Anda di halaman 1dari 58

TUGAS RESUME

HUKUM INTERNASIONAL

Disusun oleh :

Faiza Dianti E1A014243

Tatiana Marsela E1A014245

Fany Tiara I E1A014250

Friska Santika D E1A014251

Mustika Sari A E1A014257

Ryani Hesa E.P E1A014275

Elfryda Prahandini E1A014281

Anggia Septiara P.U E1A014286

Laela Ismaya E1A014307

Nivena Ridanti E1A014310

KELAS C

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI JENDRAL SOEDIRMAN


BAB I

KONSEP DASAR HUKUM INTERNASIONAL

A. Pengertian dan batasan

1. Pengertian
Hukum internasional merupakan sistem hukum tersendiri
yang berlaku di dalam masyarakat Internasional, yaitu seperangkat
hukum yang berlakunya dipertahankan oleh external power dari
masyarakat internasional itu.
Hukum Internasional dalam arti luas atau umum meliputi
hukum internasional publik, dan hukum internasional privat,
sedangkan dalam arti sempit adalah hukum internasional publik.
Kata publik sering di hilangkan sehingga sering hanya disebut
hukum internasional. Adapun kata privat atau perdata selalu di
gunakan umtuk menyebut hukum internasional privat atau yang
lazim disebut hukum perdata internasional.
Hukum internasional publik, yaitu keseluruhan kaidah dan
asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan publik yang
melintasi batas negara. Adapun hukum internasional privat atau
perdata, yaitu keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi batas negara.
Dari kedua pengertian tersebut terlihat adanya kesamaaan
dan kebedaan antara keduanya. Kesamaannya adalah bahwa baik
hukum internasional publik maupun hukum internasional privat
sama-sama mengatur hubungan atau persoalan yang melintas batas
negara sedangkan kebedaannya terletak pada objek masalah yang
di aturnya.
2. Batasan
Pakar hukum internasional memberikan batasan atau
definisi hukum internasional antara lain :
a. Hall mengatakan hukum internasional adalah hukum yang
terdiri atas aturan-aturan atau perilaku tertentu yang dianggap
mengikat terhadap negara-negara beradab dalam hubungan
antara satu dengan lainnya.
b. Lawrence menyatakan bahwa hukum internasional merupakan
aturan-aturan yang menentukan tingkah laku negara-negara
beradab antara yang satu dengan lainnya.
c. Brierly menyatakan bahwa hukum internasional adalah
sekumpulan aturan-aturan dan asas-asas untuk berbuat sesuatu
yang mengikat negara-negara beradab di dalam hubungan
mereka satu sama lain.
d. Hackwort menyatakan bahwa hukum internasional adalah
sekumpulan ketentuan yang mengatur hubngan antara negara
dan negara lainnya.
e. Charles Cheny Hyde yang di kutip oleh Starke menyatakan
bahwa hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang
sebagian besar terdiri atas asas dan peraturan tingkah laku yang
mengikat negara-negara dan karena itu biasanya ditaati dalam
hubungan antar negara dan yang meliputi:
1. Peraturan-peraturan hukum mengenaik pelaksanaan fungsi
lembaga dan organisasi internasional itu masing-masing
serta hubungannya dengan negara dan individu.
2. Peraturan-peraturan hukum tertentu mengenai individu dan
kesatuan bukan negara, sepanjang hak atau kewajiban
individu dan kesatuan itu merupakan masalah persekutuan
internasional.
f. Mochtar kusumaatmadja, menyatakan bahwa hukum
internasional adalah keseluruhan dari asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yyang melintasi batas negara antara:
1. Negara dengan negara
2. Negara dengan subyek hukum lain bukan negara
3. Subyek hukum lain bukan negara satu sama lain.

B. Istilah hukum internasional


Hukum internasional adalah istilah umum yang dipakai dalam
pengertian hukum internasional publik. Istilah aslinya international law
yang pertama kali di pakai oleh Jeremy Bentham pada 1780.
Disamping istilah hukum internasional, terdapat pula istilah
lainnya antara lain:
a. Hukum bangsa-bangsa (law of nations)
b. Hukum antar bangsa (law among nations)
c. Hukum internasional publik (public international law)
d. Ius gentium
e. Droid de gens
f. Volkerrecht
g. Droid de nation.

Alasan Mochtar kusumaatmadja sebagai pakar hukum


internasional indonesia memakai istilah hukum internasional:

1. Istilah hukum internasional paling mendekati kenyataan dengan sifat


hubungan dan masalah yang menjadi objek bidang hukum tersebut
2. Istilah itu tidak mengandung keberatan karena perkataan internasional
sudah lazim dipakai untuk segala hal yang melintasi batas negara
3. Untuk membedaan dengan beberapa istilah lainnya.
C. Bentuk perwujudan hukum internasional

Beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan hukum


internasional yang berlaku di suatu bagin dunia (region) tertentu. Dapat di
katakan bahwa di samping hukum internasional yang berlaaku umum
(general) terdapat pula hukum internasional regional, yang terbatas daerah
lingkungan berlakunya, seperti yang lazim dinamakan Hukum
Internasional Amerika atau Hukum Internasionl Amerika Latin, ketentuan
hukum tentang perdagangan internasional di antara negara-negara
Amerika Utara anggota NAFTA (North American Free Trade Area).

Ada bentuk lain dari hukum internasional regional, yaitu hukum


internasional khusus, yaitu yang berlaku bagi negara-negara tertentu saja
yang meraasa berkepentingan pada isi kaidah yang di aturnya, misalnya
konvensi mengenai HAM.

Kebedaan antar keduanya adalah bahwa hukum internasional


regional, yaitu hukum yang biasanya tumbuh melalui proses hukum
kebiasaan, sedangkan hukum internasional khusus menunjuk pada isi
kaidah yang di aturnya dan pesertanya tidak terbatas pada suatu bagian
dunia (region) tertentu. Kesamaan antara hukum internasional regional
dan hukum internasional khusus, yaitu bhawa keduanya sama-sama tidak
berlaku umum.

D. Hukum internasional dan hukum dunia

Kesamaan dan kebedaan dari konsep hukum internasional dengan


konsep hukum dunia (world law, welstaatrecht).

Kesamaannya adalah bahwa keduanya menunjuk pada konsep


tertib hukum masyarakat dunia. Kebedaannya terletak pada pangkal otak
berpikirnya, yaitu hukum internasional didasarkan pada adanya suatu
masyarakat internasional dan terdiri atas sejumlah negara yang merdeka,
sederajat dan berdaulat sehingga tidak ada suatu badan yang terdiri diatas
negara-negara itu. Dengan kata lain, hukum internasional merupakan suatu
tertib hukum yang bersifat kordinasi antara anggota masyarakat
internasional. Negara-negara itu tunduk pada hukum internasional sebagai
suatu tertib hukum yang diterima atau tidak ada paksaan, sementara
hukum dunia (world law) banyak di pengaruhi oleh analogi ilmu Hukum
Tata Negara,yaitu di gaambarkan dunia ini seolah-olah ada negara federasi
dunia yang berada di atas semua negara sehingga secara hierarkis
kedudukannya lebih tinggi daripada negara-negara lainnya. Tertib
hukummnya bersifat subordinasi.

E. Masyarakat dan hukum internasional

Menurut Mochtar, bahwa adanya hukum internasional itu


menanggapi terlebih dahulu adanya suatu masyarakat internasional yang
terdiri atas negara-negara merdeka, sederajat dan berdaulat. Untuk
memenuhi adanya masyarakat internasional dibutuhkan tiga unsur pokok,
yaitu:

1. Adanya sejumlah negara yang merdeka, sederajat dan berdaulat


2. Adanya hubungan yang tetap dan saling membutuhkan satu sama lain
3. Adanya asas-asas yang bersamaan, antara lain: pacta sunt servanda,
bonafide dan servitut.

Masyarakat dan hukum tidak dapat di pisahkan, jadi dimana ada


masyarakat disitu ada hukum yang mengatur masyarakat itu (ubi societas
ibi ius). Adagium ini sesuai dengan pendapat Brierly yang mengatakan
bahwa Law exists only in society and a society cannot exist without a
system of law that regulates the relations of its members with one and
another.

Intinya bahwa hukum hanya ada dalam suatu masyarakat dan suatu
masyarakat tidak akan ada taanpa suatu sistem hukum yang mengatur
hubungan antar anggotanya satu dan yang lainnya.
Hukum internasional adalah hukum yang lemah (the weak law)
apabila di bandingkan dengan hukum internasional suatu negara, Prof.
Charles Rosseau mengatakan bahwa hukum nasional lebih solid atau
bersifat subordinasi, sementara hukum internasional hanyalah hukum yang
bersifat kordinasi.

F. Prinsip kedaulatan negara dalam hukum internasional


prinsip kedaulatan negara adalah salah satu prinsip yang sangat
fundamental di dalam hukum internasional, di samping prinsip-prinsip
hukum lainnya seperti: pengakuan, kesepakatan, itikad baik, tanggung
jawab internasional, bela diri, dan kebebasan di laut lepas.
Kedaulatan padan katanya adalah sovereignty atau dalam bahasa
latin supranus, artimya ‘yang teratas’. Jika terlalu mengagung-agungkan
konsep kedaulatan negara yang di artikan sebagai kekuasaan yang tertinggi
dan tidak mengakui kekuasaan lain yang lebih tinggi, maka paham yang
demikian merupakan penyangkalan terhadap adanya hukum internasional.
Hakikat kedaulatan suatu negara di dalam masyarakat internasional adalah
bahwa negara itu mempunyai kekuasaan tertinggi, tetapi ruang berlakunya
kekuasaan tertinggi itu hanya berdaulat terbatas di wilayah sendiri.
Dengan perkataan lain, bahwa kedaulatan negara berakhir, jika telah
masuk dalam batas kedaulatan wilayah negara lain.
G. Masyarakat internasional dalam peralihan

Perubahan pertama adalah pada peta bumi politik yang terjadi


terutama pasca perang dunia II (1945-sekarang). Perkembangan kedua
adalah di pengaruhi oleh kemajuan teknologi yang mempunyai akibat
besar sekali terhadap perkembangan masyarakat internasional dan hukum
internasional. Kemudian, perubahan ketiga, adalah yang terjadi di dalam
struktur organisasi masyarakat internasional. Perkembangan yang penting
dalam golongan ini adalah timbulnya lembaga atau organisasi
internasional yang mempunyai eksistensi terlepas dari negara sehingga
dalam perkembangan lebih lanjut masyarakat internasional tidak lagi
identik dengan masyarakat antarnegara, mengingat anggota masyarakat
internasional itu menjadi bertambah dengan munculnya lembaga dan
organisasi internasional yang mempunyai eksistensi terlepas dari negara-
negara.

PERLATIHAN

1. Jelaskan pengertian hukum internasional!


2. Jelaskan definisi/batasan HI menurut Mochtar dan apa alasan beliau
menggunakan istilah hukum internasional!
3. Bandingkan antara HI dan hukum dunia!
4. Bandngkan pula antara HI dan hukum nasional menurut Prof. Charles
Rosseau!
5. Bagaimana hakikat dan fungsi kedaulatan negara di dalam masyarakat
internasional!
6. Jelaskan beberapa hal penting tentang masyarakat internasional dalam
peralihan!
7. Jelaskan apa saja yang telah anda pelajari dalam konsep dasar HI!

JAWABAN

1. Hukum internasional adalah keseluruhan asas yang mengatur hubungan


atau persoalan yang melintasi batas antar negara dengan negaara, negara
dengan subyek lain bukan negara (non state entity) dan antara subyek lain
bukan negara satu sama lain.
2. Mochtar kusumaatmadja, menyatakan bahwa hukum internasional adalah
keseluruhan dari asas yang mengatur hubungan atau persoalan yyang
melintasi batas negara antara:
a. Negara dengan negara
b. Negara dengan subyek hukum lain bukan negara
c. Subyek hukum lain bukan negara satu sama lain.

Alasan Mochtar kusumaatmadja sebagai pakar hukum internasional


indonesia memakai istilah hukum internasional:
1. Istilah hukum internasional paling mendekati kenyataan
dengan sifat hubungan dan masalah yang menjadi objek bidang
hukum tersebut

2. Istilah itu tidak mengandung keberatan karena perkataan


internasional sudah lazim dipakai untuk segala hal yang melintasi
batas negara

3. Untuk membedaan dengan beberapa istilah lainnya.

3. hukum internasional merupakan suatu tertib hukum yang bersifat kordinasi


antara anggota masyarakat internasional. Negara-negara itu tunduk pada
hukum internasional sebagai suatu tertib hukum yang diterima atau tidak
ada paksaan, sementara hukum dunia (world law) banyak di pengaruhi
oleh analogi ilmu Hukum Tata Negara,yaitu di gaambarkan dunia ini
seolah-olah ada negara federasi dunia yang berada di atas semua negara
sehingga secara hierarkis kedudukannya lebih tinggi daripada negara-
negara lainnya. Tertib hukummnya bersifat subordinasi.

4. Hukum internasional adalah hukum yang lemah (the weak law) apabila di
bandingkan dengan hukum internasional suatu negara, Prof. Charles
Rosseau mengatakan bahwa hukum nasional lebih solid atau bersifat
subordinasi, sementara hukum internasional hanyalah hukum yang bersifat
kordinasi

5. Hakikat kedaulatan suatu negara di dalam masyarakat internasional adalah


bahwa negara itu mempunyai kekuasaan tertinggi, tetapi ruang berlakunya
kekuasaan tertinggi itu hanya berdaulat terbatas di wilayah sendiri.
Dengan perkataan lain, bahwa kedaulatan negara berakhir, jika telah
masuk dalam batas kedaulatan wilayah negara lain.

6. Perkembangan yang penting dalam golongan ini adalah timbulnya


lembaga atau organisasi internasional yang mempunyai eksistensi terlepas
dari negara sehingga dalam perkembangan lebih lanjut masyarakat
internasional tidak lagi identik dengan masyarakat antarnegara, mengingat
anggota masyarakat internasional itu menjadi bertambah dengan
munculnya lembaga dan organisasi internasional yang mempunyai
eksistensi terlepas dari negara-negara.

7. Hukum internasional adalah keseluruhan asas yang mengatur hubungan


atau persoalan yang melintasi batas antar negara dengan negaara, negara
dengan subyek lain bukan negara (non state entity) dan antara subyek lain
bukan negara satu sama lain. Hukum nternasional terdiri dari hukum
publik internasional (HI) dan hukum perdata internasional (HPI). Hukum
internasional adalah HI secara umum masih ada perwujudan lain seperti
HI regional dan HI khusus dengan ciri-ciri tertentu. Konsep tertib HI lebih
bersifat kordinasi jika dibandingkan dengan tertib hukum dunia yang
bersifat subordinasi. Masyarakat internasional yang diatur dengan HI
sebagai norma hukum internasional akan berjalan dengan tertib apabila
negara-negara dan subyek hukum lainnya bersama-sama menghormati
norma hukum internasional tersebut berdasarkan prinsip-prinsip HI dan
tanpa pengaruh hagemoni suatu negara tertentu. Masyarakat internasional
dalam perlihan di tandai dengan adanya pengubahan peta politik dunia,
terutama pasca perang dunia II, dan diikuti dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan informasi serta struktur masyarakat
internasional yang di tandai dengan munculnya organisasi internaasional
(states group) dengan eksistensinya yang terlepas dari negara.
BAB II

SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL

A. Perjanjian Perdamaian West Phalia 1648

Apabila hukum internasional diasrtikan sebagai hukum yang mengatur


hubungan anatarbangsa, maka itu telah terjadi sejak beberapa abad yang lalu sejak
adanya bangsa. Namun, jika hukum internasional dalam arti hukum yang
mengatur hubungan antarnegara, yaitu negara dalam arti kesatuan politik
teritorial, maka ini terjadi sejak ditanda tanganinya perjanjian perdamaian west
phalia 1648 dan peristiwa ini merupakan tonggak dari sejarah perkembangan
hukum internasional.

Isi perjanjian West Phalia 1648:

1. Mengakhiri perang tiga puluh tahun


2. Mengakhiri untuk selama lamanya usaha kaisar romawi un tuk
menegakkan kembali imperium roma; dan
3. Hubungan antarnegara dilepaskan dari persoalan gerejadan didasarkan
pada kepentingan nasional negara masing masing
4. Kemerdekaan negara Nedherland, Swiss dan negara kecil lainnya di
Jerman diakui.
Dengan demikian perjanjian West Phalia 1648 meletakkan konsep dasar bagi
suatu susunan masyarakat unternasional yang baru, baik mengenai bentuknya
sebagai negara nasional maupun hakikatnya, yaitu terpisahnya kekuasaan negara
dan pemerintahan dari pengaruh gereja.

B. Tahap Perkembangan Hukum Internasional


1. Tahap memperjuangkan hak hidup bangsa (1648-1907)
Pada periode ini yaitu pada tahun 1899 dan 1907 telah diadakan
perjanjian perdamaian di Den Haag yang menghasilkan tiga hal, yaitu:
a. Negara sebagai kesatuan politik teritorial yang didasarkan pada
kebangsaan telah menjadi kenyataan
b. Diadakannya berbagai konferensi internasional untuk membuat
perjajian internasional dan meletakkan kaidah hukum yang berlaku
secara universal
c. Dibentuknya Mahkamah Arbritase Permanen yang merupakan
peristiwa penting dalam mewujudkan masyarakat internasional.
2. Tahap konsolidasi masyarakat internasional modern (1907-1945)
a. Didirikannya Liga Bangsa Bangsa (LBB) melalui perjanjian
Versailles tahun 1919
b. Disepakatinya perjanjian larangan perang yang dikenal dengan
Brian Kellog Pact tahun 1928
c. Disetujui berdirinya PBB tahun 1945
3. Tahap emansipasi negara baru dan penghormatan HAM (1945-
sekarang)
Pada tahap ini telah lahir negara negara baru yang merdeka, sederajat
dan berdaulat sehingga mereka mampu mengadakan hubungan satu
sama lain. Sementara itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dari hasil hubungan tersebut juga ikut mendorong berkembangnya
ilmu hukum internasional sehingga muncul cabang cabang hukum
internasional.

C. Dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional


1. Teori hukum alam
Teori hukum alam ini diciptakan oleh Hugo de Groot atau Grotius.
Ajaran ini semula mempunyai ciri keagamaan yang kuat. Kemudian
untuk pertama kalinya urusan kerajaan dilepaskan dari hubungannya
dengan keagaan oleh Grotius sehingga ajaran ini dikenal sebagai
sekularisme. Jadi menurut ajaran hukum alam ini, hukum internasional
mengikat karena hukum internasional adalah bagian dari hukum alam
yang diterapkan pada kehidupan masyarakat bangsa bangsa atau
hukum alam itu merupakan bagian daripada hukum yang lebih tinggi,
yaitu hukum alam.
2. Teori kehendak negara
Tokoh aliran ini adalah George Jellineck. Berdasrkan teori kehendak
negara, negara adalah sumber segala hukum dan hukum internasional
itu mengikat karena negara negara atas kemaunnya sendiri mau tunduk
kepada hukum internasional.
3. Teori madzhab Wina
Hans Kelsen sebagai tokoh madzhab ini berpendapat bahwa kekuatan
mengikatnya suatu kaidah hukum internasional didasarkan pada suatu
kaidah yang lebih tinggi dan kaidah yang lebih tinggi tersebut juga
mengikat karena ada kaidah yang lebih tinggi lagi dan seterusnya
sampai pada kaidah yang paling tinggi dan mendasar yang disebut
grundnorm yang tidak dapat lagi dikembalikan pada suatu kadah yang
lain yang lebih tinggi, tetapi harus diterima sebagai hipotesa asal yang
tidak dapat dijelaskan secara hukum.
4. Teori madzhab perancis
Tokoh madzhab perancis adalah Fauchille, Scelle dan Leon Duguit.
Mereka mengatakan bahwa kekuatan mengikatnya hukum
internasional seperti juga segala hukum, yaitu pada faktor faktor
biologis, sosial dan sejarah kehidupan manusia yang mereka namakan
fakta kemasyarakatan (fait social) yang menjadi dasar dari kekuatan
mengikatnya segala hukum termasuk hukum internasional.

D. Hubungan hukum internasional dan hukum nasional


Persoalan yang dibahas dalam teori hubungan antara hukum
internasional dan hukum nasional ini adalah penerapan hukum
internasional itu dalam hukum nasional atau undang undang nasional suatu
negara. Selanjutnya, apabila dianatara kedua sistem hukum itu ada
kebedaan atau konflik, maka akan dibahas manakah dari kedua sistem
hukum itu yang lebih diutamakan dalam menyelesaikan suatu peristiwa
hukum yang nyata.
Mengenai hubungan antara hukum internasional dan hukum
nasional dapat diambil suatu aturan umum, yaitu bahwa hukum nasional
tidak mempunyai pengaruh pada kewajiban negara di tingkat
internasional, tetapi hukum internasional tidak sama sekali mengabaikan
hukum nasional.
Menurut teori dualisme, hukum internasional dan hukum nasional
merupakan dua sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda.
Sedangkan menurut teori monisme, hukum internasional dan hukum
nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dari satu sistem hukum
pada umumnya. Teori monisme dibagi menjadi dua, yaitu: teori monisme
dengan primat hukum internasional dan teori monisme dengan primat
hukum nasional.

PELATIHAN

1. Jelaskan secara singkat sejarah hukum internasional


2. Sebutkan 4 isi pokok perjanjian perdamaian West Phalia 1648
3. Jelaskan tahap-tahap perkembangan hukum intenasional
4. Jelaskan bagaimana dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional
5. Jelaskan pengertian dualisme dan monisme dalam teori hubungan antara
hukum hubungan kerajaan nasional dan hukum internasional

Jawab:
1. Sejarah hukum internasional ini diteliti oleh Bannerjce, yaitu pada
beberapa abad sebelum masehi diketahui bahwa kerajaan india sudah
mengadaakan hubungan satu sama lain yang diatur oleh adat
kebiasaan disebut Desa Dharma. Sejak zaman india kuno sudah ada
semacam hukum, yaitu hukum bangsa bangsa. Lingkungan
kebudayaan lain yang sudah mengenal ini adalah kebudayaan yahudi,
yaitu terbukti dari adanya buku buku kuno mereka. Pelajaran hukum
alam yunani ini diteruskan ke rima dan melalui kekuasaan kaisar
roma, hukum alam ini diperkenalkan kepada dunia. Hukum
internasional sebagai hukum yang mengatur hubungan kerajaan tidak
mengalami perkembangan yang pesat dizaman romawi. Runtuhnya
imperium romawi diwarnai dengan perang tiga puluh tahun yang
menyebabkan bangkitnya negara negara nasional untuk menentukan
nasibnya sendiri (the right to self determinatiion) dan kemudian, pada
tahun 1648 negara negara berhasil mengadakan perjanjian damai
yang disebut perjanjian perdamaian West Phalia 1648
2. Isi perjanjian West Phalia 1648:
1. Mengakhiri perang tiga puluh tahun
2. Mengakhiri untuk selama lamanya usaha kaisar romawi un tuk
menegakkan kembali imperium roma; dan
3. Hubungan antarnegara dilepaskan dari persoalan gerejadan
didasarkan pada kepentingan nasional negara masing masing
4. Kemerdekaan negara Nedherland, Swiss dan negara kecil lainnya
di Jerman diakui.
3. Tahap perkembangan hukum internasional:
1) Tahap memperjuangkan hak hidup bangsa (1648-1907)
Pada periode ini yaitu pada tahun 1899 dan 1907 telah diadakan
perjanjian perdamaian di Den Haag yang menghasilkan tiga hal, yaitu:
a. Negara sebagai kesatuan politik teritorial yang didasarkan pada
kebangsaan telah menjadi kenyataan
b. Diadakannya berbagai konferensi internasional untuk membuat
perjajian internasional dan meletakkan kaidah hukum yang
berlaku secara universal
c. Dibentuknya Mahkamah Arbritase Permanen yang merupakan
peristiwa penting dalam mewujudkan masyarakat internasional.
2) Tahap konsolidasi masyarakat internasional modern (1907-
1945)
a. Didirikannya Liga Bangsa Bangsa (LBB) melalui perjanjian
Versailles tahun 1919
b. Disepakatinya perjanjian larangan perang yang dikenal dengan
Brian Kellog Pact tahun 1928
c. Disetujui berdirinya PBB tahun 1945
3) Tahap emansipasi negara baru dan penghormatan HAM
(1945-sekarang)
Pada tahap ini telah lahir negara negara baru yang merdeka, sederajat
dan berdaulat sehingga mereka mampu mengadakan hubungan satu
sama lain. Sementara itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dari hasil hubungan tersebut juga ikut mendorong berkembangnya
ilmu hukum internasional sehingga muncul cabang cabang hukum
internasional
4. Dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional dikemukakan
dalam 4 teori yaitu: teori hukum alam, teorikehendak negara, teori
madzhab wina, teori madzhab perancis
5. Dualisme: hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua
sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda.
Monisme: hukum internasional dan hukum nasional merupakan
bagian yang saling berkaitan dari satu sistem hukum pada umumnya.
Teori monisme dibagi menjadi dua, yaitu: teori monisme dengan
primat hukum internasional dan teori monisme dengan primat hukum
nasional.
BAB III

SUMBER DAN SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

A. SUMBER HUKUM INTERNASIONAL


1. Pengertian dan dasar hukum
Sumber hukum internasional dapat diberi makna sebagai suatu konsep
tentang apa dan mengapa suatu norma, ketentuan atau prinsip yang
harus diterapkan atau digunakan untuk memecahkan masalh-masalah
dalam hukum internasional.
Dalam kepustakaan Hukum Internasional, para pakar hukum
internasional sering membuat kebendaan mengenai pengertian tentang
sumber hukum ini dalam dua katagori yakni sumber hukum formal
adalah faktor yang merupakan proses yang menentukan suatu
ketentuan yang bersifat umum menjadi ketentuan hukum yang
mengikat dan biasanya melalui kebiasaan atau perundang-undangan.
Adapun sumber hukum material adalah faktor yang merupakan asas
atau prinsip yang menyebabkan si ketentuan hukum itu meningkat.

Dalam menelaah sumber hukum bagi hukum internasional biasanya


dikaitkan dengan pasal 38 (1) statuta mahkamah internasional, yaitu :
1. Perjanjian internasional (International convention) yang dibuat
oleh subyek hukum internasional terutama negara dan perjajian
internasional diatur dalam pasal 2 (1a) konvensi wina 1969;
2. Kebiasaan International (International Custom) yang diakui oleh
negara-negara beradab dan mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat;
3. Prinsip Hukum Umum (General Principles of Law) prinsip-prinsip
umum hukum yang mendasari sitem hukum modern dan meliputi
smua prinsip hukum umum;
4. Keputusan Pengadilan (judicial decisions) dan pendapat para ahli
yang telah diakui kepakarannya (Theachings of the most highly
qualified publicists).

Dasar hukum lain yang digunaka oleh hakim mahkamah


internasionaldalm memutuskan suatu perkara disamping pasal 31 (1),
juga dengan pasal 38 (2), yaitu hakim mahkamah internasional
memutus perkara berdasarkan prinsip kepatutan atau yang disebut ex
nequo et bono.

2. Perjanjian internasional sumber hukum utama.


Pada awalnya sumber hukum internasional adalah berdasarkan kepada
kebiasaan internasional yang tidak tertulis dan telah diterima oleh
masyarakat internasional sebagai hukum. Kemudian, dengan
perkembangan IPTEK maka hampir sebagian besar kebiasaan
internasional itu akhirnya telah dikodifikasi secara tertulis sehingga
memudahkan para hakim internasional dalam menerapkan putusan
untuk peristiwa nyata yang terjadi dalam masyarakat internasional.

3. Cara pembentukan perjanjian internasional


Umumnya perjanjian yang dibuat oleh 2 negara (bilateral) atau banyk
negara (multilateral) dan kalau menyangkut persoalan yang tidak
begitu penting maka dilakukan 2 tahap, tetapi apabila pokok
persoalannya sangat penting dan membutuhkan persetujuan wakil
rakyat atau DPR seperti dinegara RI terutama bentuk perjanjian yang
multilateral, maka untuk dapat diberlakukan dalam hukum nasional
dilakukan pengesahan yang lazim dikenal ratification. Namun, dalam
praktik sangat sulit untuk membedakan mana yang penting dan mana
yang tidak begitu penting.
B. SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL
1. Pengertian
Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban atau segala
sesuatu yang menurut hukum dianggap mempunyai / memiliki
kepribadian hukum, karena itu mempunyai kapasitas untuk melakukan
presentasi hukum.
Secara teoritis subyek hukum internasional sebenernya hanyalah
Negara, karena itu perjanjian internasional konvensi PMI 1949
memberikan hak dan kewajiban tertentu secara tidak langsung kepada
individu melalui negaranya yang menjadi peserta konvensi. Wacana
tentang siapa yang menjadi subyek hukum, apakah negara saja ataukah
individu saja memiliki relevansi secara teoritis.
2. Macam-macam subyek hukum internasional
Subyek hukum internasional dewasa ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Negara, yaitu sebagai subyek hukum yang pertama dan utama
dalam hukum internasional;
b. Tahta suci yang diakui seperti negara, yaitu negara vatican;
c. Palang merah internasional (international committee of the red
cross / crescent / ICRC), suatu organisasi privat internasional yang
mempunyai keistimewaan dalam pembentukan hukum humaniter /
perikemanusiaan internasional;
d. Organisasi internasional, ialah kelompok negara yang telah diakui
segala subyek hukum internasional;
e. Individu, yaitu apabila hak dan kewajibannya berkaitan dengan
kepentingan masyarakat internasional;
f. Insurgensi dan beligenerasi.
3. Kepribadian hukum dan kapasitas subyek hukum internasional.
Pasal 104 Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa yan berbunyi :
State as a subject of international law has a legal personality thus it
has the following capacities :
a. Able to make contracts;
b. Has capacity to acquire and dispose movable and immovable
properties;
c. Has capacity to institute legal proceedings
Pasal 104 piagam PBB diatas mengandung maksud bahwa sebagai
subyek hukum yang mempunyai kedudukan sebagai pribadi hukum
maka memiliki kapasitas untuk memiliki dan melepas harta
kekayaan, dan dapat menuntut apabila kepentingannya dirugikan.

PELATIHAN

1. Jelaskan pengertian sumber hukum formil dan materiil dan sumber hukum
bagi hukum internasional!
Jawab :
Sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang digunakan oleh
Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan
internasional. Sumber hukuminternasional dibedakan menjadi :
- sumber hukum formil adalah faktor yang merupakan proses yang
menentukan suatu ketentuan yang bersifat umum menjadi ketentuan
hukum yang mengikat dan biasanya melalui kebiasaan atau perundang-
undangan.
- sumber hukum materiil adalah faktor yang merupakan asas atau
prinsip yang
menyebabkan si ketentuan hukum itu meningkat.
2. Jelaskan dimana anda dapat mengetahui sumber hukum internasional dan
berikan beberapa contoh (minimal 3) perjanjian internasional sebagai
sumber hukum utama!
Jawab :
Dari dasar hukum lain yang digunaka oleh hakim mahkamah
internasionaldalm memutuskan suatu perkara disamping pasal 31 (1), juga
dengan pasal 38 (2), yaitu hakim mahkamah internasional memutus
perkara berdasarkan prinsip kepatutan atau yang disebut ex nequo et bono.
Atau dari kebiasaan internasional yang tidak tertulis dan kebiasaan
internasional yang telah dikodifikasi secara tertulis.
Contoh :
1. New York convention on special missions and optinal protocols 1969
2. Vienna convention on consular relations and optinal protocol 1963
3. General Treaty for the Renunciation of War, 27 Agustus 1928
4. Vienna convention on law of treaties.

3. Jelaskan pengertian subyek hukum, kepribadian hukum dan sebutkan


macam-macam subyek hukum internasional!
Jawab :
- Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban atau segala
sesuatu yang menurut hukum dianggap mempunyai / memiliki
kepribadian hukum, karena itu mempunyai kapasitas untuk melakukan
presentasi hukum.
- Kepribadian hukum adalah Negara dan subyek hukum internasional
lainnya mempunyai kedudukan sebagai pribadi hukum atau memiliki
kepribadian sehingga secara hukum mereka memiliki kapasitas untuk
melakukan presentasi hukum.
- Subyek hukum internasional dewasa ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Negara, yaitu sebagai subyek hukum yang pertama dan utama
dalam hukum internasional;
b. Tahta suci yang diakui seperti negara, yaitu negara vatican;
c. Palang merah internasional (international committee of the red
cross / crescent / ICRC), suatu organisasi privat internasional yang
mempunyai keistimewaan dalam pembentukan hukum humaniter /
perikemanusiaan internasional;
d. Organisasi internasional, ialah kelompok negara yang telah diakui
segala subyek hukum internasional;
e. Individu, yaitu apabila hak dan kewajibannya berkaitan dengan
kepentingan masyarakat internasional;
f. Insurgensi dan beligenerasi.

4. Jelaskan kapasitas yang dimiliki oleh subyek hukum internasional dan


sebutkan dasar hukumnya!
Jawab :
Negara dan subyek hukum internasional lainnya mempunyai kedudukan
sebagai pribadi hukum atau memiliki kepribadian sehingga secara hukum
mereka memiliki kapasitas untuk melakukan presentasi hukum sebagai
mana diatur dalam pasal 104 Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa yang
berbunyi :
a. Able to make contracts;
b. Has capacity to acquire and dispose movable and immovable
properties;
c. Has capacity to institute legal proceedings
Pasal 104 piagam PBB diatas mengandung maksud bahwa sebagai subyek
hukum yang mempunyai kedudukan sebagai pribadi hukum maka
memiliki kapasitas untuk memiliki dan melepas harta kekayaan, dan dapat
menuntut apabila kepentingannya dirugikan.
BAB IV

PENGAKUAN NEGARA

A. Pengertian

Pengakuan adalah tindakan sepihak suatu negara untuk menerima atau


membenarkan akan sesuatu dalam masyarakat Indonesia. Pengakuan bukanlah
suatu hak bagi pihak yang menerima pengakuan.

B. Macam-macam Pengakuan

Pengakuan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pengakuan de-facto, ialah pengakuan yang diberikan berdasarkan fakta


bahwa pihak yang diakui telah ada. Jadi, karakteristik dari pengakuan ini
adalah bersifat sementara atau ada kemungkinan untuk dicabut kembali
dengan melihat kemantapan negara atau pemerintahan yang diakui.
2. Pengakuan de-yure, ialah pengakuan yang bersifat penuh yang diberikan
apabila pihak yang akan diakui semakin efektif dan permanen
keberadaannya sehingga mampu menguasai wilayah dan rakyat ditempat
tersebut serta menunjukan kesediaan untuk mentaati kewajiban
internasional.

C. Teori-teori Pengakuan

1. Teori Konstitutif, menyatakan bahwa suatu kesatuan dapat diakui sebagai


subjek hukum internasional seperti negara hanya melalui pengakuan. Jadi
penakuan bersifat menentukan, artinya tanpa pengakuan maka kesatuan itu
tidak dapat diakui sebagai negara.
2. Teori Deklaratif, menyatakan bahwa pengakuan adalah suatu penerimaan
formal dari fakta yng sudah ada. Jadi, negara yang menurut fakta betul-
betul ada tanpa adanya pengakuan dari negara lain tetap mempunyai hak
untuk diperlakukan sebagai negara.
3. Teori gabungan atau teori jalan tengah, yaitu teori yang menghendaki
adanya pembedaan antara negara sebagai pribadi hukum internasional
disatu pihak yang tidak memerlukan pengakuan dan kemampuan negara
itu dalam melaksanakan hak dan kewajiban internasionalnya dipihak lain
yang memerlukan pengakuan.

D. Cara Melakukan Pengakuan

1. Pemberian pengakuan yang dilakukan secara terang-terangan atau tegas


2. Pengakuan secara diam-diam, yaitu dengan melihat pada tindakan pihak
yang akan mengakui.

E. Pengakuan bersyarat dan penarikan kembali pengakuan

Pada prinsipnya pengakuan tidak boleh disertai syarat, tetapi pengkuan


diberikan tanpa keraguan secara utuh. Namun demikian, dapat juga terjadi
pengakuan dengan syarat tertentu yang akhirya menimbulkan perbedaan pendapat
sebagai berikut:

1. Pengakuan dapat ditarik kembali jika pihak yang diakui tidak mau
melaksankan syarat diajukan;
2. Pengakuan tidak dapat ditarik kembali walaupun pihak yang diakui tidak
mau memenuhi syarat dengan alasan bahwa tidak dipenuhi syarat tersebut
tidak akan menghapus keberadaan pihak yang diakui.

F. Pengakuan Negara

Untuk mengakui suatu negara baru, pada umumnya negara-negara


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Keyakinan akan adanya stabilitas di negara tersebut


2. Adanya dukungan umum dari penduduk, dan
3. Kesanggupan dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban
internasional.

G. Pengakuan Kepala Negara

Pengakuan terhadap pemerintah baru jika diperoleh dengan cara


konstitusional tidak memerlukan pengakuan.

Menurut Van Glahn, ada 3 hal yang harus dinilai atas kompetensi
pemerintah baru untuk mewakili negara dalam pergaulan internasional, yaitu:

1. Apakah pemerintah baru secara de-facto menguasai roda pemerintahan;


2. Apakah tidak ada perlawanan terhadap pemerintah baru;
3. Apakah pemerintah baru itu memperoleh dukungan pendapat umum di
negara tersebut.

H. Pengakuan Insurgensi/beligerensi dan Gerakan Pembebasan Nasional

Insurgensi adalah pihak-pihak bertikai (berperang) dalam suatu pertikaian


non-internasional. Adapun beligerensi adalah pihak-pihak yang bertikai
(berperang) dalam suatu pertikaian internasional.

Jadi, inti Konvensi Montevideo diatas adalah bahwa negara sebagai subjek
hukum internasional harus memenuhi 4 unsur, yaitu mempunyai penduduk yang
tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang sah dan memiliki kemampuan untuk
melakukan hubungan internasional dengan negara lain.

I. Kedaulatan Negara atas wilayah

Wilayah berkaiatan dengan kedaulatan wilayah, yaitu kedaulatan yang


dimiliki oleh suatu negara dalam melaksanakan Jurisdiksi eksklusif di
wialyahnya. Kedaulatan wilayah suatu negara mencakup 3 dimensi, yaitu tanah
atau daratan, termasuk segala sesuatu yang ada diatasnya, laut, dan udara.

Wilayah suatu negara memiliki 4 macam rezim sebagai berikut:

1. Kedaulatan teritorial;
2. Wilayah yang tidak berada dibawah kedaulatan negara lain dan yang
memiliki status tersendiri, seperti daerah mandat;
3. terra nullius, yaitu suatu wilayah yang tidak dimiliki atau tidak berada
didalam kedaulatan suatu negara, tetapi dapat dimiliki’
4. terra cpmmunis, yaitu suatu wilayah yang secara umum tidak berada di
wilayah kedaulatan suatu negara dan tidak dapat dimiliki atau menjadi
milik bersama, seperti laut bebas dan ruang angkasa.

Wilayah daratan adalah bagian dari daratan yaitu tempat pemukiman dari
warga negara atau penduduk negara yang bersangkutan dan juga dilaksanakannya
pemerintahan. Wilayah daratan ditentukan oleh garis-garis batas wilayah yang
ditentukan dalam perjanjian garis batas dan dapat berupa tembok, pasar, kawat
berduri atau sungai.

Sementara kedaulatan negara atas wilayah laut terus berkembang terutama


setelah disahkannya Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (United Nations
Convention on The Law of the Sea/ UNCLOS) di teluk Montega, Jamaica.
Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut melalui Undang-Undang No. 17
Tahun 1985. High sea atau laut bebas yang sekarang menjadi salah satu prinsip
fundamental dalam hukum internsional khusunya di bidang kelautan.

Secara sederhana, wilayah lautb dibagi menjadi:

1. Perairan Pedalaman, yaitu perairan yang ada di sisi darat atau dalam garis
pangakal.
2. Laut teritorial, yaitu bagian laut yang terletak pada sisi luar dari garis
pangkal (base line) tidak lebih 12 mil dan disebelah luarnya dibatasi oleh
garis batas luar (outer limit).

Sebelum Indonesia merdeka, wilayah perairannya diatur berdasarkan


Staatblaad Nomor 442 tahun 1939, yaitu Ordonansi tentang laut teritorial dan
lingkungan maritim. Menurut ketentuan ini teritorial Indonesia (Hindia
Belanda) adalah hanya 3 mil laut diukur dari garis pangkat normal. Namun,
setelah Indonesia merdeka maka menjadi 12 mil yaitu ditarik berdasarkan
sistem penarikan garis pangakl ujung yang menghubungkan titik terluar dari
pulau-pulau Indonesia.

Dimensi lain dalam kedaulatan RI adalah wilayah udara. Konvensi idak


chicago tidak menentukan batas, terutama ketinggian udara, dan ternyata
disana ada wilayah hampa udara dan merupakan batat antara ruang udara dan
ruang angkasa.

PERLATIHAN

1. Jelaskan pengertian pengakuan (recognition)!


 Pengakuan adalah tindakan sepihak suatu negara untuk menerima atau
membenarkan akan sesuatu dalam masyarakat Indonesia.
2. Bandingakan antara pengakuan secara de facto dan secara de jure!
 Pengakuan de-facto, ialah pengakuan yang diberikan berdasarkan fakta
bahwa pihak yang diakui telah ada. Jadi, karakteristik dari pengakuan ini
adalah bersifat sementara atau ada kemungkinan untuk dicabut kembali
dengan melihat kemantapan negaraatau pemerintahan yang diakui.
Sedangkan Pengakuan de-yure, ialah pengakuan yang bersifat penuh yang
diberikan apabila pihak yang akan diakui semakin efektif dan permanen
keberadaannya sehingga mampu menguasai wilayah dan rakyat ditempat
tersebut serta menunjukan kesediaan untuk mentaati kewajiban
internasional.
3. Jelaskan teori-teori yang mendasari adanya pengakuan
a. Teori Konstitutif, menyatakan bahwa suatu kesatuan dapat diakui sebagai
subjek hukum internasional seperti negara hanya melalui pengakuan. Jadi
penakuan bersifat menentukan, artinya tanpa pengakuan maka kesatuan itu
tidak dapat diakui sebagai negara.
b. Teori Deklaratif, menyatakan bahwa pengakuan adalah suatu penerimaan
formal dari fakta yng sudah ada. Jadi, negara yang menurut fakta betul-
betul ada tanpa adanya pengakuan dari negara lain tetap mempunyai hak
untuk diperlakukan sebagai negara.
c. Teori gabungan atau teori jalan tengah, yaitu teori yang menghendaki
adanya pembedaan antara negara sebagai pribadi hukum internasional
disatu pihak yang tidak memerlukan pengakuan dan kemampuan negara
itu dalam melaksanakan hak dan kewajiban internasionalnya dipihak lain
yang memerlukan pengakuan.
4. Jelaskan pula pengakuan bersyarat!
 Pada prinsipnya pengakuan tidak boleh disertai syarat, tetapi pengkuan
diberikan tanpa keraguan secara utuh. Namun demikian, dapat juga terjadi
pengakuan dengan syarat tertentu yang akhirya menimbulkan perbedaan
pendapat.
5. Sebutkan dasar hukum pengakuan dan jelaskan 4 persyaratan yang harus
dimiliki oleh negara sebagai subjek hukum internasional!
 Dasar hukum pengakuan negara sebagai subjek hukum internasional diatur
dalam Pasal 1 Konvensi Montevideo. Dan 4 persyaratannya , yaitu
mempunyai penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang sah
dan memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan internasional
dengan negara lain.
6. Jelaskan dimensi kedaulatan suatu wilayah dan batas-batasnya!
 Kedaulatan wilayah suatu negara mencakup 3 dimensi, yaitu tanah atau
daratan, termasuk segala sesuatu yang ada diatasnya, laut, dan udara.
a. Wilayah daratan ditentukan oleh garis-garis batas wilayah yang
ditentukan dalam perjanjian garis batas dan dapat berupa tembok,
pasar, kawat berduri atau sungai.
b. Sebelum Indonesia merdeka, wilayah perairannya diatur berdasarkan
Staatblaad Nomor 442 tahun 1939, yaitu Ordonansi tentang laut
teritorial dan lingkungan maritim. Menurut ketentuan ini teritorial
Indonesia (Hindia Belanda) adalah hanya 3 mil laut diukur dari garis
pangkat normal. Namun, setelah Indonesia merdeka maka menjadi 12
mil yaitu ditarik berdasarkan sistem penarikan garis pangakl ujung
yang menghubungkan titik terluar dari pulau-pulau Indonesia.
c. Dimensi lain dalam kedaulatan RI adalah wilayah udara. Konvensi
idak chicago tidak menentukan batas, terutama ketinggian udara, dan
ternyata disana ada wilayah hampa udara dan merupakan batat antara
ruang udara dan ruang angkasa.
7. Sebutkan dan jelaskan 4 rezim wilayah dalam hukum internasional!
a. Kedaulatan teritorial;
b. Wilayah yang tidak berada dibawah kedaulatan negara lain dan yang
memiliki status tersendiri, seperti daerah mandat;
c. terra nullius, yaitu suatu wilayah yang tidak dimiliki atau tidak berada
didalam kedaulatan suatu negara, tetapi dapat dimiliki.
d. terra cpmmunis, yaitu suatu wilayah yang secara umum tidak berada di
wilayah kedaulatan suatu negara dan tidak dapat dimiliki atau menjadi
milik bersama, seperti laut bebas dan ruang angkasa.
8. Jelaskan pengertian perairan pedalaman, laut teritorial, dan laut
bebas(high sea)!
a. Perairan Pedalaman, yaitu perairan yang ada di sisi darat atau dalam
garis pangakal.
b. Laut teritorial, yaitu bagian laut yang terletak pada sisi luar dari garis
pangkal (base line) tidak lebih 12 mil dan disebelah luarnya dibatasi
oleh garis batas luar (outer limit).
c. High sea atau laut bebas bermakna bahwa laut adalah terbuka, bebas
untuk dilayari oleh semua bangsa.
9. Jelaskan dimana peraturan rezim wilayah laut, udara, dan ruang angkasa
diatur!
 Diatur di dalam UNCLOS 1982, Paris Convention 1919 dan Chicago
Convention 1944, serta space Treaty 1967.
BAB V

JURISDIKSI

A. Pengertian
Kata Jurisdiksi adalah berasal dari bahasa Inggris jurisdiction atau jurisdictio
dalam bahasa latin dan berarti, hak, kekuasaan, atau kewenangan untuk menurut
hukum. Apabila dikaitkan dengan negara, Jurisdiksi berarti kekuasaan atau
kewenangan suatu negara untuk menetapkan dan melaksanakan hukum yang
dibuat oleh negara itu terhadaporang baik warga negaranya maupun orang asing,
benda, dan peristiwa hukum yang terjadi di negara itu. Jurisdiksi merupakan
lambang adanya suatu kedaulatan dari suatu negara. Sementara kedaulatan suatu
negara terbatas pada wilayah negara itu atau berhenti apabila sudah memasuki
batas kedaulatan negara lain. Oleh karena itu masalah Jurisdiksi mencakup aspek
hukum nasional dan hukum internasional.

B. Unsur Jurisdiksi
Jurisdiksi negara terdiri atas lima unsur pokok, yaitu:

a. hak, kekuasaan atau wewenang yang dimiliki oleh suatu negara


yang berdaulat
b. mengatur, yaitu mencakup ajaran trias politika seperti legislative,
eksekutif, dan yudikatif.
c. Objek (orang, benda, dan peristiwa hukum), yaitu objek yang
memang dapat ditundukkan oleh peraturan yang dibuat negara.
d. Tempat, yaitu dimana objek itu berada atau peristiwa itu terjadi
(locus delicti)
e. dasar hukum, yaitu yang dijadikan landasan bertindak, misalnya
hak, kekuasaan dan wewenang negara untuk mengatur objek yang
tidak semata-mata masalah dalam negeri tapi juga harus
berdasarkan pada hukum internasional

C. Prinsip/Asas Jurisdiksi
Dua asas yang digunakan dalam Jurisdiksi negara atas warga negara dan orang
asing, benda dan peristiwa hukum dalam konteks hubungan internasional, yaitu:

1. asas territorial, yaitu asas yang menetapkan bahwa Jurisdiksi


negara berlaku bagi orang, benda, dan peristiwa hukum yang ada di
wilayahnya.

2. Asas territorial yang diperluas, yaitu asas yangmenetapkan bahwa


Jurisdiksi negara disamping berlaku bagi orang, benda, dan
peristiwa hukum yang ada diwilayahnya, dan juga atau terjadi
diluar wilayah negara itu.

D. Perluasan Jurisdiksi Teritorial


Jurisdiksi territorial dapat diperluas berdasarkan:

 Perluasan teknis, yaitu terjadi karena perbuatan atau peristiwa


hukum, khususnya perbuatan pidana, dirumuskan dengan
menetapkan unsur-unsur perbuatan tersebut.
 Perluasan berdasarkan kewarganegaraan, yaitu terjadi karena suatu
perbuatan hukum, khususnya perbuatan hukum pidana, dilakukan
oleh warga negara suatu negara dan membawa akibatbkepada
warga negara lain.

 Perluasan berdasarkan prinsip proteksi, yaitu bahwa suatu negara


dapat menerapkan Jurisdiksinya terhadap perbuatan pidana yang
melanggar keamanan dan integrasi ataupun kepentingan
ekonominya yang dilakukan diluar wilayah negara.

 Perluasan berdasarkan prinsip universal, yaitu bahwa suatu negara


dapat menerapkan Jurisdiksinya terhadap perbuatan pidana yang
melanggar kepentingan masyarakat internasional atau yang disebut
kejahatan internasional.

E. Pengecualian Jurisdiksi
Jurisdiksi suatu negara akan berakhir apabila telah masuk kedalam wilayah negara
lain berdasarkan prinsip/asas par in parem non habet imperium, yaitu negara yang
berdaulat tidak dapat menjalankan Jurisdiksi terhadap negara berdaulat lainnya.

F. Jenis Jurisdiksi Negara


Secara garis besar Jurisdiksi negara dapat terdiri atas:

1. Hak, kekuasaan, dan kewenangan untuk mengatur dan


dibedakan menjadi tiga, yaitu:
 Jurisdiksi legislatif, yaitu Jurisdiksi negara yang
menetapkan suatu peraturan perundangan untuk mengatur
objek atau masalah dan /jurisdiksi ini muncul apabila
masalah tersebut tidak ada pengaturannya di dalam undang-
undang nasionalnya.

 Jurisdiksi eksekutif/administratif, yaitu yang berkenan


dengan hak, kekuasaan atau kewenangan perundangan
nasional yang telah dibuat atas suatu masalah yang tidak
semata-mata bersifat domestik.

 Jurisdiksi yudikatif, yaitu Jurisdiksi suatu negara untuk


mengadili dan atau menghukum si pelanggar peraturan
perundangan yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh
negara yang bersangkutan.

2. Hak, kakuasaan, dan kewenangan atas objek yang diatur,


seperti:
 Jurisdiksi personal, yaitu Jurisdiksi yang titik beratnya pada
subjek hukumnya baik individu atau badan hukum yang
dapat ditundukkan pada Jurisdiksi tersebut.

 Jurisdiksi kebendaan, yaitu bahwa persoalan pokok dalam


Jurisdiksi ini adalah negara dan hukum negara manakah
yang berhak berwenang untuk mengatur suatu benda yang
ada disuatu tempat tertentu atau di luar wilayah negara itu.

 Jurisdiksi kriminal, yaitu bahwa Jurisdiksi ini berlaku bagi


suatu peristiwa pidana yang secara jelas dan nyata
mengandung aspek nasional sehingga negara yang
berkepentingan akan usaha menangkap dan mengadili
pelakunya sepanjang hukum pidana nasionalnya dapat
diterapkan terhadap kasus tersebut.
 Jurisdiksi sipil, yaitu Jurisdiksi negara terhadap peristiwa
hukum sipil yang terjadi di suatu tempat tertentu.

3. Jurisdiksi negara atas ruang atau tempat objek atau peristiwa


hukum dan dibedakan sebagai berikut:
 Jurisdiksi territorial, yaitu Jurisdiksi suatu negara untuk
mengatur, menerapkan dan mamaksakan hukum
nasionalnya terhadap sesuatu yang ada atau terjadi seperti
benda, orang, atau peristiwa hukum.

 Jurisdiksi qasi territorial, yaitu penerapan Jurisdiksi


terhadap ruang atau tempat objek atau peristiwa hukum
yang sebenarnya bukanlah wilayah negara tetapi tempat itu
berkaitab dengan wilayah negara.

 Jurisdiksi ekstra territorial, yaitu penerapan Jurisdiksi pada


wilayah yang bukan merupakan wilayah negara seperti di
laut lepas, ruang udara bebas yang status Jurisdiksinya
sama dengan laut lepas atau ruang udara internasional.

 Jurisdiksi universal, yaitu Jurisdiksi suatu negara


berdasarkan hukum internasional.
 Jurisdiksi eksekutif, yaitu Jurisdiksi yang munculnya
didorong oleh keinginan dan kemampuan negara untuk
mengeksplorasi sumber daya alamnya.

PERLATIHAN

1. Jelaskan pengertian Jurisdiksi!


Jurisdiksi berarti kekuasaan atau kewenangan suatu negara untuk
menetapkan dan melaksanakan hukum yang dibuat oleh negara itu
terhadaporang baik warga negaranya maupun orang asing, benda, dan
peristiwa hukum yang terjadi di negara itu.

2. Betulkan Jurisdiksi berlaku mutlak dalam wilayah suatu negara?


Jelaskan dan berikan contohnya!
Jurisdiksi legislatif, karena menetapkan suatu peraturan perundangan
untuk mengatur objek atau masalah dan /jurisdiksi ini muncul apabila
masalah tersebut tidak ada pengaturannya di dalam undang-undang
nasionalnya. Contohnya: apabila seorang WNI mati dibunuh oleh
WNA di Malaysia, kemudian si pembunuh melarikan diri dari
Malaysia untuk menghindari tuntunan hukum di Malaysia.

3. Jelaskan makna asas par in parem non habet imperium!


yaitu negara yang berdaulat tidak dapat menjalankan Jurisdiksi
terhadap negara berdaulat lainnya.

4. Jelaskan istilah-istilah beriku ini:


a. Territorial jurisdiction = Jurisdiksi teritorial
b. Extra territorial jurisdiction = Jurikdisi ekstra teritorial
c. Jurisdiction based on protective principle = Jurikdisi qasi teritorial
d. Universal jurisdiction = Jurikdisi universal
e. Exclusive jurisdiction = Jurikdisi eksekutif
BAB VI

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA

A. Pendahuluan

Salah satu prinsip fundamental hukum internasional adalah prinsip tanggung


jawab internasional yang berupa pertanggungjawaban negara dalam kehidupan di
masyarakat internasional.

B. Pengertian

Pertanggungjawaban berarti kewajiban memberikan jawaban yang merupakan


perhitungan atas suatu hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan
pemulihan atas kerugian yang mungkin ditimbulkannya. Ahli hukum hukum
internasional telah mengakui bahwa State responbility (tanggung jawab negara)
merupakan suatu prinsip fundamental hukum internasional yang harus dihormati
dalam praktik hubungan internasional. Tanggung jawab negara sebagai pemulihan
atas pelanggaran hukum internasional dapat berupa satisfaction, yaitu pemuasan
atau pecuniary reparation or compensation, yaitu ganti rugi. Para ahli hukum
internasional mengemukan 3 syarat untuk adanya tanggungjawab negara, yaitu:

a. Adanya suatu kewajiban hukum internasional yang berlaku antara dua


negara tertentu,
b. Adanya suatu perbuatan atau kelaliaan yang melanggar kewajiban hukum
internasional tersebut melahirkan tanggung jawab, dan
c. Adanya kerusakn atau kerugian sebagai akibat tindakan yang melanggar
hukum atau kelalaian.

C. Tanggungjawab negara dalam batas antara hukum internasional dan


hukum nasional
Tanggung jawab negara timbul jika suatu negara melakukan tindakan yang
melanggar hukum internasional dan tanggung jawab itu tetap berlaku walaupun
tindakan itu tidak merupakan pelanggaran menurut hukum internasional. Suatu
negara tidak dapat menghindari pertanggungjawaban internasionalnya dengan
alasan bahwa tindakan itu dibenarkan oleh hukum nasionalnya. Alasannya yang
dapat digunakan untuk menolak klaim tanggung jawab adalah hanya keadaan
darurat atau keterpaksaan dan selfhelp atau pembelaan diri sebagiamana telah
ditetapkan oleh international law commission (ILC) atau komisi hukum
internasional PBB tahun 1989.

D. Jenis pertanggungjawaban negara

Jenis pertanggungjawaban negara didalam hukum internasional terdiri atas:

a. Pertanggungjawaban atas perjanjian internasional, yaitu bahwa suatu


negara dapat bertanggung jawab atas pelanggaran pernjanjian menurut
hukum internasional. Asas berlakunya adalah bahwa setiap pelanggaran
suatu perjanjian internasional menimbulkan kewajiban untuk mengganti
kerugian (doktrin pacta sunt servanda)
b. Pertanggungjawaban atas kontrak, yaitu bahwa kemungkinan
pelanggaran kontrak antara pejabat negara dengan orang atau pengusaha
asing bisa saja terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan
pejabat yang melebihi kapasitasnya (ultra vires)
c. Pertanggungjawaban atas konsesi dikenal adanya klausula Calvo yang
menetapkan penerima konsesi melepaskan perlindungan dari
pemerintahan atau negaranya dalam terjadi sengketa akibat konsesi itu
dan oleh karena itu sengketa yang timbul harus diajukan ke pengadilan
negara pemberi konsesi tersebut.
d. Pertanggungjawaban atas ekspropriasi, yaitu bahwa pengambilalihan atau
pencabutan hak milik perorangan untuk kepentingan umum yang disertai
oleh pemberian ganti rugi.
e. Pertanggungjawaban atas kejahatan internasional, yaitu pelanggaran
kewajiban internasional yang dilakukan oleh pejabat negara dan banyak
berkaitan dengan pelanggaran hak warga asing.

Doktrin imputabilitas menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh


petugas negara atau orang yang bertindak atas nama negara atau jure imperii
dapat dibebankan kepada negara. Namun, pembebanan itu dibatasi, yaitu dapat
dibebankan kepada negara apabila:

a. Perbuatan yang dilakukan oleh petugas negara atau agen diplomatik itu
merupakan pelanggaran kewajiban yang ditetapkan oleh hukum
internasional
b. Hukum internasional membebankan kejahatan itu kepada negaranya.

PELATIHAN!

1. Apa yang dimaksud dengan state responbility?


State responbility (tanggung jawab negara) merupakan suatu prinsip
fundamental hukum internasional yang harus dihormati dalam praktik
hubungan internasional.
2. Bagaimana bentuk tindakan negara yang telah melanggar ketentuan hukum
internasional agar tetap terjalin hubungan bersahabat dengan negara lainnya?
Bentuk tindakan negara yang melanggar ketentuan hukum internasional yaitu
dengan tanggung jawab karena dengan adanya tanggung jawab negara
tersebut dapat menjalani hubungan bersahabat dengan negara lainnya dan
tanggung jawab tetap berlaku walaupun tindakan itu tidak merupakan
pelanggaran menurut hukum internasional dengan begitu negara tersebut
tidak dapat menghindari suatu pertanggungjawaban internasionalnya dengan
alasan bahwa tindakan itu dibenarkan oleh hukum nasionalnya. Karena alasan
yang dapat digunakan untuk menolak klaim tanggung jawab adalah hanya
keadaan darurat atau keterpaksaan dan selfhelp atau pembelaan diri
sebagiamana telah ditetapkan oleh international law commission (ILC) atau
komisi hukum internasional PBB tahun 1989.
3. Apa yang dimaksud dengan expropriation dan jelaskan persyaratan yang
harus dipenuhi agar tindakan tersebut tidak menimbulkan state responbility?
expropriation (ekspropriasi) yaitu bahwa pengambilalihan atau pencabutan
hak milik perorangan untuk kepentingan umum yang disertai oleh pemberian
ganti rugi.
Syarat agar tindakan tersebut tidak menimbulkan state responbility yaitu:
a. Jika tindakan ganti rugi yang prompt, yang berarti pembayaran dilakukan
secara cash dan secepat mungkin
b. Jika tindakan ganti rugi yang effective, yang berarti pihak yang menerima
pemabayaran harus dapat memanfaatkannya
c. Jika tindakan ganti rugi yang adequat, yang berarti jumlah ganti ruginya
adalah mempunyai nilai yang sama dengan usahanya pada waktu
dinasionalisasi ditambah dengan bunganya sampai keputusan pengadilan
dikeluarkan.
4. Sebutkan dan jelaskan jenis state responbility?
Jenis pertanggungjawaban negara didalam hukum internasional terdiri atas:
a. Pertanggungjawaban atas perjanjian internasional, yaitu bahwa suatu
negara dapat bertanggung jawab atas pelanggaran pernjanjian menurut
hukum internasional. Asas berlakunya adalah bahwa setiap pelanggaran
suatu perjanjian internasional menimbulkan kewajiban untuk mengganti
kerugian (doktrin pacta sunt servanda)
b. Pertanggungjawaban atas kontrak, yaitu bahwa kemungkinan
pelanggaran kontrak antara pejabat negara dengan orang atau pengusaha
asing bisa saja terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan
pejabat yang melebihi kapasitasnya (ultra vires)
c. Pertanggungjawaban atas konsesi dikenal adanya klausula Calvo yang
menetapkan penerima konsesi melepaskan perlindungan dari
pemerintahan atau negaranya dalam terjadi sengketa akibat konsesi itu
dan oleh karena itu sengketa yang timbul harus diajukan ke pengadilan
negara pemberi konsesi tersebut.
d. Pertanggungjawaban atas ekspropriasi, yaitu bahwa pengambilalihan atau
pencabutan hak milik perorangan untuk kepentingan umum yang disertai
oleh pemberian ganti rugi.
e. Pertanggungjawaban atas kejahatan internasional, yaitu pelanggaran
kewajiban internasional yang dilakukan oleh pejabat negara dan banyak
berkaitan dengan pelanggaran hak warga asing.

5. Jelaskan kebedaan antara istilah jure imperii dan jure gestionis?


Kebedaannya:
1. jure imperii:
a. tindakan yang dilakukan atas nama negara,
b. tindakan yang bisa dipertanggungjawabkan.
c. tindakan negara dalam kapasitas publik
2. jure gestionis:
a. tindakan yang dilakukan bukan atas nama negara,
b. tindakan yang diluar kapasitas pelaku sebagai pejabat negara sehingga
tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh negara.
c. tindakan negara dalam kapasitas privat
BAB VII
SUKSESI NEGARA

A. Pengertian
Suksesi berarti penggantian suatu subyek hukum oleh subyek hukum
lainnya. Dalam hukum internasional, istilah suksesi berkaitan dengan negara
sebagai pribadi internasional yang sering mengalami penggantian atau
pengubahan.
Berkaitan dengan penggantian negara, terdapat dua peristiwa suksesi, yaitu
suksesi negara dan suksesi pemerintah.
Persoalan yang sering muncul dengan adanya suksesi negara adalah :
1. Sampai sejauh manakah negara pengganti terikat pada perjanjian
internasional maupun kontrak yang dibuat oleh negara pendahulu.
2. Apa yang terjadi dengan harta milik, termasuk dana dan arsip negara.
3. Sampai sejauh manakah negara pengganti betanggungjawab aas hutang
negara pendahulu

B. Suksesi Negara
Suksesi negara dipergunakan untuk menyebut penggantian identitas
negara yang terjadi karena hilang atau berubahnya kedaulatan wilayah negara
tersebut yang disertai perolehan kedaulatan wilayah baru oleh negara lain.
Praktik negara, peradilan, doktrin dan konvensi yang ada menunjukkan
kecenderungan dengan mempertimbangkan ketepatan, kewajaran dan keadilan
serta kepentingan masyarakat internasional. Ada kecenderungan untuk membuat
perjanjian internasional antara negara yang kehilangan kedaulatan dengan negara
yang menerima kedaulatan atas wilayah yang bersangkutan dan ini disebut dengan
suksesi sukarela.
C. Dasar Hukum Suksesi Negara
Suksesi negara diatur di dalam dua konvensi, yaitu pertama, Konvensi
Wina Tahun 1978 tetang suksesi negara dalam hubungannya dengan perjanjian
internasional. Kedua adalah Konvensi Wina Tahun 1983 tentang suksesi negara
dalam hubungannya dengan milik, arsip dan hutang negara. Konvensi ini
mengatur bahwa negara pengganti yang karena telah mendapat keuntungan
mengambil alih wilayah itu, maka ia harus bertanggung jawab atas hutang negara
yang berhubungan dengan wilayah itu. Ketentuan ini disebut dengan taking the
burden with the benefits.

D. Suksesi Pemerintah
Suksesi pemerintah digunakan untuk menyebut pengubahan pemerintah
dalam suatu negara, yaitu penggantian pemerintah lama oleh pemerintah baru.
Penggantian ini dapat berlangsung secara konstitusional maupun
inkonstitusional.
Prinsip yang berlaku dalam hal sejauh mana hak dan kewajiban
pemerintah lama hapus dan sejauh mana pemerintah baru mendapatkan hak dan
kewajiban dari pemerintah lama, adalah prinsip kontinuitas.

E. Sebab Terjadinya Suksesi


Suksesi negara dapat terjadi karena bencana alam, perang atau okupasi,
revolusi atau karena penyerahan secara sukarela. Suksesi pemerintah bisa
disebabkan oleh kudeta atau melalui suksesi damai, yaitu secara konstitusional
berdasarkan mekanisme pemilihan umum.

F. Klarifikasi Suksesi

Suksesi negara dapat diklarifikasikan menjadi dua, yaitu suksesi menyeluruh


(universal succession) dan suksesi sebagian (partial succession). Kebedaan antara
keduanya terletak pada apakah identitas negara lama masih ada atau tidak.
Sementara suksesi pemerintah bisa disebabkan oleh kudeta atau melalui suksesi
damai, yaitu secara konstitusional berdasarkan mekanisme pemilihan umum.

PELATIHAN
1. Jelaskan pengertian suksesi negara (state succession) ?
2. Sebutkan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya suksesi negara !
3. Jelaskan kebedaan antara suksesi negara dengan suksesi pemerintah !
4. Sebutkan dasar hukum internasional yang mengatur suksesi negara !
5. Jelaskan tiga masalah penting akibat suksesi negara !

JAWABAN
1. Suksesi negara yaitu penggantian identitas negara yang terjadi karena
hilang atau berubahnya kedaulatan wilayah negara tersebut yang disertai
perolehan kedaulatan wilayah baru oleh negara lain.
2. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya suksesi negara yaitu
bencana alam, perang atau okupasi, revolusi atau karena penyerahan
secara sukarela.
3. Kebedaan antara kedua suksesi tersebut terletak pada apakah identitas
negara lama masih ada atau tidak, contohnya lepasnya negara Timor
Timor menjadi negara baru Timor Leste.
4. Dasar hukum internasional yang mengatur suksesi yaitu Konvensi Wina
Tahun 1978 tetang suksesi negara dalam hubungannya dengan perjanjian
internasional dan Konvensi Wina Tahun 1983 tentang suksesi negara
dalam hubungannya dengan milik, arsip dan hutang negara.
5. Masalah penting akibat suksesi negara yaitu bergabungnya beberapa
negara menjadi satu negara, satu negara yang terpecah menjadi beberapa
negara, dan negara merdeka baru
BAB VIII

PENYELESAIAN SENGKETA

TRANSAKSI INTERNASIONAL

A. Pendahuluan

Masyarakat Internasional yang terdiri dari negara-negara merdeka, berdaulat


dan sederajat berdasarkan kesamaan asas dan kepentingan, satu sama lain saling
mengadakan hubungan atau transaksi Internasional dalam rangka memenuhi
kebutuhan masing-masing.

B. Unsur-unsur Transaksi Internasional

Unsur Transaksi Internasional antaralain meliputi:

1. Alat (instrument)
2. Pelaksana (agent)
3. Lembaga(organization)
4. Cara penyelesaian sengketa (dispute settlement)

C. Cara Penyelesaian Sengketa Transaksi Internasional

Semua metode atau sarana penyelesaian sengketa yang disediakan oleh


hokum internasional digunakan atas dasae persetujuan atau kesepakatan dari
Negara-negara pihak yang terlibat sengketa tersebut.
Sengketa internasional yang muncul dalam transaksi dapat berupa
sengketa politik (political dispute) dan sengketa hokum (law dispute). Sengketa
tersebut dapat diselesaikan dengan cara damai (peaceful settlement) dan kekerasan
atau perang (violencelwar).
D. Hukum Humaniter Internasional

Hukum yang mengatur tentang perang atau hukum perang lebih dikenal
dikalangan TNI, kemudian di kalangan Palang Merah lebih dikenal dengan
hukum perikemanusiaan internasional, sedangkan Hukum Humaniter
Internasional digunakan dikalangan civitas akademika.

Hukum humaniter bertujuan agar sengketa bersenjata/perang yang terjadi


antar Negara dapat diselesaikan secara manusiawi. Hukum ini meliputi
Hukum Den Haag, Hukum Jenawa beserta protokol Tambahannya.

PELATIHAN

1. Sebutkan beberapa unsure yang diperlukan untuk lancarnya transaksi


internasional!
Jawab: A. Alat (Instrument)
B. Pelaksana ( Agent)
C. Lembaga (Organization)
D. Cara Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement)

2. Sebutkan macam-macam sengketa transaksi internasional


Jawab: A. Sengketa Politik (Political Dispute)
B. Sengketa Hukum (Law Dispute)

3. Jelaskan bagaimana penyelesaian sengketa Internasional


Jawab: Cara penyelesaiannya adalah dengan upaya damai (peaceful
settlement) baik dengan permohonan maaf untuk mencapai kepuasan
(satisfaction) bagi pihak yuang dirugikan atau dengan kompensasi
(compensation) / ganti rugi yang berupa materi. Namun bila dengan cara
damai gagal maka Negara boleh melakukan kekerasan seperti Perang
(violencelwar), namun dengan cara kekerasan tersebut harus sesuai dengan
sebagaimana diatur dalam hukum humaniter internasional agar perang selalu
bernuansa manusiawi.

4. Jelaskan pengertian hukum humaniter internasional


Jawab: Hukum Humaniter Internasional itu ialah hukum yang mengatur
tentang perang dan istilah ini sering digunakan di lingkungan civitas
akademika.

5. Jelaskan tujuan hukum humaniter?


Jawab: Hukum Humaniter bertujuan agar sengketa bersenjata/ perang yang
terjadi antar Negara dapat manusiawi dalam arti menghindari penderitaan
yang tidak perlu.

6. Dimana pengaturan hukum humaniter internasiona


Jawab: Diatur di Hukum Den Haag, Hukum Jenewa beserta Protokol
Tambahannya.

7. Jelaskan 3 prinsip hukum humaniter yang harus di hormati oleh para pihak
yang terlibat dalam sengketa bersenjata
Jawab: 1. Prinsip Pembaatasan (Limitation)
Suatu prinsip yang mengkendaki adanya pembatasan terhadap
sarana/ alat serta cara/ metode berperang yang dilakukan oleh pihak
bersengketa seperti adanya larangan penggunaan racun, larangan penggunaan
peluru dum-dum, atau larangan yang menggunakan proyektil yang dapat
menyebabkan luka-luka berlebihan atau penderitaan yang tidak perlu.

2. Prinsip Proposionalitas (Proposionality)


Bahwa kerusakan yang akan diderita oleh penduduk sipil/ objek
siupil harus proposional sifatnya dan tidak berlebihan dalam kaitannya dengan
yang diperolehnya keuntungan militer yang nyata dan langsung dapat
diperkirakan akibat dilakukannya serangan terhadap sasaran militer.

3. Prinsip Pembedaan (Distinctive)


Yang membedakan antara sasaran militer dan bukan sasaran
militer, kombatan/ peserta tempur dan penduduk sipil.
BAB IX

HUKUM HAK ASASI MANUSIA (HAM) INTERNASIONAL

A. Pengertian
Konsep Hak Asasi Manusia hakikatnya merupakan konsep tertib
dunia dan tuntutan penghormatan serta perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM), yang merupakan reaksi terhadap penyalahgunaan
kekuasaan atau perlakuan dari penguasa yang sewenang-wenang kepada
rakyat. Konsep HAM Internasional dikembangkan berdasarkan tiga elemen
utama yaitu: (1). Konsep integritas manusia (human integrity), (2). Konsep
kebebasan (freedom), dan (3). Konsep kesamaan (equality).
PBB memberikan definisi HAM bahwa: Human rights could be
generally defined as those rights which are inherent in our nature and
without which we cannot live as human being.
Kategorisasi HAM dibedakan menjadi dua, yaitu, pertama, HAM
yang pelaksanaanya dapat ditunda atau dikurangi dalam kondisi tertentu
(Derogable rights) seperti hak sipil dan politik serta ekonomi dan sosial
budaya. Kedua, adalah hak yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda atau
dikurangi dalam kondisi apapun (Non derogable rights).
Sifat universalitas HAM dalam pelaksanaannya dibatasi oleh
Deklarasi Wina 1993 yaitu disesuaikan dengan situasi dan budaya lokal
sehingga hak dan kebebasan yang diatur oleh PBB, tidak boleh bertentangan
dengan kesusilaan, ketertiban atau kepentingan umum dan moralitas.

B. HAM dalam Hukum Internasional


Hukum Internasional dari sisi dialogis menyerahkan kepada masing-
masing negara untuk menciptakan dan menghormati kesepakatan-
kesepakatan internasional di bidang HAM sehingga peran negara atau
pemerintah menjadi sangat vital dan sentral.
Sistem HAM Internasional menempatkan Negara sebagai Pemeran
utama dalam memegang kewajiban dan melaksanakan tanggung jawabnya
(duty holder); sedangkan individu, kelompok dan rakyat adalah Pemegang
hak (right holder). Dengan demikian dalam sistem HAM, negara tidak
memiliki hak dan hanya memikul kewajiban serta tanggung jawab
(obigation and responsibility) untuk memenuhi hak-hak yang dimiliki oleh
individu atau kelompok/rakyat. Pertanggungjawaban negara dapat dilihat
dalam 4 (empat) hal yaitu: (1). Kewajiban negara untuk menghormati hak
individu, kelompok atau rakyat (obligation to respect), (2). Kewajiban
melindungi rakyat (obligation to protect), (3). Kewajiban untuk memenuhi
kebutuhan rakyat (obligation to fulfil), (4). Kebijakan untuk
mempromosikan nilai-nilai HAM (obligation to promote).

PERLATIHAN

1. Jelaskan pengertian konsep HAM!


2. Jelaskan perkembangan konsepsi HAM!
3. Jelaskan 2 (dua) macam kategori HAM!
4. Jelaskan bagaimana kedudukan Negara dan Individu, kelompok individu
atau rakyat dalam Sistem HAM Internasional!
5. Sebutkan isu internasional lainnya selain HAM dan jelaskan pokok
persoalan yang dibahas!

JAWAB:
1. Konsep Hak Asasi Manusia hakikatnya merupakan konsep tertib dunia dan
tuntutan penghormatan serta perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
(HAM), yang merupakan reaksi terhadap penyalahgunaan kekuasaan atau
perlakuan dari penguasa yang sewenang-wenang kepada rakyat.
2. Konsep HAM Internasional dikembangkan berdasarkan tiga elemen utama
yaitu: (1). Konsep integritas manusia (human integrity), (2). Konsep
kebebasan (freedom), dan (3). Konsep kesamaan (equality). Sejarah HAM
dimulai dengan Piagam Madinah 624 M, Dokumen Inggris Magna Charta
1215, Dokumen Amerika Serikat Declaration of Independence 1779,
Dokumen Perancis Declaration of the Rights of man and of the Citizen
Declaration des droits de L’hoimme et du Citoyen 1789, dsb.

3. Kategorisasi HAM dibedakan menjadi dua, yaitu, pertama, HAM yang


pelaksanaanya dapat ditunda atau dikurangi dalam kondisi tertentu
(Derogable rights) seperti hak sipil dan politik serta ekonomi dan sosial
budaya. Kedua, adalah hak yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda atau
dikurangi dalam kondisi apapun (Non derogable rights).

4. Sistem HAM Internasional menempatkan Negara sebagai Pemeran utama


dalam memegang kewajiban dan melaksanakan tanggung jawabnya (duty
holder); sedangkan individu, kelompok dan rakyat adalah Pemegang hak
(right holder). Dengan demikian dalam sistem HAM, negara tidak memiliki
hak dan hanya memikul kewajiban serta tanggung jawab (obigation and
responsibility) untuk memenuhi hak-hak yang dimiliki oleh individu atau
kelompok/rakyat.

5. Isu Internasional lainnya selain HAM diantaranya adalah Perdana Menteri


Tony Abott menyatakan mendukung rencana pemerintah Australia Barat
untuk menutup lebih dari 100 perkampungan warga aborigin yang terletak
di wilayah pedalaman. Rencana penutupan perkampungan itu akan
memaksa ribuan warga aborigin untuk pindah ke lokasi lainnya yang lebih
mudah dijangkau oleh pelayanan pemerintah. PM Abbott menyatakan
bahwa kita tidak bisa terus-terusan memberi subsidi kepada pilihan gaya
hidup orang. Dari pernyataan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Tony
Abott menuai kekecewaan salah seorang pemimpin aborigin, Noel Pearson.
BAB X

HUKUM LINGKUNGAN HIDUP INTERNASIONAL

1. PENGERTIAN

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

2. MASALAH LINGKUNGAN

Masalah lingkungan adalah aspek negative dari aktivitas manusia terhadap


lingkungan biofisik. Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi
menakup perubahan iklim, polusi, dan hilangnya sumber daya alam. Dibawah ini
adalah daftar masalah lingkungan yang terjadi akibat aktivitas manusia:

- Perubahan Iklim: pemanasan globa yang disebabkan oleh adanya asap


global, bahan bakar fosil, kenaikan permukaan laut, gas rumah kaca dan
peningkatan keasaman laut
- Konservasi: masalah oemunahan spesies
- Pemutihan Koral: kejadian kepunahan holosen, dll.
- Bendungan
- Energi
- Rekayasa Genetik
- Pertanian Intensif
- Degradasi Lahan: polusi tanah, desertifikasi tanah, konservasi tanah, erosi
tanah, kontaminasi Tanah, dan salinasi tanah.
- Penggunaan Tanah
- Masalah Nuklir
- Pelelehan Nuklir
- Populasi Berlebihan
- Polusi : dapat berupa polusi cahaya,polusi suara, dan polusi visual.
- Penebangan Hutan
- Pertambangan
- Limbah

Masalah lingkungan ditujukan kepada organisasi pemerintah pada level


regional, nasional, maupun internasional.

3. PENGATURAN MASALAH LINGKUNGAN

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang


dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.

4. UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP

Unsure-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga yaitu unsur


hayati, unsur sosial budaya dan unsur fisik.

1. Unsur Hayati (Biotik)


Yaitu unsure lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya
Yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan
sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain lain. Keberadaan lingkungan fisik
sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di
bumi.
5. KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan factor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup


dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam.


Peristiwa alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara
lain:
a. Letusan gunung api : terjadi karena aktivitas magma yang
menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
b. Gempa bumi : adalah getaran kulit bumi yang bias disebabkan karena
beberapa hal, diantaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi),
terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar
samudra.
c. Angin topan : terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan
tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
2. Bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain :
a. Terjadinya pencemaran (udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir.
c. Terjadinya tanah longsor.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain :

a. Penebangan hutan secara liar.


b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
e. Penimbunan rawa-rawa untuk kawasan pemukiman.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai.
g. Pemanfaatan SDA secara berlebihan di luar batas.
6. UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi


rakyatnya tampa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti
dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yng sering disebut
sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas


manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan dikenal dengan nama pembanguna berkelanjutan.

Ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan adalah sebagai beriku: a.


menjamin pemerataan dan keadilan, b. menghargai keanekaragaman hayati, c.
menggunakan pendekatan integrative, d. menggunakan pandangan jangka
panjang.

Dalam rangka pelestarian lingkungan hidup dilakukan beberapa langkah


antara lain sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan pemerintah


Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan
mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup.
2. Upaya pelestarian lingkungan hidup oleh masyarakat bersama pemerintah
Beberapa upayayang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara laian:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
b. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih
dan sehat antara lain:
1. Menggalakan penanaman pohon atau tanaman hias di sekitar kita.
2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran.
3. Mengurangi atau menghindari pemakaian gas kimia.
c. Pelestarian hutan
d. Pelestarian laut dan pantai
e. Pelestarian flora dan fauna

7. JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya


makhluk hidup, zat energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam.

Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar


pencemaran lingkungan dapat dikelompokan menjadi pencemaran air, tanah, dan
udara.

1. Pencemaran air
Adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran
air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
2. Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat merugikan kesehatan manusia. Sebagai contoh
mata yaitu menyebabkan mata berair dan pesih bila senyawa tersebut
terdapat dalam jumlah banyak, penglihatan menjadi kabur.
3. Pencemaran tanah
Adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami.

8. JENIS LIMBAH

Pencemaran tanah berawal dari limbah domestic, limbah industry, dan limbah
pertanian. Limbah domestic dpat berasal dari daerah pemukiman penduduk,
perdagangan, pasar, tempat usaha hotel dan lain-lain.
PELATIHAN

1. Jelaskan pengertian lingkungan hidup!

Jawab :

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.

2. Sebutkan beberapa contoh masalah lingkungan hidup!

Jawab :

Hujan asam, pengembalaan berlebihan, sampah radioaktif, pembuangan


sampah ke laut, tumpahan minyak, pemanasan global yang bisa disebabkan
oleh adanya asap global, kabut asap, sampah radioaktif.

3. Sebutkan beberapa masalah lingkungan di Negara berkembang!

Jawab :

a. Isu lingkungan hidup dan pembangunan menjadi agenda penting di forum


regional dan multilateral sejak tahun 1972 yaitu setelah pelaksanaan
konperensi internasional mengenai Human Environment di Stockholm,
Swedia.
b. Siding majelis umum PBB ke 27 tahun 1972 membentuk governing
council united nation environment program (GC-UNEP) yang member
mandate antara lain : 1. Mendorong kerjasama internasional bidang
lingkungan hidup. 2. Menerbitkan laporan mengenaikondisi lingkungan
global termasuk mengkaji dampak penerapan kebijakan dalam bidang
lingkungan bagi kegiatan pembangunan di Negara-negara berkembang.

4. Jelaskan pula masalah lingkungan di Negara maju!


Jawab :

Negara maju banyak mengirim limbah berbahaya. Ketua eksekutif jaringan


konvensi basel, jim puckett, menyatakan setiap haritidak kurang 5.200
kontainer limbah berbahaya didaratkan di hongkong untuk kemudian
dikirimkan ke Negara pengimpor limbah. Konvensi basel mengatur
pengendalian perlintansan dan perpindahan limbah berbahaya dan turunannya.
Konvensi Rotterdam mengatur proseduur perdagangan internasional substansi
kiiawi berbahaya dan pestisida sedangkan konvensi Stockholm mengatur
polutan organik yang mampu bertahan lama di alam.

5. Sebutkan macam-macam lingkungan hidup!

Jawab :

1. Unsur Hayati (Biotik)


Yaitu unsure lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya
Yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk sosial.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain lain. Keberadaan
lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup
segenap kehidupan di bumi.

Anda mungkin juga menyukai