INTERNASIONAL
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pendidikan Hak Asasi Manusia
yang dibina oleh Putri Mahanani, M.Pd.
Offering J6
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hukum HAM di Tingkat Internasional ...................................... 3
B. Instrumen Hukum HAM di Tingkat Internasional ..................... 4
C. Hukum Ham di Tingkat Nasional .............................................. 5
D. Instrumen Hukum HAM di Tingkat Nasional............................ 7
E. Lembaga Penegakan Hukum HAM Internasional ..................... 8
F. Lembaga Perlindungan Hukum HAM di Indonesia ................. 11
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penegakan Hukum HAM di Tingkat Nasional dan Internasional”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Putri Mahanani, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Pendidikan Hak
Asasi Manusia yang telah membimbing kami dengan baik dalam pembuatan
makalah ini.
2. Semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah yang
akan datang.
Besar harapan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
hak sebagai warga Negara diatur dalam mekanisme kenegaraan. Berikut ini
langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia adalah:
1. Mengadakan langkah kongkret dan sistematik dalam pengaturan hukum
positif
2. Membuat peraturan perundang-undangan tetntang HAM
3. Peningkatan penghayatan dan pembudayaan HAM pada segenap elemen
masyarakat
4. Mengatur mekanisme perlindungan HAM secara terpadu
5. Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggaran HAM
6. Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani HAM
7. Meningkatkan peran aktif media massa
Hak Agama, Untuk melindungi hak anak yang terkait agama maka
diperlukan perlindungan berupa pembinaan, pembimbingan, dan
pengamalan ajaran agama bagi anak
Hak Kesehatan, Upaya perlindungan kesehatan anak dilakukan
secara komprehensif meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan
Hak Pendidikan, Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang
layak tanpa kecuali dan dilindungi dari tindak kekerasan yang terjadi
di sekolah.
Hak Sosial, Dalam hal ini hak yang dimaksud adalah pelindungan
terhadap anak-anak terlantar baik yang berada di dalam lembaga
maupun di luar lembaga
Hak Perlindungan Khusus, Hak perlindungan yang satu ini
ditujukan kepada anak-anak yang menjadi pengungsi, korban
kerusuhan, korban bencana alam, dan dalam situasi konflik bersenjata.
5. Pengadilan HAM
Pada tahun 2000 dibentuklah Pengadilan HAM melalui UU No. 26 Tahun
2000. Pengadilan ini dibentuk secara khusus untuk mengadili jenis-jenis
pelanggaran HAM. Pengadilan HAM berkedudukan di kota atau kabupaten yang
mana daerah hukumnya meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri yang
bersangkutan. Adapun lingkup kewenangan Pengadilan HAM dalam peraturan
tersebut adalah:
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan
perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat (Pasal 4),
Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara
peanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas
teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia
(Pasal 5),
Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang
yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun pada saat kejahatan
dilakukan (Pasal 6).
16
Pelanggaran hak asasi manusia yang berat seperti yang dimaksud dalam
ketentuan ini meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kejahatan Genosida, Kejahatan yang dimaksud disini adalah setiap
perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, dan kelompok agama dengan berbagai cara-cara seperti yang
tertuang dalam Pasal 8.
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, Dalam hal ini kejahatan yang
dimaksud adalah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, adapun
penjabaran tindakannya juga tertuang dalam pasal yang sama yaitu Pasal 8.
20
Daftar Rujukan
Riyadi, Eko. 2018. Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Internasional, Regional,
dan Nasional. Depok: Raja Grafindo Persada
21
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 4
PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA
1. Yuliana Dewi P (30) : Apa saja hukum HAM Internasional yang diadopsi
oleh Indonesia sebagai hukum HAM Nasional?
Hasil Diskusi:
Hukum HAM Internasional yang telah diadopsi oleh Indonesia sebagai
hukum HAM Nasional adalah instrumen-instrumen hukum HAM yang sudah
diratifikasi secara Nasional yaitu:
Konvensi internasional tentang anti apartheid yang banyak terjadi dalam
bidang olahraga. Anti apartheid adalah politik yang membedakan hak
antara orang yang berkulit putih dengan berkulit berwarna, khususnya
kulit hitam. Konvensi diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 43
tanggal 26 Mei 1993.
Konvensi Internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
atau perbedaan hak dan kewajiban terhadap perempuan dibandingkan
laki-laki tahun 1979. Konvensi ini diratifikasi dengan Undang-Undang
Nomor 7 tanggal 27 Juli 1984.
Konvensi tentang pemberian hak-hak politik kepada wanita, agar wanita
mempunyai kedudukan yang sama dalam parlemen di negaranya, tahun
1953. Konvensi ini diratifikasi oleh Indonesia dengan UU Nomor 68
tanggal 17 Juli 1998.
Konvensi internasional tentang dilarangnya penyiksaan dan perlakuan
merendahkan martabat manusia lainnya, meskipun orang tersebut adalah
22
penjahat atau tawanan perang. Konvensi ini diratifikasi oleh Indonesia
dengan UU Nomor 5 tanggal 28 September 1998.
Konvensi internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
ras, yang masih terjadi di banyak negara. Konvensi ini diratifikasi
dengan UU Nomor 29 tanggal 25 mei 1999.
Keputusan Presiden No 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi
Hak-hak Anak (Convention on Rights of the Child, 1989)
3. Wulan Fatikhah L (26) : Apa yang harus dilakukan oleh negara apabila
terjadi pelanggaran HAM? Bagaimana HAM diatur dalam hukum nasional?
Bagaimana perlindungan jaminan hak asasi manusia?
23
Hasil Diskusi:
Negara sudah menjamin perlindungan Hak Asasi setiap warga negaranya
melalui instrumen-instrumen hukum HAM yang sudah ditetapkan, oleh
karena itu Negara berkewajiban melindungi dan menegakkan hukum HAM
apabila terjadi pelanggaran HAM. Jaminan dan Hukum HAM sudah diatus
dalam instrumen HAM Nasional diantaranya:
12. UUD 1945, yaitu
Pembukaan UUD 1945, alenia I – IV
UUD 1945 Pasal 28A sampai dengan 28J; Pasal 27 sampai dengan 34
13. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
14. UU No. 36 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
15. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
16. UU No. 7 Tahun 1984 tentang Rativikasi Konvensi PBB tentang
penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
17. UU No. 8 tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuanatau penghukuman lain yang Kejam, tidak
Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia
18. UU No. 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO nomor 182
mengenai pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak
19. UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional
tentang hak-hak ekonomi, Sosial dan Budaya
20. UU No. 12 tahun 2005 tentang Konvenan Internasional tentang Hak-hak
Sipil dan Politik
21. TAP MPR Nomor XVII Tahun 1998 tentang Hak Asasi Manusia.
22. UU Tentang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
Selain itu juga sudah dibentuk badan / lembaga yang menangani Hak Asasi
Manusia di Indonesia, mulai dari Polri, KPAI, Komnas HAM, Pengadilan
HAM, Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan, dan lain sebagainya.
24
4. Fatin Pramudya W (10) : Apakah dalam penegakan hukum HAM manusia
yang melanggar hukum dapat dikurangi hak asasi nya? Misalnya suntik
Kebiri.
Hasil Diskusi:
Menurut pendapat kelompok, Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat
pada diri manusia sejak ia lahir, hak ini tidak dapat dicabut, dibagi maupun
diserahkan, namun bagi pelanggar ham, hak tersebut bisa hilang karena ada
konsekuensi bagi pelanggar hukum HAM yaitu adanya hukuman yang sesuai
dengan pelanggaran dan hukum yang berlaku. Misalnya pada suntik kebiri
bagi pelaku pemerkosa, mungkin di negara-negara lain suntik ini sudah
dilaksanakan, namun di Indonesia suntik ini masih dipertentangkan karena
melanggar kode etik dokter. Suntik ini akan membuat si pelaku kehilangan
gairah seksual selama 5-6 tahun, selain itu juga memberikan efek jangka
panjang berupa osteoporosis, penyakit kardiovaskuler, gangguan
metabolisme, depresi, infertilisasi, anemia, dan menimbulkan rasa panas pada
tubuh. Jadi hak asasi manusia sejatinya tidak bisa dihilangkan/dikurangi
namun apabila seseorang melakukan pelanggaran terhadap hak asasi orang
lain, orang yang melakukan pelanggaran tersebut bisa kehilangan hak
asasinya yaitu dengan adanya sanksi hukum yang harus diterima.
25