Anda di halaman 1dari 2

Bab 2 PERJANJIAN INTERNASIONAL DAN KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA

A. Hukum Indonesia Di Tengah Pusaran Hukum Perjanjian Internasional Merupakan sebuah


kenyataan bahwa tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak menjalin hubungan dengan
negara lain. Hal ini disebabkan karena satu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
tanpa membutuhkan kerja sama dengan negara lain. Pernyataan Aristoteles bahwa manusia
merupakan makhluk sosial (zoon politicon) berlaku juga dalam hubungan internasional, tidak ada
satu negara pun di dunia ini yang tidak membutuhkan interaksi dengan negara lain. Berdasarkan
fakta sosial tersebut maka masyarakat internasional yang terdiri dari negara-negara merupakan
kelompok masyarakat yang membutuhkan hukum untuk mengaturnya. Dalam ilmu hukum cabang
hukum yang mengatur hubungan antar negara adalah hukum internasional. Dalam ajaran hukum
internasional yang dijadikan sumber hukum dalam menyelesaikan sengketa antar negara adalah
Pasal 10 ~ Hukum Internasional dan Kepentingan Nasional Indonesia 38 ayat (1) Statuta Mahkaah
Internasional (International Court of Justice) yang menentukan bahwa sumber hukum internasional
terdiri dari perjanjian internasional (treaty), kebiasaan internasional (international customary),
prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) dan sumber hukum tambahan berupa
Doktrin dan Yurisprudensi. Sumber hukum yang paling sering digunakan oleh negara dalam
menyelesaiakan sengketa di antara negara adalah perjanjian internasional. Selain dari fungsinya
sebagai sumber untuk menyelesaikan masalah hukum antar negara, perjanjian internasional sering
kali digunakan untuk mengatur hubungan antar negara. Mengatur, dalam artian bahwa hubungan
internasional yang dilakoni oleh negara dibakukan normanya dalam bentuk perjanjian internasional
yang mengikat negara-negara. Hampir semua ranah kehidupan bersama negara-negara diatur dalam
perjanjian internasional. Masalah pemberantasan korupsi yang semula merupakan isu nasional
sebuah negara kini menjadi isu dan perhatian masyarakat internasional. Organisasi Non Pemerintah
bahkan berani terang-terangan membeberkan peringkat korupsi sebuah negara dalam rangka
membuka informasi kepada publik akan kondisi korupsi di negaranya. Masalah pelanggaran HAM
yang dulu dianggap tabu dibicarakan karena merupakan masalah internal sebuah negara kini
menjadi isu internasional dengan adanya perhatian yang sama dari negaranegara dan Non
Goverment Organization untuk memperjuangkan penghormatan dan perlindungan HAM. Begitu pula
dalam isu-isu lingkungan hidup (environmental issues), masalah ini kini kemudian menjadi global
karena sifat lingkungan yang bersifat transnasional. Bahkan untuk memberantas kejahatan
transnasional, negara- Dr. Muh. Risnain, SH., MH. ~ 11 negara sekarang ini telah menaruh perhatian
bersama untuk memberantas kejahatan transnasional. Dalam perkembangannya, perjanjian
internasional berkembang menjadi sumber hukum tersendiri bagi negara-negara dalam mengatur
hubungan hukum yang terjadi di negaranya. Misalnya di Indonesia, dalam memperbaharui Undang-
undang pemberantasan korupsi, Indonesia merujuk pada Konvensi Palermo tahun 2003 tentang
Pemberantasan Korupsi. Begitu pula dalam mengatur pengadilan HAM, Indonesia merujuk pada
Statuta Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court) dalam menentukan kejahatan
yang menjadi yurisdiksi Pengadilan HAM di Indonesia yaitu, Kejahatan Kemanusiaan dan Genosida.
Perkembangan hubungan internasional dewasa ini menunjukkan bahwa hubungan antar negara
cenderung dilembagakan dalam berbagai organisasi internasional dan diikat oleh norma hukum
dalam bentuk perjanjian internasional. Negara-negara Eropa sekarang telah berkembang menjadi
masyarakat Uni Eropa yang telah melepas sekat-sekat tradisional hubungan antar negara selama ini,
selain itu negara-negara di Kawasan Asia Tenggara saat ini sedang merintis jalan menuju masyarakat
Asean. Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional tidak terlepas pula dari pergaulan
internasional yang diikat oleh perjanjian internasional. Pasal 11 UUD 1945 telah mengakui
keberadaan perjanjian internasional sebagai norma yang mengatur hubungan antara negara. Dalam
konteks itu, pengikatan diri negara dalam perjanjian internasional harus dilakukan melalui tindakan
mengesahkan perjanjian internasional. mengesahkan perjanjian internasional memiliki implikasi
bahwa sebuah negara 12 ~ Hukum Internasional dan Kepentingan Nasional Indonesia akan tunduk
dan taat pada ketentuan hukum tersebut. Negara harus rela menerima bahwa dirinya akan diatur
oleh norma yang disepakati bersama. Bahkan negara harus siap untuk menerima konsekuensi
berkurangnya kedaulatan negara sebagai konsekuesi dari kesepakatannya dalam perjanjian
internasiona. Untuk itu dalam mengesahkan perjanjian internasional, diperlukan kajian yang
mendalam terhadap implikasi dari perjanjian internasional tersebut kepada sebuah negara.
Kepentingan nasional harus tetap menjadi pertimbangan utama. Kajian implikasi terhadap
pengesahan perjanjian internasional dapat dilakukan dengan menyusun naskah akademik terhadap
rencana ratifikasi perjanjian internasional. Oleh karena dalam sistem peraturan perundang-
undangan kita menentukan bahwa pengesahan perjanjian internasional dapat dilakukan melalaui
instrumen undang-undang dan Keputusan Presiden maka kedua instrument tersebut sebaiknya
disiapkan naskah akademiknya juga. Naskah akademik dapat dijadikan sebagai rujukan untuk menilai
apakah perjanjian internasional yang akan kita ratifikasi memberikan implikasi positif atau negative
bagi Indonesia. Dengan naskah akademik dapat dijadikan sebagai quality control terhadap perjanjian
internasional yang akan kita sahkan. Beberapa perjanjian internasional dalam wacana untuk
diratifikasi Indonesia masih terus diperdebatkan khususnya berkaitan dengan kepentingan hukum
nasional Indonesia, seperti pengesahan statute Roma tentang Mahkamah Pidana Internasional
(international criminal court/ICC), pengesahan konvensi PBB tentang pengawasan tembakau (united
nation convention framework on tobacco control/UNFCC). Pada dua konvensi ini Indonesia
dihadapkan pada dua kepentingan yaitu Dr. Muh. Risnain, SH., MH. ~ 13 kepentingan hukum
internasional dan kepentingan nasional Indonesia baik aspek politik, ekonomi maupun sosial yang
samasama harus dipertimbangkan.

B. Pengertian Perjanjian Internasional Salah satu aspek yang menyebabkan lahirnya hukum
internasional adalah adanya hubungan yang intensif yang dilakukan oleh masyarakat bangsa-bangsa
dan karena adanya kesamaan prinsip-prinsip hukum yang dimiliki oleh negaranegara.10Hubungan
antar negara terlembagakan dalam bentuk perjanjian innternasional yang mengikat sebagai hukum
bagi negara-negara. Perjanjian internasional menurut Mochtar Kusumaatmadja11 dirumuskan
sebagai perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk
mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu. batasan perjanjian internasional yang disampaikan
Mochtar Kusumaatmadja di atas memperlihatkan dua elemen penting yang harus terpenuhi dalam
suatu perjanjian internasional yaitu dari aspek pelaku aktor pembauat perjanjian internasional yang
dilakukan oleh negara dan dari sisi substansi perjanjian internasional itu menimbulkan akibat hukum
bagi masyarakat bangsa-bangsa tadi yaitu hak dan kewajiban hukum yang lahir dari perjanjian
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai