Anda di halaman 1dari 3

Nama : Akbar Nur Sultan

NIM : 201910110311273

TUGAS 1 : HUKUM INTERNASIONAL DALAM HUBUNGAN


INTERNASIONAL

A. Hukum Internasional dalam Hubungan Internasional


Dalam hubungan internasional, negara-negara telah memainkan
peranan penting dalam berbagai bidang untuk memperjuangkan
kepentingan nasionalnya ditingkat internasional. Hubungan internasional
tersebut tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik jika tidak didukung
instrumen hukum internasional yang mengikat dan dipatuhi negara-negara.
Keberadaan hukum internasional bukan saja sangat penting melainkan
sebagai kebutuhan yang tidak dapat diabaikan dalam masyarakat
internasional.
Sebagai suatu peraturan hukum yang memiliki cakupan begitu
luas, hukum internasional terdiri dari prinsip-prinsip, peraturan-peraturan,
dan kebiasaan internasional tentang tingkah laku negara-negara yang
terikat untuk mematuhinya dan melaksanakanya. Utamanya terkait dengan
(1) pengaturan hubungan antara satu negara dengan negara lainnya, yang
di dalamnya termasuk peraturan hukum terkait dengan fungsi-fungsi
lembaga-lembaga, organisasi-organisasi internasional, hubungan mereka
dengan sesamanya, atau hubungan mereka dengan negaranegara dan
individu-individu, dan (2) peraturan-peraturan hukum tertentu terkait
antara individu-individu dengan subyek hukum non-negara (non-state
entities) dan aktor-aktor Negara yang baru (new state actor), seperti
kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dalam
hukum internasional diatur pula hak-hak dan kewajiban-kewajiban setiap
individu dan subyek hukum non-negara juga tergolong menjadi bagian
dari hukum internasional atau juga hubungan internasional.1
Hukum internasional publik memiliki sistem Negara sendiri,
dengan keunikan dalam penegakan peraturannya. Oleh karena hukum
internasional juga terpisah dari suatu hukum Negara municipal law, tidak
sedikit hukum internasional ini diragukan sebagai sesuatu yang bukan
peraturan hukum. Tentu saja kritik ini muncul dari aliran John Austin yang
memahami hukum sebagai produk putusan dari penguasa, sebagaimana
halnya Negara. Padahal hukum internasional tidak didukukng oleh sistem
pemerintahan global. Sebagaimana dalam suatu negara didukung oleh

1
J. G. Starke. Introduction To International Law (Tenth Edition), London: Butterworths, 1989, hlm:
3
institusi politik legislative, eksekutif dan yudikatif, kaum positivis
memandang Hukum Internasional mengikat karena ada kesepakatan antara
kehendak negara (State Will). Karena itu, menurut David J. Bedermen
seluruh bangunan teori dan praktek hukum internasional sangat tergantung
pada beberapa penjelasan yang koheren mengapa aktor-aktor harus
mematuhi sekumpulan aturan hukum yang boleh jadi menyimpang dari
kepentingan negara-negara. Secara lebih eksplisit alasan-alasan negara
patuh pada hukum internasional karena para ahli hukum memerlukan
gambaran suatu kesimpulan yang penting terkait sumbersumber, proses-
proses, dan doktrin-doktrin hukum internasional.2
Menurut John O‟Brien, di awal abad kedua puluh, yang mengacu
pada Hersch Lauterpacht Oppenheim, hukum internasional publik (Public
International Law) terlibat dengan pengaturan hubungan antara negara-
negara saja. Namun, saat ini telah terjadi perluasan cakupan hukum
internasional terkait dengan (1) hubungan antara hak-hak dan kewajiban-
kewajiban negara-negara, dan diperluas kepada hubugan antara hak-hak
dan kewajiban-kewajiban dari organisasi-organisasi internasional, (3) serta
perusahaan-perusahaan (corporate), dan individuindividu.3
Tentu saja hubungan yang terjadi antara negara-negara sesamanya,
dan atau organisasi, atau antara organisasi sesama organisasi internasional,
juga peran individu dalam pergaulan internasional berada dalam wilayah
hukum publik yang bereda dari hukum internasional privat, bersifat
keperdataan. Misalnya, hubungan antara individu dengan individu dalam
bidang perkawinan karena berbeda bangsa dan agama. Kontrak mengenai
pendirian usaha antara subyek hukum non manusia seperti perusahaan di
suatu negara juga tergolong ke dalam wilayah hukum keperdataan
internasional. Indikator tersebut diatas menunjukkan adanya perbedaan
yang tidak dibahas dalam kajian hukum internasional publik.
Di negara-negara Common Law, seperti di Inggris Britania, aspek-
aspek hubungan keperdataan masuk pada wilayah “conflict of laws”. Sama
halnya dengan di Amerika Serikat, Hukum Perdata Internasional jauh
lebih banyak digunakan sebagai conflict of laws”. Dengan kata lain,
hukum internasional sebagai digariskan organisasi internasional PBB,
berfungsi sebagai instrumen hukum antara bangsa-bangsa dengan maksud
dan tujuan untuk memperjuangkan terciptanya perdamaian dunia (world
peace), ketertiban dunia (world order) dan berusaha mencegah negara-
negara menggunakan kekerasan senjata dalam penyelesaian sengketa
internasional, melainkan cara-cara damai (peaceful mechanism) harus
2
David J. Bederman, The Spirit of International Law, Athen London. The University of George
Press, 2002. Hal 4
3
John O‟ Brien, International Law, London- Sydney: Cavendish Publishing Limited, 2001, hlm: 1.
dikedepankan agar tercipta keadilan dunia untuk semua (world justice for
all).4

4
Lihat secara umum tentang tujuan didirikannya organisasi internasional PBB, yang salah satunya
adalah untuk mendukung dan memfasilitasi lahirnya kesepakatan-kesepatan internasional yang
mengikat negara-negara. www.scribd.com/doc/65118478/Tujuan-organisasi-PBB

Anda mungkin juga menyukai