Anda di halaman 1dari 1

Nama : Dian Wahyu Lestari

NIM : 223113914913
Kelas : PGSD 3

ARGUMENTASI KRITIS GERAKAN TRANSFORMASI KI HAJAR


DEWANTARA DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEBELUM
DAN SESUDAH KEMERDEKAAN.

Perjalanan pendidikan Indonesia dimulai dari zaman kolonial. Pada tahun


1854 beberapa bupati menginisiasi pendirian sekolah kabupaten yang hanya
mendidik calon pegawai. Tahun 1854 lahir Sekolah Bumiputera yang hanya
memiliki 3 kelas. Rakyat hanya diajari membaca, menulis, dan menghitung
seperlunya untuk mendidik para pembantu untuk mendukung usaha dagang.
Tahun 1922 lahir Taman Siswa di Yogyakarta. Lambat laun masyarakat semakin
menyadari pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia.
Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa anak-anak Indonesia harus diberi
pendidikan kultural dan nasional yang semua-semuanya ditujukan pada keluhuran
kemanusiaan, nusa dan bangsa, tidak dengan memisahkan diri dari kesatuan
kemanusiaan. Ki Hajar Dewantara tidak menghendaki sistem pendidikan dan
pengajaran yang sepi dari pengaruh kebudayaan, seperti pada zaman Kolonial
Belanda. Kita boleh mengadaptasi pendidikannya tetapi harus disesuaikan dengan
kebudayaan Indonesia, sehingga tidak ditiru mentah-mentah.
Pendidikan pada zaman kolonial hanya diperuntukkan oleh orang-orang
tertentu, sedangkan pendidikan di masa sekarang siapapun diwajibkan untuk
belajar, terutama dengan adanya wajib belajar 9 tahun. Pembelajaran pada masa
kini juga sudah menggunakan berbagai teknologi modern.

Anda mungkin juga menyukai