Dosen Pengampu :
Ezi Anggraini, M.Pd
Oleh :
1. Mariana Agustina (21075024)
2. Mifta Zhafira Khairani (21075164)
3. Putri Farisa Zahara (21075046)
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan Penulisan
Terdapat beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini,
yaitu:
1. Menjelaskan fungsi Teori kurikulum
2. Menjelaskan Klasifikasi teori kurikulum
3. Menjelaskan komponen kurikulum
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum merupakan konsepsi yang sangat penting dalam bidang kurikulum dan
pendidikan, yang mana itu berhubungan erat sekali dengan konsep-konsep pendidikan yang
berusaha menjelaskan secara sistemis dan perspektif terhadap kurikulum.
Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu
rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah atau sebagai suatu perangkat tujuan
yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi
rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi.
Kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang
kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai
bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.
Teori kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan
penyusunan, pengembangan, pembinaan dan evaluasi kurikulum pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya. Dalam kaitan Ini fungsi teori kurikulum meliputi :
5
2.3 Klasifikasi Teori Kurikulum
Secara garis besar kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis. Pertama,
kurikulum sebagai program, rencana atau harapan, dan kedua, kurikulum sebagai pengalaman
belajar, hasil, atau kegiatan nyata yang dilaksanakan di sekolah. Kurikulum sebagai program
disebut dengan kurikulum tertulis dan bersifat ideal. Kurikulum secara ideal memuat rencana
berbagai hal dalam sistem pendidikan, terutama mengenai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan, hasil belajar, batasan isi, kegiatan, sistem penilaian, dan pengelolaan lingkungan
belajar. Semua itu dituangkan dalam garis-garis besar program pembelajaran (GBPP), silabus,
skenario persiapan pembelajaran, dan bentuk-bentuk perencanaan lainnya. Sementara itu,
kurikulum sebagai pengalaman belajar merupakan perwujudan dari kurikulum yang
direncanakan disebut dengan kurikulum actual, yaitu kegiatan nyata pada saat terjadinya
pembelajaran baik diselenggarakan di dalam maupun di luar kelas.
Klasifikasi Teori Kurikulum Menurut Pinar teori kurikulum dapat diklasifikasikan
atas tiga teori yaitu :
a. Teori tradisionalis adalah teori yang mementingkan transmisi sejumlah pengetahuan
dan pengembangan kebudayaan agar fungsi masyarakat berjalan sebagaimana
mestinya.
b. Teori konseptualis-empiris adalah teori kurikulum yang menerapkan metode
penelitian dalam sains untuk menghasilkan generalisasi yang memungkinkan
pendidik untuk meramalkan dan mengendalikan apa yang terjadi di sekolah.
c. Teori rekonseptualis adalah teori yang menekankan pada pribadi, pengalaman
eksistensial dan interpretasi hidup untuk melukiskan perbedaan dalam masyarakat.
2.4 Komponen Kurikulum
Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang luas menurut
Syaodih Sukmadinata teridentifikasi dalam unsur atau anatomi tubuh kurikulum yang utama
adalah terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau
sistem penyampaian dan media, dan evaluasi, yang mana keempatnya berkaitan erat satu
dengan lainnya. Sedangkan Hamid Syarief menguraikan kurikulum secara struktural terbagi
menjadi beberapa komponen diantaranya adalah:
1) Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan erat dengan arah atau hasil yang diharapan secara
mikro maupun makro. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi dari mulai tujuan yang
sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang
kemudian dinamakan dengan kompetensi. Pembahasan lebih lanjut tujuan pendidikan
nasional diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
6
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN); merupakan tujuan dan arah pendidikan secara
umum yang harus dijadikan patokan atau pedoman bagi setiap lembaga pendidikan di
seluruh Indonesia. Maka untuk setiap madrasah di seluruh Indonesia tidak boleh
membuat rumusan tujuan sendiri yang keluar dari koridor Tujuan pendidikan
Nasional. Aturan main atau pedoman tujuan pendidikan nasional tertuang dalam
Undang-undang RI terbaru yang telah disahkan oleh anggota DPR RI. Sebagaimana
dalam UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang SISDIKNAS bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warg Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
b. Tujuan Intstitusional (TI) atau lembaga; tujuan kelembagaan dirumuskan oleh
masing-masing lembaga sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional. Ini berarti bahwa tujuan Insitusional tidak
boleh keluar dari bingkai tujuan pendidkan Nasional yang telah ditetapkan oleh
Undang-Undang. Tujuan Isntitusional biasanya juga melihat dari jenjang masing-
masing lembaga atau sesuai dengan tingkat usia siswa, sehingga setiap jenjang harus
memiliki keterkaitan satu sama lain yang mana jenjang yang paling dasar mendukung
tujuan institusional secara umum jenjang yang lebih tinggi.
c. Tujuan Kurikuler (TK); tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran merupakan bagian dari salah satu cakupan tujuan lembaga. Tujuan kurikuler
merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan tujuan institusional. Dengan
demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk
mencapai tujuan institusional.
d. Tujuan Intruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP); tujuan intruksional merupakan
bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai
oleh guru dan siswa dalam satu kali tatap muka atau satu kali pertemuan. Dalam
setiap sesi pertemuan merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan kurikuler.
Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pertemuan harus memiliki tujuan tertentu
yang ingin dicapai.
2) Komponen Isi
7
Komponen isi adalah komponen yang didesain untuk mencapai komponen tujuan. Yang
dimaksud komponen materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan,
nilai, pengalaman, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna
mencapai komponen tujuan. Komponen materi harus dikembangkan untuk mencapai
komponen tujuan, oleh karena itu komponen tujuan dengan komponen materi atau dengan
komponen-komponen yang lainnya haruslah dilihat dari sudut hubungan yang
fungsional.Pada hakekatnya materi kurikulum adalah isi kurikulum. Dalam Undang-undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “Isi kurikulum merupakan bahan
kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional” (Bab IX, Ps. 39).
Sesuai dengan rumusan tersebut isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau
topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran.
b. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan
pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan
oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.
c. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal
ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai
melalui pencapaian materi kurikulum.
Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum, yang
meliputi :
a. Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan-hubungan antara variablevariabel dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
b. Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dan kekhususan-
kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala
c. Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber
dari analisis, pendapat, atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan
hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan oleh siswa.
8
f. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri
dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.
g. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru yang khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
h. Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian.
i. Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/suatu
kata dalam garis besarnya.Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau
pendapat yang tidak diberi argumentasi.
3) Komponen Strategi
Komponen strategi dan metode merupakan komponen yang memiliki peran yang
sangat penting, dikarenakan berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi
pembelajaran merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain
strategi memiliki dua hal yang penting yaitu rencana yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan
dan strategi disusun untuk mencapai tujuan terentu. Sedangkan metode adalah upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan belajar nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal.
Strategi menuju pada pendekatan, metode serta peralatan mengajar yang digunakan
dalam pengajaran. Pada hakekatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja,
tetapi menyangkut berbagai macam yang diusahakan oleh guru dalam membelajarakan siswa
tersebut. Dengan kata lain mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjang dalam
sistem pengajaran. Subandijah, memasukkan komponen evaluasi kedalam komponen strategi.
Hal ini berbeda pula dengan pendapat para ahli lainnya yang mengatakan bahwa komponen
evaluasi adalah komponen yang berdiri sendiri.
4) Komponen Evaluasi
9
yang sesuai dengan latar belakang pendidikan guru dan ditunjang pula oleh media dan sarana
belajar yang memedai serta murid yang normal.
Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan khusus yang telah
ditentukan, diadakan suatu evaluasi. Evaluasi ini disebut juga evaluasi hasil belajar mengajar.
Dalam evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk mengukur pencapaian tiap tujuan khusus yang
telah ditentukan. Untuk tiap tujuan khusus minimal disusun satu butir soal. Menurut lingkup luas
bahan dan jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif ditujukan untuk menilai penugasan siswa terhadap tujuan-tujan belajar
dalam jangka waktu yang cukup pendek. Tujuan utama dari evaluasi formatif sebenarnya
lebih besar ditujukan untuk menilai proses pengajaran. Dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah evaluasi formatif digunakan untuk menilai penugasan siswa setelah
selesai mempelajari satu pokok bahasan. Hasil evaluasi formatif ini terutama digunakan
untuk memeprbaiki proses belajar-mengajar dan membantu mengatassi kesulitan-
kesulitan belajar siswa. Dengan demikian evaluasi formatif, selain sebagai fungsi menilai
proses, juga merupakan evaluasi atau tes diagnostic
Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang
lebih luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangkaa waktu yang cukup lama, satu
semester, satu tahun atau selama jenjang pendididkan. Evaluasi sumatif mempunyai
fungsi yang lebih luas dari pada evaluasi formatif. Dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah, evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menilai kemajuan belajar siswa
(kenaikan kelas, Kelulusan ujian) serta menilai efektifitas program secara menyeluruh.
Untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang telah ditentukan
atau bahan yang telah diajarkan ada dua macam, yaitu: Criterion Referenced dan Norm
Referenced.
Criterion Referenced, Yaitu penguasaan siswa yang diukur dengan sesuatu tes hasil
belajar dibandingkan dengan sesuatu kriteria tertentu umpamanya 80% dari tujuan atau
10
bahan yang diberikan. Dengan demikian dalam criterion referenced ada suatu kriteria
standar.
Norm Referenced, tidak ada suatu kriteria sebagai standar, penguasaan siswa
dibandingkan tingkat penguasaan kawan-kawannya satu kelompok. Dengan demikian
norma yang digunakan adalah norma kelompok, yang lebih bersifat relatif. Kelompok ini
dapat berupa kelompok kelas, sekolah, daerah, ataupun nasional,. Dalm implementasi
kurikulum atau pelaksanaan pengajaran, criterion referenced digunakan pada evaluasi
formatif, sedangkan norm referenced digunakan pad evaluasi sumatif.
Komponen yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya hasil belajar mengajar
tetapi keseluruhan pelaksanaan pengajaran, yang meliputi evaluasi komponen tujuan
mengajar, bahan pengajaran (yang menyangkut sekuens bahan ajar), strategi dan media
pengajaran, serta komponen evaluasi mengajar sendiri.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum merupakan konsepsi yang sangat penting dalam bidang kurikulum dan pendidikan,
yang mana itu berhubungan erat sekali dengan konsep-konsep pendidikan yang berusaha menjelaskan
secara sistemis dan perspektif terhadap kurikulum. Secara garis besar kurikulum dapat
diklasifikasikan ke dalam dua jenis. Pertama, kurikulum sebagai program, rencana atau harapan, dan
kedua, kurikulum sebagai pengalaman belajar, hasil, atau kegiatan nyata yang dilaksanakan di
sekolah. Kurikulum sebagai program disebut dengan kurikulum tertulis dan bersifat ideal. Kurikulum
secara ideal memuat rencana berbagai hal dalam sistem pendidikan, terutama mengenai tujuan atau
kompetensi yang diharapkan, hasil belajar, batasan isi, kegiatan, sistem penilaian, dan pengelolaan
lingkungan belajar.
Teori kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan penyusunan,
pengembangan, pembinaan dan evaluasi kurikulum pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Klasifikasi Teori Kurikulum Menurut Pinar teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas tiga teori yaitu
Teori rekonseptualis, Teori tradisionalis dan Teori konseptualis-empiris
Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang luas menurut Syaodih
Sukmadinata teridentifikasi dalam unsur atau anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah terdiri dari
bagian-bagian sebagai berikut yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan
media, dan evaluasi, yang mana keempatnya berkaitan erat satu dengan lainnya. Sedangkan Hamid
Syarief menguraikan kurikulum secara struktural terbagi menjadi beberapa komponen diantaranya
adalah Komponen Tujuan, Komponen Isi, Komponen Strategi, Komponen Evaluasi, Evaluasi hasil
belajar mengajar dan Evaluasi pelaksanaan mengajar.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat
kekeliruan dan kesalahan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, saran dari Dosen Pengampu
yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam perbaikan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
13