Anda di halaman 1dari 3

PENGGOLONGAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

1. 2. Penggolongan Perjanjian Internasional

Klasifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan atas:

 Menurut Subjeknya

a. Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum
internasional.
b. Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum internasional lainnya, seperti
antara organisasi internasional Tahta Suci (Vatican) dengan organisasi Uni Eropa.
c. Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara, seperti antara suatu
organisasi internasional dan organisasi internasional lainnya. Contoh: Kerjasama ASEAN dan Uni
Eropa.

 Menurut Isinya

a. Segi politis, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian. Contoh: Nato, ANZUS, dan SEATO.
b. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. Contoh: CGI, IMF, IBRD, dan
sebagainya.
c. Segi hukum, seperti status kewarganegaraan (Indonesia – RRC), ekstradisi dan sebagainya.
d. Segi batas wilayah, seperti laut teritorial, batas alam daratan, dan sebagainya.
e. Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS, dan
sebagainya.

 Menurut Proses/Tahapan Pembentukannya

a. Perjanian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan dan ratifikasi
b. Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan
penandatanganan (biasanya digunakan) kata persetujuan dan agreemaent).

 Menurut Fungsinya

a. Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanian yang
melakukan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan (bersifat multilateral). Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga. Contoh: konfernsi
Wina tahun 1958 tentang hubungan diplomatik. Konvensi Montego tentang Hukum laut internasional
tahun1982, dan sebagainya.
b. Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan
kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian bilateral). Contoh:
Perjanjian antara RI dan RRC mengenai dwikewarganegaraan tahun 1955, perjanjian batas wilayah,
pemberantasan penyeludupan-penyelundupan dan sebagainya.

1. 3. Istilah-Istilah Lain Perjanjian Internasional

Pemberian berbagai istilah perjanjian internasional (traktat) berdasarkan pada tingkat pentingnya
suatu perjanjian internasional serta keharusan untuk mendapatkan suatu ratifikasi dari setiap kepala
negara yang mengadakan perjanjian.
Istilah lain dari perjanjian adalah berikut ini.

No Nama Uraian Keterangan


1. Traktat (Treaty) Yaitu, perjanjian paling formal yang Perjanjian ini khusus
merupakan persetujuan dari dua negara mencakup bidang politik dan
atau lebih. bidang ekonomi.
2. Konvensi Yaitu persetujuan formal yang bersifat Persetujuan ini harus dile-
(Convention) multilateral, dan tidak berurusan dengan galisasi oleh wakil-wakil yang
kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy). berkuasa penuh
(plaenipotentiones).
3. Protokol Yaitu persetujuan yang tidak resmi dan Mengatur masalah-masalah
(Protocol) pada umumnya tidak dibuat oleh kepala tambahan seperti penafsiran
negara. klausal-klausal tertentu.
4. Persetujuan Yaitu prjanjian yang berifat teknis atau Agrement tidak diratifikasi
(Agreement) admistratif karena sifatnya tidak seresmi
traktat atau konvensi.
5. Perikatan Yaitu istilah yang digunakan untuk Perikatan tidak seresmi traktat
(Arrangement) transaksi-transaksi yang bersifat dan konvensi.
sememtara.
6. Proses Verbal Yaitu catatab-catatan atau ringkasan- Proses verbal tidak diratifi-
ringkasan atau kesimpulan-kesimpulan kasi.
konferensi diplomatik, atau catatan-catatan
suatu permufakatan.
7. Piagam Yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan Piagam itu dapat digunakan
(Statute) oleh persetujuan interna-sional baik sebagai alat tambahan untuk
mengenai pekerjaan maupun kesatuan- pelaksanaan suatu konvensi
kesatuan tertentu seperti pengawasan (seperti piagam kebebasan
internasional yang mencakup tentang transit).
minyak atau mengenai lapangan kerja
lembaga-lembaga internaional.
8. Deklarasi Yaitu perjanjian internasional yang Deklarasi sebagai persetu-juan
(Declaration) berbentuk traktat, dan dokumen tidak tidak resmi bila mengatur hal-
resmi. Deklarasi sebagai traktat bila hal yang kurang penting.
menerangkan suatu judul dari batang tubuh
ketentuan traktat, dan sebagai dokumen
tidak resmi apabila merupakan lampiran
pada traktat atau konvensi.

9. Modus Vivendi Yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan


internasional yang bersifat sementara,
sampai berhasil diwujudkan perjumpaan
yang lebih permanen, terinci, dan sistematis
serta tidak memerlukan ratifikasi.
10. Pertukaran Yaitu metode yang tidak resmi, tetapi Akibat pertukaran nota ini
Nota akhir-akhir ini banyak digunakan. timbul kewajiban yang
Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh menyangkut mereka.
wakil-wakil militer dan negara serta dapat
bersifat multilateral.
11. Ketentuan Yaitu ringkasan hasil konvensi yang
Penutup (Final menyebutkan negara peserta, nama utusan
Act) yang turut diundang, serta masalah yang
disetujui konferensi dan tidak memerlukan
ratifikasi.
12. Ketentuan Yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan Misalnya, LBB (Liga Bangsa-
Umum (General tidak resmi. Bangsa) mengguna-kan
Act), ketentuan umum mengenai
arbitrasi untuk menyelesaikan
secara damai pertikaian
internasional tahun 1928.
13. Charter Yaitu istilah yang dipakai dalam perjanjian Misalnya, Atlantic Charter.
internasional untuk pendirian badan yang
melakukan fungsi administratif.
14. Pakta (Pact) Yaitu istilah yang menunjukkan suatu Pakta membutuhkan ratifi-kasi.
persetujuan yang lebih khusus (Pakta
Warsawa).
15. Covenant Yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-
Bangsa).

Anda mungkin juga menyukai