Anda di halaman 1dari 5

WASIAT DALAM ISLAM

DALIL DASAR DAN HUKUM WASIAT

1. Quran Surah Al-Baqarah 2:180


‫ب عليكم إذا حض&&&&ر أح&&&&دكم الم&&&&وت إن ت&&&&رك خ&&&&يراً الوص&&&&ية للوال&&&&دين واألق&&&&ربين ب&&&&المعروف حق&&&&اً على المتقين‬
َ ِ‫كت‬

Artinya:Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut,
jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. 

DEFINISI WASIAT
Wasiat (jamak, wasaaya ‫ )الوصايا‬secara etimologis bermakna menyambung sesuatu dengan
sesuatu yang lain.

(b) Amal kebaikan dengan harta setelah matinya pewasiat.

(c) Kepemilikan yang disandarkan pada sesuatu setelah kematian dengan cara syar'i.

Istilah wasiat dalam bahasa Arab 

- Al-washi (‫ )الواصي‬atau al-mushi (‫ = )الموصي‬pemberi wasiat/pewasiat


- Al-Musho bihi (‫ = )الموصى به‬perkara/benda yang dijadikan wasiat.
- Al-Musho lahu (‫ = )الموصى له‬penerima wasiat (orang atau sesuatu)
- Al-mushu ilaih (‫ = )الموصى إليه‬orang yang menerima amanah menyampaikan wasiat.
- Wasiat (‫ = )الوصية‬perilaku/transaksi wasiat

SYARAT DAN RUKUN WASIAT


Rukun wasiat ada empat yaitu:

(a) Pewasiat (Al-Mushi)


(b) Harta yang diwasiatkan (musho bih)
(c) Penerima wasiat (musho lah)
(d) Penerima amanah menyampaikan wasiat (musho ilaih)

Adapun syarat dari keempat unsur di atas adalah sbb:

I. Syarat benda yang diwasiatkan (musho bih)

(a) Wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 (sepertiga). Apabila lebih, maka untuk kelebihan dari 1/3
harus atas seijin ahli waris.
(b) Wasiat tidak boleh diberikan pada salah satu ahli waris kecuali atas seijin ahli waris lain.

(c) Boleh berupa benda yang sudah ada atau yang belum ada seperi wasiat buah dari pohon yang
belum berbuah.
(d) Boleh berupa benda yang sudah diketahui atau tidak diketahui seperti susu dalam perut sapi.
(e) Harta benda yang diwasiatkan harus merupakan hak dari pewasiat.

II. Syarat Pewasiat / Pemberi Wasiat (Al-Washi)

(a) Akil baligh, 


(b) Berakal sehat
(c) Atas kemauan sendiri.
(d) Boleh orang kafir asal yang diwasiatkan perkara halal.
III. Syarat Penerima Wasiat (Al-Musho Lah ‫)الموصى له‬

Penerima wasiat ada dua macam. (i) Wasiat umum seperti wasiat pembangunan masjid; (ii)
wasiat khusus yaitu wasiat kepada orang/benda tertentu.

Kalau wasiat bersifat umum, maka tidak boleh untuk hal yang mengandung dosa (maksiat).
Contoh, wasiat harta untuk pembangunan masjid boleh tetapi wasiat untuk membangun klab
malam tidak boleh.

Untuk wasiat khusus maka syaratnya adalah sbb:

(a) Penerima wasiat hidup (orang mati tidak bisa menerima wasiat)
(b) Penerima wasiat diketahui (jelas identitas oragnya).
(c) Dapat memiliki. 
(d) Penerima wasiat tidak membunuh pewasiat.
(e) Penerima wasiat menerima (qabul) pemberian wasiat dari pewasiat. Kalau menolak, maka
wasiat batal.

HUKUM WASIAT

Melaksanakan wasiat itu wajib dan berdosa bagi al-musho ilaih kalau tidak menyampaikan
wasiat. 

Sedangkan hukum wasiat bagi pewasiat (al-washi/al-mushi) ada 4 (empat) yaitu wajib, sunnah,
makruh dan haram.

1. WASIAT WAJIB

Wajib apabila (i) manusia mempunyai kewajiban syara’ yang dikhawatirkan akan disia-siakan
bila dia tidak berwasiat, seperti adanya titipan, hutang kepada Allah dan hutang kepada manusia.
Misalnya dia mempunyai kewajiban zakat yang belum ditunaikan, atau haji yang belum
dilaksanakan, atau amanat yang harus disampaikan, atau dia mempunyai hutang yang tidak
diketahui sselain dirinya, atau dia mempunyai titipan yang tidak dipersaksikan. 

2. WASIAT SUNNAH

Wasiat adalah Sunnah mu'akkad menurut ijmak (kesepakatan) ulama. Walaupun bersedekah
pada waktu hidup itu lebih utama. Dan apabila diperuntukkan bagi kebajikan, karib kerabat,
orang-orang fakir dan orang-orang saleh.
Pendapat ini dikemukakan oleh Imam yang empat, yaitu Imam Malik, Imam Hanafi, Imam
Syafii dan Imam Ahmad bin Hambal

3. WASIAT MAKRUH

Makruh apabila (i) orang yang berwasiat sedikit harta, sedang dia mempunyai seorang atau
banyak ahli waris yang membutuhkan hartanya. Dan (ii) wasiat kepada orang yang fasik jika
diketahui atau diduga keras bahwa mereka akan menggunakan harta itu di dalam kefasikan dan
kerusakan. 

4. WASIAT HARAM

(a) Wasiat yang lebih dari 1/3 (sepertiga)


(b) Wasiat kepada ahli waris.
(c) Haram jika ia merugikan ahli waris. Wasiat yang maksudnya merugikan ahli waris seperti ini
adalah batil, sekalipun wasiat itu mencapai sepertiga harta. Diharamkan juga mewasiatkan
khamar, membangun gereja, atau tempat hiburan.

5. WASIAT MUBAH (BOLEH)


Wasiat hukumnya mubah apabila ia ditujukan kepada orang yang kaya, baik orang yang
diwasiati itu kerabat ataupun orang jauh (bukan kerabat). Menurut Imam Rafi'i mubahnya wasiat
karena bukan transaksi ibadah.
HUKUM MENCABUT WASIAT

Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam) pewasiat dapat mencabut wasiatnya dengan cara
sebagai berikut:

Pasal 199
(1) Pewasiat dapat mencabut wasiatnya selama calon penerima wasiat belum menyatakan
persetujuan atau sesudah menyatakan persetujuan tetapi kemudian menarik kembali.
(2) Pencabutan wasiat dapat dilakukan secara lisan dengan disaksikan oleh dua orang saksi atau
tertulis dengan disaksikan oleh dua prang saksi atau berdasarkan akte Notaris bila wasiat
terdahulu dibuat secara lisan.

(3) Bila wasiat dibuat secara tertulis, maka hanya dapat dicabut dengan cara tertulis dengan
disaksikan oleh dua orang saksi atau berdasarkan akte Notaris.
(4) Bila wasiat dibuat berdasarkan akte Notaris, maka hanya dapat dicabut berdasartkan akte
Notaris.

Anda mungkin juga menyukai