Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM SEBAGAI SISTEM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

”Pengembangan kurikulum”

Oleh kelompok 2/PBA 4A :

Ahmad Malaul A'la (202220002)

Anwar Bahrudin (202220009)

Dosen Pengampu :

M. NASRULLAH, S.Ag, M.A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) PONOROGO

2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan ke hadirat Allah ‘Azza


Wa Jalla. Atas rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “ KURIKULUM
SEBAGAI SISTEM” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen selaku pengampu mata kuliah ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga, makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun para pembaca.

Ponorogo, 15 Maret 2024

Kelompok 2/PBA 4A

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan........................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................3

PEMBAHASAN ..................................................................................................3

A. definisi kurikulum sebagai sistem...................................................................3

B. komponen kurikulum.......................................................................................4

BAB III .................................................................................................................17

PENUTUP ............................................................................................................11

A. Kesimpulan ......................................................................................................11

B. Saran .................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang kurikulum merujuk pada faktor-faktor dan pertimbangan


yang menjadi dasar bagi pengembangan suatu kurikulum. Ini mencakup berbagai
elemen seperti tujuan pendidikan, kebutuhan siswa dan masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai yang dipegang
oleh suatu komunitas pendidikan.

Secara umum, latar belakang kurikulum mencerminkan perubahan dan evolusi


dalam pendidikan, baik dari segi pandangan filosofis maupun kebutuhan praktis
dalam masyarakat. Beberapa faktor yang sering kali menjadi latar belakang
kurikulum antara lain:

1. Tujuan Pendidikan: Tujuan utama dari suatu sistem pendidikan menjadi


landasan untuk menentukan isi dan metode pembelajaran dalam
kurikulum. Misalnya, apakah pendidikan lebih menekankan pada
pengembangan keterampilan praktis, penguasaan ilmu pengetahuan, atau
pembentukan karakter moral.

2. Tuntutan Dunia Kerja: Perubahan dalam tuntutan pasar kerja


mempengaruhi kurikulum pendidikan untuk mempersiapkan siswa dengan
keterampilan yang relevan dan dibutuhkan oleh industri.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Kemajuan dalam


ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi cara kita belajar,
mengajar, dan memahami dunia. Kurikulum perlu terus diperbarui untuk
mencerminkan perkembangan ini.

4. Kebutuhan Sosial dan Kultural: Nilai-nilai, kebutuhan, dan harapan


masyarakat juga memengaruhi kurikulum. Pendidikan sering kali
dimaksudkan untuk menghasilkan warga yang dapat berkontribusi secara
positif dalam masyarakat.

5. Evaluasi dan Pembelajaran dari Kurikulum Sebelumnya: Pengalaman


dari kurikulum sebelumnya dapat menjadi landasan untuk meningkatkan
dan menyempurnakan kurikulum baru
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kurikulum sebagai sistem?

2. Seperti apakah definisi kurikulum sebagai sistem?

3. Apa saja jenis komponen kurikulum?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui kurikulum sebagai sistem

2. Memahami definisi kurikulum

3. Memahami jenis jenis komponen kurikulum


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kurikulum Sebagai Sistem

Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi


yang strategis karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum
sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka di dalam penyusunannya
memerlukan landasan yang kuat melalui pemikiran dan penelitian secara
mendalam.
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa komponen-komponen suatu lembaga pendidikan itu.1[1] Dari buku
kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum
terhadap komponen-komponen kurikulum yang lain.
Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan,
informasi dan masih banyak yang lainnya) yang terkait dalam proses atau struktur
dan dianggap berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam mencapai satu
tujuan.[2] [2]
Jika pemahaman sistem di atas dipergunakan, melihat kurikulum itu ada
sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan sistem terhadap kurikulum
adalah kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen yang saling
berhubungan sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.[3] [3]

1[1] Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum (Pasuruan: Garoeda Buana


Indah, 1993), 45.
[2] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008), 161.
[3] Ibid., 162

[2]
Definisi di atas memberikan gambaran bahwa pendekatan sistem dalam
pengembangan kurikulum merupakan bentuk berputar dan dinamis dimana empat
komponen dari suatu model saling berhubungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
antara satu komponen dengan komponen yang lain mempunyai hubungan erat dan
tidak dapat dipisahkan.

B. Komponen Komponen Kurikulum

Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan


dipertimbangkan, yaitu: a. tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu
disiapkan untuk mencapai tujuan, c. susunan materi atau pengalaman belajar dan
d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai.

1. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program


pendidikan yang akan diberikan pada anak didik. Dalam perspektif pendidikan
nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
,

[4] bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.


[4] bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

[3]
3

[4] bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangs
[4] Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2006), 8.

4
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Finch dan
Crunkilton mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.

Tujuan pendidikan antara lain:

a. Tujuan Institusional (Kompetensi Lulusan)

Adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh:
SD, SMP, SMA.

b. Tujuan Kurikuler (Standart Kompetensi)

Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat
keilmuan yang ada di dalamnya.

c. Tujuan Instruksional (Kompetensi Dasar)

Tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang


diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar
mengajar dan ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:

1) Tujuan instruksional umum, kemampuan tersebut sifatnya lebih luas


dan mendalam, misalnya RPP.
2) Tujuan instruksional khusus, kemampuan lebih terbatas dan harus
dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
yaitu:
Sedangkan di dalam KBK tujuan kurikulum dalam pendidikan terdapat 2
jenis standart yaitu standart akademis dan standart
kompetensi
.
[5] Lebih lanjut, Nana Syaodih Sukmadinata memberikan gambaran spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran,

yaitu:
[5] Lebih lanjut, Nana Syaodih Sukmadinata memberikan gambaran
spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran, yaitu:

a) Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta


didik, dengan:
a) menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku
yang dapat diamati,
b) menunjukkan stimulus yang dapat membangkitkan perilaku
peserta didik,
c) memberikan pengkhususan tentang sumber-sumber yang
dapat digunakan peserta didik.

2) Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta


didik, dalam bentuk:
a) ketepatan/ ketelitian respon,
b) kecepatan, panjangnya dan frekuensi respon.
3) Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang
perilaku peserta didik berupa:
a) kondisi atau lingkungan fisik
b) kondisi/ lingkungan psikologis.

2. Komponen Isi / materi isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang
diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan
dan isi masing-masing program bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi
tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perencanaan kurikulum dalam
menentukan isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:

[5] Lebih lanjut, Nana Syaodih Sukmadinata memberikan gambaran spesifikasi dari
tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran, yaitu: [5] Mulyasa, Kurikulum
Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik dan Implementasinya… 107.
5
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan
siswa
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial
c. Isi kurikulum harus mengandung pengertian ilmiah yang tahan uji
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
e. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.[6] [6]

Materi kurikulum pada dasarnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan


dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian
atau tipik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses
pembelajaran.
b. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.
c. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.[7] [7]
Isi/ materi kurikulum hakikatnya adalah semua yang dikembangkan dan
disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum itu dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur
keilmuan
2. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
3. Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya. [8]
[8]
Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk:
a. Teori

[6] [6] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2003), 5.
[7] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah
(Bandung: Sinar Baru, 1991), 57.
[8] Ibid., 58

[7]

[8]
Seperangkat konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematis tentang gejala
dengan mengelompokkan hubungan-hubungan antara variabel-
variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
b. Konsep
Suatu abstarksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau
gejala.
c. Generalisasi
Kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari
analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.

d. Prinsip
Yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur
Yaitu langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang
harus dilakukan peserta didik.
f. Fakta
sejumlah informasi/ khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang dan tempat kejadian
g. Istilah
kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
h. Contoh/ ilustrasi
hal atau tindakan yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian/
pendapat
Definisi
penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/ fakta
dalam garis besar.
i. Preposisi
j. cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
upaya mencapai tujuan kurikulum.[9][9]
3. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar
yang digunakan dalam pengajaran. Akan tetapi strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan startegi pengajaran tergambar dari cara
yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan baik yang secara umum berlaku
maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.[10] [10]
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum
itu dapat dilaksanakan di sekolah. Kurikulum merupakan ide, rencana, harapan
yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah, sehingga mampu mengantarkan
anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan hasil
yang maksimal, jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi
anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran,
penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
Dalam proses pelaksanaan kurikulum, di dalamnya pasti terdapat strategi
pembelajaran. Karena strategi pembelajaran merupakan pola umum untuk
[9][9] Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik
dan Implementasinya…, 109.

[10] [10] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan


Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), 107.
[11] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek…, 108.
[12] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1997), 3.
[13] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek…, 108.

8
mewujudkan proses belajar mengajar. Secara operasional strategi pembelajaran
adalah prosedur atau metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan
kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan secara aktif dalam
mencapai suatu tujuan pembelajaran.[11] [11]
Selain itu, dalam proses pelaksanaan kurikulum pasti terdapat media untuk
mengajar. Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat
yang disediakan pendidik untuk mendorong siswa
belajar.[12] Perumusan ini menggambarkan pengertian media yang cukup luas, mecakup berbagai bentuk [12] Perumusan
ini menggambarkan pengertian media yang cukup luas, mecakup berbagai bentuk
perangsang belajar yang sering disebut sebagai audio visual ad, serta berbagai
bentuk alat penyaji perangsang belajar, film, televisi, komputer.
Rowntree[13] mengelompokkan media mengajar menjadi lima macam dan disebut modes, yang meliputi:
[13]
mengelompokkan media mengajar menjadi lima macam dan disebut modes, yang
meliputi:
a. Interaksi Insani
Media ini merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau
lebih. Dalam komuniksasi tersebut kehadiran sesuatu pihak secara
sadar atau tidak sadar mempengaruhi perilaku yang lainnya.
b. Realita
Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orang, binatang,
benda-benda yang diamati siswa. Jika dalam interaksi insani siswa

[11]

[12] Perumusan ini menggambarkan pengertian media yang cukup luas, mecakup
berbagai bentuk

[13] mengelompokkan media mengajar menjadi lima macam dan disebut modes,
yang meliputi:[14] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997), 11.
berkomunikasi dengan orang-orang, maka dalam realita orang-orang
tersebut hanya menjadi onjek pengamatan.
c. Pictorial
Media ini menunjukkan penyajian berbagai bentuk variasi gambaran
dan diagram nyata ataupun simbol. Media pictorial ini mempunyai
banyak keuntungan karena hampir semua bentuk, ukuran, kecepatan,
benda, makhluk dan peristiwa dapat disajikan dalam media ini
d. Simbol Tertulis
Simbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang paling
umum, akan tetapi tidak efektif. Ada beberapa macam bentuk media
tertulis seperti buku paket, modul, majalah. Penulisan simbol-simbol
tertulis biasanya dilengkapi dengan media pictorial seperti gambar-
gambar, bagan, grafik.
e. Rekaman Suara
Berbagai bentuk informasi dapat disampaikan kepada anak dalam
bentuk rekaman suara. Rekaman suara dapat disajikan secara
tersendiri atau digabung dengan media pictorial.
4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan.
Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai
umpan balik dalam perbaikan strategi yang
ditetapkan
.

[16] Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan

pembelajaran, keberhasilan siswa, guru dan proses pembelajaran itu itu sendiri. Berdasarkan evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu

[16] Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilan siswa, guru da
[15] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek…, 110.
[16] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek…, 108.
[17] Ibid., 112.
[16] Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran,
keberhasilan siswa, guru dan proses pembelajaran itu itu sendiri. Berdasarkan
evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan
dan upaya bimbingan yang diperlukan.
Jenis-jenis penilaian meliputi:
a. Penilaian awal pembelajaran (input program)
b. Penilaian proses pembelajaran (program)
c. Penilaian akhir pembelajaran (output program).[17][17]
Jadi kurikulum memiliki sebuah komponen-komponen yang saling
berhubungan sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan, jika salah satu
dari komponen-komponen kurikulum tersebut ada yang tidak terpenuhi maka
hasil yang akan dicapai kurang maksimal (cacat).

BAB III

[17]
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan
dalam makalah ini yakni:

1. Integrasi Komponen: Kurikulum sebagai sistem melibatkan integrasi


berbagai komponen seperti tujuan pendidikan, metode pengajaran,
evaluasi, dan materi pelajaran. Semua komponen ini saling terkait dan
berkontribusi pada pencapaian tujuan pendidikan.
2. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Sistem kurikulum harus dapat bersifat
fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan dalam masyarakat, ilmu
pengetahuan, dan kebutuhan siswa. Ini memungkinkan pengembangan
kurikulum yang responsif terhadap perubahan zaman.
3. Orientasi pada Tujuan: Kurikulum sebagai sistem harus diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Setiap aspek dari
kurikulum harus berkontribusi pada mencapai tujuan tersebut.
4. Pengelolaan dan Evaluasi: Sistem kurikulum membutuhkan pengelolaan
yang efektif untuk memastikan implementasi yang sukses. Evaluasi
berkala diperlukan untuk menilai efektivitas kurikulum dan melakukan
perbaikan jika diperlukan.
5. Dinamika Interaksi: Sebagai sistem, kurikulum melibatkan interaksi
kompleks antara berbagai elemen, seperti guru, siswa, kurikulum, dan
lingkungan belajar. Interaksi ini memengaruhi implementasi dan hasil dari
kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum (Pasuruan: Garoeda Buana Indah,
1993), 45.
[2] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008), 161.
[3] Ibid., 162.
[4] Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2006), 8.
[5] Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik dan
Implementasinya… 107.
[6] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2003), 5.
[7] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah
(Bandung: Sinar Baru, 1991), 57.
[8] Ibid., 58.
[9] Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik dan
Implementasinya…, 109.
[10] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), 107.
[11] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek…,
108.
[12] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1997), 3.
[13] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek…,
108.
[14] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1997), 11.
[15] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek…,
110.
[16] Nana Syaodih Sukmaidnata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek…,
108.
[17] Ibid., 112.

Anda mungkin juga menyukai