Anda di halaman 1dari 5

TANAH LONGSOR

Tanah longsor adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia selain gempa bumi,
banjir, kekeringan, dan angin topan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan
tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran
keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng. Sementara merujuk sumber lain, pengertian tanah longsor adalah perpindahan
material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, ataupun campuran material-material
tersebut, yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Proses Terjadinya Tanah Longsor

Lantas, bagaimana proses terjadinya tanah longsor? Peristiwa tanah longsor dapat terjadi apabila air
yang meresap ke dalam tanah menyebabkan bobot tanah bertambah, kemudian menembus sampai ke
bidang gelincir, hingga menyebabkannya bergerak keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng
lebih besar dari gaya penahan maka terjadilah longsor. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan, demikian dikutip dari laman BPBD DIY.
Bencana tanah longsor sering muncul di musim hujan, setelah musim kering yang menyebabkan
permukaan tanah retak dan berpori. Saat tanah retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian
dalam tanah, membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Air yang terakumulasi di dasar
lereng memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak menuruni lereng. Namun, jika ada banyak
pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu, penghijauan di daerah perbukitan,
pegunungan dan sekitar lereng penting dilakukan.

Jenis-Jenis Tanah Longsor & Ciri-Ciri Area Rawan Longsor

 Agar dapat lebih waspada terhadap jatuhnya korban baik jiwa maupun harta, maka ada baiknya
kita mengenali ciri-ciri daerah yang rentan mengalami tanah longsor. Selain itu, untuk
mengenali kerawanan bencana ini, jenis-jenis tanah longsor juga perlu diketahui. Berikut ini
ciri-ciri kawasan rawan bencana tanah longsor:
Umumnya tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan 20
derajat.
 Lapisan tanah di bagian atas lereng tebal
 Lahan gundul tidak ada pepohonan, sehingga lereng terbuka
 Terdapat retakan tanah di atas lereng dan tebing
 Sistem saluran air yang buruk di daerah lereng
 Ada mata air atau rembesan di tebing, dan didahului oleh longsoran kecil
 Adanya bangunan di bagian atas tebing yang menyebabkan beban berlebihan.
Adapun cara mengurangi risiko tanah longsor ialah sebagai berikut:
 Tidak membangun rumah atau vila di lereng gunung, sehingga beban tanah di wilayah tersebut
bertambah.
 Tidak membuat sawah atau kolam di atas lereng karena air mudah meresap dan menimbulkan
retakan di lereng.
 Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing atau lereng, untuk menghindari korban jiwa saat
sewaktu-waktu terjadi longsor.
 Tidak menebang pohon secara membabi buta di sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan
dapat mengikat tanah dan mencegah longsor.
 Menanami daerah lereng gunung dan bukit yang gundul dengan pepohonan, agar tidak terjadi
erosi tanah apabila hujan datang.
 Membuat terasering atau sistem tanah bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit.
Terasering akan memperlambat aliran air dan tanah saat hujan.

Anda mungkin juga menyukai