Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDKAN KEWARGANEGARAAN

HUKUM INTERNASIONAL

Disusun Oleh :
Kelompok VI

Nama Anggota :
Luthfi Diyah Utami 01031281924077
Septiani Maulida Rahmah 01031281924059

Dosen Pembimbing:
Ardi

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN PELAJARAN 2018/ 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan judul “Hukum Internasional”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen Pendidikan Agama Islam yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis

Kelompok 13

2
DAFTAR ISI

1
BAB  I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga
mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan, pada batas tertentu,perusahaan
multinasional dan individu.
Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan
hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu.Hukum antar bangsa
atau hukum antar negara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur
hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara. Hukum Internasional
terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang khusus berlaku di suatu
bagian dunia (region) tertentu : (1) Hukum Internasional regional : Hukum Internasional yang
berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti Hukum Internasional Amerika /
Amerika Latin, seperti konsep landasan kontinen (Continental Shelf) dan konsep
perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang
mula-mula tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum. (2)
Hukum Internasional Khusus : Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus
berlaku bagi negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai
cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas yang berbeda-beda
dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses
hukum kebiasaan.
Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang
terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri
sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain sehingga merupakan suatu tertib hukum
koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat.

2
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk :
1. Memenuhi tugas terstruktur pembuatan makalah pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Semester 1
2. Agar praja lebih mengetahui apa itu Hukum Internasional dan segala sesuatu
mengenai Hukum internasional

1
BAB II
PERMASALAHAN

2.1. Identifikasi Masalah


Dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mempelajari banyak tentang hukum-
hukum yang berlaku di dunia namun bagaimana praja mempelajari tentang Hukum Internasional
secara lebih luas.

2.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Hukum Internasional,bagaimana bentuk dan asas hukum Internasional?
2. Apa saja subjek dan sumber Hukum Internasional?
3. Apa itu masyarakat internasional,ciri-cirinya dan sejarah perkembangannya?
4. Bagaimana sebab dan penyelesaian sengketa internasional dan bagaimana peranan
Mahkamah Internasional terhadap pelanggaran HAM ?

BAB III
2
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hukum Internasional

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku
dan hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga
mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan
multinasional dan individu.

Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum


antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan
aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum
antarbangsa atau hukum antarnegara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang
mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.

Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa Hukum Internasional adalah


keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas-batas negara antara negara dengan negara, negara dengan subjek hukum
internasional lainnya.
Hukum internasional terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Hukum Perdata Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur hubungan


hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga negara dari negara lain
(hukum antar bangsa)
2. Hukum Publik Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur negara yang
satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum Antarnegara)

Perbedaan dan persamaan

Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata Internasional. Hukum


Perdata Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan
perdata yang melintasi batas negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum perdata
antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang
berlainan. Sedangkan Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang

1
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional)
yang bukan bersifat perdata.

Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang


melintasi batas negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau persoalan yang
diaturnya (obyeknya).

3.2. Bentuk Hukum Internasional

Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan


yang khusus berlaku di suatu bagian dunia (region) tertentu :

Hukum Internasional Regional 


Hukum Internasional yang berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti
Hukum Internasional Amerika / Amerika Latin, seperti konsep landasan kontinen
(Continental Shelf) dan konsep perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of
the living resources of the sea) yang mula-mula tumbuh di Benua Amerika sehingga
menjadi hukum Internasional Umum.
Hukum Internasional Khusus 
Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus berlaku bagi negara-negara
tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai cerminan keadaan,
kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas yang berbeda-beda dari bagian
masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses
hukum kebiasaan.

Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur


hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara:

1. negara dengan negara


2. negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan
negara satu sama lain.

3.3. Asas-Asas Hukum Internasional

2
Asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional, adalah :

1. Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang berada dalam wilayahnya.
2. Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada, tetap
mendapat perlakuan hukum dari nearanya. asas ini memiliki kekuatan ekstrateritorial,
artinya hukum negara tetap berlaku bagi seorang warganegara walaupun ia berada di
negara lain.
3. Asa Kepentingan Umum, menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri dengan
dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan
umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

3.4 Subjek Hukum Internasional


Subjek hukum Internasional terdiri dari :

1. Negara
2. Individu
3. Tahta Suci / vatican
4. Palang Merah Internasional
5. Organisasi Internasional

Sebagian Ahli mengatakan bahwa pemberontak pun termasuk bagian dari subjek hukum
internasional.

3.5. Sumber Hukum Internasional


Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar berlakunya hukum
suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau menemukan
ketentuan-ketentuan hukum internasional.

1
Menurut pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum formal terdiri dari :

 Perjanjian Internasional, (traktat/Treaty)


 Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima
sebagai hukum
 Asas-asas umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab
 Yurisprudency, yaitu keputusan hakim hukum internasional yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap
 Doktrin, yaitu pendapat para ahli hukum internasional.

3.6. Masyarakat dan Hukum Internasional

 Adanya masyarakat-masyarakat Internasional sebagai landasan sosiologis hukum


internasional.

1. Adanya suatu masyarakat Internasional. Adanya masyarakat internasional ditunjukkan


adanya hubungan yang terdapat antara anggota masyarakat internasional, karena
adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian kekayaan dan
perkembangan industri yang tidak merata di dunia seperti adanya perniagaan atau
pula hubungan di lapangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, keagamaan, sosial dan
olah raga mengakibatkan timbulnya kepentingan untuk memelihara dan mengatur
hubungan bersama merupakan suatu kepentingan bersama. Untuk menertibkan,
mengatur dan memelihara hubungan Internasional inilah dibutuhkan hukum dunia
menjamin unsur kepastian yang diperlukan dalam setiap hubungan yang teratur.

Masyarakat Internasional pada hakekatnya adalah hubungan kehidupan antar


manusia dan merupakan suatu kompleks kehidupan bersama yang terdiri dari aneka
ragam masyarakat yang menjalin dengan erat.

2. Asas hukum yang bersamaan sebagai unsur masyarakat hukum internasional. Suatu
kumpulan bangsa untuk dapat benar-benar dikatakan suatu masyarakat Hukum
Internasional harus ada unsur pengikat yaitu adanya asas kesamaan hukum antara
bangsa-bangsa di dunia ini.

2
Betapapun berlainan wujudnya hukum positif yang berlaku di tiap-tiap
negara tanpa adanya suatu masyarakat hukum bangsa-bangsa merupakan hukum
alam (naturerech) yang mengharuskan bangsa-bangsa di dunia hidup berdampingan
secara damai dapat dikembalikan pada akal manusia (ratio) dan naluri untuk
mempertahankan jenisnya.

 Kedaulatan Negara : Hakekat dan Fungsinya Dalam Masyarakat Internasional.

Negara dikatakan berdaulat (sovereian) karena kedaulatan merupakan suatu sifat


atau ciri hakiki negara. Negara berdaulat berarti negara itu mempunyai kekuasaan
tertentu. Negara itu tidak mengakui suatu kekuasaan yang lebih tinggi daripada
kekuasaannya sendiri dan mengandung 2 (dua) pembatasan penting dalam dirinya:

1. Kekuasaan itu berakhir dimana kekuasaan suatu negara lain mulai.


2. Kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan
itu.

Konsep kedaulatan, kemerdekaan dan kesamaan derajat tidak bertentangan satu


dengan lain bahkan merupakan perwujudan dan pelaksanaan pengertian kedaulatan
dalam arti wajar dan sebagai syarat mutlak bagi terciptanya suatu masyarakat
Internasional yang teratur.

 Masyarakat Internasional dalam peralihan: perubahan-perubahan dalam peta bumi


politik, kemajuan teknologi dan struktur masyarakat internasional.

Masyarakat Internasional mengalami berbagai perubahan yang besar dan


pokok ialah perbaikan peta bumi politik yang terjadi terutama setelah Perang Dunia
II. Proses ini sudah dimulai pada permulaan abad XX mengubah pola kekuasaan
politik di dunia. Timbulnya negara-negara baru yang merdeka, berdaulat dan sama
derajatnya satu dengan yang lain terutama sesudah Perang Dunia

 Perubahan Kedua ialah kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi berbagai alat perhubungan menambah mudahnya


perhubungan yang melintasi batas negara. Perkembangan golongan ialah timbulnya
berbagai organisasi atau lembaga internasional yang mempunyai eksistensi terlepas
dari negara-negara dan adanya perkembangan yang memberikan kompetensi hukum
kepada para individu.

1
Kedua gejala ini menunjukkan bahwa disamping mulai terlaksananya suatu
masyarakat internasional dalam arti yang benar dan efektif berdasarkan asas
kedaulatan, kemerdekaan dan persamaan derajat antar negara sehingga dengan
demikian terjelma Hukum Internasional sebagai hukum koordinasi, timbul suatu
komplek kaedah yang lebih memperlihatkan ciri-ciri hukum subordinasi.

3.7. Sejarah dan Perkembangannya

Hukum Internasional modern sebagai suatu sistem hukum yang mengatur hubungan
antara negara-negara, lahir dengan kelahiran masyarakat Internasional yang didasarkan atas
negara-negara nasional. Sebagai titik saat lahirnya negara-negara nasional yang modern
biasanya diambil saat ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Westphalia yang mengakhiri
Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa. Zaman dahulu kala sudah terdapat ketentuan yang
mengatur, hubungan antara raja-raja atau bangsa-bangsa:

Dalam lingkungan kebudayaan India Kuno telah terdapat kaedah dan lembaga hukum


yang mengatur hubungan antar kasta, suku-suku bangsa dan raja-raja yang diatur oleh adat
kebiasaan. Menurut Bannerjce, adat kebiasaan yang mengatur hubungan antara raja-raja
dinamakan Desa Dharma. Pujangga yang terkenal pada saat itu Kautilya atau Chanakya
penulis buku Artha Sastra Gautamasutra salah satu karya abad VI SM di bidang hukum.

Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang


terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri
sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain sehingga merupakan suatu tertib hukum
koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat.

Hukum Dunia berpangkal pada dasar pikiran lain. Dipengaruhi analogi dengan
Hukum Tata Negara (constitusional law), hukum dunia merupakan semacam negara
(federasi) dunia yang meliputi semua negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarki berdiri
di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu
tertib hukum subordinasi. Dalam hukum kuno mereka antara lain Kitab Perjanjian Lama,
mengenal ketentuan mengenai perjanjian, diperlakukan terhadap orang asing dan cara
melakukan perang.Dalam hukum perang masih dibedakan (dalam hukum perang Yahudi ini)
perlakuan terhadap mereka yang dianggap musuh bebuyutan, sehingga diperbolehkan
diadakan penyimpangan ketentuan perang.

2
Lingkungan kebudayaan Yunani. Hidup dalam negara-negara kita. Menurut hukum
negara kota penduduk digolongkan dalam 2 golongan yaitu orang Yunani dan orang luar
yang dianggap sebagai orang biadab (barbar). Masyarakat Yunani sudah mengenal ketentuan
mengenai perwasitan (arbitration) dan diplomasi yang tinggi tingkat perkembangannya.

Sumbangan yang berharga untuk Hukum Internasional waktu itu ialah konsep hukum
alam yaitu hukum yang berlaku secara mutlak dimanapun juga dan yang berasal dari rasion
atau akal manusia.

Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur hubungan antara kerajaan-


kerajaan tidak mengalami perkembangan yang pesat pada zaman Romawi. Karena
masyarakat dunia merupakan satu imperium yaitu imperium roma yang menguasai seluruh
wilayah dalam lingkungan kebudayaan Romawi. Sehingga tidak ada tempat bagi kerajaan-
kerajaan yang terpisah dan dengan sendirinya tidak ada pula tempat bagi hukum bangsa-
bangsa yang mengatur hubungan antara kerajaan-kerajaan. Hukum Romawi telah
menyumbangkan banyak sekali asas atau konsep yang kemudian diterima dalam hukum
Internasional ialah konsep seperti occupatio servitut dan bona fides. Juga asas “pacta sunt
servanda” merupakan warisan kebudayaan Romawi yang berharga.

Abad pertengahan

Selama abad pertengahan dunia Barat dikuasai oleh satu sistem feodal yang


berpuncak pada kaisar sedangkan kehidupan gereja berpuncak pada Paus sebagai Kepala
Gereja Katolik Roma. Masyarakat Eropa waktu itu merupakan satu masyarakat Kristen yang
terdiri dari beberapa negara yang berdaulat dan Tahta Suci, kemudian sebagai pewaris
kebudayaan Romawi dan Yunani.

Di samping masyarakat Eropa Barat, pada waktu itu terdapat 2 masyarakat besar lain
yang termasuk lingkungan kebudayaan yang berlaianan yaitu Kekaisaran
Byzantium dan Dunia Islam. Kekaisaran Byzantium sedang menurun mempraktikan
diplomasi untuk mempertahankan supremasinya. Oleh karenanya praktik Diplomasi sebagai
sumbangan yang terpenting dalam perkembangan Hukum Internasional dan Dunia Islam
terletak di bidang Hukum Perang.

Perjanjian Westphalia

Perjanjian Damai Westphalia terdiri dari dua perjanjian yang ditandatangani di dua
kota di wilayah Westphalia, yaitu di Osnabrück (15 Mei 1648) dan di Münster (24 Oktober

1
1648). Kedua perjanjian ini mengakhiri Perang 30 Tahun (1618-1648) yang berlangsung
di Kekaisaran Romawi Suci dan Perang 80 Tahun (1568-1648) antara Spanyol dan Belanda.

Perdamaian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah Hukum


Internasional modern, bahkan dianggap sebagai suatu peristiwa Hukum Internasional modern
yang didasarkan atas negara-negara nasional. Sebabnya adalah :

1. Selain mengakhiri perang 30 tahun, Perjanjian Westphalia telah meneguhkan perubahan


dalam peta bumi politik yang telah terjadi karena perang itu di Eropa .
2. Perjanjian perdamaian mengakhiri untuk selama-lamanya usaha Kaisar Romawi yang
suci.
3. Hubungan antara negara-negara dilepaskan dari persoalan hubungan kegerejaan dan
didasarkan atas kepentingan nasional negara itu masing-masing.
4. Kemerdekaan negara Belanda, Swiss dan negara-negara kecil di Jerman diakui dalam
Perjanjian Westphalia.

Perjanjian Westphalia meletakkan dasar bagi susunan masyarakat Internasional yang


baru, baik mengenai bentuknya yaitu didasarkan atas negara-negara nasional (tidak lagi
didasarkan atas kerajaan-kerajaan) maupun mengenai hakekat negara itu dan
pemerintahannya yakni pemisahan kekuasaan negara dan pemerintahan dari pengaruh gereja.

Dasar-dasar yang diletakkan dalam Perjanjian Westphalia diperteguh dalam


Perjanjian Utrech yang penting artinya dilihat dari sudut politik Internasional, karena
menerima asas keseimbangan kekuatan sebagai asas politik internasional.

3.8. Ciri-ciri Masyarakat Internasional

1. Negara merupakan satuan teritorial yang berdaulat.


2. Hubungan nasional yang satu dengan yang lainnya didasarkan atas kemerdekaan dan
persamaan derajat.
3. Masyarakat negara-negara tidak mengakui kekuasaan di atas mereka seperti seorang
kaisar pada zaman abad pertengahan dan Paus sebagai Kepala Gereja.
4. Hubungan antara negara-negara berdasarkan atas hukum yang banyak mengambil alih
pengertian lembaga Hukum Perdata, Hukum Romawi.

2
5. Negara mengakui adanya Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur
hubungan antar negara tetapi menekankan peranan yang besar yang dimainkan negara
dalam kepatuhan terhadap hukum ini.
6. Tidak adanya Mahkamah (Internasional) dan kekuatan polisi internasional untuk
memaksakan ditaatinya ketentuan hukum Internasional.
7. Anggapan terhadap perang yang dengan lunturnya segi-segi keagamaan beralih dari
anggapan mengenai doktrin bellum justum (ajaran perang suci) kearah ajaran yang
menganggap perang sebagai salah satu cara penggunaan kekerasan.

3.9. Tokoh Hukum Internasional

 Hugo Grotius mendasarkan sistem hukum Internasional atas berlakunya hukum alam.
Hukum alam telah dilepaskan dari pengaruh keagamaan dan kegerejaan. Banyak
didasarkan atas praktik negara dan perjanjian negara sebagai sumber Hukum Internasional
disamping hukum alam yang diilhami oleh akal manusia, sehingga disebut Bapak Hukum
Internasional.
 Fransisco Vittoria (biarawan Dominikan – berkebangsaan Spanyol Abad XIV menulis
buku Relectio de Indis mengenai hubungan Spanyol dan Portugis dengan orang Indian di
AS. Bahwa negara dalam tingkah lakunya tidak bisa bertindak sekehendak hatinya. Maka
hukum bangsa-bangsa ia namakan ius intergentes.
 Fransisco Suarez (Yesuit) menulis De legibius ae Deo legislatore (on laws and God as
legislator) mengemukakan adanya suatu hukum atau kaedah obyektif yang harus dituruti
oleh negara-negara dalam hubungan antara mereka.
 Balthazer Ayala (1548-1584) dan Alberico Gentilis mendasarkan ajaran mereka atas
falsafah keagamaan atau tidak ada pemisahan antara hukum, etika dan teologi.
 Tokoh-Tokoh lain mengenai Pengertian Hubungan Internasional

3.10. Sebab-sebab Sengketa Internasional


Secara garis besar sengketa internasional terjadi karena hal-hal berikut :
1. Sengketa terjadi karena masalah Politik

1
Hal ini terjadi karena adanya perang dingin antara blok barat (liberal membentuk
pakta pertahanan NATO) di bawah pimpinan Amerika dan blok Timur (Komunis
membentuk pakta pertahanan Warsawa) dibawah pimpinan Uni Sovyet/ Rusia. kedua blok
ini saling memeperluas pengaruh ideologi dan ekonominya di berbagai negara sehingga
banyak negara yang kemudian enjadi korban. contoh kore yang terpecah menjadi dua,
yaitu Korea Utara dengan paham komunis dan korea selatan dengan paham liberal
2. Karena batas wilayah
hal ini terjadi karena tidak adanya kejelasan batas wilayah suatu negara dengan
negara lain sehingga masing-masing negara akan mengklaim wilayah perbatan tertentu.
contoh : Tahun 1976 Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan pula sipadan dan
ligitan dan diputuskan oleh MI pada tahun 2003 dimenangkan oleh malaysia, perbatasan
kasmir yang diperebutkan oleh india dan pakistan.
3.11. Penyelesaian Sengketa Internasional
Penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1. Dengan cara damai, terdiri dari :

 Arbitrasi. arbitrase biasanya dilakukan dengan cara menyerahkan sengketa kepada


orang-orang tertentu (arbitrator) yag dipilih secarea bebas oleh berbagai pihak untuk
memutuskannya tanpa terlalu terikat dengan prosedur hukum.
 Penyelesaian Yudisia, adalah suatu penyelesaian dihasilkan melalui suatu peradilan
yudicial internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya dengan memberlakukan
kaidah-kaidah hukum. Contoh International Court of Justice, yang berkedudukan di
Denhag Belanda.
 Negosiasi (perundingan), jasa-jasa baik, mediasi, dan konsiliasi.
 penyelidikan
 Penyelesaian di bawah naungan PBB

2. Dengan cara paksa atau kekerasan, terdisi dari :

 perang dan tindakan bersenjata non perang


 Retorsi, yaitu istilah teknis untuk pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap
negara lain karena diperlakukan secara tidak pantas.

2
 Tindakan-tindakan pembalasan (Repraisal), yaitu suatu metode yang dipakai oleh
suatu negara untuk memperoleh ganti kerugian dari negara lain  dengan melakukan
tindakan-tindakan pemalasan.
 Blokade secara damai
 Intervensi

3.12. Peranan Mahkamah Internasional Terhadap Pelanggaran HAM


Mahkamah Internasional (MI) merupakan salah satu badan perlengkapan PBB yang
berkedudukan di Denhag (Belanda). MI memiliki 15 orang hakim yang dipilih dari 15 negara
dengan masa jabatan 9 tahun. Selain memberikan pertimbangan hukum kepada Majelis
Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB MI pun bertugas untuk memeriksa dan
menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang diserahkan kepadanya. dalam mengadili suatu
perara MI berpedoman pada Traktat-traktat dan kebiasaan -kebiasaan Internasional.
Prosedur Penyelesaian Kasus HAM Internasional
Penyelesaian kasus pelanggaran HAM oleh mahkamah internasional dapat dilakukan  melalui
prosedur berikut :

1. Korban pelanggaran HAM dapat mengadukan kepada komisi tinggi HAM PBB atau
melalui lembaga HAM internasional lainnya.
2. pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penyidikan.
3. dengan bukti-bukti hasil penyelidikan dan penyidikan proses dilanjutkan pada tahap
peradilan, dan jika terbukti maka hakim MI akan menjatuhkan sanksi.

1
BAB IV

KESIMPULAN

Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum


antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan
aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum
antarbangsa atau hukum antarnegara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang
mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.

Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan


yang khusus berlaku di suatu bagian dunia (region) tertentu :

1. Hukum Internasional Regional

2. Hukum Internasional Khusus 


Asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional, adalah :

1. Asas Teritorial,
2. Asas Kebangsaan,
3. Asa Kepentingan Umum,

Subjek hukum Internasional terdiri dari :

1. Negara
2. Individu
3. Tahta Suci / vatican
4. Palang Merah Internasional
5. Organisasi Internasional

2
DAFTAR PUSTAKA

[http://Hukum%20HAM%20Internasional:%20Sebuah%20Pengantar%20Kontekstual

  http://books.google.co.id/books?
id=vH7xe16WSw0C&lpg=PP1&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q&f=false

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_internasional

http://manalor.wordpress.com/2010/04/14/hukum-internasional/

Anda mungkin juga menyukai