Anda di halaman 1dari 13

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR DI RUANG ANAK

LANTAI DASAR RSUP. DR. KARYADI SEMARANG


disusun untuk memenuhi tugas praktek klinik stase anak

Disusun Oleh :
Kelompok 12

Maya Anshari

M. Aenul Yaqin

Fety Lizayanti

Rosiani Waliyyuwati

Ulya Najikhah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (TAHAP PROFESI)


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa kanak-kanak bermain merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi guna menunjang pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental anak. bermain dapat dimulai sejak anak berusia 0
tahun. Efektifitas bermain anak sangat ditentukan oleh jenis permainan yang
disesuaikan dengan usia anak. selain itu peran orang tua dalam menunjang
kebutuhan bermain anak sangat diperlukan.
Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk
bekerja, kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka
mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dll.
Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik,
emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Beberapa ahli mengatakan
bahwa bermain pada anak merupakan sarana untuk belajar. Bermain dan
belajar untuk anak merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang terus
menerus terjadi dalam kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari
proses belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Melalui
kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak berusaha untuk
menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang banyak. Baik pengalaman
dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya.
Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai pengalaman dan
kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang
cemerlang. Bermain adalah pekerjaan anak. Dalam bermain anak
mempraktekkan secara kontinu proses hidup yang rumit dan penuh stress,
komunikasi, dan mencapai hubungan yang memuaskan dengan orang lain.
Di situlah mereka belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka,
misalnya bagaimana menghadapi lingkungan objek, waktu, ruang, struktur,
dan dan orang di dalamnya.
Stressor anak usia awal pada reaksi emosional ditunjukan dengan
menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalam mengatasi
stress dan kecemasan karena hospitalisasi. Seorang anak mempersepsikan
sakit sebagai suatu hukuman untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena
anak masih mempunyai keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka. Anak
mempuyai kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bisa
bermain dengan temannya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga
membuat mereka harus pergi ke rumah sakit dan harus mengalami
hospitalisasi. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi
anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas,
sedih, dan nyeri. Reaksi kecemasan dari fase ringan sampai berat tentunya
akan mempengaruhi proses penyembuhan anak selama di rawat inap.
Dengan ini untuk mengurangi kecemasan yang timbul sebagai
dampak hospitalisasi terhadap anak kita bermaksud untuk melaksanakan
terapi bermain yang bertujuan untuk menurunkan stress dan kecemasan
pada anak dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak,
permainan pada anak juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan
yang tidak terkontrol oleh anak sebagai dampak hospitalisasi yang
mengancam pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan sensoris motorik

2. Tujuan Khusus
a. Merangsang perkembangan intelektual
b. Merangsang perkembangan sosial
c. Merangsang perkembangan kreatifitas
d. Merangsang perkembangan kesadaran diri
e. Merangsang perkembangan moral dan
f. Permainan sebagai terapi

C. Sasaran
Anak yang dirawat di ruang anak lantai dasar usia 1-3 tahun

BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Anak usia 1-5 tahun berkembang dari perilaku sensorimotor sebagai
alat pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi pembentuk
pikiran simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan
sosial. Dalam aktifitas bermain, menunjukkan eksperimentasi dengan
keterampilan baru dan permainan, dapat menggunakan pikiran untuk
menyampaikan fikiran melalui kreatifitas serta penyampaian emosional
atau perasaan (Soetjiningsih, 2009).

B. Analisa Kasus
Berdasarkan hasil pengamatan selama praktek klinik beberapa anak
merasa takut jika didekati oleh perawat. Dampak hospitalisasi yaitu
kecemasan dan stress, sering menolak saat diberi obat melalui injeksi dan
anak sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan, anak ketakutan, tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa
tidak cukup terlindungi dan merasa tidak aman (Soetjiningsih, 2009).

C. Prinsip Bermain
1. Permainan tidak bisa bertentangan dengan pengobatan yang sedang
dilakukan pada anak.
2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan
sederhana.
3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak.
4. Permainan harus melibatkan kelompok usia pra sekolah.
5. Melibatkan orang tua.

D. Karakteristik Permainan Menurut Kelompok Usia


Karakteristik yang akan kita bawakan ketika terapi bermain adalah
(Soetjiningsih, 2009) :
1. Membuang ekstra energi
2. Mengoptimalkan seluruh perkembangan tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ
3. Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak
4. Anak belajar mengontrol diri
5. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya
6. Meningkatkan daya kreativitas
7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
di sekitar anak
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan
9. Kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak lainnya
10. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah ataupun yang menang di
dalam bermain
11. Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan
12. Dapat mengembangakan kemampuan aktualnya.
BAB III

METODOLOGI BERMAIN

A. Deskripsi Permainan
Permainan telah dilakukan kurang lebih 1x30 menit. Diawali dengan
pembukaan dan penjelasan prosedur permainan. Aturan dalam permainan
ini adalah selesai dengan hasil yang bagus, baik, rapi, dan bentuk yang
serasi. Anak nanti akan diberi kertas yang berisi gambar dan siap untuk
diwarnai dengan dibantu oleh orang tua atau keluarga dan perawat. Setelah
itu, hasilnya dibawa ke depan dan dijelaskan oleh anak tentang alasan
pemilihan warna dan deskripsi dari bentuk gambar yang dibuatnya. Setelah
itu gambar yang sudah diwarnai oleh si anak dibawa kembali ke kamar
untuk pengalihan perhatian selama masa perawatan.
B. Tujuan Permainan
Setelah mengikuti kegiatan ini selama 1x30 menit, anak diharapkan :
1. Meningkatkan kemampuan berfikir dan konsentrasi anak dalam upaya
memilih warna dan mewarnakan pada gambar.
2. Meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus dalam mewarnai.
3. Membina sosialisasi anak dengan teman sebaya, perawat dan orang tua.
4. Mengembangkan keterampilan bahasa dengan cara anak dapat
menceritakan apa yang telah diwarnainya dan mengetahui nama dari
gambar-gambar tersebut.
5. Mengembangkan keterampilan personal sosial dengan cara anak ikut
serta dalam proses bermain bersama teman-temannya dan berinteraksi
dengan peserta lain.
6. Anak mampu menghilangkan rasa cemasnya sesudah melakukan
permainan ini.
C. Ketrampilan yang di Perlukan
1. Anak mampu memperhatikan dengan baik
2. Anak mampu menyalurkan kreatifitasnya
3. Anak berani tampil di depan teman

D. Jenis Permainan
Melihat dan menyebutkan serta mewarnai gambar disediakan

E. Alat Bermain
1. Buku Bergambar
2. Buku mewarnai
3. Pensil warna

F. Kriteria Anak
1. Usia 1-5 tahun
2. Tidak mengganggu program terapi
3. Anak berkehendak mengikuti terapi

G. Proses Bermain
Waktu Tahap/kegiatan Media
2 menit Pembukaan -
1. Memberi salam
2. Perkenalan
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan bermain
25 menit Pelaksanaan Buku bergambar
1. Mahasiswa mendemonstrasikan Pensil warna
cara melihat dan mewarnai
gambar
2. Anak mencoba melihat dan
mewarnai gambar
3. Menunjukan hasil gambar yang
sudah diwarnai
4. Memberikan kesempatan pada
pembimbing untuk memberikan
saran dan kritik
3 menit Penutup -
1. Evaluasi
2. Memberi reinforcement positif
3. Memberi salam penutup

H. Waktu Pelaksanaan
Tempat : di ruang anak lantai dasar RSUP. Dr. Karyadi semarang
Hari/tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2019
Waktu : 10.00 s/d 10.15 WIB

I. Hal-hal yang Perlu di Waspadai


1. Anak merasa cemas
Antisipasi: saat bermain dilandasi rasa cinta dan kasih sayang juga
menikmati kebahagiaan bersama anak
2. Anak merasa lelah
Antisipasi: gunakan permainan yang tidak terlalu banyak mengeluarkan
energi
3. Anak merasa bosan
Antisipasi: ciptakan suasana yang menyenangkan (beri pujian saat anak
berhasil)
4. Anak merasa ketakutan
Antisipasi: tidak menghukum jika anak melakukan kesalahan atau
kurang mampu melakukan stimulasi.
(FKUI, 2010)

J. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Rosiani Waliyyuwati
Ketua : Maya Anshari
Pelaksana : M. Aenul Yaqin
Fasilitator : Fety Lizayanti
Observer : Ulya Najikhah

K. Evaluasi
1. Evaluasi struktur dan proses
a. Alat: buku bergambar, buku mewarnai, pensil warna
b. Tempat: diatas karpet yang sudah disediakan
c. Waktu: tepat jam 10.00-10.15 WIB
2. Evaluasi hasil
a. Mampu mewarnai gambar
b. Mampu bereskperimen membuat kombinasi warna secara mandiri
c. Anak mampu menjelaskan terkait pemilihan warna dan deskripsi
bentuk gambar yang telah diwarnai

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari terapi bermain yang dilakukan, anak dapat melakukan
permainan sesuai dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan usia 1-5
tahun (usia pra sekolah), juga mengurangi kecemasan sebagai dampak
hospitalisasi bagi anak dan sebagai pengalihan perhatian anak ketika di
dalam kamar.

B. Saran
1. Bagi pasien/anak
Selalu menyalurkan kreatifitas guna pengalihan dampak hospitalisasi di
rumah sakit.
2. Bagi orang tua/keluarga
Merangsang anak untuk selalu bahagia melalui kreatifitas yang
disenanginya.
3. Bagi perawat/petugas kesehatan di ruangan
Berikan terapi-terapi yang lain yang dapat mengurangi dampak
hospitalisasi anak di rumah sakit.
4. Bagi mahasiswa
Selalu meningkatkan pengetahuan dan keilmuannya dalam
pembelajaran asuhan keperawatan pada anak melalui terapi bermain
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 2009. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Staf Pengajar IKA FKUI. 2004. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Vol. 3. Jakarta:
FKUI.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai