Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaidah yang sangat diperlukan untuk mengatur sebagian
besar hubungan antar negara mengenai persoalan dengan keperluan hubungan timbal balik antar negara. Dewasa ini
terlihat bahwa negara-negara modern telah mengakui hukum internasional sebagai bagian dari hukum nasional.
Pandangan ini dinamakan <doctrine of incorporation= yang pada mulanya berasal dari negara-negara Anglo Saxon.
Ajaran bahwa hukum internasional dipandang sebagai hukum nasional terlihat di dalam putusan Mahkamah Agung
Amerika Serikat di dalam kasus The Paquette Habana-The Loba.1 Terdapat hubungan yang erat antara hukum
internasional dengan masyarakat internasional. Menurut Mochtar Kusumaatmaja bahwa =untuk menyakini adanya
hukum internasional maka harus ada pula masyarakat internasional sebagai landasan sosiologis=. Terdapat
dorongan yang besar bagi perkembangan hukum internasional dibanding dengan yang terjadi pada tahun sebelum
dari sejarah hukum internasional. Hal tersebut merupakan akibat dari berkembangnya interdependensi negara-negara
dan peningkatan pesat hubungan antar negara karena berbagai macam penemuan yang ditujukan guna
menanggulangi kesulitan menyangkut waktu, ruang dan komunikasi intelektual. Apabila sebelumnya masyarakat
internasional dapat menyandarkan diri pada proses kebiasaan yang reatif lambat untuk membentuk kaidah hukum
internasional, maka kebutuhan modern menuntut suatu metode pembuatan hukum yang lebih cepat. Oleh
karenanya hukum internasional telah mengalami perkembangan baik dilihat secara teori, sumber hukum dan
subyek hukum internasional sendiri. Sistem hukum internasional merupakan suatu produk dari empat ratus tahun
terakhir ini. Pada mulanya berupa adat istiadat dan praktek negara Eropa modern dalam hubungan dan komunikasi.
Lalu, hukum internasional masih diwarnai oleh konsep-konsep kedaulatan nasional, kedaulatan teritorial, konsep
kesamaan penuh dan kemerdekaan negara-negara yang meskipun memperoleh kekuatan dari teori-teori politik yang
mendasari sistem ketatanegaraan Eropa modern juga dianut oleh negara-negara non Eropa yang baru muncul. Dengan
demikian sejarah hukum internasional sama tuanya dengan adanya masyarakat internasional meskipun dalam taraf
tradisional yang berbeda dengan masyarakat internasional dalam arti modern.
Negara bagaikan suatu organism maksudnya adalah bahwa Negara tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya
Negara lain. Keberlangsungan hidupnya ikut dipengaruhi juga oleh negara-negara lain, terutama negara-negara
tetangganya atau negara yang berada dalam satu kawasan dengannya. Banyak faktor yang melatarbelakangi
Negara yang satu sangat bergantung atau memerlukan hubungan kerja sama dengan Negara lainnya. Salah
satunya adalah oleh karena faktor kebutuhan Negara itu sendiri. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya,
bahwa Negara bagaikan suatu organisme, maka dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan segala
kebutuhan itu dapat terpenuhi. Akibatnya nanti juga sangat berpengaruh terhadap hubungan antara negara-
lebih harmonis. Namun, terkadang dalam mencapai
negara tersebut kea rah yang lebih baik dan
suatu tujuan tersebut konflik juga tak dapat terhindarkan. Penyebabya adalah ada satu
negara yang lebih mementingkan kepentingan sepihak dari negaranya.
Hukum Internasional mengatur tentang syarat-syarat negara sebagai pribadi hukum yang
tertuang di dalam Konvensi Montevidio Tahun 1933 tentang Unsur-Unsur Berdirinya Sebuah
Negara. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi negara sebagai subyek hukum
internasional yaitu adanya penduduk tetap, wilayah tertentu, pemerintah dan kemampuan
untuk melakukan hubungan dengan negara lain.
Dalam hukum internasional negara dianggap sebagai subjek hukum utama. Dalam suatu hubungan antar
subjek hukum internasional khususnya negara, sering terjadi pertentangan yang diakibatkan oleh
perbedaan kepentingan. Dan tidak selamanya pertentangan tersebut dapat diselesaikan melalui
penyelesaian damai. Pertentangan kepentingan inilah yang sering disebut dengan konflik. Konflik antar
negara ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti; politik, ekonomi, ideologi, strategi militer,
ataupun perpaduan antara kepentingankepentingan tersebut. Dalam kenyataannya yang paling ekstrim, konflik
antar negara hadir dalam bentuk konflik bersenjata .
3. Apa pengertian Hukum Internasional Umum, Hukum Internasional Regional dan Hukum Internasional Khusus?
5. Apa yang maksud masyarakat Internasional sebagai landasan Sosiologis Hukum Internasional?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui istilah Hukum Internasional.
3. Untuk mengetahui pengertian Hukum Internasional Umum, Hukum Internasional Regional dan Hukum
Internasional.
5. Untuk mengetahui maksud masyarakat Internasional sebagai landasan Sosiologis Hukum Internasional.
PEMBAHASAN
dari istilah bahasa asing, di antaranya International Law (Inggris), Droit International
istilah-istilah berbeda yang memiliki makna yang mendekati atau relatif sama dengan Hukum
Internasional, yakni Hukum Antar Bangsa (The Law of Nations), Hukum Antar Negara
(Interstates Law), Hukum Dunia (World Law), dan Hukum Transnasional (Transnational
Law).
The Law of Nations, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi hukum
bangsa-bangsa,2 memiliki akar konseptual pada istilah yang dikenal di dalam bahasa
Romawi, Ius Gentium,3 yakni hukum yang berlaku antara bangsabangsa di jaman Romawi,
termasuk kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan antara orang Romawi dengan
orang bukan Romawi dan antara sesama bukan orang Romawi.4 Dalam perkembangannya,
dikenal pula istilah Ius Inter Gentes yang bermakna hukum antar bangsa yang menandakan
keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur hubungan negara dengan negara. Menurut
Anzilotti, Hukum Internasional adalah tertib hukum dari masyarakat negara-negara. Definisi
Hukum Internasional sebelum Perang Dunia II yang diberikan oleh para pakar umumnya
terbatas pada negara sebagai satu-satunya pelaku hukum dan tidak memasukkan subjek-
subjek hukum lainnya. Namun demikian, perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat telah
bahwa Hukum Internasional hanyalah merupakan moral internasional saja.6 Berikut definisi
keseluruhan kaedah-kaedah dan azas-azas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas-batas Negara-negara antara Negara dengan Negara, Negara dengan subjek
hukum lain bukan Negara atau subjek hukum bukan Negara satu sama lain.8
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara Negara-
Hukum internasional umum yaitu hukum internasional yang berlaku untuk semua
the living resources of the sea) yang mula-mula tumbuh di Benua Amerika sehingga
Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus berlaku bagi negara-negara
kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas yang berbeda-beda dari bagian
masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses
hukum kebiasaan.
2.4 Perbedaan Hukum Internasional dan Hukum Nasional
Dalam memahami berlakunya hukum internasional terdapat dua teori yang cukup
dikenal, yaitu monisme dan dualisme. Menurut teori monisme, hukum internasional dan
hukum nasional merupakan dua aspek yang sama dari satu sistem hukum umumnya. Menurut
teori dualisme hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua system yang sama
sekali berbeda, hukum internasional mempunyai suatu karakter yang berbeda secara intrinsic
(intrinsically) dari hukum nasional. Karena melibatkan melibatkan sejumlah besar system
Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan dua
sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Hukum internasional dan hukum nasional
merupakan dua sistem hukum yang terpisah, tidak saling mempunyai hubungan superioritas
atau subordinasi. Berlakunya hukum internasional dalam lingkungan hukum nasional memerlukan
maka yang diutamakan adalah hukum nasional suatu negara. Sedangkan menurut teori
Monisme, hukum internasional dan hukum nasional saling berkaitan satu sama lainnya.
Menurut teori Monisme, hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu
hukum nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini, hukum nasional kedudukannya
lebih rendah dibanding dengan hukum internasional. Hukum nasional tunduk dan harus
internasional dapat mengatur hubungan antar negara terletak pada wewenang negara untuk
hukum, juga dapat berlaku dalam hubungan internasional.11 Masyarakat Internasional pada
hakekatnya adalah hubungan kehidupan antar manusia dan merupakan suatu kompleks
kehidupan bersama yang terdiri dari aneka ragam masyarakat yang menjalin dengan erat.
Tiga teori yang mempengaruhi masyarakat internasional, yaitu teori realis (doktrin yang
disitu persaingan dan konflik antara negara <melekat= di dalam hubungan mereka), teori
revolusionis (mereka para teoritisi yang menunjukkan dirinya dengan rasa kemanusiaan dan
yakin pada <persatuan moral= dari masyarakat dunia diluar negara), dan teori rasionalis
(mereka para teoritisi yang yakin bahwa manusia selalu memakai akal pikiran, dapat
mengenali hal yang benar untuk dilakukan, dan dapat belajar dari kesalahannya dan dari yang
lainnya).
kebijakan dan aktifitas dari rakyat yang terlibat dalam hubungan internasional:
warganegara khususnya.
b) ditekankan pada dialog antara pemikiran, nilai dan keyakinan terkemuka yang turut
d) ditekankan pada aspek hubungan internasional yang paling mendasar dan yang paling
tetapi menekankan peranan yang besar yang dimainkan negara dalam kepatuhan
PENUTUP
Kesimpulan
F. Sugeng Istanto mengemukakan definisi hukum internasional dalam suatu rumusan
bahwa Hukum Internasional hanyalah merupakan moral internasional saja.25 Berikut definisi
internasional khusus dan hukum regional. Hukum internasional regional merupakan hukum
yang berlaku pada negara-negara yang ada pada region tertentu. Hukum internasional khusus
adalah hukum internasional yang berlaku antara negara-negara tertentu yang tidak terbatas
Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan dua
sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Sedangkan menurut teori Monisme, hukum
Pendekatan masyarakat Internasional berasal dari filsafat, sejarah, dan hukum. Dan
dicirikan khususnya oleh ketergantungan secara nyata pada >pelaksanaan keputusan?. Tradisi
Tetapi pendekatan ini berupaya menghindari pilihan sulit antara: (1) egoisme dan konflik
negara (2) keinginan baik manusia dan kerjasama yang dimunculkan oleh perdebatan antara
realisme dan liberalisme. Perdebatan antara realisme dan liberalisme tersebut menganggap
hubungan Internasional sebagai suatu <masyarakat=. Negara dimana actor utamanya adalah
Nalar yang berangkat dari pemahaman bahwa Hukum Internasional mengikat negara-
negara dalam hubungannya satu dengan yang lain tentu menjadi terganggu apabila
kedaulatan negara harus dimaknai secara sempit dalam konsepsi tersebut.
mengatur bangsa-bangsa yang berlaku dalam wilayah tertentu kemudian seiring waktu
berkembang menjadi hukum antar negara yang wilayah berlakunya menjadi semakin luas.
Sejarah perkembangan Hukum Internasional terbagi ke dalam tiga periode yaitu: periode
kuno, periode abad tengah dan periode modern. Meningkatnya hubungan, kerjasama dan
saling ketergantungan antar negara, muncul negara-negara merdeka baru dalam jumlah yang
jumlah yang sangat banyak telah menyebabkan ruang lingkup hukum internasional menjadi
lebih luas.
evolusi yaitu: zaman India Kuno, bangsa Yahudi, zaman Yunani, zaman Romawi, perjanjian
Westphalia dan abad kedelapan belas. Pada Zaman India Kuno terdapat pengaturan mengenai
perjanjian-perjanjian, hak dan kewajiban raja dan juga pengaturan hukum perang. Pada
orang asing dan cara melakukan perang. Pada zaman Yunani terdapat pembentukan kaidah-
kaidah kebiasaan hukum internasional dari adat-istiadat dan praktek-praktek yang ditaati oleh
negara-negara tersebut dalam hubungan mereka satu sama lain. Hukum Internasional tidak
mengalami perkembangan yang pesat pada Zaman Romawi, hal ini karena pada zaman ini
masyarakat dunia merupakan satu imperium yaitu imperium Roma yang menguasai seluruh
tonggak sejarah dari lahirnya negara-negara modern menurut hukum internasional. Pada
Abad ke-18 bermunculan ahli hukum internasional setelah Hugo Grotius yang terbagi dalam
2 (dua) aliran, yaitu aliran hukum alam dan aliran positivisme. Pada abad ke-20, Perserikatan
Bangsa-Bangsa sebagai organisasi internasional pertama pasca Perang Dunia II saat ini terasa
peran dan manfaatnya, terutama untuk mencegah perang yang berskala luas seperti Perang
OLEH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS CENDRAWASIH