Anda di halaman 1dari 4

Nama : Raymond Marulitua Manik

NIM : 165010101111145

1. Prinsip-Prinsip Umum Hukum dalam Perjanjian Internasional

Prinsip-prinsip hukum umum sebagai salah satu sumber utama hukum internasional adalah
asas-asas hukum yang mendasari sistem hukum positif yang sudah melembaga. Ketentuan
Konvensi Wina mengakui beberapa prinsip-prinsip hukum umum tentunya terutama terkait
dengan perjanjian internasional, yaitu:

a) Prinsip “pacta sun servanda”


Setiap perjanjian berlaku mengikat terhadap pihak- pihak pada perjanjian dan harus
dilaksanakan dengan itikat baik

b) Prinsip “free consent”


Setiap pihak mempunyai kebebasan untuk melakukan kesepakatan dengan pihak manapun

c) Prinsip “good faith”


Setiap perjanjian harus dilaksanakan dengan itikat baik oleh para pihak

d) Prinsip “non retroactive”


Konvensi hanya berlaku terhadap perjanjian yang ditutup sesudah berlakunya konvensi

e) Prinsip “pactaterties nee nosunnenprosunt”


Perjanjian hanya berlaku pada pihak yang membuat perjanjian

f) Prinsip “rebus sic stantibus/fundamental change of circumstances”


Perjanjian internasional akan batal bilamana ada perubahan yang mendasar apa yang menjadi
obyek perjanjian

g) Prinsip “et equo et bono”


Prinsip kepatutan dan kewajaran menjadi dasar setiap penerapan perjanjian internasional

h) Prinsip “jus cogen”


Perjanjian batal bilamana muncul noma imperatif baru menggantikan norma lama yang
mendasari perjanjian
2. Istilah-istilah dalam Perjanjian Internasional

a. Trakat (Treaty)
perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua Negara atau lebih.
Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan bidang ekonomi.Beberapa contoh
dari traktat atau treaty adalah: Treaty Banning Nuclear Weapon Tests in the
Atmosphere, in Outer Space and Underwater of August 5, 1963 (Traktat tentang
larangan Melakukan Percobaan Senjata Nuklir di Atmosphir, Angkasa Luar, dan di
Bawah Air, tanggal 5 Agustus 1963).

b. Konvensi (Convention)
pesetujuan formal yang bersifat multilateral, dan tidak berurusan dengan kebijaksanaan
tingkat tinggi (high policy). Persetujuan ini harus dilegalisasi oleh wakil-wakil yang
berkuasa penuh (plaenipotentiones).Contoh: Konvensi Jenewa, dll.Sebagai contoh dari
beberapa konvensi, misalnya: Convention on International Liability for Damage Caused
by Space Objects of November 29, 1971 (Konvensi tentang Tanggung Jawab
Internasional atas Kerugian oleh Benda-Benda Angkasa, tanggal 29 Nopember 1971).
Convention for the Suppression of Unlawful Acts Against the Savety of Civil Aviation of
September 23, 1971 (Konvensi mengenai Pemberantasan Tindakan-Tindakan Melawan
Hukum Terhadap Keselamatan Penerbangan Sipil, 23 September 1971). Namun ada
pula perjanjian yang sebenarnya merupakan perjanjian bilateral tetapi diberi nama
konvensi, seperti Perjanjian antara Pemerintah Perancis dan Spanyol tentang Garis
Batas Kedua Negara di Teluk Biscay, dengan nama Convention between the
Government of the French Republic and the Government Spanish State on the
Delimitation of the Two States in the Bay of Biscay, 29 January 1974, yang mulai
berlaku pada tanggal 5 April 1975.

c. Pesetujuan (Agreement)
Perjanjian yang bersifat teknis atau administratif. Agreement tidak diartikan karena
sifatnya tidak seresmi trakat dan konvensi. Beberapa contoh dari persetujuan
(Agreement) adalah: Agreement Between the Government of the Republic of Indonesia
and the Government of the Commonwealth of Australia Establishing Certain Seabed
Boundaries, Mei 18, 1971 (Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Persemakmuran Australia tentang Penetapan Garis-Garis Batas Dasar Laut Tertentu,
tanggal 18 Mei 1971).

d. Charter
Istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang
melakukan fungsi administraif. Misalnya, Antalantic Charter.Pakta (Pact), yaitu istilah
yang menunjukan suatu persetujuan yang lebih khusus (Pakta Warsawa). Pakta
membutuhkan ratifikasi.

e. Piagam (Statute)
Himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan internasional baik mengenai
pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang
mencakup tentang minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga
internasional. Piagam itu dapat digunakan sabagai alat tambahan untuk pelaksanaan
suatu konvensi (seperti piagam kebebasan transit). Organisasi internasional yang
menggunakan istilah piagam atau charter untuk konstitusinya, misalnya Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang piagamnya secara otentik disebut Charter of the United Nations,
demikian juga Organisasi Persatuan Afrika Unity, dan Charter of the Organisations of
American States, 1948. Contoh umum yang paling dikenal dari perangkat internasional
tersebut adalah piagam PBB tahun 1945.

f. Protokol (Protocol)
Persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya dibuat oleh kepala Negara, mengatur
masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausul-klausul tertentu. Ada dua macam
protocol, yaitu:

 Protocol of Signature

Yaitu protokol penandatanganan, merupakan perangkat tambahan suatu


perjanjian internasional yang dibuat oleh pihak-pihak yang sama pada perjanjian,
protokol tersebut berisikan hal-hal yang berkaitan dengan penafsiran pasal-pasal
tertentu pada perjanjian dan hal-hal yang berkaitan dengan peraturan teknik
pelaksanaan perjanjian.

 Optional Protocol (Protokol tambahan

yaitu protokol yang memberikan hak tambahan hak dan kewajiban selain yang
diatur dalam perjanjian internasional. Contoh protokol tambahan, konvensi
internasional mengenai hak-hak sipil dan politik tahun 1966.

 Protocol based on a framework

Protokol ini merupakan perangkat yang mengatur kewajiban-kewajiban khusus


dalam melaksanakan perjanjian induknya. v Protokol untuk mengubah beberapa
perjanjian internasional sepertiProtocol of Amending the Agreement 1945,
Conventions and Protocol on Natur in Drugs. v Protokol yang merupakan
perlengkapan perjanjian sebelumnya seperti Protocol of 1967 Relating to the
Status of Refugees yangmerupakan pelengkap dari Convention of relating to the
Status Refugees.

g. Deklarasi (Declaration)

Perjanjian internasional yang berbentuk trakat, dan dokumen tidak resmi. Deklarasi
sebagai trakat bila menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan trakat, dan
sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada trakat atau konvensi,
Deklarasi sebagai persetujuan tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang penting.
Salah satu contoh dari deklarasi adalah Declaration of Principles Governing the Seabed
and the Ocean Floor, and the Subsoil Thereof, Beyond the Limit of National Jurisdiction
(Deklarasi tentang Prinsip-Prinsip Pengaturan Dasar Laut dan Dasar Samudera-Dalam
serta Tanah di Bawahnya di Luar Batas-Batas Yurisdiksi Nasional). Contoh: Declaration
of Human Rights 1947, Declaration of Zone of Peace, Freedom and Neutrality, 1971.

Anda mungkin juga menyukai