HUKUM INTERNASIONAL
Rujukan sumber pembahasan hukum internasional ada
pada
Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional
Treaty Contract
Ditemukan pada perjanjian bilateral, trilateral, regional atau PI yang sifatnya tertutup, tidak ada kesempatan pada
pihak yang tidak ikut berunding untuk ikut perjanjian.
Ex: Perjanjian Antara Pertamina dan Exxon mengenai eksploitasi minyak dan gas
KONVENSI
TREATY
LEBIH MULTILATERAL
DARI 2 DEKLARASI
PESERTA
PROTOCOL
STATUTA
PERUNDINGAN
2 TAHAP KOVENAN
PENANDATANGANAN
KESEPAKATAN
PERUNDINGAN
PENANDATANGANAN
3 TAHAP
RATIFIKASI
Perjanjian Internasional di
Indonesia
Indonesia baru memiliki UU tentang Perjanjian
Internasional pada tahun 2000, yaitu UU Nomor 24
Tahun 2000, sebelumnya dasar hukum sebagai acuan
pelaksanaan PI adalah Pasal 11 UUD 1945 dan Surat
Presiden 2826 Tahun 1960 tentang “Pembuatan
Perjanjian-perjanjian dengan Negara Lain”.
PI menurut UU No.24 Tahun 2000 adalah perjanjian,
dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur dalam
hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta
menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum
publik.
Praktik dalam pembuatan PI pada Pasal 11 UUD ’45 menetapkan bahwa Presiden dengan
persetujuan DPR dapat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain. Pasal ini sangat umum hingga dikeluarkan Surat Presiden 2826/hk/60 yang
menetapkan bahwa bila suatu perjanjian bernama Treaty maka harus diratifikasi dengan UU,
bila bernama Agreement maka cukup diratifikasi Keppres.
Perjanjian yang perlu diratifikasi dengan UU adalah:
1) Persoalan politik/yg dapat memengaruhi haluan politik luar negeri
2) Ikatan yang sifatnya memengaruhi haluan politik luar negeri
3) Persoalan yg menurut UUD harus diatur dengan UU
Namun, justru surat tersebut menjadi sumber masalah dan tidak konsisten karena adanya
dua parameter yang digunakan secara bersamaan, berdasarkan penamaan dan berdasarkan
substansi
Dasar Hukum : Pasal 11 UUD 1945 dan Surat Dasar Hukum: Ps. 11 UUD 1945 jo UU
President Nomor 2826/HK/1960 Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hub
Perjanjian yang penting (soal politik), soal-soal Luar Negeri UU Nomor 24 Tahun 2000
yang mempengaruhi haluan politik luar negeri, tentang Perjanjian Internasional
soal kewarganegaraan, soal kehakiman harus
dengan persetujuan presiden sebaliknya Soal-soal menyangkut Masalah politik,
perjanjian yang tidak penting tidka harus perdamaian, pertahanan, keamanan
dnegan persetujuan DPR. negara, Perubahan wilayah dan
penetapan batas wilayah, Keadulatan
Hutang luar negeri, HAM, perubahan
atau hak berdaulat, HAM, Pembentukan
wilayah tidak harus dengan persetujuan DPR
kaidah hukum baru, Pinjaman Luar
negeri
2. HUKUM KEBIASAAN INTERNASIONAL
(International Customary Law)
Menurut Dixon, hukum yang berkembang dari praktik/kebiasaan negara-negara dan juga sumber
hukum tertua dalam hki. Hki tumbuh dan berkembang melalui kebiasaan negara-negara.
Hukum kebiasaan internasional (customary) harus dibedakan dengan hukum adat istiadat (usage),
kesopanan internasional (international community) atau persahabatan (friendship).
Acara seperti penyambutan tamu negara, gelaran karpet merah, kalungan bunga, tiupan terompet,
pemberian cindera mata, dll, bukan kebiasaan internasional, hanya kesopanan saja. Jadi, praktik-
praktik negara yang tidak diterima sebagai hukum kebiasaan merupakan kesopanan internasional.
Pelanggaran kesopanan hanya dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat saja. Sebaliknya
pengibaran bendera putih sebagai bentuk gencatan senjata atau menyerah merupakan kebiasaan
internasional.
PERJANJIAN
PENGKODIFIKASIAN
INTERNASIONA
L
1. Unsur Materiil/Faktual
Praktik umum negara-negara (general), berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama.
Unsur Praktik Negara-negara
Unsur praktik ini bersifat aktif maupun pasif (actual activity or omission).
Ex: pernyataan pimpinan negara terhadap situasi/perselisihan, legislasi dalam hki, resolusi
Majelis Umum PBB dan praktik organisasi internasional.
Unsur Praktik Umum
Tidak mensyaratkan harus semua negara tanpa terkecuali melakukan praktik hukum tersebut.
Hukum kebiasaan internasional tidak mensyaratkan presentase tertentu.
Ex: lebar laut territorial 12 mil hanya dilakukan oleh negara berpantai saja. Konsep landas
kontinen dan perlindungan hayati laut awalnya tumbuh di Amerika lalu dipraktikan secara
global.
Dapat disimpulkan hukum kebiasaan dapat timbul di wilayah tertentu yang dilakukan secara luas
di negara-negara lain.
Unsur Praktik yang berulang
Mensyaratkan kekonsistenan dan keseragaman dalam praktiknya.
Kebiasaan Internasional
(1) ↓
Hukum Kebiasaan Internasional
(2) ↓
Perjanjian Internasional
(3) ↓
Hukum Internasional
3. PRINSIP-PRINSIP UMUM HUKUM YG DIAKUI
OLEH BANGSA-BANGSA YANG BERADAB
(general principles of law recognized by civilized
nations)