PENGERTIAN
Secara umum Perjanjian Internasional adalah perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan
oleh beberapa Negara atau organisasi Internasional yang dibuat di bawah hukum Internasional.
alam perjanjian Internasional terdapat istilah subjek dan obyek. Yang dimaksud Subjek perjanjian
Internasional adalah semua subjek hukum Internasional, terutama negara dan organisasi
Internasional. Sedangkan yang dimaksud dengan Obyek hukum Internasional adalah semua
kepentingan yang menyangkut kehidupan masyarakat Internasional, terutama kepentingan
ekonomi, sosial, politik dan budaya..
Dari beberapa batasan perjanjian internasional diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pihak-pihak yang dapat masuk di dalam perjanjian internasional, yaitu:
a. Perjanjian antarnegara.
b. Perjanjian antara negara dengan organisasi internasional.
c. Perjanjian antar-organisasi internasional.
Perjanjian bilateral dibuat antara dua Negara. Sedangkan perjanjian multilateral ialah
perjanjian yang dibuat oleh lebih dari dua negara. Perjanjian ini melibatkan persetujuan antar
Negara sehingg terbentuk hak dan kewajiban dari masing-masing Negara yang tercantum dalam
surat perjanjian Internasional. Perjanjian seperti ini penting untuk membangun relasi antar
Negara. Tentu saja dalam perjanjian Internasional setiap Negara yang bergabung memiliki
tujuan yang sama, yakni untuk mendapatkan keuntungan. Perjanjian tidak serta merta dapat
terjadi begitu saja karena membutuhkan beberapa tahapan yang harus dialalui.
Berkenaan dengan hal itu, setiap bangsa dan negara yang ikut dalam suatu perjanjian
harus menjunjung tinggi dan menaati seluruh ketentuan yang ditetapkan. Hal tersebut sudah
merupakan kewajiban dan sesuai dengan asas hukum perjanjian yang berbunyi "Janji itu
mengikat para pihak dan harus dilaksanakan dengan itikad baik." Asas ini disebut asas pacta sunt
servanda
. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya atau ada sebagian negara atau bangsa yang
melanggar atau tidak menaati aturan-aturan yang telah diputuskan sebelumnya, ketidakdamaian
atau ketidakharmonisan akan tercipta. Bahkan, akan menimbulkan pertentangan di antara
negara-negara yang melakukan perjanjian
PENTINGNYA KEDUDUKAN PERJANJIAN NASIONAL
Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting karena ada beberapa alasan yang
perlu kita pahami;
a. Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional
diadakan secara tertulis
b. Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama diantara para
subyek hukum internasional.
Dari dua alasan tersebut, suatu perjanjian internasional yang dibuat secara sepihak atau karena
ada unsure paksaan dianggap tidak sah ( batal demi hukum ).
MACAM – MACAM PERJANJIAN INTERNASIONAL
Beberapa kriteria untuk mengelompokkan perjanjian internasional, antara lain
berdasarkan: jumlah pesertanya, strukturnya, objeknya, cara berlakunya, instrumen pembentuk
perjanjiannya.
Menurut jumlah pesertanya, perjanjian internasional dapat berupa:
1. Perjanjian bilateral (bila melibatkan dua negara saja) misalnya perjanjian RI dengan
RRC mengenai Dwikenegaraan pada tahun 1954
2. Perjanjian multilateral (bila melibatkan lebih dari dua negara) misalnya Konvensi
Jenewa 1949 tentang Perlindungan Korban Perang.
Menurut strukturnya, perjanjian internasional berupa:
1. Perjanjian Internasional yang bersifat law making artinya mengandung kaidah hukum
yang dapat berlaku bagi semua negara di dunia, misalnya Konvensi Hukum Laut
tahun 1958, Konvensi Wina tahun 1961 mengenai Hubungan Diplomatik,
2. Perjanjian internasional yang bersifat contract , yaitu hanya menimbulkan hak dan
kewajiban bagi para pihak yang membuat perjanjian saja. Misalnya: Perjanjian
Ekstradisi 1974 antara Indonesia dan Malaysia.
Dari segi obyeknya, perjanjian internasional dapat dibagi menjadi:
1. Perjanjian yang berisi soal-soal politik
2. Perjanjian yang berisi masalah-masalah ekonomi, budaya, dan lain-lain.
Dari segi cara berlakunya, terdiri atas:
1. Perjanjian internasional yang bersifat self executing (berlaku dengan sendirinya).
Disebut self executing, bila sebuah perjanjian internasional langsung berlaku setelah
diratifikasi oleh negara tertentu.
2. Perjanjian Internasional yang bersifat non self-executing. Bila harus dilakukan
perubahan UU terlebih dahulu sebelum berlaku, maka perjanjian internasional itu
disebut non self-executing
Sebenarnya ada berbagai macam manfaat yang bisa didapatkan ketika dua atau lebih
Negara melakukan perjanjian Internasional. Dengan semakin banyaknya perjanjian Internasional,
maka masing-masing negara akan lebih mudah untuk melakukan komunikasi dan menyetarakan
frekuensi. Diantara manfaat dari Kerjasama Internasional sebagai berikut:
Negara-negara akan mempunyai tujuan sama, dengan penerapan pola atau sistem yang
mulai disesuaikan.
Diharapkan dengan semakin banyaknya kerjasama Internasional, maka perselisihan dapat
diminimalisir.
Penyimpangan yang melanggar kesepakatan antar Negara dapat segera dikoreksi dan
tindakan lebih lanjut dapat dilakukan secara cepat dan responsif.
Pembentukan koalisi keamanan untuk kedamaian dan ketertiban dunia, demi terciptanya
kondusifitas di penjuru dunia.
Saling membantu di dalam masalah krisis ekonomi, sehingga membangkitkan simpati
antar negara untuk menanggapi dan membantu masalah ekonomi di Negara lain.
Terdapat beberapa asas yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu perjanjian Internasional
Asas Courtesy yaitu asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan.
Asas Pacta Sunt Servanda yaitu asas yang menanyakan bahwa setiap perjanjian yang
telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya.
Asas Rebus Sig Stabius, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap perubahan mendasar
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian tersebut.
Asas Reciprocitas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu Negara terhadap
Negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
Asas Bonfides, yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan harus di
dasari oleh itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam perjanjian tersebut tidak ada
pihak yang merasa dirugikan.
Asas Egality Rights, yaitu asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan
hubungan atau perjanjian Internasional mempunyai kedudukan yang sama.
Intinya, perjanjian Internasional ini berfungsi bagi seluruh bangsa Internasional yang
mengadakan perjanjian saja demi tercapainya tujuan bersama. Dan terdapat fungsi lain,
diantaranya:
Perjanjian Internasional ini dibentuk demi keberlangsungan hidup dan kerjasama antar
bangsa atau Negara sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan karena merupakan
kesepakatan dari beberapa pihak. Namun, perjanjian Internasional juga bisa dibatalkan melihat
beberapa kondisi seperti terjadinya pelanggaran, adanya kecurangan, ada pihak yang merasa
dirugikan dan adanya ancaman dari sebelah pihak.
Yang namanya perjanjian pasti sudah memenuhi kesepakatan beberapa pihak, tapi jika
salah satu terbukti berbuat curang, berkhianat, atau melanggar kesepakatan yang telah dibuat,
maka perjanjian pun batal. Berbeda dengan pembatalan perjanjian Internasional yang mana
perjanjian berakhir sebelum saatnya, berakhirnya perjanjian ini terjadi karena memang sudah
habis masa kontrak atau memenuhi beberapa kondisi sebagai berikut: