Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH : HUKUM INTERNASIONAL

DOSEN : SRI MOEMPOENI, SH., MS.

SEMESTER : IV (C & D)

UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA


2022
BAB : VIII
Hukum
Perjanjian Internasional
 Perjanjian Internasional dalam pasal 2 konvensi
Wina 1969 dinyatakan :
“Treaty means an international agreement
concluded between states in written form
governed by internasional law, whether embodied
in a single instrument or two or more related
instruments and whatever is particular
designation “
(Suatu persetujuan yang dibuat antara negara2
dlm bentuk tertulis, dan diatur oleh hukum
internasional, apakah dlm instrument tunggal
atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan dan
apapun nama yang diberikan kepadanya).
Pengertian Perjanjian internasional
 Perjanjian Internasional adalah Perjanjian yang diadakan
oleh subyek2 hukum internasional dan bertujuan untuk
melahirkan akibat2 hukum tertentu.
 Perjanjian Internasional adalah Perjanjian yang diadakan
oleh dua negara atau lebih yang bertujuan untuk
mengadakan akibat-akibat hukum tertentu (Konvensi
Wina 1969).
 Perjanjian Internasional adalah persetujuan internasional
yang diatur menurut hukum internasional dan di
tandatangani dlm bentuk tertulis antara satu negara atau
lebih dan antara satu atau lebih organisasi internasional,
antar organisasi internasional Konvensi (Wina 1986).
Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam
bentuk dan sebutan apapun yang diatur oleh
hukum internasional dan di buat secara tertulis
oleh Pemerintah RI dgn satu atau lebih negara,
organisasi internasional atau subyek hukum
internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan
kewajiban pada pemerintah RI yang bersifat
hukum publik (UU No. 37 tahun 1999 tentang
Hubungan Internasional).
Perjanjian internasional adalah Perjanjian dalam
bentuk dan nama tertentu yang diatur dlm
hukum internasional yang dibuat secara tertulis,
serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang
hukum publik (UU No. 24 Tahun 2000 ttg
Perjanjian Internasional).
Asas-Asas Perjanjian Internasional

 Ada bermacam-macam asas yang harus diperhatikan dan


dipatuhi oleh subjek hukum yang mengadakan perjanjian
internasional. Asas-asas yang dimaksud sbb ini:
 Pacta Sunt Servanda, artinya setiap perjanjian yang telah dibuat
harus ditaati.
 Egality Rights, artinya pihak yang saling mengadakan hubungan
mempunyai kedudukan yang sama.
 Reciprositas, artinya tindakan suatu negara terhadap negara lain
dapat dibalas setimpal.
 Bonafides, artinya perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh
iktikad baik.
 Courtesy, artinya asas saling menghormati dan saling menjaga
kehormatan negara.
 Rebus sic Stantibus, artinya dapat digunakan terhadap perubahan
yang mendasar dalam keadaan yang bertalian dgn perjanjian itu.
Penggolongan Perjanjian Internasional,
 Menurut bentuk/ jumlah peserta perjanjian internasional :
a) Bilateral : perjanjian yang dilakukan oleh dua Negara,
contoh: perjanjian ekstradisi
b) Multilateral : perjanjian yang dilakukan lebih dari 2 negara,
contoh: konvensi hukum laut internasional tahun 1982.
 Menurut daya ikat/fungsi/sifatnya :
a) Law making teaty : perjanjian yang meletakkan kaidah/
norma umum bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan dan bersifat multilateral dan terbuka,
contoh : konvensi hukum laut internasional tahun 1982
b) Treaty contract : Perjanjian yang menimbulkan hak dan
kewajiban bagi Negara-negara yang mengadakan perjanjian
saja,
contoh : Perjanjian RI-Cina tentang kewarganegaraan.
Keikutsertaan Dalam Perjanjian Internasional
 Persetujuan untuk mengikatkan diri dalam perjanjian internasional
dapat dialkukan dengan beberapa cara, yaitu:
a) Accession : mengikuti keseluruhan isi perjanjian
b) Adhession : mengikuti ketentuan tertentu saja karena alasan untuk
kepentingan nasional dengan mengajukan persyaratan\
c) Acceptence : menerima dari suatu penandatanganan ratifikasi

 Ada dua teori mengenai persyaratan dalam perjanjian internasional:


a) Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle). Persyaratan itu hanya sah
atau berlaku bagi yang mengajukan persyaratan jika persyaratan ini
diterima oleh seluruh peserta dari perjanjian. Contoh: PBB dalam
mengeluarkan resolusi atau menerima anggota baru, memerlukan
kebulatan suara dari seluruh anggota.
b) Teori Pan Amerika. Setiap perjanjian itu mengikat negara yang
mengajukan persyaratan dengan negara yang menerima persyaratan.
Teori ini biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara Amerika.
Contoh: NATO, setiap anggota diberi kesempatan yang seluas-luasnya
untuk berpartisipasi dalam perjanjian yang dibentuk tersebut.
Macam-Macam Perjanjian Internasional
a) Traktat (treaty), yaitu seluruh perangkat atau instrumen yang dibuat
oleh subyek hukum internasional dan memiliki kekuatan mengikat
menurut hukum internasional.
Contoh:
 Dalam bidang kerja sama --- > Treaty of Amity and Cooperation in
Southeast Asia (perjanjian persahabatan dan kerja sama di Asia Tenggara,
24 februari 1976),
 Dalam bidang persenjataan --- > Test Ban Treaty (5 Agust 1963), Non
Proliferation Treaty (1 Juli 1968), Southeats Asia nuclear Weapon Free
Zone (SEANWFZ, 15 Des 1995 dan mulklai berlaku 27 Maret 1997))
b) Konvensi (convention), yaitu persetujuan formal yang bersifat
multilateral dan tidak berurusan dgn kebijaksanaan tingkat tinggi
(high policy). Persetujuan ini harus dilegalisasi oleh wakil-wakil yang
berkuasa penuh (plaenipotentiones).
Contoh :
 Konvensi Jenewa 1949 ttg perlindungan korban perang, Konvensi Wina
1961 dan 1963 ttg Hubungan Diplomatik dan Hubungan Konsuler.
c) Persetujuan (Agreement), yaitu persetujuan ini
biasanya digunakan pada perjanjian yang
mengatur materi kerja sama di bidang
ekonomi, kebudayaan, teknik dan ilmu
pengetahuan.
d) Protokol (Protocol), yaitu persetujuan yang
tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat
oleh kepala negara, mengatur masalah-
masalah tambahan seperti penafsiran klausal-
klausal tertentu . --- > subtansi materinya lebih
sempit dibanding treaty dan convention.
 Penggunaan protocol dlm perjanjian internasional terdapat dalam
berbagai macam ragam, yaitu :
1) Protocol Signature : merupakan perangkat tambahan suatu perjanjian
internasional yang dibuat oleh pihak2 yang sama pada perjanjian --->
biasanya berisikan hal-hal tertentu berkaitan dgn penafsiran pasal2
tertentu dlm perjanjian atau berkaitan dgn teknik pengaturan
pelaksanaan perjanjian.
2) Optional Protocol : memberikan tambahan hak dan kewajiban selain yg
diatur dlm perjanjian internasional.
Contoh : Protokol tambahan kovenan internasional mengenai hak-hak
sipil dan politik, 1966.
3) Protocol based on framework treaty :umumnya digunakan untuk
menjamin proses perjanjian yang berlangsung lebih cepat dan
sederhana. --- > telah digunakan khususnya hukum lingkungan --- >
contoh : Montreal Protocol on Subtance That Deplete the Ozone Layer.
4) Protokol yang digunakan untuk mengubah beberapa perjanjian
internasional, contoh ; Protocol of 1946 amending the Agreements,
Conventions and Protocols on narcotic Drugs.
5) Protokol yang merupakan pelengkap perjanjian sebelumnya,
contoh : Protocol of 1967 relating to the Status of Refugees yang
merupakan protocol pelengkap dari Convention of 1951 Relating to the
Status of Refugees.
e) Deklarasi (Declaration) adalah suatu perjanjian yang
berisikan ketentuan2 umum di mana pihak-pihak pada
deklarasi tsb berjanji untuk melakukan kebijaksanaan2
di masa yang akan datang.
Contoh:
 Declaration of ASEAN Concord 1976,
 Declaration of Zone Peace, Freedom and Neutrality, 1971
e) Final Act, yaitu suatu dokumen yang berisikan ringkasan
laporan sidang dari suatu konferensi dan yang juga
menyebutkan perjanjian-perjanjian atau konvensi-
konvensiyg dihasilkan dlm konferensi tsb dgn disertai
anjuran atau harapan yang sekiranya dianggap perlu.
Contoh :
 Final Act General Agreement on Tarif and Trade (GATT),
1994.
 Final Act Embodying the Results of the Urugay Round of
Multilateral Trade Negpotiating 1994.
f) Agreed Minutes dan Summary Records, yaitu catatan
mengenai hasil perundingan yang telah disepakati oleh pihak-
pihak dalam perjanjian. ---> catatan ini biasanya akan
digunakan sbg rujukan dlm perjanjian selanjutnya.
g) Memorandum of Understanding, yaitu : perjanjian yang
mengatur pelaksanaan teknis operasional suatu perjanjian
induk. ---> dpt segera berlaku setelah penandatanganan tanpa
memerlukan pengesahan.
h) Arrangement, yaitu : suatu perjanjian yang mengatur
pelaksanaan teknis operasional suatu perjanjian induk.
Misalnya : Arrangement study kelayakan proyek tenaga uap di
Aceh yang ditandatangani tgl 19 Februari 1979 antara
Departemen Pertambangan RI dgn President the Canadian
International Development Agency.
h) Exchange of Notes adalah perjanjian
internasional yang dilakukan dgn
mempertukarkan dua dokumen yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak pada
masing-masing dokumen.
i) Proses Verbal yaitu: pencatatan pertukaran atau
penyimpanan piagam pengesahan atau untuk
mencatat kesepakatan hal-hal yang bersifat
teknik administratif atau perubahan-perubahan
kecil dalam suatu persetujuan.
j) Modus Vivendi, yaitu merpakan suatu perjanjian
yang bersifat sementara dgn maksud akan
diganti dgn pengaturan yang tetap dan
terperinci --- . Biasanya dibuat scr tdk resmi dan
tidak memerlukan pengesahan.

Anda mungkin juga menyukai