Anda di halaman 1dari 7

PROSES PEMILIHAN KEPALA DAERAH

A. Pengertian Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil walikota. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena: 1. meninggal dunia; 2. permintaan sendiri; atau 3. diberhentikan. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sebagaimana dimaksud karena: 1. 2. 3. 4. 5. 6. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru; tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan; tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah; dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah; tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah; melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

Apabila kepala daerah berhenti dalam masa jabatannya maka kepala daerah diganti oleh wakil kepala daerah sampai berakhir masa jabatannya dan proses pelaksanaannya dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Paripurna DPRD dan disahkan oleh Presiden. Apabila terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah dalam masa jabatannya dan sisa masa jabatannya lebih dari 18 (delapan belas) bulan, kepala daerah mengusulkan 2 (dua) orang calon wakil kepala daerah untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD berdasarkan usul partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah berhenti atau diberhentikan secara bersamaan dalam masa

jabatannya, Rapat Paripurna DPRD memutuskan dan menugaskan KPUD untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak ditetapkannya penjabat kepala daerah.

B. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban

Tugas dan wewenang kepala daerah adalah :


1.

memimpin

penyelenggaraan

daerah

berdasarkan

kewajiban

yang

ditetapkan bersama DPRD


2. 3. 4.

mengajukan rancangan perda menetapkan perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD menyusun dan mengajukan perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama

5. 6.

mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menujuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundangundangan

7.

melaksanakan

tugas

dan

wewenang

lain

sesuai

dengan

peraturan

perundang-undangan Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

C. Tata Cara Pemilihan Tata cara pemilihan Kepala daerah dan wakil Kepala Daerah diatur dalam Pasal 56 sampai dengan Pasal 119 UU no 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.Dalam Pasal tersebut diatur mengenai tata cara

pemilihan,penetapan

pemilih,kampanye,pemungutan

suara,penetapan

calon

terpilih dan pelantikan,pemantauan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta ketentuan pidana pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Sejak tahun 2005, pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada). Pasangan tersebut dicalonkan oleh partai politik dan/atau independen. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada atau pemilukada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada (pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah) belum dimasukkan dalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama "pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah" atau "Pemilukada". Pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota. Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa

pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, peserta Pilkada juga dapat diusulkan oleh partai politik lokal. D. Syarat-syarat pencalonan kepala daerah dan wakilnya sebagai berikut: a. WNI b. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa c. Setia pada Pancasila,UUDN RI 1945,cita cita proklamasi 17 Agustus 1945 d. Berpendidikan SLTA atau sederajat e. Usia 30 tahun f. Sehat jasmani dan rohani g. Tidak pernah dijatuhin pidana 5 tahun atau lebih h. Dll(tercantum dalam pasal 58 UU no 32 Tahun 2004) E. Dasar Hukum Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasal 56 -119 UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah UU No 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Pasal 18 ayat (3) dan (4) UUDN RI 1945

Sumber : http://www.google.com/kepala-daerah/ http://www.google.com/tugas-wewenang-kewajiban-kepala-daerah/ http://www.google.com/tata-cara-pemilihan-kepala-daerah/ UU No. 32 Tahun 2004

TUGAS OTONOMI DAERAH


Proses Pemilihan,Dasar Hukum,Tugas dan Wewenang Kepala Daerah

Nama NIM Kelas Dosen Pembimbing Dosen Wali

: Yulaika Ratnaningrum : 11010110130066 : A2 : Ibu Amiek Sumarmi : Ibu Fifiana Wisnaeni (0227)

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai