Disusun Oleh :
NIM : 2274201073
PEKAN BARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki karya ilmiah ini. saya berharap semoga karya ilmiah
yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 25
B. Saran .................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menarik untuk di bahas. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang tinggi
pada setiap orang. Secara teori hukum internasional mengacu pada peraturan-
lain yang pada suatu saat akan diakui mempunyai kepribadian internasional,
seperti misalnya organisasi internasional dan individu, dalam hal hubungan satu
dan lahir karena kebutuhan dan dirancang untuk mencapai ketertiban dan
perdamaian dunia. Suatu sistem yang bertujuan untuk men-cap suatu negara
sebagai “bersalah” dan negara lain sebagai “tidak bersalah” dan partisiapasi utama
antara mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa.
Sumber potensi sengketa antar negara dapat berupa perbatasan, sumber daya
alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dll. Manakala hal demikian itu terjadi,
penyelesaiannya.
1[1] Rebecca M.M Wallace. Hukum Internasional Pengantar untuk Mahasiswa (Semarang:IKIP
Semarang Press.1986) hlm.4
1
Seiring perkembangan zaman, hukum internasional juga terus
hukum internasional telah menjadi suatu sistem universil dan pada abad 20 telah
cukup penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20. Upaya-upaya
Hal itulah yang sangat menarik untuk kita amati, bagaimana peranan yang
B. Rumusan Masalah
Adapun inti dari permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
1933 mengenai hak dan kewajiban Negara menyebutkan bahwa Negara sebagai
subjek dalam hukum internasional harus memiliki empat unsur yaitu : penduduk
yang tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang berdaulat dan kapasitas untuk
sebagai subjek hukum internasional Negara memiliki hak dan kewajiban menurut
yang diciptakan oleh kelompok manusia yang disebut bangsa sedangkan menurut
secara permanen menempati suatu wilayah yang tetap diikat oleh ketentuan-
lainnya.
3
Suatu Negara dapat saja lahir dan hidup tetapi itu belum berarti bahwa
dimiliki oleh suatu Negara untuk secara bebas melakukan berbagai kegiatan
1. Aspek ekstern kedaulatan adalah hak bagi setiap Negara untuk secara
lain.
B. Pendapat Ahli
Hukum internasional menurut para ahli yang kerap menjadi acuan dalam
berbagai penelitian.
4
dengan negara; dan negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau
Diterangkan Kt. Diara Astawa, setiap hukum yang berlaku di suatu negara,
termasuk halnya hukum internasional, memiliki asas-asas atau prinsip yang tegas
dan jelas.
Asas hukum internasional, terdiri dari asas teritorial, ne bis in idem, pacta
5
Sehubungan dengan ini, setiap subjek hukum harus mematuhi hukum
yang ditetapkan.
untuk warga negaranya. Ini berarti, hukum tetap berlaku bagi warga
di negara lain.
bermakna tidak seorang pun dapat diadili untuk kedua kalinya atas suatu
perkara yang sama. Asas ini berkaitan dengan putusan pengadilan yang
bagi negara yang mengikatkan diri. Jika diartikan, asas ini bermakna
5. Jus cogens adalah adalah kaidah atau norma yang telah diterima dan
internasional umum.
6
diartikan, inviolability berarti seorang pejabat diplomatik tidak dapat
7
BAB III
PEMBAHASAN
pakar-pakar hukum terkenal di masa lalu seperti oppenheim dan brierly, terbatas
pada negara sebagi satu-satunya pelaku hukum dan tidak memasukkan subjek
hukum lainnya.
paruh kedua abad 20 dan pola hubungan internasional yang semakin kompleks
S.H. Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah – kaidah dan asas – asas
hukum dan mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas – batas
hukum yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
8
dan karenanya benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan
antara mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan negara-
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara negara dengan
Negara serta negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum
yaitu pada zaman Romawi Kuno. Orang-orang Romawi Kuno mengenal dua jenis
hukum, yaitu Ius Ceville dan Ius Gentium, Ius Ceville adalah hukum nasional
yang berlaku bagi masyarakat Romawi, dimanapun mereka berada, sedangkan Ius
9
Gentium adalah hukum yang diterapkan bagi orang asing, yang bukan
berkebangsaan Romawi.
yang lebih dikenal juga dengan Volkenrecth (Jerman), Droit de Gens (Perancis)
mengakhiri perang 30 tahun (thirty years war) di Eropa. Sejak saat itulah, mulai
karya-karya tokoh kenamaan Eropa, yang terbagi menjadi dua aliran utama, yaitu
hukum bukan berasal dari buatan manusia, tetapi berasal dari prinsip-prinsip yang
berlaku secara universal, sepanjang masa dan yang dapat ditemui oleh akal sehat.
Hukum harus dicari, dan bukan dibuat. Golongan Naturalis mendasarkan prinsip-
prinsip atas dasar hukum alam yang bersumber dari ajaran Tuhan. Tokoh
terkemuka dari golongan ini adalah Hugo de Groot atau Grotius, Fransisco de
10
Sementara itu, menurut golongan Positivis, hukum yang mengatur hubungan
antar negara adalah prinsip-prinsip yang dibuat oleh negara-negara dan atas
Generale, bahwa hukum adalah pernyataan kehendak bersama. Tokoh lain yang
menganut aliran Positivis ini, antara lain Cornelius van Bynkershoek, Prof. Ricard
adanya faktor-faktor penunjang, antara lain : (1) Setelah Kongres Wina 1815,
negara baru yang lahir sebagai akibat dekolonisasi dan meningkatnya hubungan
antar negara, (2). Kemajuan pesat teknologi dan ilmu pengetahuan yang
internasional yang dibuat, baik bersifat bilateral, regional maupun bersifat global,
11
Bangsa Bangsa dan berbagai organ subsidernya, serta Badan-badan Khusus dalam
dalam berbagai bidang. Hukum internasional telah merupakan satu perluasan yang
Pada dasarnya, sumber hukum terbagi menjadi dua, yaitu: sumber hukum
dalam arti materiil dan sumber hukum dalam arti formal. Sumber hukum dalam
arti materiil adalah sumber hukum yang membahas materi dasar yang menjadi
Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang membahas
bentuk atau wujud nyata dari hukum itu sendiri. Dalam bentuk atau wujud apa
sajakah hukum itu tampak dan berlaku. Dalam bentuk atau wujud inilah dapat
perkara, adalah:
12
c. Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui
tambahan. cx
Pada dasarnya peran hukum internasional lebih banyak tertuju pada cara-
antara mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa.
Sumber potensi sengketa antar negara dapat berupa perbatasan, sumber daya
alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dll. Manakala hal demikian itu terjadi,
penyelesaiannya.
cukup penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20. Upaya-upaya
Dewasa ini ada beberapa peran yang hukum internasional dapat mainkan
13
2. Hukum internasional memberikan aturan-aturan pokok kepada negara-
atau peperangan.
telah telah pula dijadikan sebagai salah satu wujud dari tindakan negara yang
berdaulat. Bahkan para sarjana masih menyadari adanya praktek negara yang
ini. Sebaliknya, cara damai belum dipandang sebagai aturan yang dipatuhi dalam
Bersahabat.
a. Negoisasi
yang paling tua digunakan oleh umat manusia. Penyelesaian melalui negosiasi
merupakan cara yang paling penting. Banyak sengketa diselesaikan setiap hari
14
oleh negosiasi ini tanpa adanya publisitas atau menarik perhatian
publik. Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para pihak dapat
organisasi internasional.
Tujuan dari pencari fakta (Fact Finding) yang paling utama adalah
memberikan laporan kepada para pihak mengenai fakta yang ada. Sedangkan
tujuan lain dari penyelesaian sengketa internasional dengan cara pencari fakta
yaitu :
Dasar hukum yang dipakai dalam fact finding adalah pasal 9 sampaim
dan 1907..
15
Jasa-jasa baik adalah suatu cara penyelesaian sengketa melalui pihak
bantuan pihak yang ketiga. Pihak ketiga ini berupaya agar para pihak
paling utama adalah memperemukan para pihak agar mereka mau bertemu,
macam yaitu atas permintaan para pihak atau inisiatif pihak ketiga sendiri
kedua cara ini, syarat mutlak yang harus ada adalah kesepakatan para pihak.
d. Mediasi
individu. Pihak ketiga ini dalam sengketa ini dinamakan mediator. Biasanya
Dalam proses negoisasi sesuai dengan pasal 3 dan 4 haque convention on the
e. Konsiliasi
16
konsiliasi yang dibentuk oleh para pihak melalui perjanjian. Komisi ini
diterima oleh para pihak, sehingga lebih formal atau luas karena ada aturan
pihak.
f. Arbitrasi
orang-orang tertentu yang dinamakan arbitrator, yang dipilih bebas oleh para
pihak. Arbitasi adalah suatu institusi yang sudah cukup tua tetapi sejarah baru
mencatatat pada tahun 1797, pada kasus jay treaty antara inggris dan amerika.
pada tahun 1899 ketika konferensi the haque tidak hanya mengkodifikasi
court arbitration.
17
Sehingga hanya 20 kasus yang ditangani abtara lain muscat dhowe case 1905
antara inggris dan perancis danNorth Atlantic Coast fisheries case 1910 antar
inggris dan amerika serikat. Meskipun ada kekurangan yang nyata menurut
metode dan suatu prosedur. Arbitrasi pada haikaknnya adalah suatu prosedur
wilayahnya.
setiap anggota Bank Dunia. Namun negara-negara bukan anggota Bank Dunia
dapat menjadi anggota konvensi asal negara tersebut adalah anggota pada
anggota pada konvensi ini. ICSID dikelola oleh suatu administrative Council
18
(Dewan Administratif). Setiap negara peserta konvensi memiliki seorang
wakil dan memiliki satu suara. Dewan ini memiliki ketua ex officio, yaitu
panel arbitrase atau konsiliasi. Setiap negara peserta konvensi dapat menunjuk
Contoh lain dalam sengketa di ICSID ini adalah sengketa antara KPC
divestasi melalui ICSID pada 2008 saat era Gubernur Kaltim Yurnalis
kompensasi senilai Rp 285 miliar, tetapi hingga kini belum dibayar KPC.
g. Penyelesaian Yudisial.
“organ umum” untuk penyelesaian yudisial yang saat ini tersedia dalam
19
Intenational Court of justice dibentuk berdasarkan Bab IV (pasal 92-
96) Charter PBB yang dirumuskan di san fransisico pada tahun 1945.
wakil ketua, masa jabatan 9 tahun. Anggotanya direkrut dari warga Negara
anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internasional. Lima berasal dari
Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti Cina, Rusia, Amerika
Negara, yaitu :
Internasional.
Piagam PBB.
ICJ merupakan salah satu dari 6 organ utama PBB. Namun badan ini
20
kewenangan untuk meninjau (mereview) putusan-putusan politis yang dibuat
kedudukan ICJ ini memang unik. Kedudukan seperti ini memang perlu
hukum yang sudah mendasar yakni bahwa putusan suatu pengadilan haruslah
satu atau kedua belah pihak untuk mengganggu situasi atau mencoba untuk
21
2. Cara-cara Penyelesaian Paksa atau Kekerasan
b. Retorsi (retorsion)
terhadap tindakan-tindakan yang tidak pantas aatau tidak patut dari negara
pembalasan hanya dibenarkan, apabila negara yang dituju oleh pembalasan ini
orang hungaria dari Yugoslavia pada tahun 1935, yang merupakan balas
22
umumnya ditujukan untuk memaksa negara yang pelabuhannya diblokade
untuk mentaati permintaan ganti rugi kerugian yang diderita oleh negara untuk
meblokade.
Tindakan ini merupakan cara yang jauh dari kekerasan dibanding dengan
dunia.
1968
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
hubungan antar Negara-negara. Tanpa adanya kaidah ini tidak mungkin Negara-
negara didunia dapat hidup berdampingan seperti adanya saat sekarang ini.
keberadaan dan nilai hukum internasional. Terdapat dua alasan yang mendasari
pandangan ini:
publisitas,4[4]
tidak memuaskan dan dari inilah umum mengambil kesimpulan yang keliru
24
juga eksistensi dari hukum internasional itu sendiri tidak bisa dilupakan begitu
saja.
peperangan.
25
damai, hukum internasional ternyata pula memberi kebebasan seluas-luasnya
penyelesaian sengketa yang ada baik yang terdapat dalam Piagam PBB, perjanjian
mengikatkan dirinya. Semua ini menunjukkan dan memperkuat tujuan akhir dari
tersebut telah dituntut untuk berperan lebih aktif demi terlaksananya hubungan
2. Saran
ketertiban dunia. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa dewasa ini
tertentu.
semua pihak khususnya mahasiswa untuk kritis terhadap isu-isu, baik yang
26
DAFTAR PUSTAKA
Sinar Grafika
PT. RajaGravindo
Barros, James. 1990. PBB Dulu Kini dan Esok. Jakarta: Bumi Aksara
http://khafidsociality.blogspot.com/2011/04/peranan-hukum-internasional-
dalam.html
http://www.belbuk.com/hukum-internasional-pengertian-peranan-dan-fungsi-
dalam-era-dinamika-global-p-9229.html
27