Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMPONEN YANG ADA DALAM KURIKULUM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum

Dosen Pengampu: Kunaenih M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Ahmad Jumaedi ( 3121009 )

Muhammad Noval ( 3121044 )

Miftahul Jannah ( 3121038 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji marilah senatiasa kita ucapkan atas
kelimpahan Rahmat dan nikmat nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang di berikan kepada kami. Sholawat bersamaan dengan salam juga mari
kita curahkan kepada baginda kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga
kita,orang tua kita,guru guru kita, saudara dan kerabat kita mendapatkan syafaat
Beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin ya Rabbal Alamin.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Telaah Kurikulum, dengan judul makalah ini yaitu “Komponen
yang ada dalam kurikulum “

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Kunaenih M.Pd.I selaku dosen
Pembimbing Dan kepada semua pihak yang telah mensuport kami dari awal hingga
akhir. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah,dan
kami juga sangat Mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan
perbaikan dalam makalah.

Jakarta, 2 Oktober 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
C. TUJUAN.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Komponen Pengembangan Kurikulum.................................................3
B. Komponen- Komponen yang Terdapat dalam Kurikulum....................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
KESIMPULAN................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan satuan sistem yang mengatur berbagai materi
pelajaran yang nantinya akan diberikan kepada peserta didik. Tentu saja
kurikulum sangat penting bagi guru untuk meningkatkan kompetensi, model
pembelajaran, dan mengetahui bagaimana peserta didik dapat menyerap
materi yang diajarkan. Saat ini ada tiga kurikulum yang digunakan mulai dari
kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum merdeka yang mulai
diterapkan. Sedangkan komponen merupakan bagian-bagian yang saling
bekerja sama sehingga tercipta suatu sistem yang utuh. Komponen adalah
bagian dari suatu sistem yang mempunyai peran penting dalam keseluruhan
aspek yang berlangsung dalam suatu proses untuk pencapaian tujuan. Suatu
kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian meliputi dua
hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,
kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-
komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, proses, isi dan evaluasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam Penyusunan Makalah Ini, penyusun mencoba merumuskan
terlebih dahulu masalah-masalah yang akan di bahas, diantaranya sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan komponen kurikulum ?

2. Apa saja komponen yang terdapat dalam kurikulum ?

1
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu Kunaenih, Sedangkan manfaat dari penulisan makalah ini
ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komponen kurikulum.

2. Untuk mengetahui komponen yang terdapat dalam kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komponen Pengembangan Kurikulum


Kurikulum merupakan jantungnya pendidikan karena kurikulum
menentukan jenis dan kualitas pendidikan. Oleh karena itu kurikulum harus
disusun dan disempurnakan dengan perkembangan zaman. Hal ini sejalan
dengan Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35
dan 36 yang menenkankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan
sebagai acuan kurikulum serta berencana dan berkala dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Atas dasar itu pula di Indonesia
sudah beberapa kali mengalami perbaikan kurikulum (Elisa, 2021).

Komponen merupakan bagian-bagian yang saling bekerja sama


sehingga tercipta suatu sistem yang utuh. Komponen adalah bagian dari suatu
sistem yang mempunyai peran penting dalam keseluruhan aspek yang
berlangsung dalam suatu proses untuk pencapaian tujuan. Suatu kurikulum
harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian meliputi dua hal.
Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi,
dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen
kurikulum, yaitu antara tujuan, proses, isi dan evaluasi.

B. Komponen- Komponen yang Terdapat dalam Kurikulum


komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, proses, isi dan evaluasi

a. Tujuan
Menurut Andri Chandra, dalam perspektif tujuan dapat dilihat secara
jelas dalam UUD Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
Tujuan pendidikan yang merupakan pendidikan pada tataran mikroskopik,

3
selanjutnya dijabarkan kedalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan
yang ingin di capai dari setiap jenis mapun jenjang sekolah atau satuan
pendidikan tertentu. Dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan,
pendidikan dasar dan menengah di rumuskan mengacu kepada tujuan umum
pendidikan berikut:

1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,


pengetahuan, alat mulya, serta ketrampilan, untuk hidup mandiri
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, alat mulya, serta ketrampilan, untuk hidup mandiri
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, pepribadian, akhlak muliya, serta ketrampilan hidup mandiri
dan mengikuti pendidika lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target


atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan kurikulum. Tujuan
kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajan umum yaitu,
berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester, atau tujuan pembelajan
khusus yang menjadi target pada setiap kali tatap muka
(Dewi Laksmi & Rullyana Gema, n.d.)
.

Menurut Nana Syaodih tujuan memegang peran penting, akan


mewarnai keseluruhan komponen-komponen lainnya dan akan mengarahkan
semua kegiatan mengajar tujuan kurikulum yang di rumuskan mengambarkan
pula pandangan para pengembang kurikulum mengenai pengetahuan,
kemampuan, serta sikap yang ingin di kembangkan. Tujuan jelas akan
memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi atau konten, strategi
dan media penbelajaran, dan evaluasi, bahkan dalam pengembangan

4
kurikulum,tujuan ini dianggap sebagai dasar, arah, patokan dalam menentukan
komponen-komponen yang lainnya.

Menurut Nana Sudjana, tujuan kurikulum pada hakekatnya bertujuan


dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik.
Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka
tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Berdasarkan
hakekat dari tujuan dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan
kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi
sampai kepada tujuan-tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum tersebut
harus terlebih dahulu di tetapkan sebelum menyusun dan menentukan isi
kurikulum strategi pelaksanaan kurikulum dan penilaian atau evaluasi
kurikulum. Hal ini dilakukan mengingat :

1. Tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan.

2. Tujuan akan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan.

3.Tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari para
pelaksana pendidikan.

b. Isi / Materi

Setelah rumusan tujuan di rencanakan dan didokumenkan maka


komponen kedua yang harus dirumuskn adalah isi, materi sebagai bahan ajar.
Konten atau isi materi yang dituliskan pada kurikulum menempati posisi yang
penting dan turut menentukan kualitas hasil pendidikan. Apa yang dimaksud
dengan komponen isi atau materi palajaran? Ya, Benar. Isi atau materi
pelajaran merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek
baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang
biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun

5
aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya
diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Selanjutnya, Hilda Taba (1962, hlm:267) memberikan kriteria untuk


memilih isi/materi kurikulum sebagai berikut :

1. Materi itu harus sahih dan signifikan, artinya harus menggambarkan


pengetahuan mutakhir.

2. Materi itu harus relevan dengan kenyataan sosial dan kultural agar anak
lebih mampu memahami fenomena dunia, termasuk perubahan-
perubahan yang terjadi.

3. Materi itu harus mengandung keseimbangan antara keluasan dan


kedalaman.

4. Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.

5. Materi harus sesuai dengan kemampuan dan pengalaman murid.

6. Materi harus sesuai dengan kebutuhan dan minat murid.

c. Komponen Metode / Strategi

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam


pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang
memiliki peran yang sangat penting, oleh sebab berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang
harus dicapai tanpa strategi 16 yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu
tidak mungkin dapat dicapai. Strategi pembelajaran digunakan untuk
menerapkan teori pembelajaran untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
ditargetkan. (Celal Akdeniz, 2016). Strategi meliputi rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan
dengan pendapat di atas, T. Rakajoni (1992) mengartikan strategi

6
pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan dosen-mahasiswa
dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.

Dari pengertian di atas, ada dua hal yang patut kita cermati. Pertama,
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan.

Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun


dalam kegiatan nyata agar tujun yang telah disusun tercapai secara optimal,
ini yang dinamakan dengan metode. Ini berarti metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi
satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk
melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus
metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya,
strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation
achieving something; sedangkan metode adalah a way in achieving
something.

d. Komponen Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen ke empat dari pengembangan


kurikulum dan pembelajaran. evaluasi menjadi mempunyai kedudukan yang

7
penting terutama dalam menentukan keberhasilan kegaiatan pendidikan dan
pembelajaran. Evaluasi dilihat dari aspek makro untuk melihat keberhasilan
kegiatan pendidikan secara umum, sedangkan secara mikro dapat digunakan
untuk melihat keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas. Evaluasi dapat
menentukan ketercapaian tujuan, ksesuaian materi dn ketepatan menggunakan
strategi,pendekatan,teknik,model dan metode. Hasil dari kegiatan evaluasi ini
dapat dijadikan sebagai umpan balik (feedback) untuk mengadakan perbaikan
dan penyempurnaan pengembangan komponen-komponen kurikulum. Pada
akhirnya hasil evaluasi ini dapat berperan sebagai masukan bagi penentuan
kebijakan-kebijakan dalam pengambilan keputusan kurikulum khususnya, dan
pendidikan pada umumnya, baik bagi para pengembang kurikulum dan para
pemegang kebijakan pendidikan, maupun bagi para pelaksana kurikulum pada
tingkat lembaga pendidikan (seperti guru, kepala sekolah, dan sebagainya).

Konsep awal evaluasi ini sering dikaitkan dengan pengukuran, hal ini
dimaksudkan bahwa evaluasi sebagai alat untuk mengukur pencapaian tujuan.
Hal diperkuat dengan beberapa para ahli seperti; Ralph W. Tyler (1975). Ia
berpendapat bahwa kegiatan evaluasi merupakan proses yang sangat
mendasar dan digunakan untuk mengetahui apakah tujuan (objectives) sudah
tercapai sesuai dengan rumusan yangtelah ditentukan. Lain lagi pendapat
Hilda Taba (1962) mengatakan bahwa kegiatan evaluasi ini lebih
dioreintasikan kepada kepentingan peserta didik sesuai dengan tingkatan di
mana siswa mencapai tujuan. Evaluasi erat kaitannya dengan perubahan
tingkah laku setelah melalui suatu proses kegiatan dan sekaligus juga
mengukur kemampuan peserta didik sebagai hasil akhir yang diperoleh setiap
peserta didik. Dengan demikian evaluasi itu dilakukan dengan melihat dua
aspek yaitu mengukur ketika proses berlangsung dan hasil sebagai prodak
akhir melalui pengujian. Kedua oreintasi pelaksanaan evaluasi ini semua
dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik.

8
Dari kedua oreintasi ini, evaluasi proses yang lebih mengukur prilaku peserta
didik.

Komponen evaluasi untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Evaluasi


sebagai alat untuk melihat keberhasilan dapat dikelompokkan dalam dua jenis
yaitu tes dan non tes (Bahri Juharti, 2016).

Evaluasi sebagai alat untuk melihyat keberhasilan pencapaian tujuan


dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes.

1. Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam


aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes
biasanya diolah secara kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar
dilakukan setelah berakhir pembahasan satu pokok bahasan, atau
setelah selesai satu catur wulan atau satu semester. Dilihat dari
fungsinya, tes yang dilaksanakan setelah selesai satu catur wulan atau
semester dinamakan tes sumatif. Hal ini disebabkan hasil dari tes itu
digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran sebagai bahan untuk mengisi buku kemajuan belajar
(nilai raport). Sedangkan tes yang dilaksanakan setelah proses belajar
mengajar atau mungkin setelah selesai satu pokok bahasan dinamakan
tes formatif, oleh karena fungsinya bukan untuk melihat keberhasilan
siswa akan tetapi digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

2. Non Tes

Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai
aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi. Ada beberapa

9
jenis non tes sebagai alat evaluasi, diantaranya wawancara, observasi,
studi kasus, skala penilaian.

a. Observasi

Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah


laku pada situasi tertentu. Ada dua jenis observasi yaitu observasi
partisipatif dan non partisipatif. Observasi partisipatif adalah observasi
yang dilakukan dengan menempatkan observer sebagai bagian dimana
observasi itu dilakukan. Misalnya ketika observer ingin
mengumpulkan informasi bagaimana aktivitas siswa dalam kegiatan
diskusi, maka sambil melakukan pengamatan, observer juga
merupakan bagian dari peserta diskusi. Observasi non partisipatif
adalah observasi yang dilakukan dengan cara observer murni sebagai
pengamat. Artinya, observer dalam melakukan pengamatan tidak aktif
sebagai bagian dari kegiatan itu, akan tetapi ia berperan semata-mata
hanya sebagai pengamat saja. Oleh sebab itu salah satu kelemahan
observasi non partisipatif adalah kecenderungan yang diobservasi
untuk berperilaku dibuat-buat sangat tinggi.

b. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang diwawancarai


dan yang mewawancarai. Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara
langsung dan wawancara tidak langsung. Dikatakan wawancara
langsung manakala pewawancara melakukan komunikasi dengan
subjek yang ingin dievaluasi. Sedangkan wawancara tidak langsung,
dilakukan manakala pewawancara ingin mengumpulkan data subjek
melalui perantara. Misalnya ketika ingin mengumpulkan informasi
tentang kebiasaan siswa dalam belajar, maka dikatakan wawancara
langsung apabila wawancara dilakukan dengan siswa yang

10
bersangkutan; sedangkan manakala wawancara dilakukan dengan
orang tua siswa yang bersangkutan dikatakan wawancara tidak
langsung.

c. Studi Kasus

Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode


tertentu secara terus menerus. Misalnya, ingin mempelajari bagaimana
sikap dan kebiasaan siswa tertentu dalam belajar Bahasa Inggris di
dalam kelas selama satu semester.

d. Skala Penilaian

Skala penilaian atau biasa disebut rating scale merupakan salah satu
alat penilaian dengan menggunakan skala yang telah disusun dari
ujung negatif sampai dengan ujung positif, sehingga pada skala
tersebut si penilai tinggal membubuhi tanda cek (V).

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponenkomponen
tertentu. Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu komponen tujuan,
isi kurikulum, metode atau strategi pencapain tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai
suatu sistem setiap komponen harus saling bekaitan satu sama lain. Manakala salah
satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan
dengan komponen lainya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bahri Juharti. (2016, November). Komponen- Kompenen Kurikulum .

Dewi Laksmi, & Rullyana Gema. (n.d.). KOMPONEN KURIKULUM.

Elisa, E. (2021, June). Komponen-Komponen Kurikulum. EduChannel Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai