Teori Kurikulum
Oleh :
1. Nina Yuhana Siregar
2. Ummi Alan Harahap
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Kurikulum ................................................... 3
2.2 Konsep kurikulum .................................................................. 4
2.3 Fungsi Teori Kurikulum ......................................................... 4
2.4 Perkembangan kurikulum ....................................................... 5
2.5 Macam-macam Teori Kurikulum ........................................... 7
2.6 Core Curriculum ..................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk dapat mengetahui dan memahami tentang :
1. Untuk Mengetahui pengertian Teori Kurikulum !
2. Untuk Mengetahui Bagaimana konsep kurikulum !
3. Untuk Mengetahui fungsi teori kurikulum !
4. Untuk Mengetahui bagaimana perkembangan kurikulum !
1
5. Untuk Mengetahui macam-macam Teori Kurikulum !
6. Untuk mengetahui apa itu core curriculum !
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1997), hal. 24-25.
2
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011), hal. 18-19.
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,…..hal. 26.
4
Sa’dun Akbar, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS, (Yogjakarta: Cipta Media,
2010), hal. 36.
3
2.2 Konsep Kurikulum
Membicarakan masalah teori kurikulum pada hakikatnya sama dengan
memusatkan pembicaraan pada apa yang dimaksudkan oleh schwab dengan The
unstable baut usable artis of The practitioner. Pernyataan ini mengandung
maksud, bahwa teori kurikulum pada dasarnya bukanlah hal yang stabil
kebaradaannya, namun selalu berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Meskipun demikian teori kurikulum akan dapat
berguna dan memberikan arti penting bagi para praktisi, yaitu mereka yang
mengelola dan menjalankan sistem pendidikan. 5 Di dalam konsep kurikulum
sendiri hal yang terpenting dan akan menjadi pembahasan ada 3 hal yaitu sebagai
berikut:
1. Kurikulum sebagai suatu substansi, yaitu kurikulum dipandang orang sebagai
suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai.
2. Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum
merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum
adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
3. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum. Ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan serta
pengajaran. Tujuan kurikum sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu tentang kurikulm dan sistem kurikulum. 6
2.3 Fungsi Teori Kurikulum
Teori kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitanya
dengan penyusunan, pengembangan, pembinaan dan evaluasi kurikulum pada
khususnya dan pendidikan pada umumnya. Dalam kaitan ini, fungsi teori
kurikulum meliputi :
5
Sa’dun Akbar, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS,….hal. 37.
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,…hal. 26-27.
4
1. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan alternatif
secara rinci dalam perencanaan kurikulum.
2. Sebagai landasan sistematis dalam pengambilan keputusan, memilih,
menyusun dan membuat urutan isi kurikulum.
3. Sebagai pedoman atau dasar bagi evaluasi formatif bagi kurikulum yang
sedang berjalan.
4. Membantu orang (yang berkepentingan dengan kurikulum) untuk
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuanya sehingga merangsang untuk
diadakanya penelitian lebih lanjut.7
5. Sebagai alat dan kegiatan intelektual untuk memahami pengalaman belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran yang dibantu oleh disiplin ilmu
sosial lainnya.
6. Sebagai suatu strategi atau metode untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan
berdasarkan data-data empiris.8
5
1. Keduanya setuju atas penggunaan teknik ilmiah dalam memecahkan masalah-
masalah kurikulum. Dalam hal ini mereka dipengaruhi oleh gerakan ilmiah
dalam pendidikan yang dipelopori oleh E.L. Thorndike, Charles Judd, dan
lain-lain.
2. Keduanya bertolak pada asumsi bahwa sekolah berfungsi mempersiapkan
anak bagi kehidupan sebagai orang dewasa. Untuk mecapai hal tersebut perlu
analisis tentang tugas-tugas dan tuntutan dalam kurikulum disusun
ketrampilan, pengetahuan, sikap, nilai, dan lain-lain yang diperlukan agar
dapat berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa. Bertolak pada hal-hal
tersebut mereka menyusun kurikulum secara lengkap dalam bentuk yang
sisitematis.
Mulai tahun 1920, karena pendidikan mengalami perkembangan yang
pesat, berkembanglah gerakan pendidikan yang berpusat pada anak, sehingga teori
kurikulum menekankan pada kehidupan psikologi anak.
Perkembangan teorikurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis Caswell,
ia mengembangakan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau
pekerjaan maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat intekatif.9
Pada tahun 1947 di Universitas Chicago berlangsung diskusi besar
pertama tentang teori kurikulum, yang menghasilkan 3 hal tugas utama dalam
teori kurikulum yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam
pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya
2. Menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang
mendukungnya
3. Mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan
datang untuk memecahkan masalah tersebut
Kemudian pada tahun 1949, Ralph W. Tylor mengemukakan 4 pertanyaan pokok
yang menjadi inti kajian kurikulum yaitu:
1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?
2. Pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk
mencapai tujuan tersebut?
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,…hal. 28.
6
3. Bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara
efektif?
4. Bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?10
10
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,…hal. 29.
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,…hal. 30.
7
Disamping itu, teori kurikulum juga mengadakan analisis tentang keadaan pendidikan
dan dampaknya terhadap masyarakat luas.
Menurut Pinar teori kurikulum dapat di klasifikasikan atas teori tradisionalis,
konseptualis-empiris, dan rekonseptualis.Teori tradisionalis adalah teori yang
mementingkan transmisi sejumlah pengetahuan dan pengembangan kebudayaan agar
fungsi masyarakat berjalan sebagaimana mestinya. Teori konseptualis-empiris adalah
teori kurikulum yang menerapkan metode penelitian dalam sains untuk menghasilkan
generalisasi yang memungkinkan pendidik untuk meramalkan dan mengendalikan
apa yang terjadi di sekolah. Sedangkan teori rekonseptualis adalah teori yang
menekankan pada pribadi, pengalaman eksistensial dan interpretasi hidup untuk
melukiskan perbedaan dalam masyarakat.
Ahli lain yaitu Glatthorn mengklarifikasikan teori kurikulum berdasarkan
pada ranah penyelidikan kurikulum sehingga teori ini dapat dikelompokan menjadi:12
1. Teori yang berorientasi pada struktur
Teori ini berkaitan dengan usaha untuk menganalisis komponen-komponen
kurikulum dan hubungan antar komponen tersebut.Tujuanya adalah untuk
memberikan kejelasan interaksi atau hubungan komponen kurikulum dengan
lingkungan.Teori ini menjelaskan fenomena kurikulum pada tingkat makro
(global) dan mikro (lembaga).
2. Teori yang berorientasi pada nilai
Teori ini didukung oleh para rekonseptualis yang membahas masalah
kemanusiaan.Analisis teori ini didasarkan atas analisis nilai yang bersifat
kritis.Tujuan pendidikan menurut teori ini adalah untuk memperlancar
perkembangan individu secara otonom dalam mewujudkan dirinya.Pendidikan
pada hakikatnya adalah usaha moral untuk merefleksikan nilai-nilai yang
ditanamkan.
3. Teori yang berorientasi pada bahan
Sesuai dengan orientasinya, teori ini berkaitan dengan pemilihan dan
pengorganisasian bahan-bahan kurikulum.Semua kegiatan pendidikan terpusat
pada anak. Dalam perkembanganya dikenal ada tiga jenis kurikulum yang terpusat
pada pada anak, yaitu:
12
Subandijah, Pengembangan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1993), hal 6-9.
8
a. Pendidikan efektif, yaitu pendidikan yang mengutamankan
perkembangan perasaan dan nilai pada anak. Guru dalam pendidikan
efektif berperan sebagai fasilitator dan pembangkit minat belajar anak.
b. Pendidikan terbuka, yaitu pendidikan yang mengutamakan
perkembangan sosial-kognitif anak melalui eksplorasi, kegiatan dan
pertemuan informal. Guru dalam pendidikan ini berfungsi sebagai
penasihat, motivator dan fasilitator.
c. perkembangan anak untuk menentukan status, bahan dan sekuens.
Guru dalam pendidikan ini berperan sebagai penyelaras kurikulum
yang memperlancar perkembangan anak.
Teori yang berorientasi pada proses.
4.
Teori ini menitikberatkan pada proses perkembangan kurikulum, mengadakan
analisis sistem dan mengadakan pengkajian strategi unsur pembentukan
kurikulum.
13
Subandijah, Pengembangan Inovasi Kurikulum,….hal. 10.
9
1. Core program terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang masing-masing dapat
diajarkan secara bebas tanpa sistematika untuk memperuntukan hubungan
asing-masing pelajaran itu.
2. Core program terdiri atas sejumlah pelajaran yang dihubungkan satu dengan
yang lainya.
3. Core program terdiri atas masalah yang luas, unit kerja, atau tema yang
disatukan, yang dipilih untuk menghasilkan arti mengajar secara efektif
tentang isi pelajaran tertentu, misalnya matematika, ilmu pengetahuan Alam
dan Ilmu pengetahuan sosial.
4. Core program merupaka mata pelajaran yang dilebur dan disatukan.
5. Core program merupakan masalah luas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik
dan sosial, masalah minat anak (peserta didik).
6. Core program merupakan unit kerja yang direncanakn oleh siswa (peserta
didik) dan guru untuk memenuhi kebutuhan kelompok.14
14
Subandijah, Pengembangan Inovasi Kurikulum,….hal. 11-13.
10
Sedangkan menurut Oliver (1977) yang mengutip pendapat dari The
National Association for corecurriculum, bahwa pengorganisasian corecurriculum
mengikuti asumsi sebagai berikut :
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman.
2. Nilai masyarakat yang menghargai diri seseorang.
3. Masyarakat yang memberikan keleluasaan warga dalam proses pembuatan
keputusan.
4. Luas dan aktivitas belajar (dikelas) ditentukan dengan penjatah waktu.
5. Mengajar dan membimbing beberapa aspek bimbingan merupakan fungsi
pelengkap bagi guru.15
Disiplin akademik (mata pelajaran) tradisional ini tidak memungkinkan
menerima secara teoritis terhadap nilai yang bersifat edukasional. Dalam kaitan
ini, Broudy, Smith dan Burnett (1964) berargumentasi, bahwa kurikulum sebagai
satu jenis “pemetaan budaya (Cultural maps)” dam mereka mengklarifikasikan isi
kurikulum ke dalam lima kelompok, yang selanjutnya diuraikan oleh Jenkins
(1976) sebagai Berikut :
1. Bentuk pengetahuan yang digunakan sebagai alat berpikir simbolik,
komunikasi dan belajar.
2. Bentuk pengetahuan berupa fakta dasar yang sistematis dan hubungan antar
fakta tersebut.
3. Bentuk pengetahuan yang menggambarkan masalah masa depan dan mencoba
mengatur aktivitas yang sesuai dengan aturan sosial (masyarakat).
4. Bentuk pengetahuan yang merupakan informasi yang terorganisasi sepanjang
perkembangan budaya.
5. Sifat integratif dan disiplin inspirasional yang menciptakan sintesis seman
nilai dalam bentuk ilmu filsafat, teologi dan kerja seni.
15
Subandijah, Pengembangan Inovasi Kurikulum,….hal. 14-16.
16
Subandijah, Pengembangan Inovasi Kurikulum,….hal. 18.
11
Pendekatan yang berorientasi pada masalah dalam corecurriculum diusulkan oleh
Kluckholn dan Strodbeck (1961). Dalam pendekatan ini mereka mengajukan lima
postulat masalah pokok yang dihadapi semua peserta didik setiap waktu yaitu :
a. Karakter manusia
b. Hubungan alam dengan manusia
c. Pandangan manusia dengan waktu
d. Hubungan manusia dengan kegiatan
e. Hubungan manusia satu dengan manusia yang lain.
2. Pendekatan kultural
Pendekatan kultural terhadap corecurriculum menyatakan bahwa
pertimbangan mengenai kebudayaan kultur yang merupakan perwujudan dalam
semua masyarakat pada setiap waktu dan sekolah akan menyajikan pandangan
yang muktahir tentang kondisi masyarakatnya. Karena sekolah memperoleh
perlakuan yang bersifat universal ini, kemudian sekolah diberi peluang dalam
mengembangkan kurikulumnya yang berhubungan dengan kekhususan (sifat
khas) lingkunganya.
Hal tersebut diatas meliputi penjelajahan peranan dalam mengembangkan
dan menginterpretasikan budaya setempat (daerah) apakah bersifat regional,
ethnical (kesukuan) atau didasarkan oleh kelas sosial.Pendekatan ini didukung
oleh Chanan dan Gilchrist (1974) dan Skillbeck (1976) dengan model
pengembangan kurikulum berdasarkan sekolah. Model pengembangan kurikulum
demikian analisisnya didasarkan pada kekuatan kontrol bagi keputusan kurikulum
yang terletak di sekolah atau masyarakat sekitarnya .17
17
Subandijah, Pengembangan Inovasi Kurikulum,….hal. 19-20.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut, dapat disumpulkan bahwa teori kurikulum
merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap
kurikulum sekolah, dan mempunyai pengaruh besar terhadap implementasi dan
pengembangan kurikulum.Teori kurikulum bukan hanya sebagai landasan dan
acuan, tetapi juga dapat menjelaskan dan memprediksi bagaimana praktik
kurikulum.sehingga teori kurikulum memberikan fungsi pokok dalam kurikulum
antara lain: suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap
kurikulum sekolah dan Sebagai suatu strategi atau metode untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan berdasarkan data-data empiris.
Disamping itu teori kurikulum juga mengalami perkembangan sesuai
pengaruh globalisasi yang saat ini terjadi, sehingga sekolah dapat menggunakan
berbagai macam teori kurikulum yang sesuai dengan keadaan masing-masing, dan
akan berakibat pada implementasi program yang maksimal karena sesuai dengan
teori yang telah ada.
3.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalanm
makalah kami.Sehingga kami mengharapkan keritikan dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun untuk penbuatan makalah kami berikutnya.
Harapan kami semoga makalah kami dapat memberi manfaat bagi penulis
pada khususnya dan pada pembaca umumnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14