Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nindi Rizki Amalia

NIM : 19103040014

Kelas : Hukum Internasional A

Prodi : Ilmu Hukum

KETENTUAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

Hukum internasional adalah hukum yang mengatur aktivitas yang dipekerjakan anggota yang
diumumkan secara internasional . Pada awal mulanya, Hukum Internasional hanya mengartikan
perilaku dan hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional
yang semakin kompleks pemahaman ini semakin bertambah lebar sehingga hukum internasional
juga mengurusi yang dibangun dan perilaku internasional dan pada ketentuan yang tidak boleh
dilampaui tertentu, perusahaan multinasional dan individu.

Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum antarnegara.
Hukum bangsa-bangsa digunakan untuk menunjukkan pada budaya dan aturan hukum yang
berlangsung dalam hubungan selang raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum
antarnegara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan selang
anggota bangsa-bangsa atau negara.

Hukum Internasional adalah semuanya kaedah dan asas yang mengatur hubungan atau masalah
yang ditentukan oleh ketentuan yang tidak boleh dilampaui negara antara negara dengan negara
dan negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama
lain.

Perjanjian internasional bersifat global karena mengatur negara maupun


organisasi internasional yang ada di dunia.

Istilah Istilah dalam Perjanjian Internasional

1. Perjanjian (Traktat) Treaties (traktat) adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara
atau lebih yang mencakup seluruh instrumen yang dibuat oleh subyek hukum
internasional dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat ,menurut hukum
internasional. Suatu perjanjian untuk dapat menjadi sumber hukum harus disetujui oleh
DPR terlebih dahulu, kemudian baru diratifikasi oleh Presiden, dan setelah baru berlaku
mengikat terhadap negara peserta dan warga negaranya. Atau dengan kata lain untuk
menjadi sumber hukum formil perjanjian harus melalui prosedur sebagai berikut:
a. Tahap pertama penetapan isi perjanjian oleh para wakil negara peserta yang
bersangkutan.
b. Tahap ke dua persetujuan isi perjanjian oleh DPR negara peserta masing-masing.
c. Tahap ke tiga ratifikasi/pengesahan isi perjanjian oleh Pemerintah (Kepala Negara)
masing-masing peserta.
d. Tahap ke empat Pelantikan/pengumuman yang bisasnya ditandai dengan tukar-
menukar piagam perjanjian yang sudah disahkan.
2. Konvensi (konvensi)
Konvensi dapat disebut juga sebagai kebiasaan. Menurut JHP Bellefroid, hukum
kebiasaan atau yang umum “kebiasaan” saja adalah: “peraturan-peraturan yang walaupun
tidak ditetapkan oleh pemerintah, tetapi ditaati oleh seluruh rakyat karena mereka yakin
bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum”.
Jadi dalam konteks hukum internasional, kebiasaan/konvensi dapat diartikan, peraturan-
peraturan yang walaupun tidak ditetapkan oleh salah satu kelompok negara atau
organisasi dunia, namun ditaati oleh negara-negara dunia karena mereka memiliki
kepentingan yang sama dan yakin bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum. Untuk
timbulnya hukum kebiasaan/konvensi diperlukan syarat-syarat tertentu yaitu:
a) Harus ada tindakan atau tindakan yang semacam dalam keadaan yang sama dan harus
selalu diikuti oleh umum. Dalam hal ini tidak semua orang ikut menimbulkan
kebiasaan itu, cukup hanya golongan-golongan yang berkepentingan saja, dan bahkan
cukup yang berada dalam keadaan tertentu yang mengikuti suatu hubungan tertentu
(misal: kebiasaan dalam perdagangan yang dibentuk oleh para pedagang, dalam
sewa-menyewa oleh penyewa dan orang yang menyewakan.
b) Harus ada keyakinan hukum dari golongan orang-orang yang berkepentingan.
Keyakinan hukum ini dalam bahasa latin disebut “opini juris seu necessitatis ”. Dan
keyakinan hukum ini memiliki dua arti:
1) Keyakinan hukum dalam arti materiil, artinya suatu keyakinan bahwa hukum,
atau keyakinan bahwa suatu aturan itu memuat hukum yang baik. Jadi yang
dilihat isinya, apakah suatu aturan itu baik atau tidak.
2) Keyakinan hukum dalam arti formil, artinya orang yakin bahwa aturan itu harus
diikuti dengan taat dan tidak mengingat akan nilai daripada aturan sebelumnya.
3. Kesepakatan (persetujuan)
Pengertian perjanjian umum adalah, mencakup semua jenis perangkat internasional dan
biasanya memiliki kedudukan lebih dari traktat dan konvensi. Secara khusus mengatur
materi-materi yang diatur dalam traktat, dimana persetujuan ini digunakan pada
perjanjian yang mengatur materi kerjasama di bidang ekonomi, kebudayaan, dan iptek.
4. Piagam (piagam)
Piagam istilah umumnya digunakan untuk perangkat internasional seperti dalam
pembentukan suatu organisasi internasional. Penggunaan instilah ini berasal dari Magna
Charta yang dibuat pada tahun 1215. Contoh umum yang paling dikenal dari perangkat
internasional tersebut adalah piagam PBB tahun 1945.
5. Protokol (protokol)
Ada dua macam protokol
a. Protokol Opsional
Protokol tambahan, yaitu protokol yang memberikan hak tambahan hak dan
kewajiban selain yang diatur dalam perjanjian internasional. Contoh protokol
tambahan, konvensi internasional mengenai hak-hak sipil dan politik tahun 1966.
b. Protokol berdasarkan kerangka kerja
 Protokol ini merupakan perangkat yang mengatur kewajiban-kewajiban
khusus dalam melaksanakan perjanjian induknya.
 Protokol untuk mengubah beberapa perjanjian internasional seperti Protocol
of Amending the Agreement 1945, Conventions and Protocol on Natur in
Drugs .
 Protokol yang merupakan perlengkapan perjanjian sebe l umnya seperti
Protocol of 1967 Relating to the Status of Refugees yan g merupakan
pelengkap dari Convention of related to the Status Refugees .
6. Deklarasi (deklarasi)
Adalah suatu perjanjian yang berisikan ketentuan-ketentuan umum dimana pihak-pihak
pada deklarasi tersebut berjanji untuk melakukan kebijakan-kebijakan tertentu di masa
yang akan datang.
Contoh: Deklarasi Hak Asasi Manusia 1947.
7. Babak Terakhir
Adalah suatu dokumen yang berisi ringkasan laporan sidang dari suatu konferensi atau
pertemuan internasional yang juga menyebutkan konverensi-konverensi yang dihasilkan
oleh konferensi tersebut kadang-kadang disertai harapan atau harapan yang dianggap
perlu.
Contoh: Final Act General Agreement on Tariff and Trade (GATT) 1974.
8. Menit yang Disepakati Adalah suatu catatan mengenai hasil kesepakatan yang telah
disepakati oleh pihak-pihak dalam perjanjian.
9. Nota Kesepahaman Adalah perjanjian yang mengatur puncaksanaan teknik operasional
suatu perjanjian. perjanjian ini dapat terjadi setelah tanpa melakukan pengesahan.
10. Pengaturan Adalah suatu perjanjian yang mengatur teknis operasional suatu perjanjian.
Dan dapat dipakai untuk melaksanakan proyek-proyek jangka pendek yang bersifat
teknis.
Contoh: Arrangement Studi Kelayakan Proyek Tenaga Uap di Aceh yang ditandatangani
tanggal 19-02-1976 antara Departemen Pertambangan RI dan President the Canadian
International Development Agency .
11. Pertukaran Catatan Adalah perjanjian internasional yang bersifat umum yang memiliki
banyak persamaan dengan perjanjian hukum perdata, perjanjian ini dilakukan dengan
mempertukarkan dua dokumen yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada masing-
masing dokumen.
12. Proses Verba Istilah ini dipakai untuk mencatat pertukaran atau penyimpan piagam
pengesahan atau untuk mencatat kesepakatan hal-hal yang bersifat teknis administratif
atau perubahan-perubahan kecil dalam suatu persetujuan.
13. Modus Vivendi Adalah suatu perjanjian yang bersifat sementara dengan maksud yang
akan diganti dengan pengaturan yang tetap rinciannya. Biasanya dengan cara tidak resmi
dan tidak memerlukan pengesahan.

Dalam buku Pengantar Hukum Perjanjian Internasional (2019) oleh Sukarmi dan teman-teman,
Perjanjian internasional dilakukan dalam empat tahapan yakni: 

a. Perundingan, berisi negosiasi secara diplomatis yang diikutinoleh delegasi negara dalam
mebicarakan tujuan, aturan, hak, serta kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua pihak.
b. Penandatanganan dilakukan oleh delegasi pihak diatas kertas perjanjian internasional
c. Ratifikasi atau pengesahan adalah pengesahan dokumen perjanjian internasional di
negara asal oleh kepala negara.
d. Pengumuman atau deklarasi, di mana perjanjian internasional diberitahukan kepada
rakyat

Perjanjian internasional berakhir apabila:

a. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian;
b. Tujuan perjanjian tersebut telah tercapai;
c. Terdapat perubahan mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian;
d. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan perjanjian;
e. dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama;
f. muncul norma-norma baru dalam hukum internasional;
g. objek perjanjian hilang;
h. terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan nasional.

Anda mungkin juga menyukai