Anda di halaman 1dari 4

1.

Traktat (Treaty)
Traktat adalah suatu perjanjian atau persetujuan antara dua negara atau
lebih untuk mencapai hubungan hukum mengenai objek hukum
(kepentingan) yang sama. Traktat mengatur masalah-masalah yang
bersifat fundamental sehingga kekuatan mengikatnya sangat ketat. Oleh
karena itu, traktat merupakan bentuk persetujuan yang paling resmi
(formal) dan harus diratifikasi oleh badan eksekutif dan atau legislatif
negara peserta. Misalnya, Perjanjian Celah Timur yaitu perjanjian antara
negara Timor Loro Sae dengan Australia mengenai bagi hasil pengolahan
minyak di Kawasan Celah Timur.

2. Konvensi (Convention)
Istilah konvensi digunakan untuk memberi nama suatu catatan dari
persetujuan mengenai hal-hal penting, tetapi yang tidak bersifat politik
tinggi. Konvensi juga dipergunakan untuk menyebut persetujuan formal
yang bersifat multilateral yang diadakan di bawah wibawa organisasi
internasional, termasuk instrumen-instrumen yang dibuat oleh organ-
organ lembaga internasional. Konvensi memerlukan legalisasi dari wakil-
wakil yang berkuasa penuh (plenipotentiaries). Misalnya, Konvensi
Hukum Laut Internasional.

3. Persetujuan (Agreement)
Persetujuan (Agreement) adalah suatu perjanjian atau persetujuan antara
dua negara atau lebih yang mempunyai akibat hukum seperti dalam
traktat. Istilah persetujuan (agreement) secara khusus dipergunakan
untuk menyebut kontrak antarpemerintah mengenai hal-hal yang relatif
tidak penting atau tidak permanen dan bersifat teknis. Dalam hal
ini agreement lebih bersifat administratif. Agreement ini memerlukan
legalisasi dari wakil-wakil departemen, tetapi tidak memerlukan ratifikasi.
Alasannya, sifat agreement tidak seformal traktat dan konvensi.
Misalnya, agreement tentang ekspor dan impor komoditas tertentu.
4. Piagam (Charter)
Piagam atau charter adalah istilah yang digunakan dalam perjanjian
internasional untuk pendirian badan yang memerlukan fungsi
administratif. Misalnya, PBB dalam proses membentuk anggaran dasar
dalam bentuk charter.

5. Statuta (Statute)
Istilah statuta ini dipakai untuk menyebut hal-hal berikut.
a) Konstitusi lembaga internasional. Misalnya, Konstitusi Komisi Eropa
untuk Sungai Danube 1921, Konstitusi Mahkamah Internasional 1920, dan
bermacam-macam biro Liga Bangsa-Bangsa.
b) Kumpulan aturan hukum yang ditentukan oleh persetujuan
internasional mengenai kerja suatu kesatuan hukum yang berada di
bawah supervisi internasional. Misalnya, statuta dari "Sanjak of
Alexandretta".
c) Instrumen tambahan dari konvensi yang membeberkan aturan-aturan
tertentu yang harus diterapkan.

6. Deklarasi (Declaration)
Deklarasi adalah pernyataan bersama mengenai suatu masalah dalam
bidang politik, ekonomi, atau hukum. Dilihat dari isinya, deklarasi lebih
bersifat politis. Istilah deklarasi dapat digunakan untuk menyebut hal-hal
berikut.
a) Perjanjian internasional yang sebenarnya. Misalnya, Deklarasi Paris
1856.
b) Suatu instrumen informal yang ditambahkan pada suatu perjanjian
internasional atau konvensi, yang menginterpretasi atau yang
menjelaskan ketentuan-ketentuan perjanjian internasional atau konvensi
tersebut.
c) Suatu persetujuan informal mengenai hal-hal yang kurang penting.
d) Suatu resolusi yang dibuat oleh konferensi diplomatik yang memuat
prinsip-prinsip yang ditaati oleh semua negara.

7. Modus Vivendi
Modus Vivendi adalah suatu dokumen yang mencatat pesetujuan
internasional yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan secara
permanen. Modus Vivendi  tidak memerlukan ratifikasi. Modus Vivendi ini
biasanya digunakan untuk menandai adanya yang baru dirintis.

8. Protokol (Protocol)
Protokol adalah persetujuan yang isinya melengkapi suatu konvensi.
Protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran
klausul-klausul tertentu dari konvensi atau pembatasan-pembatasan oleh
negara penanda tangan. Misalnya, berita acara mengenai hasil suatu
kongres atau konferensi yang ditandatangani oleh peserta. Protokol juga
dapat berupa alat tambahan bagi konvensi, tetapi sifat dan
pelaksanaannya bebas dan tidak perlu diratifikasi. ADa juga protokol
sebagai perjanjian yang benar-benar berdiri sendiri (independen).

9. Perikatan (Arragement)
Arragement hampir sama dengan persetujuan (agreement). Akan
tetapi, arragement ini biasanya digunakan untuk transaksi-transaksi yang
bersifat mengatur dan sementara (temporer) serta tidak seformal traktat
dankonvensi.

10.Kovenan(Convenant)
Convenant, yaitu perjanjian yang membentuk administratif dan konstitusi
organisasi internasional liga bangsa-bangsa.

11. Kententuan Penutup (Final Act)


Kententuan Penutup, yaitu ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan
negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang
disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.

12. Ketentuan Umum (General Act)


Kententuan umum, yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak
resmi. Misalnya, LBB (Liga Bangsa-Bangsa) menggunakan ketentuan
umum mengenai arbitrasi untuk menyelesaikan secara damai pertikaian
internasional tahun 1928.

13. Pertukaran Nota


Pertukaran nota, yaitu metode yang tidak resmi, tetapi akhir-akhir ini
banyak digunakan. Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil
militer dan negara, serta dapat bersifat multilateral. Akibat pertukaran
nota ini timbul kewajiban yang menyangkut mereka.

14. Pakta (Pact)


Pakta, yaitu istilah yang menunjukkan suatu persetujuan yang lebih
khusus (Contoh : Pakta Warsawa). Pakta membutuhkan ratifikasi.

15. Proses Verbal


Proses verbal, yaitu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan atau
kesimpulan-kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan suatu
permufakatan. Tetapi, proses verbal tidak diratifikasi.

Anda mungkin juga menyukai