Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Andhika Arya Tamtama

NIM : 215010100111064

TUGAS HUKUM PERJANJIAN INTERNATIONAL

NUMBER OF PARTIES
1. Bilateral
Perjanjian bilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh 2 subjek hukum
internasional, yang dalam hal ini yaitu negara, yang masing-masing mempunyai
kapasitas hukum untuk membuat perjanjian internasional. Dalam situasi
tertentu, dimungkinkan juga beberapa negara dan atau organisasi internasional
tergabung menjadi satu pihak dalam perjanjian bilateral.

2. Multilateral
Perjanjian multirateral (multilateral treaties) yaitu suatu perjanjian atau
perundingan yang diikuti banyak negara untuk membuat kesepakatan terhadap
obyek tertentu, dengan prosedur dan mekanisme menurut ketentuan Komisi
Hukum Internasional, dilakukan secara tertulis dimana setiap utusan
negaranegara memiliki hak lobi, negosiasi (berunding) untuk dan atas
kepentingan memperjuangkan kepentingan negara-negara di tingkat
internasional, bersifat terbuka (open verdrag), dan umumnya dikategorikan
sebagai law making treaties atau perjanjian yang membentuk hukum, yang
kedudukannya sebagai salah satu sumber hukum internasional.

EFFECT
1. Treaty Contract
Treaty contract adalah perjanjian seperti kontrak atau perjanjian dalam hukum
perdatahanya mengakibatkan hak dan kewajiban antara pihak yang
mengadakan perjanjian itu.
2. Law Making Treaty
adalah perjanjian yang meletakkan kesatuan atau kaidah hukum bagi
masyarakat internasional sebagai keseluruhan. Perbedaan keduanya dilihat
dari pihak yang tidak turut serta pada perundingan tersebut.

NATURE
1. Open
Perjanjian Internasional Terbuka merupakan perjanjian internasional yang
mengatur kepentingan para pihak yang bersangkutan, pihak ketiga atau
negara-negara yang pada awalnya tidak terlibat dalam perjanjian tersebut
dapat menyatakan persetujuannya untuk terikat dengan perjanjian tersebut di
kemudian hari.

2. Limited
Perjanjian Internasional Khusus atau Tertutup merupakan perjanjian
internasional yang hanya mengatur kepentingan para pihak yang bersangkutan,
di mana pihak ketiga tidak diperkenankan terlibat dalam perjanjian tersebut.
DURATION
1. Dispositive Treaty
adalah sebuah bentuk perjanjian yang dimana menentukan. Dimana kemudian
dimaksud pada sebuah tujuan tersebut adalah dianggap telah selesai atau
kemudian sudah dapat dicapainya dengan sebuah pelaksanaan dari perjanjian
itu sendiri.

2. Executory Treaty
Merupakan sebuah bentuk perjanjian yang dimaana kemudian akan melakukan
pelaksanaan yang dimana tidaklah langsung sekaliguss, akan tetapi akan
dilanjutkan dengan cara terus menerus dari waktu perjanjian tersebut.

SCOPE
1. Regional
Perjanjian internasional regional adalah perjanjian yang melibatkan sekelompok
negara yang terletak dalam wilayah geografis yang sama atau memiliki
kepentingan bersama dalam isu-isu tertentu.

Contoh perjanjian regional termasuk Uni Eropa (EU) di Eropa, NAFTA (North
American Free Trade Agreement) di Amerika Utara, dan ASEAN (Association of
Southeast Asian Nations) di Asia Tenggara.

2. Limited
Perjanjian internasional limited adalah perjanjian yang melibatkan sejumlah
terbatas negara. Perjanjian ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
bilateral dan multilateral. Perjanjian bilateral melibatkan dua negara yang
terlibat dalam kesepakatan. Contoh perjanjian bilateral adalah perjanjian
perdagangan antara dua negara.

Perjanjian multilateral melibatkan lebih dari dua negara dan seringkali


melibatkan banyak negara yang bekerja sama dalam isu tertentu. Contoh
perjanjian multilateral termasuk Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim
(COP21) yang melibatkan banyak negara di seluruh dunia.

3. Universal
Perjanjian internasional universal adalah perjanjian yang melibatkan hampir
semua negara di dunia. Perjanjian ini mencakup isu-isu yang memiliki dampak
global dan relevan bagi hampir semua negara.

Contoh perjanjian universal termasuk Piagam PBB (Charter of the United


Nations) yang mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Perjanjian
Non-Proliferasi Nuklir (Nuclear Non-Proliferation Treaty, NPT) yang bertujuan
untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.

FORM
1. Written
Adalah perjanjian, dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan akibat hukum.
2. Oral
Adalah perjanjian, dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tidak tertulis atau lisan namun juga
menimbulkan akibat hukum.

PROCESS
1. Two Steps
Negosiasi dan Pembuatan Perjanjian:
Tahap pertama adalah negosiasi antara negara-negara yang akan terlibat
dalam perjanjian internasional. Selama tahap ini, negara-negara tersebut
mendiskusikan ketentuan, syarat, dan tujuan perjanjian. Negosiasi ini dapat
berlangsung dalam waktu yang lama, dan perwakilan dari masing-masing
negara berusaha mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Ratifikasi atau Penerapan:


Setelah kesepakatan dicapai, perjanjian tersebut biasanya harus menjalani
tahap ratifikasi atau penerapan. Ini berarti bahwa negara-negara yang terlibat
dalam perjanjian harus menyetujui secara resmi untuk mengikatkan diri mereka
pada perjanjian tersebut. Proses ratifikasi dapat bervariasi dari satu negara ke
negara lain, tergantung pada hukum dan prosedur di masing-masing negara.
Beberapa negara memerlukan persetujuan dari parlemen atau badan legislatif
mereka sebelum perjanjian dapat menjadi hukum dalam negara tersebut.

2. Three Steps
Pada dasarnya pembentukan perjanjian Internasional dapat dilakukan melalui
tiga tahap yakni ; Tahap Perundingan, Penandatanganan dan Pengesahan.
Secara tehnis perjanjian Internasional melalui proses penyusunan naskah,
penerimaan dan pengesahan bunyi naskah. Unsur-unsur formal naskah suatu
perjanjian, biasanya terdiri dari mukadimah, batang tubuh, klausula-klausula
penutup dan annex.

Anda mungkin juga menyukai