Tanah longsor yang sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut.
Indonesia termasuk kedalam negara yang rawan bencana alam karena letak geografis yang berada
diantara 3 lempeng utama dunia sehingga sangat rawan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami,
namun Indonesia juga sangat rawan bencana Hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Bencana ini hampir setiap tahun terjadi dan berulang, hal tersebut karena sebagian besar wilayah
Indonesia masih terdapat pegunungan dan lereng curam.
Peristiwa tanah longsor dapat terjadi apabila air yang meresap ke dalam tanah menyebabkan bobot
tanah bertambah, kemudian menembus sampai ke bidang gelincir, hingga menyebabkannya bergerak
keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan maka terjadilah
longsor. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan
gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah
batuan, demikian dikutip dari laman
Bencana tanah longsor sering muncul di musim hujan, setelah musim kering yang menyebabkan
permukaan tanah retak dan berpori. Saat tanah retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian
dalam tanah, membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Air yang terakumulasi di dasar
lereng memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak menuruni lereng. Namun, jika ada banyak
pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu, penghijauan di daerah perbukitan,
pegunungan dan sekitar lereng penting dilakukan.
Bencana tanah longsor sering terjadi di Indonesia dengan skala kecil dan besar. Bencana ini dapat
memberikan dampak dan resiko yang cukup besar, dampak yang ditimbulkan dari bencana ini adalah,
kerusakan infrastruktur dan terputusnya jalur transportasi, kehilangan tempat tinggal, kerugian dan
terhambatnya perekonomian, rusaknya lahan pertanian, dan pencemaran sumber air. Seperti halnya
dengan yang terjadi di beberapa daerah Indonesia:
TANAH LONGSOR YANG TERJADI DI INDONESIA:
Tanah longsor biasanya terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan.
Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Adapaun gaya
pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
JENIS-JENIS TANAH LONGSOR
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
cekung.
3. Pergesaran Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk
rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang
parah.
5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa
butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu
yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau
rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di
beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunungapi.
Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
2. Lereng Terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor adalah 180 apa bila ujung lerengnya terjal dan bidang
longsorannya mendatar.
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, da
getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai,
dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau lereng bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang
dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang
biasanya diikuti oleh retakan.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu
akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan
menjadi terjal.