dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, dan mata
pelajaran.
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan/atau muatan pembelajaran
dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Mata pelajaran
terdiri atas :
1. Mata pelajaran kelompok A yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik.
2. Mata pelajaran kelompok B yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi/diperkaya dengan muatan lokal/daerah dan muatan satuan pendidikan
sesuai kebutuhan dan wajib diberikan untuk semua peserta didik.
3. Mata pelajaran kelompok C yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan
merupakan mata pelajaran pilihan peminatan akademik dan/atau pendalaman minat
akademik, pilihan peminatan bokasional bagi peserta didik, khususnya pada jenjang
pendidikan menengah.
Kelompok Mata pelajaran A dan B (Wajib) merupakan bagian dari pendidikan
umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan
kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.
Kelompok mata pelajaran C (peminatan) bertujuan (1) untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok
matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk
mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan
Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Kegiatan ekstra kurikuler adalah dalam rangka

10
mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah
sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini
dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah
merasa perlu untuk memisahkannya. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di
MI/MTs/MA dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama. Struktur Kurikulum untuk setiap satuan pendidikan adalah sebagai
berikut.
Struktur Kurikulum SD/MI:
Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
Kelompok A I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan 5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
Jumlah 30 32 34 37 37 37

Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Durasi
setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V
dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling
sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu. Pada struktur kurikulum SD/MI, jumlah
jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran sifatnya relatif karena di SD menerapkan
pendekatan pembelajaran tematik-terpadu. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan tersebut.

11
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema universal seperti yang terdapat dalam tabel berikut.
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV KELAS V KELAS VI
1. Diri Sendiri 1. Hidup 1. Sayangi 1.Indahnya 1.Bermain 1.Selamatka
Rukun hewan kebersamaa dengan n makhluk
dan n benda- hidup
tumb benda di
uhan di sekitar
sekitar
2.Kegemaranku 2. Bermain 2.Pengalama 2.Selalu 2.Peristiw 2.Persatuan
di n yang berhem a dalam dalam
lingkungank mengesanka at kehidupa perbedaan
u n energi n
3. Kegiatanku 3.Tugasku 3. Mengenal 3.Peduli 3. Hidup 3.Tokoh
sehari-hari dan musim terhadap rukun penemu
cuaca makhluk
hidup
4. Keluargaku 4.Aku 4. 4.Berbag 4.Sehat 4.Globalisasi
dan Ringa ai itu
sekolahku n sama pekerjaa penting
dijinjing n
berat sama
dipikul
5. Pengalaman 5. Hidup 5. Mari Kita 5.Mengharga 5.Bangga 5.Wirausaha
ku bersih dan bermain dan i jasa sebagai
sehat berolahraga pahlawan bangsa
Indonesia
6. Lingkungan 6. Air, 6.Indahnya 6.Indahn 6.Kesehat
bersih, sehat dan bumi, dan persahabata ya an
asri matahari n negeriku masyarak
at
7.Benda,binatan 7.Merawat 7. Mari kita 7.Cita-citaku
g, dan tanaman hewan dan hemat
di sekitarku tumbuhan energi dan
untuk masa
depan
8.Peristiwa 8. 8. 8.Daera
alam Keselamat Berperilaku h
di rumah baik dalam tempat
dan kehidupan tinggal
perjalanan sehari-hari ku
9.Menjaga 9.Makanan
kelestarian sehat dan
lingkungan bergizi

Tema-tema tersebut dapat diperkaya, ditata ulang atau dimodifikasi sesuai


karakteristik dan kebutuhan mata pelajaran dan atau satuan pendidikan. Tema-tema
tersebut digunakan sebagai dasar pengintegrasian kompetensi dasar dari berbagai mata
pelajaran yaitu mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi
satu kesatuan yang utuh di setiap mata pelajaran, menggabungkan kompetensi-

12
kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga
keselarasan pembelajaran, serta mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan
permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi
kontekstual.
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Pembelajaran memberikan makna yang utuh kepada peserta
didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Pada saat menyusun
perencanaan pembelajaran, langkah awal yang perlu dilakukan guru adalah melakukan
analisis tema yang sesuai, selaras, dan cocok dengan substansi, konteks, dan karakteristik
kompetensi-kompetensi dasar matematika yang relevan.

D. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah


Struktur Kurikulum merupakan pola dari susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kedalam muatan kurikulum
setiap mata pelajaran pada setiap tahun pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Mata pelajaran terdiri atas mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan
yang diikuti oleh seluruh peserta didik. Mata pelajaran wajib adalah mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh seluruh peserta didik, sedangkan mata pelajaran pilihan adalah mata
pelajaran yang dipilih oleh peserta didik sendiri sesuai dengan pililhan mereka. Struktur
kurikulum 2013 untuk sekolah dasar dan menengah memiliki perbedaan, berikut
penjelasannya:

1. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)


Struktur Kurikulum pada jenjang SMA disamakan dengan SMK yaitu dengan
adanya mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran wajib
sebanyak 9 mata pelajaran dengan beban belajar 18 jam per minggu. Pada jenjang ini
prinsip yang digunakan adalah peserta didik adalah subjek dalam belajar dan peserta
didik memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya masing-masing.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) dan vokasional
(SMK). Mata pelajaran pilihan ini memberikan corak kepada fungsi satuan pendidikan

13
dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di
SMA masing-masing adalah 43 jam belajar per minggu dengan 45 menit.
ALOKASI WAKTU

MATA PELAJARAN BELAJAR PER MINGGU

X XI XII

Kelompok Wajib

1 Pendidikan Agama 3 3 3

2 PPKn 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2

7 Seni Budaya 2 2 2

8 Prakarya 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan


2 2 2
Kesehatan

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu 23 23 23

Kelompok Peminatan

1 Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) 20 20 20

2 Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan


28 28 28
Vokasi (SMK)

Kompetensi dasar pada mata pelajaran wajib memberikan kemampuan dasar


yang sama bagi lulusan SMA maupun SMK. Yang membedakan hanyalah pada mata
pelajaran peminatan dan pilihan (pendalaman minat dan lintas minat) untuk SMA.
Karena di SMA terdapat kelompok minat yaitu Matematika dan Sains, Sosial dam
Budaya.

14
ALOKASI WAKTU

MATA PELAJARAN BELAJAR PER MINGGU

X XI XII

Kelompok Wajib 23 23 23

Peminatan Matematika dan Sains

1 Matematik 3 4 4

2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Peminatan Sosial

1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4

3 Sosiologi dan Antrapologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Peminatan Bahasa

1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4

4 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan

1 Pilihan Pendalaman Minat dan Lintas Minat 6 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia 73 75 75

Jumlah Jam Pelajaran yang harus Ditempuh 41 43 43

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan
yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam
merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam
bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk
pelaksanaan di sekolah. Kerangka dasar kurikulum sebagai tatanan konseptual kurikulum
dikembangkan berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP), terutama mengacu pada
SKL, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Kerangka dasar kurikulum
digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan dan menetapkan: (1) struktur
kurikulum nasional yang berisi pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan
dan program pendidikan; (2) pedoman pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP); dan (3) kurikulum muatan lokal.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca termasuk kami yang
menyusun makalah. Kami sadar makalah ini tidak terlepas dari kesalahan, maka kritik dan
saran yang membantu sangat kami harapkan dari setiap pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agustina Rahayu. 2013. Makalah Materi Kirikulum 2013 dalam academia.edu diakses pada
tanggal 20 Februari 2021.

Direktorat Pembinaan SMP. 2009. Perkembangan Kurikulum SMP. Jakarta: Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pedendidikan Nasional.
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung

http://putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/dasar-dasar-pengembangan-kurikulum/
Kemendikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 2013 (Draf). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Uji Publik, 19 februari 2021

Khuirul Huda. 2016.Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum di Sekolah Menengah atas Keberbakatan Olahraga. Vol 6(1). e-ISSN 2442-
6830.

Maunah, Binti. 2005. Pendidikan Kurikulum SD/MI. Elkaf. Surabaya

Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013. Kata Pena. T.t

Nuh, Muhammad. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah


Ibtidaiyah, 05.B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD

Peraturan Mendikbud No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SD/MI

17

Anda mungkin juga menyukai