Anda di halaman 1dari 20

PERJANJIAN INTERNASINAL YA

NG DILAKUKAN INDONESIA
1. Dwi Ariya Mandana (12)
2. Laili Nur Adiani (20)

ANGGOTA KELO 3. M. Fadhil Ramadhan (22)


4. Novia Iga Mawarni (29)
MPOK 5. Yuni Krisnawati (41)
1. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M

Perjanjian internasional sebagai perjanjian yang diadakan antara


anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk menga
kibatkan akibat-akibat hukum tertentu.

2. Konferensi Wina 1969

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh d


ua negara atau lebih yang bertujuan untuk mengadakan akibat-
akibat hukum tertentu yang harus dipatuhi oleh setiap negara b

Perjanjian Interna
erdasarkan hukum internasional yang berlaku.

3. Oppenheimer

Dalam bukunya yang berjudul International Law, Oppenheimes

sional menurut P mendefinisikan perjanjian internasional sebagai “international tr


eaties are states, creating legal rights and obligations between th
e parties” atau perjanjian internasional melibatkan negara-negar

ara Ahli a yang menciptakan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak ya


ng membuat perjanjian tersebut.

4. G Schwarzenberger

Perjanjian Internasional sebagai suatu subjek-subjek hukum inte


rnasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengik
at dalam hukum internasional dapat berbentuk bilateral maupu
n multilateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain lembag
a-lembaga internasional juga Negara-negara.
Istilah-istilah dalam perjanjian internasional
●Traktat (treaty), yaitu perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dua ne
gara atau lebih. Perjanjian ini mancakup bidang politik dan bidang ekonomi.
●Konvensi (Convention), yaitu persetujuan formal yang bersifat multilateral dan tida
k berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy). Persetujuan ini harus
dilegalisi oleh wakil-wakil yang berkuasa penuh (full powers).
●Protocol yaitu persetujuan tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala
Negara, yang mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausual-kla
usual tertentu.
●Persetujuan (Agreement), yaitu perjanjian yang lebih bersifat teknis atau administra
tive. Agreement tidak diratifikasi karena sifatnya tidak resmi trakta dan konvensi.
●Perikatan (Arrangement), yaitu istilah yang digunakan untuk transaksi-transaksi yan
g sifatnya sementara. Perikatan tidak seresmi traktat dan konvensi.
●Proses Verbal yaitu catatan-catatan, ringkasan-ringkasan, atau kesimpulan-kesimpu
lan konferensi diplomatic, atau catatan-catatan suatu permufakatan. Proses verbal ti
dak diratifikasi.
Istilah-istilah dalam perjanjian internasional
●Piagam (Statute), yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan internasional mengenai pekerjaan
maupun kesatuan-kesatuan tertentu, seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak atau tent
ang lembaga-lembaga internasional.
●Deklarasi (Declaration), yaitu perjanjian internasional yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi.
●Modus Vivendi, yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara sampai berha
sil diwujudkan persetujuan yang lebih permanen, terinci, sistematis, dan tidak memerlukan ratifikasi.
●Pertukaran Nota, yaitu metode tidak resmi yang biasanya dilakukan oleh wakil-wakil militer atau wakil-wakil nega
ra yang bersifat multilateral. Pertukaran nota ini dapat menimbulkan kewajiban diantara mereka yang terikat.
●Ketentuan Penutup (Final Act), yaitu ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, namun utusan
yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konvensi dan tidak memerlukan ratifikasi.
●Ketentuan Umum (General Act), yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi.
●Charter, yaitu istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan fungsi a
dministrative.
●Pakta (Fact), yaitu perjanjian yang lebih khusus dan membutuhkan ratifikasi. Contoh, Pakta Warsawa.
●Convenant, yaitu Anggaran Dasar Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
SYARAT-SYARAT PERJANJIAN INTERNASIONAL

Negara – negara yang tergabung dalam org


anisasi

Bersedia mengadakan ikatan hukum


tertentu

Kata sepakat untuk melakukan sesua


tu

Bersedia menanggung akibat – akibat


hukum yang terjadi.
1 TAHAP PENJAJAKAN

2 TAHAP PERUNDINGAN

TAHAP-TAHAP PE 3 PERUMUSAN NASKAH

RJANJIAN INTER 4 PENERIMAAN


NASIONAL
5 PENANDATANGANAN

6 PENGESAHAN
Berlaku Dan Berakhirnya Perjanjian Internasional
Berlakunya Perjanjian Internasional
Mulai berlaku sejak tanggal ditentukannya atau menu
rut yang disetujui oleh negara perunding. Pembatalan Perjanjian Internasional
Bila tidak ada persetujuan atau ketentuan, perjanjian Berdasarkan Konvensi Wina Tahun 1969 , karena ber
mulai berlaku segera setelah persetujuan diikiat dan
bagai alasan, suatu perjanjian internasional dapat bat
dinyatakan oleh semua negara perunding.
al,  antara lain sebagai berikut:
1.Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar
Berakhirnya Perjanjian Internasioanl
ketentuan-ketentuan hukum internasionalnya.
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatramadja, S.H., dalam buk
unya Pengantar Hukum Internasional mengatakan ba 2.Adanya unsur Kesalahan (error) pada saat perjanjia
hawa suatau perjanjian berakhir karena hal-hal berik n itu dibuat.
ut:
1. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional 3. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum in
tersebut ternasioonal umum.
2. Masa berlaku perjanjian internasional tersebut tela
h habis.
3. Adanya persetujuan dari para peserta untuk meng
akhiri perjanjian itu.
.
Perjanjian bilateral yang pernah dilakukan Indonesia
1 . Perjanjian antara Indonesia dan Belanda mengenai pemindahan dan penyerahan kekuasaan Irian Bara
yang telah ditandatangani di kota New York 15 agustus 1962 silam.

2 . Perjanjian antara Indonesi dengan Australia yang sedikit banyak membahas tentang garis batas wilayah
antara Negara Indonesia dengan australia yang dilaksanakan pada tanggan 12 februari 1973 di Jakarta.

3 . Perjanjian antara Negara Indonesia dengan Kerajaan Malaysia yang ditandatangani pada 11 agustus 19
66 di jakarta yang sedikit banyak membahas normalisasi hubungan antar kedua negara.

4 . Perjanjian Indonesi dengan Malaysia yang membahas tentang laut cina selatan dan selat malaka pada t
anggal 27 oktober 1969.

5 . Perjanjian indonesia dengan Thailand yang membahas tentang laut andaman dan bagian utara selat ma
laka yang ditandatangani tanggal 17 desember 1971.

6 . Perjanjian antara indonesia dengan singapura yang membahas tentang batas batas laut teritorial selat s
ingapura pada 25 mei 1973.

7 . Perjanjian antara Indonesi dengan china yang membahas tentang dwi-kewarganegaraan tahun 1954.
Perjanjian multilateral yang pernah dilakukan Indonesia

Berikut adalah contoh kerjasama internasional dan peranjian internasional multilateral yang pern
ah dilakukan indonesia:
●Konvensi hukum laut antar negara yang telah disahkan pada tahun 1958. konvensi ini diadakan
dalam forum perserikatan bangsa bangsa atau PBB.
●Konvensi jenewa yang berisi hukum perlindungan korbn perang yang telah disahkan pada tahun
1949.
●Konvensi wina yang membahas tentang hubungan diplomatik negara yang telah ditandatangani
tahun 1961.

Karena perjanjian multilateral menyangkut kepentingan banyak negara, maka perjanjian internasional
satu ini dianggap sangat penting dan vital. Perjanjian multirateral ini merupakan cikal bakal perumusa
n hukum internasional yang saat ini berlaku.
Kerjasama internasional yang pernah dilakukan Indonesia
Selain melakukan perjanjian yang sifatnya bilateral dan multilateral, Indonesia juga berperan aktif dalam menjalin hubu
ngan dan kerjasama internasional baik dalam lingkup komunitas maupun lembaga internasional.

Adapun bentuk bentuk kerjasama yang pernah dilakukan Indonesia adalah sebagai berikut:

●Indonesia menjadi salah satu anggota perserikatan bangsa bangsa (PBB pada tanggal 28 september 1950. Dan m
enjadi anggota yang aktif dan berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia.
●Indonesia menyelenggarakan sekaligus menjadi tuan rumah konferensi asia afrika (KAA) pada 1955 silam yang ak
hirnya melahirkan semangat solidaritas antara negara di asia dan afrika.
●Indonesia memberikan peran serta aktif dalam mengikuti gerakan non blok yang disahkan pada tahun 1961.
●Secara langsung indonesia terlibat aktif dalam misi perdamaian yang diselenggarakan dewan keamanan PBB den
gan cara mengirimkan pasukan garuda.
●Indonesia menjadi negara yang ikut mendirikan ASEAN.
●Indonesia selalu ikut serta dalam pagelaran pesta olahraga Sea Games, Olimpiade,Asian games, dan lain sebagai
nya.
Klasifikasi Perjanjian I
nternasional yang Dila
kukan Indonesia
Penggolongan perjanjian intern
asional
A. Menurut subjeknya

B. Menurut jumlah pihak yang mengadakan perjanjian

C. Menurut isinya

D. Menurut proses pembentukannya

E. Menurut sifat pelaksanaan perjanjian

F. Menurut fungsinya
A. Menurut subjeknya

1. Perjanjian antarnegara yang dila


kukan oleh banyak negara yang
merupakan subjek hukum intern
asional.
2. Perjanjian antara negara dengan
subjek hukum internasional lain
nya.
3. Perjanjian antar-subjek hukum i
nternasional selain negara.
B. Menurut jumlah pihak yang men
gadakan perjanjian
1. Perjanjian bilateral, artinya perjanjian antara dua
negara yang mengatur kepentingan dua negara
tersebut.
2. Perjanjian multilateral, artinya perjanjian yang
melibatkan banyak negara yang mengatur
kepentingan semua pihak.
C. Menurut isinya
1. Segi politis, seperti fakta pertahanan dan fakta
perdamaian. Misalnya: NATO, ANZUS. Dan
SEATO.
2. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan
keuangan. Misalnya: APEC, CGI ,IMF, dsb.
3. Segi hukum, seperti status kewarganegaraan,
ekstradisi dan sebagainya.
4. Segi batas wilayah, seperti batas laut teritorial,
batas alam daratan dan sebagainya.
5. Segi kesehatan, seperti masalah karantina,
penanggulangan wabah penyakit, dan
sebagainya.
D.Menurut proses pembentu
kannya
1. Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui
proses perundingan, penandatanganan, dan rati
fikasi.
2. Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat mela
lui dua tahap, yaitu perundingan dan penandata
nganan (biasanya digunakan kata persetujuan).
E. Menurut sifat pelaksanaan perjanjian

1. Perjanjian yang menentukan


(dispositive treaties), yaitu suatu
perjanjian yang maksud dan tujuannya
dianggap sudah tercapai sesuai isi
perjanjian itu.
2. Perjanjian yang dilaksanakan
(executory treaties), yaitu perjanjian
yang pelaksanaannya tidak sekali,
melainkan dilanjutkan secara terus
menerus selama jangka waktu perjanjian
berlaku.
F. Menurut fungsinya

1. Perjanjian yang membentuk hukum (law makin


g treaties), yaitu suatu perjanjian yang meletakkan
ketentuan-ketentuan atau kaidah- kaidah hukum bag
i masyarakat internasional secara keseluruhan (mult
ilateral). Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak k
etiga. Contoh : Konvensi Wina 1958 tentang hubun
gan diplomatik.
2. Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contrac
t), yaitu perjanjian yang hanya menimbulkan akibat
-akibat hukum (hak dan kewajiban) bagi pihak-piha
k yang mengadakan perjanjian atau bersifat bilatera
l.contoh : perjanjian Dwi Kewarganegaraan RI-Chin
a tahun 1995.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai