HUKUM INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
Kelompok VI
Nama Anggota :
Luthfi Diyah Utami 01031281924077
Septiani Maulida Rahmah 01031281924059
Dosen Pembimbing:
Ardi
Penulis
Kelompok 13
2
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga
mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan, pada batas tertentu,perusahaan
multinasional dan individu.
Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan
hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu.Hukum antar bangsa
atau hukum antar negara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur
hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara. Hukum Internasional
terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang khusus berlaku di suatu
bagian dunia (region) tertentu : (1) Hukum Internasional regional : Hukum Internasional yang
berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti Hukum Internasional Amerika /
Amerika Latin, seperti konsep landasan kontinen (Continental Shelf) dan konsep
perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang
mula-mula tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum. (2)
Hukum Internasional Khusus : Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus
berlaku bagi negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai
cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas yang berbeda-beda
dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses
hukum kebiasaan.
Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang
terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri
sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain sehingga merupakan suatu tertib hukum
koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat.
2
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk :
1. Memenuhi tugas terstruktur pembuatan makalah pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Semester 1
2. Agar praja lebih mengetahui apa itu Hukum Internasional dan segala sesuatu
mengenai Hukum internasional
1
BAB II
PERMASALAHAN
BAB III
2
PEMBAHASAN
1
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional)
yang bukan bersifat perdata.
2
Asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional, adalah :
1. Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang berada dalam wilayahnya.
2. Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada, tetap
mendapat perlakuan hukum dari nearanya. asas ini memiliki kekuatan ekstrateritorial,
artinya hukum negara tetap berlaku bagi seorang warganegara walaupun ia berada di
negara lain.
3. Asa Kepentingan Umum, menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri dengan
dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan
umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
1. Negara
2. Individu
3. Tahta Suci / vatican
4. Palang Merah Internasional
5. Organisasi Internasional
Sebagian Ahli mengatakan bahwa pemberontak pun termasuk bagian dari subjek hukum
internasional.
1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar berlakunya hukum
suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau menemukan
ketentuan-ketentuan hukum internasional.
1
Menurut pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum formal terdiri dari :
2. Asas hukum yang bersamaan sebagai unsur masyarakat hukum internasional. Suatu
kumpulan bangsa untuk dapat benar-benar dikatakan suatu masyarakat Hukum
Internasional harus ada unsur pengikat yaitu adanya asas kesamaan hukum antara
bangsa-bangsa di dunia ini.
2
Betapapun berlainan wujudnya hukum positif yang berlaku di tiap-tiap
negara tanpa adanya suatu masyarakat hukum bangsa-bangsa merupakan hukum
alam (naturerech) yang mengharuskan bangsa-bangsa di dunia hidup berdampingan
secara damai dapat dikembalikan pada akal manusia (ratio) dan naluri untuk
mempertahankan jenisnya.
1
Kedua gejala ini menunjukkan bahwa disamping mulai terlaksananya suatu
masyarakat internasional dalam arti yang benar dan efektif berdasarkan asas
kedaulatan, kemerdekaan dan persamaan derajat antar negara sehingga dengan
demikian terjelma Hukum Internasional sebagai hukum koordinasi, timbul suatu
komplek kaedah yang lebih memperlihatkan ciri-ciri hukum subordinasi.
Hukum Internasional modern sebagai suatu sistem hukum yang mengatur hubungan
antara negara-negara, lahir dengan kelahiran masyarakat Internasional yang didasarkan atas
negara-negara nasional. Sebagai titik saat lahirnya negara-negara nasional yang modern
biasanya diambil saat ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Westphalia yang mengakhiri
Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa. Zaman dahulu kala sudah terdapat ketentuan yang
mengatur, hubungan antara raja-raja atau bangsa-bangsa:
Hukum Dunia berpangkal pada dasar pikiran lain. Dipengaruhi analogi dengan
Hukum Tata Negara (constitusional law), hukum dunia merupakan semacam negara
(federasi) dunia yang meliputi semua negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarki berdiri
di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu
tertib hukum subordinasi. Dalam hukum kuno mereka antara lain Kitab Perjanjian Lama,
mengenal ketentuan mengenai perjanjian, diperlakukan terhadap orang asing dan cara
melakukan perang.Dalam hukum perang masih dibedakan (dalam hukum perang Yahudi ini)
perlakuan terhadap mereka yang dianggap musuh bebuyutan, sehingga diperbolehkan
diadakan penyimpangan ketentuan perang.
2
Lingkungan kebudayaan Yunani. Hidup dalam negara-negara kita. Menurut hukum
negara kota penduduk digolongkan dalam 2 golongan yaitu orang Yunani dan orang luar
yang dianggap sebagai orang biadab (barbar). Masyarakat Yunani sudah mengenal ketentuan
mengenai perwasitan (arbitration) dan diplomasi yang tinggi tingkat perkembangannya.
Sumbangan yang berharga untuk Hukum Internasional waktu itu ialah konsep hukum
alam yaitu hukum yang berlaku secara mutlak dimanapun juga dan yang berasal dari rasion
atau akal manusia.
Abad pertengahan
Di samping masyarakat Eropa Barat, pada waktu itu terdapat 2 masyarakat besar lain
yang termasuk lingkungan kebudayaan yang berlaianan yaitu Kekaisaran
Byzantium dan Dunia Islam. Kekaisaran Byzantium sedang menurun mempraktikan
diplomasi untuk mempertahankan supremasinya. Oleh karenanya praktik Diplomasi sebagai
sumbangan yang terpenting dalam perkembangan Hukum Internasional dan Dunia Islam
terletak di bidang Hukum Perang.
Perjanjian Westphalia
Perjanjian Damai Westphalia terdiri dari dua perjanjian yang ditandatangani di dua
kota di wilayah Westphalia, yaitu di Osnabrück (15 Mei 1648) dan di Münster (24 Oktober
1
1648). Kedua perjanjian ini mengakhiri Perang 30 Tahun (1618-1648) yang berlangsung
di Kekaisaran Romawi Suci dan Perang 80 Tahun (1568-1648) antara Spanyol dan Belanda.
2
5. Negara mengakui adanya Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur
hubungan antar negara tetapi menekankan peranan yang besar yang dimainkan negara
dalam kepatuhan terhadap hukum ini.
6. Tidak adanya Mahkamah (Internasional) dan kekuatan polisi internasional untuk
memaksakan ditaatinya ketentuan hukum Internasional.
7. Anggapan terhadap perang yang dengan lunturnya segi-segi keagamaan beralih dari
anggapan mengenai doktrin bellum justum (ajaran perang suci) kearah ajaran yang
menganggap perang sebagai salah satu cara penggunaan kekerasan.
Hugo Grotius mendasarkan sistem hukum Internasional atas berlakunya hukum alam.
Hukum alam telah dilepaskan dari pengaruh keagamaan dan kegerejaan. Banyak
didasarkan atas praktik negara dan perjanjian negara sebagai sumber Hukum Internasional
disamping hukum alam yang diilhami oleh akal manusia, sehingga disebut Bapak Hukum
Internasional.
Fransisco Vittoria (biarawan Dominikan – berkebangsaan Spanyol Abad XIV menulis
buku Relectio de Indis mengenai hubungan Spanyol dan Portugis dengan orang Indian di
AS. Bahwa negara dalam tingkah lakunya tidak bisa bertindak sekehendak hatinya. Maka
hukum bangsa-bangsa ia namakan ius intergentes.
Fransisco Suarez (Yesuit) menulis De legibius ae Deo legislatore (on laws and God as
legislator) mengemukakan adanya suatu hukum atau kaedah obyektif yang harus dituruti
oleh negara-negara dalam hubungan antara mereka.
Balthazer Ayala (1548-1584) dan Alberico Gentilis mendasarkan ajaran mereka atas
falsafah keagamaan atau tidak ada pemisahan antara hukum, etika dan teologi.
Tokoh-Tokoh lain mengenai Pengertian Hubungan Internasional
1
Hal ini terjadi karena adanya perang dingin antara blok barat (liberal membentuk
pakta pertahanan NATO) di bawah pimpinan Amerika dan blok Timur (Komunis
membentuk pakta pertahanan Warsawa) dibawah pimpinan Uni Sovyet/ Rusia. kedua blok
ini saling memeperluas pengaruh ideologi dan ekonominya di berbagai negara sehingga
banyak negara yang kemudian enjadi korban. contoh kore yang terpecah menjadi dua,
yaitu Korea Utara dengan paham komunis dan korea selatan dengan paham liberal
2. Karena batas wilayah
hal ini terjadi karena tidak adanya kejelasan batas wilayah suatu negara dengan
negara lain sehingga masing-masing negara akan mengklaim wilayah perbatan tertentu.
contoh : Tahun 1976 Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan pula sipadan dan
ligitan dan diputuskan oleh MI pada tahun 2003 dimenangkan oleh malaysia, perbatasan
kasmir yang diperebutkan oleh india dan pakistan.
3.11. Penyelesaian Sengketa Internasional
Penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1. Dengan cara damai, terdiri dari :
2
Tindakan-tindakan pembalasan (Repraisal), yaitu suatu metode yang dipakai oleh
suatu negara untuk memperoleh ganti kerugian dari negara lain dengan melakukan
tindakan-tindakan pemalasan.
Blokade secara damai
Intervensi
1. Korban pelanggaran HAM dapat mengadukan kepada komisi tinggi HAM PBB atau
melalui lembaga HAM internasional lainnya.
2. pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penyidikan.
3. dengan bukti-bukti hasil penyelidikan dan penyidikan proses dilanjutkan pada tahap
peradilan, dan jika terbukti maka hakim MI akan menjatuhkan sanksi.
1
BAB IV
KESIMPULAN
1. Asas Teritorial,
2. Asas Kebangsaan,
3. Asa Kepentingan Umum,
1. Negara
2. Individu
3. Tahta Suci / vatican
4. Palang Merah Internasional
5. Organisasi Internasional
2
DAFTAR PUSTAKA
[http://Hukum%20HAM%20Internasional:%20Sebuah%20Pengantar%20Kontekstual
http://books.google.co.id/books?
id=vH7xe16WSw0C&lpg=PP1&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q&f=false
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_internasional
http://manalor.wordpress.com/2010/04/14/hukum-internasional/