Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FIQIH IJARAH (SEWA MENYEWA)

Dosen Pengampu :
Muhammmad Nazieh Ibadillah, S.H.I , M.S.I

Disusun oleh Kelompok 1 :


1. Indah Margi Intan Sari | 60202180028
2. Sonia Soraya | 61206180090

SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (STEBI)


GLOBAL MULIA
Jl. Kp. Cibeureum No.59, Mekarmukti, Cikarang Utara, Bekasi,
Jawa Barat 17530

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................3


BAB I .................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH .......................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................4
C. TUJUAN ................................................................................................................5
BAB II ...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN ................................................................................................................6
A. Pengertian Ijarah ....................................................................................................6
B. Dalil Ijarah .............................................................................................................7
C. Rukun dan Syarat-syarat Ijarah ..............................................................................9
BAB III ............................................................................................................................11
PENUTUPAN ..................................................................................................................11
A. KESIMPULAN ....................................................................................................11
DAFTAR PUSAKA .........................................................................................................13

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Fikih Ijarah
(Sewa – menyewa)” telah diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun ssebagai
salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Fikih Ijarah.
Makalah ini ditugaskan secara kelompok yang tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, baik dukungan moril ataupun materil selama proses pengerjaan.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Muhammmad Nazieh Ibadillah, S.H.I , M.S.I selaku dosen Mata Kuliah Fikih
Ijarah.yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugass ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penyusun mengundang para pembaca
untuk memberikan kritik serta saran yang dapat memotivasi penyusun agar lebih
baik untuk kedepannya. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya maupun bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manusia merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain. Dalam hidupnya, manusia bersosialisi dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang termasuk di dalamnya merupakan kegiatan ekonomi.
Segala bentuk interaksi sosial guna memenuhi kebutuhan hidup manusia
memerlukan ketentuan-ketentuan yang membatasi dan mengatur kegiatan
tersebut.
Islampun mengatur hubungan interaksi sosial ini yang disebut muamalah.
Contoh hukum islam yang termasuk muamalah satunya adalah ijarah sewa -
menyewa dan upah. Dalam bahasa Arab kata ijarah berarti sewa menyewa dan
upah, antara keduanya terdapat perbedaan makna operaional. Sewa biasanya
digunakan untuk benda, dan upah untuk tenaga.
Ijarah merupakan menjual manfaat yang dilakukan seseorang dengan orang
lain dengan menggunakan ketentuan syariat islam. Kegiatan ijarah ini tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan kita sehari – hari baik di lingkungan keluarga maupun
masyarakat sekitar kita. Oleh sebab itu, penting untuk kita mengetahui apa
pengertian dari ijarah sebenarnya, rukun dan syaratnya serta bagaimana dalil yang
mengatur ijarah dalam islam. Yangmana hal – hal ini akan dijelaskan dalam
pembahasan makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari ijarah ?
2. Bagaimana dalil yang mengatur transaksi ijarah?
3. Apa sajakah rukun dan syarat ijarah ?

4
C. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Definisi ijarah
2. Dalil-dalil yang mengatur ijarah
3. Rukun dan Syarat ijarah

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ijarah
Secara bahasa, al ijarah berasal dari kata al-ajru (upah) yang berarti al-iwadh
(ganti/kompensasi). Sewa-menyewa atau dalam bahasa arab ijarah berasal dari
kata ‫ اجز‬yang sinonimnya:
1. ُِ‫ ام‬yang artinya menyewakan, seperti dalam kalimat ‫اجزاىشئ‬
(menyewakan sesuatu)
2. ‫ اعطب ي اجزا‬yang artinya ia member upah, seperti dalam kalimat ّ‫اجزفالوبعي‬
‫( مذا‬ia memerikan kepada si fulan upah sekian)
3. ً‫ اثبب‬yang artinya memberinya pahala, seperti dalam kalimat ‫اجزهللا عبذي‬
(Allah memberikan pahala kepada hamba-Nya1

Menurut pengertian syara‟ ijarah berarti akad pemindahan hak guna dari
barang atau jasa yang diikuti dengan pembayaran upah atau biaya sewa tanpa
disertai dengan perpindahan hak milik.
Sedangkan menurut beberapa ulama, ijarah adalah:
 Ulama hanafiyah berpendapat ijarah adalah akad atau suatu kemanfaatan
dengan pengganti.
 Ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa ijarah adalah akad atas suatu
kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima
pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.
 Ulama Malikiyyah dan Hanabilah menyatakan bahwa ijarah adalah
menjadikanmilik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu dengan
pengganti.2

1
Drs. H.Ahmad Wardi Muslich. Fiqh Muamalat (Jakarta:Amzah.2010)hlm.315
2
Prof. DR.H. Rachmat Syafei,MA. FIQIH Muamalah. hlm.122

6
Menurut fatwa DSN MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan
Ijarah, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Dengan demikian akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya
perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan pada penyewa. Al-ijarah
disebut pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Ijarah
adalah suatu jenis perikatan atau perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat
suatu benda yang diterimadari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai
dengan perjanjian dan kerelaan kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang
telah ditentukan.

B. Dalil Ijarah
Allah Ta‟ala berfirman:

َ ‫ضعْهَ ىَ ُن ْم فَآجٌُُ َُّه أ ُ ُج‬


‫ُرٌ َُّه‬ َ ‫فَإ ِ ْن أ َ ْر‬
“…Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin…” [Ath-Talak: 6]

Allah Ta‟ala juga berfirman:

‫ْ ْاْل َ ِمٕ ُه‬ َ ‫ث ا ْسح َؤ ْ ِج ْزيُ ۖ ِإ َّن َخٕ َْز َم ِه ا ْسح َؤ ْ َج ْز‬
ُّ ُِ َ‫ت ْاىق‬ ِ َ‫ث ِإ ْحذَاٌُ َمب َٔب أَب‬
ْ َ‫قَبى‬
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: „Wahai bapakku, ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat serta
dapat dipercaya.” [Al-Qashash: 26]

7
Dan juga Allah berfirman:

‫ت َعيَ ْٕ ًِ أَج ًْزا‬ َ ْ‫ض فَؤَقَب َمًُ ۖ قَب َه ىَ ُْ ِشئ‬


َ ْ‫ث ََلج َّ َخذ‬ َّ َ‫ارا ٔ ُِزٔذ ُ أَن َٔىق‬
ً َ‫فَ َُ َجذَا فِٕ ٍَب ِجذ‬
“… Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang
hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata, „Jikalau
kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.” [Al-Kahfi: 77]

Dari „Aisyah Radhiyallahu anhua (ia berkata),

‫ْ ٌَب ِدًٔب ِخ ِ ّز ْٔحًب‬ٍّ ‫َّللاُ َعيَ ْٕ ًِ ََ َسيَّ َم ََأَبُُ بَ ْن ٍز َر ُجالً ِم ْه بَىِٓ اىذَّ ْٔ ِو ث ُ َّم ِم ْه بَىِٓ َع ْب ِذ ب ِْه َع ِذ‬
َّ َّّ‫صي‬ ُّ ‫ََا ْسح َؤ ْ َج َز اىىَّ ِب‬
َ ٓ
‫اى ِخ ِ ّزْٔثُ ْاى َمب ٌِ ُز ِب ْبى ٍِذَا َٔ ِة‬.
ْ
“Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam beserta Abu Bakar menyewa (mengupah)
seorang penunjuk jalan yang mahir dari Bani ad-Dail kemudian dari Bani „Abdu
bin „Adi.” 3

Yang boleh disewakan yaitu segala sesuatu yang memungkinkan untuk diambil
manfaatnya bersama utuhnya barang tersebut, maka sah untuk disewakan selama
tidak ada larangan syar‟i yang menghalanginya. Dan disyaratkan hendaklah
barang yang disewakan jelas dan upahnya jelas, demikian pula lama (waktu)
penyewaan dan jenis pekerjaannya.

Allah Ta‟ala berfirman menghikayatkan tentang sahabat Musa bahwa ia


berkata:

َ ‫ج ۖ فَإ ِ ْن أَجْ َم ْم‬ ْ َّ َ ‫قَب َه إِوِّٓ أ ُ ِرٔذ ُ أ َ ْن أُو ِن َح َل إِ ْحذَِ ا ْبىَح‬


َ ‫ث َع ْش ًزا فَ ِم ْه ِعىذ‬
‫ِك‬ َ ِ‫ٓ ٌَبجَٕ ِْه َعيَ ّٰ أَن ج َؤ ُج َزوِٓ ث َ َمبو‬
ٍ ‫ٓ ِح َج‬
“Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari
kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan

3
Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 1489)], Shahiih al-Bukhari (IV/442, no. 2263)

8
jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari
kamu…” [Al-Qa-shash: 27]
Dari Hanzhalah bin Qais ia berkata, “Aku bertanya kepada Rafi‟ bin Khudaij
tentang menyewakan tanah dengan emas dan perak? Ia menjawab, “Tidak
mengapa dengannya, hanyalah orang-orang di zaman Nabi Shallallahu „alaihi wa
sallam menyewakan dengan imbalan (apa yang tumbuh) di tepian-tepian sungai
dan sumber-sumber air serta sesuatu dari pertanian, maka yang sisi (petak) ini
hancur dan petak yang lainnya selamat, dan petak yang ini selamat petak yang lain
hancur. Dan orang-orang tidak menyewakan tanah kecuali dengan cara ini, oleh
karena itulah dilarang. Adapun sesuatu yang jelas dan dijamin, maka tidak
mengapa dengannya.”

C. Rukun dan Syarat-syarat Ijarah


Menurut Hanafiyah rukun ijarah hanya satu yaitu ijab dan qabul dari dua
belah pihak yang bertransaksi.
Adapun menurut jumhur ulama iajarah ada empat yaitu:
1. Dua orang yang berakad
2. Sighat (ijab dan qabul)
3. Sewa atau imbalan
4. Manfaat (Manfaat suatu barang/jasa)
Adapun syarat-syarat ijarah sebagimana yang ditulis Nasrun Haroen sebagai
berikut:
1. Yang terkait dengan dua orang yang berakad. Menurut ulama Syafi‟iyah
dan Hanabalah disyaratkan telah balig dan berakal.
2. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya melakukan akad
al-ijarah
3. Manfaat yang menjadi objek ijarah harus dikatahui, sehingga tidak muncul
perselisihan dikemudian hari
4. Objek ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara langsung dan tidak
ada cacatnya
5. Objek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟

9
6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa
7. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan
8. Upah atau sewa dalam ijarah harus jelas

10
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Dalam bahasa Arab, ijarah adalah ‫( بٕع اىمىفعة‬menjual manfa‟at)4.Al-ijarah
berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah al-„iwadh yang artinya
upah/gaji.5 Sedangkan menurut istilah, ijarah adalah pemindahan suatu akad hak
guna (kemanfaatan) atas suatu benda atau barang tertentu, dengan pembayaran
sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan benda atau barang yang di
sewakan serta akad atas manfaat dengan imbalan yang disepakati antara kedua
belah pihak.
Allah Ta‟ala berfirman:

‫ْ ْاْل َ ِمٕ ُه‬ َ ‫ث ا ْسح َؤ ْ ِج ْزيُ ۖ إِ َّن َخٕ َْز َم ِه ا ْسح َؤ ْ َج ْز‬
ُّ ُِ َ‫ت ْاىق‬ ِ َ‫ث إِحْ ذَاٌُ َمب َٔب أَب‬
ْ َ‫قَبى‬
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: „Wahai bapakku, ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat serta
dapat dipercaya.” [Al-Qashash: 26]

Rukun Ijarah, ada 4 yaitu:


 Aqid (orang yang akad )
 Shigat akad ( ijab dan qobul )
 Ujrah ( upah )
 Manfaat

Syarat ijarah antara lain :


 Syarat bagi kedua orang yang berakad yaitu telah baligh dan berakal.

4
Prof. DR.H. Rachmat Syafei,MA. FIQIH Muamalah. hlm.121

5
Munjid Filughah wal A‟lam, Beirut: Dār el-Machreq Sarl Publisher, 1986, hlm.4

11
 Kedua belah pihak yang melakukan akad menyatakan suatu kerelaannya
untuk melakukan akad ijarah tersebut.
 Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara terang dan jelas.
 Obyek ijarah dapat diserahkan dan digunakan secara langsung.
 Obyek ijarah haruslah sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟

12
DAFTAR PUSAKA

http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2017/08/makalah-fikih-muamalah-tentang-al-
ijarah.html
https://baitulmaqdis.com/belajar-islam/muamalah/sewa-menyewa-dalam-islam/
https://islam.nu.or.id/post/read/84810/definisi-dan-rukun-ijarah-sewa-menyewa-
dalam-islam
https://almanhaj.or.id/1640-ijarah-sewa-menyewa.html
https://www.kompasiana.com/rama08281/5af541cecaf7db5b652579e3/ijarah?pag
e=all
http://eprints.walisongo.ac.id/5995/3/BAB%20II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai