Anda di halaman 1dari 28

Hukum Perjanjian Internasional

Erlina
A.Pendahuluan
• Melalui perjanjian internasional, tiap negara
menggariskan dasar kerjasama mereka, mengatur
berbagai kegiatan, menyelesaikan berbagai masalah
demi kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri.
• Instrumen yuridik yang menampung kehendak dan
persetujuan negara atau subjek HI lainnya untuk
mencapai tujuan bersama
Dasar Hukum Perjanjian Internasional
• Sampai tahun 1969 pembuatan perjanjian
Internasional hanya diatur oleh Hukum Kebiasaan.
• Vienna Convention on the Law of Treaties
ditandatangani 23 Mei 1969, mulai berlaku sejak 27
Januari 1980 dan sampai Desember 1999, sudah 90
negara yang menjadi peserta konvensi.
• Indonesia belum menjadi pihak pada Konvensi
tersebut, namun ketentuan di dalamnya dijadikan
dasar dan pedoman dalam membuat perjanjian
internasional dengan negara lain.
A.Pengertian umum perjanjian
• Suatu persetujuan yang dibuat antara negara
dalam bentuk tertulis, dan diatur oleh HI,
apakah dalam instrumen tunggal atau dua
atau lebih instrumen yang berkaitan dan
apapun nama yang diberikan padanya.Pasal 2
Konvensi Wina 1969
Pengertian Perjanjian Internasional di
Indonesia
• Perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun,
yang diatur oleh HI dan dibuat secara tertulis
oleh Pemerintah RI dengan satu atau lebih
negara, organisasi internasional atau subjek
hukum internasional lainnya, serta
menimbulkan hak dan kewajiban pada
Pemerintah RI yang bersifat hukum publik.
Pasal 1 ayat (3) UU RI Nomor 37 tahun 1999
• Jadi perjanjian internasional adalah semua
perjanjian yang dibuat oleh negara sebagai
salah satu subjek hukum internasional, yang
diatur oleh hukum internasional dan berisikan
ikatan-ikatan yang mempunyai akibat-akibat
hukum.
Prinsip-prinsip utama Hukum
Perjanjian Internasional
• Voluntary/ free consent, para pihak memiliki
kebebasan untuk menyatakan kehendaknya;
• Pacta sunt servanda, perjanjian mengikat seperti
undang-undang bagi para pihaknya;
• Good Faith, itikad baik;
• Pacta tertiis nec nocunt nec prosunt, perjanjian
tidak memberikan hak dan kewajiban pada pihak
ketiga tanpa persetujuannya;
• Non retroactive, tidak berlaku surut
Contoh perjanjian internasional negara dengan
organisasi internasional
• Agreement Between the Government of the Republic of
Indonesia and the Asean relating to the privileges and
Immunities of the ASEAN secretariat, 1979
• Agreement Between the Government of the Republic of
Indonesia and the Asean Inter Parliamentary Organization
Relating to the privileges and Immunities of the AIPO
Permanent Secretriat in Jakarta, 1991
• Agreement Between the Government of the Republic of
Indonesia and the Asean secretariat concerning the use and
maintenance of the premises of the residence of the
secretary –General of Asean, 1996


Contoh perjanjian internasional negara-gerakan
pembebasan nasional
• Persetujuan Evian 1962, Perancis dan Front de Liberation
Nationale (FLN) Aljazair.
• Persetujuan Alger 1974, Portugal dan gerakan pembebasan
nasional
• Persetujuan Declaration of Principles (DOP) Israel-PLO 1993
mengenai otonomi Palestina di daerah pendudukan dan
persetujuan pelaksanaan DOP Israel-PLO mengenai protokol
Pemerintahan Otonomi Gaza-Jericho
Bentuk-bentuk Perjanjian
a. Treaties/ traktat
b. Convention/ konvensi
c. Agreement/ persetujuan
d. Charter/ piagam
e. Protocol/ protokol
f. Declaration/ deklarasi
g. Final act
h. Agreed minutes and summary records
i. Memorandum of understanding
j. Arrangement
k. Exchange of notes
l. Process-verbal
m. modus vivendi
a. treaties/ traktat
• Secara umum mencakup segala macam bentuk persetujuan
internasional
• Dalam arti khusus sebagai perjanjian yang paling penting dan
sangat formal dalam urutan perjanjian, memerlukan
pengesahan/ ratifikasi.
• Katagori traktat diantaranya perjanjian yang mengatur
masalah perdamaian, perbatasan negara,ekstradisi dan
persahabatan.
• Cth:Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone Treaty 1995
b. konvensi
• Secara khusus digunakan untuk perjanjian
multilateral yang beranggotakan banyak negara.
• Umumnya memberikan kesempatan kepada
masyarakat internasional untuk berpartisipasi secara
luas.
• Perangkat-perangkat internasional yang
dirundingkan atas prakarsa/ naungan organisasi
internasional umumnya juga menggunakan istilah
konvensi.
• Cth:Konvensi Jenewa 1949 ttg Perlindungan korban
perang, Konvensi Wina 1961
c.Agreement / Persetujuan
• Umumnya mengatur materi yang cakupannya lebih
kecil, digunakan untuk perjanjian bilateral dan secara
terbatas pada perjanjian multilateral.
• Umumnya digunakan mengatur kerjasama di bidang
ekonomi, kebudayaan, tekhnik dan ilmu
pengetahuan, keuangan (pencegahan pajak
berganda, perlindungan investasi/ penanaman
modal atau bantuan keuangan)
d.Charter
• Dalam pembentukan suatu organisasi internasional.
• Penggunaan istilah ini berasal dari Magna Carta yang
dibuat pada tahun 1215.
• Contoh umum perangkat internasional tersebut
adalah Piagam PBB tahun 1945
e.Protokol
• Digunakan untuk perjanjian internasional yang
materinya lebih sempit dibanding treaty atau
convention.
• macam-macam protokol:
(1) Protocol of signature (perangkat tambahan yang berisi
penafsiran pasal tertentu atau pengaturan tekhnis
pelaksanaan perjanjian)
(2) Optional protocol (memberikan tambahan hak dan
kewajiban)
(3) Protocol based on a framework treaty (mengatur
kewajiban-kewajiban khusus dalam melaksanakan
perjanjian induknya)
f.Deklarasi
• Berisi ketentuan-ketentuan umum untuk
melakukan kebijaksanaan tertentu di masa
yang akan datang.
• Isinya ringkas dan padat, menyampingkan
ketentuan yang bersifat formal seperti
surat kuasa (full powers), ratifikasi, dll.
• Cth : Declaration of Zone of Peace,
Freedom and Neutrality 1971
g.Final Act
• Dokumen yang berisi ringkasan laporan sidang
suatu konferensi yang menyebutkan perjanjian
atau konvensi yang dihasilkan disertai anjuran
yang dianggap perlu.
• Contoh : final act general agreement on Tariff
and Trade (GATT), 1994
• Final act embodying the Result of the Uruguay
Round of Multilateral Trade Negotiation 1994
h. Agreed minutes and summary
records
• Catatan mengenai hasil perundingan yang
telah disepakati.
• Digunakan sebagai rujukan dalam
perundingan selanjutnya
i. Memorandum of understanding
• Perjanjian yang mengatur pelaksanaan
tekhnik operasional suatu perjanjian induk
• Umumnya dapat segera berlaku setelah
penandatanganan tanpa memerlukan
pengesahan
j. arrangement
• Perjanjian yang mengatur pelaksanaan tekhnik
operasional perjanjian induk
• Digunakan untuk melaksanakan proyek-proyek
jangka pendek yang bersifat tekhnik misalnya
arrangement Studi Kelayakan Proyek Tenaga Uap di
Aceh yang ditandatangani 1979 antara Departemen
Pertambangan RI dan Pemerintah Kanada.
k. Exchange of notes/ pertukaran
nota
• Bersifat umum dan memiliki banyak persamaan dengan
perjanjian hukum perdata.
• Dengan mempertukarkan dua dokumen yang telah
ditandangani masing-masing pihak.
• Dalam prosedur umum, negara penerima mengulangi
secara utuh isi surat yang diberikan negara penbgusul
perjanjian tsb dan selanjutnya menerima usulan
perjanjian tersebut.
• Di Indonesia, pertukaran nota biasanya mengatur
pelaksanaan persetujuan induk, pemberian hibah,
penyediaan alat-alat tekhnik, peningkatan studi di
berbagai bidang, kegiatan survei, dll
i.Process-verbal
• Dipakai untuk mencatat pertukaran atau
penyimpanan piagam pengesahan atau
untuk mencatat kesepakatan hal-hal yang
bersifat tekhnik administratif atau
perubahan-perubahan kecil dalam suatu
persetujuan
m. Modus vivendi
• Suatu perjanjian yang bersifat sementara
dengan maksud akan diganti dengan
pengaturan yang tetap dan terperinci.
Biasanya dibuat dengan cara tidak resmi dan
memerlukan pengesahan
Kekuasaan membuat Perjanjian (Treaty-
Making Power) dalam pembuatan
Perjanjian Internasional

a. Kewenangan mutlak eksekutif


b. Kewenangan mutlak legislatif
c. Pembagian kewenangan antara eksekutif
dan legislatif
B.Tahapan Pembuatan Perjanjian
1. Perundingan (negotiation)
2. Penandatanganan (signature)
3. Pengesahan (ratification)
Berlakunya perjanjian
internasional
• Untuk perjanjian bilateral, suatu perjanjian mulai berlaku
setelah pertukaran piagam pengesahan atau setelah
pemberitahuan masing-masing pihak bahwa prosedur
konstitusional untuk pengesahan telah dipenuhi
• Untuk perjanjian multilateral, setelah penyimpanan piagam
ratifikasinya pada pemerintah negara penyimpan atau
Sekretaris Jenderal Organisasi Internasional yang
menyelenggarakan konfrensi
Batal dan berakhirnya suatu perjanjian
• Bentuk perjanjian yang salah atau
bertentangan dengan ketentuan hukum
nasional
• Kekeliruan mengenai unsur pokok atau dasar
perjanjian
Penugasan
(dikumpul pada pertemuan berikutnya)
• Carilah salah satu perjanjian internasional
• Buatlah resume tentang :
1.Tema perjanjian;
2.Para pihak;
3.Poin-poin penting perjanjian;
4.Mulai berlakunya perjanjian dan hal-hal
penting lainnya;

Anda mungkin juga menyukai