Anda di halaman 1dari 11

KONTRIBUSI ISLAM DALAM PENGEMBANGAN

PERADABAN DUNIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

-
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan

Dunia Barat saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Namun pada dasarnya kemajuan yang diciptakan dunia Barat sekarang
ini tidak terlepas dari transformasi dan kontribusi intelektual Islam pada masa-masa sebelumnya
atau pada masa kejayaan islam. Ketika itu, dunia Barat masih berada pada masa kegelapan akibat
doktrin gereja, sedangkan di belahan timur umat Islam telah membentuk suatu peradaban gemilang
yang banyak menciptakan ilmu-ilmu pengetahuan maupun ilmiah yang berkembang dengan pesat.

Kemajun umat islam pada saat itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat muslim saja, masyarakat
nonmuslimpun merasakan kemajuan-kemajuan Islam, termasuk dunia Barat. Namun seiring dengan
berjalannya waktu umat Islam pun mulai mengalami kemunduran pada abad pertengahan, yang
pada akhirnya sentuhan Islam dengan dunia Barat memunculkan transformasi intelektual dari Islam
yang melahirkan gerakan renaissance, reformasi dan rasionalisme di dunia Barat.

Dengan demikian, kemajun-kemajuan ilmu pengetahun dunia Barat yang begitu berkembang seperti
sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kemajuan Islam pada saat kejayaan umat Islam waktu itu.

B.     Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh peradaban islam di dunia ?

Bagaimana kontribusi intelektual islam di dunia Barat ?


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Kebudayaan Islam Andalusia Zaman Amawiyah 2

Di bawah kekuasaan Amawiyah 2, kebudayaan Andalus dapat dikatakan masih berupa rintisan,
terutama dalam bidang kesusastraan, arsitektur, dan intelektual. Sebagai seorang perintis Abd
Rahman al-Dakhil mengusahakan terjadinya persatuan penduduk seluruh andalusia. Ia
mememerintah dari tahun 756-788 M.

Dalam bidang seni bangun (arsitektur), Abd Rahman al-Dakhil merintis membangun kota cordova
lengkap dengan istana, taman, dan masjid. Masjid cordova yang dibangun tahun 786 oleh Al-Dakhil
mempunyai pola dasar bentuk masjid bani umayyah Damaskus. Kemudian  masjid ini diperbesar
oleh Abd Rahman II dan Al-Hakam II sehingga menjadi masjid yang sangat indah. Pada masa Abd
Rahman III dibangun pula sebuah istana yang disebut Al-Zahra, yang runtuh pada tahun 1013 M
karena adanya serbuan dari bangsa Barbar. Istana ini dibangun dari perpaduan seni bangunan
bergaya Byzantium dan islam.

Bidang ilmu keislaman yang berkembang pada saat itu antara lain yaitu fiqih, hadits, tafsir, ilmu
kalam, ilmu sejarah, tata bahasa arab dan juga filsafat.

Dalam bidang sejarah, sejarawan pertama Andalus yaitu Ibn Hayyan dan yang terkenal yaitu Ibn
Khaldun (1332-1406) dengan karyanya Muqaddimah. Sementara itu ilmu filsafat berkembang di
spanyol dirintis oleh Ibn Masarroh (883-931) yang berkembang pesat sesudah zaman Amawiyah II.

Dalam bidang kesenian mencapai puncaknya dengan dibangunnya istana Al-Hamra di Granada yang
dimulai tahun 1246 atas perintah sultan Nasriyyah. Pada masa itu muncul juga ilmu yang menjadi
cikal bakal ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti kedokteran, farmasi, botani dan geografi.
Diantara dokter terkemuka di spanyol diantaranya yaitu Ibn  Zuhr, Ibn Rusyd,Ibn al-Khotib, dan Ibn
Khotima.

Sementara itu perkembangan islam di Afrika Utara ditandai dengan berdirinya dinasti-dinasti seperti
Dinasti Murabbitun, Dinasti Muwahhidun, Dinasti Fathimiyah, dan Dinasti Ayyubiyah.[1]

B.     Penyebaran Peradaban Islam di Asia

1)      Peradaban Islam di Turki

Sebelum Dinasti Utsmani berkuasa, diwilayah Anatoli dan Turki terdapat beberapa dinasti: Saljuk,
Danishmandiyah dan Qarramaniyah. Mereka mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan peradaban Islam. Hal ini tampak,terutama setelah hancurnya Baghdad (ibu kota
Dinasti Abbasiyah) oleh bangsa Mongol. Mereka (orang-orang Turki) mempertegas kemandirian
mereka dalam membangun kekuasaannya sendiri, seperti yang dilakukan oleh Turki Utsmani.
Pengaruh Dinasti ini menjangkau wilayah yang luas termasuk Eropa Timur, Asia Kecil, Asia Tengah,
Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara. Mengingat di antara dinasti-dinasti tersebut terdapat dinasti
yang paling berperan dan usia pemerintahannya pun cukup lama yaitu Turki Utsmani.[2]
2)      Hasil Peradaban

Meskipun Dinasti Utsman berkuasa cukup lama, ia tidak berarti bahwa peradabannya maju pesat
seperti Dinasti Abbasiyah. Hal itu dikarenakan politik ekspansinya yang tidak diikuti dengan
pembinaan wilayah taklukannya, di samping seratus tahun setelah penaklukan Constatinopel para
sultannya lemah-lemah. Namun demikian, Dinasti Utsmani masih lebih baik pemerintahannya dan
tingkat kemakmurannya dibanding dengan seluruh bagian Eropa yang dikuasai oleh kaum Kristen.
Demikian juga penduduk Kristen di bawah kekuasaan Dinasti Utsmani dapat menikmati hasil bumi,
kemerdekaan pribadi dan hasil usaha lainnya, di banding dengan teman-teman mereka yang berada
di berbagai kerajaan Kristen.

Kelihatannya, sultan-sultan Dinasti Utsmani keras, tetapi mereka bersikap liberal dan pemurah
terhadap penduduk yang beragama Kristen. Mereka melaksanakan administrasi pemerintahan yang
adil di samping menggiatkan ekonomi dengan menganjurkan perdagangan di antara mereka.

Dinasti Utsmani banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam bidang
kemiliteran dan pemerintahan, Dinasti Utsmani dipengaruhi oleh Bizantium. Namun, jauh sebelum
mereka berasimilasi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak pertama mereka masuk Islam bansa Arab
telah menunutun mereka dalam bidang agama, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan hukum. Oleh
karena itu huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan.

Otoritas sultan-sultan Utsmani juga didasarkan kepada sebuah kultur kosmopolitan yang terdiri dari
unsur-unsur kultur Arab, Persia, Bizantium dan unsur kultur bangsa Eropa. Muhammad II
mengembangkan syair-syair Persia dan juga seni lukis Eropa. Sastrawan Arab dan Persia, pelukis
Italia, dan pujangga Yunani dan Serbia berdatangan di istananya. Meskipun demikian, beberapa
rezim melepaskan diri dari unsure pengaruh Kristen dan pengaruh Eropa menuju sebuah kesenian
yang lebih bercorak Islam dan Turki.

Sebagaimana terdapat pada istana sultan-sultan Arab dan Persia,syair merupakan ekspresi utama
kesenian raja. Syair istana didasarkan pada aruz. Beberapa bentuk kesenian yang utama adalah
beberapa bentuk kesenian yang sebelumnya telah dikembangkan dalam syair-syair istana Persia.

Penulisan sejarah periode awal Utsmani disusun dalam bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Turki untuk melegitimasi asal-usul dinasti ini dan kebangkitannya meraih kekuasaan dan
mengurutkan peristiwa keseharian di istana dan berkenaan dengan kemiliteran. Karya Mustafa
Ali(1541-1599) Kunch al-Akhbarmemuat catatan sejarah dunia dari adam sampai Yesus, sejarah
Islam masa awal, sejarah bangsa Turki sampai kebangkitan imperium Utsmani, diakhiri dengan
sejarah Utsmani. Pada abad ke 17, sejarawan dipekerjakan untut mencatat peristiwa sehari-hari di
istana.

Ilustrasi manuskrip Utsmani juga mengekspresikan sikap Utsmani terhadap nasib kerajaan. Sejak
masa Muhammad II, Dinasti Utsmani mempertahankan sebuah studio istana atau nakkasbane yang
memperkerjakan ahli-ahli geografis, pelukis, illuminator, dan penjilid buku yang menghasikan
manuskrip dan untuk mengembangkan pola-pola (desain) keramik, kerajinan kayu, kerajinan logam,
tekstil, karpet yang khas Utsmani. Antara tahun 1451 dan 1520, beberapa preseden menjadi basis
bagi seni manuskrip Utsmani. Sejumlah seniman dari Shiraz, Tabriz, dan Herat berdatangan di
Istambul. Beberapa karya yang paling awal mengilustrasikan salinan dari karya-karya Persia Klasik
seperti Attar Language of the Birds,The Love Story of Khosraw and Shirin, dan karya Amir Khasraw
Khamsa dan fabel Kalila wa Dimna.
Manuskrip abad 16 beralih dari ilustrasi literaturklasik kepada peristiwa-peristiwa kontemporer
seperti upacara penjamuan duta besar, pengumpulan pajak, dan penaklukan wilayah-wilayah
perbatasan di Balkan. Pada akhir abad enam belas , ilustrasi kesejarahan,yang mengingatkan pada
kemegahan Negara Utsmani dan penaklukan yang dicpainya, merupakan kontribusi bangsa Turki
yang sangat berharga bagi tradisi manuskrip Timur Tengah dan tradisi manuskrip muslim yang
tercerahkan. Seni Manuskrip Utsmani mengingatkan pada kesadaran dari kalangan elite Utsmani
sebagai kekuatan sejarah dunia.

Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid di sana membuktikan kemajuannya. Sejumlah masjid dan
perguruan Utsmani mengekspresikan besarnya perhatian Utsmani terhadap ajaran Islam juga
merancang beberapa feature, seperti kubah tunggal yang sangat besar, menara-menara tinggi yang
menjulang, sejumlah bangunan tiang yang menyangga ruang tengah istana, menunjukan pengaruh
kuat model Aya Shopia, gereja Bizantium yang terbesar. Aya Shopia dijadikan masjid sejak masa
pemerintahan Muhammad al Fatih sampai dengan Kemal Atta Turk. Oleh Kemal, Aya Shopia
dijadikan museum sampai sekarang. Demikianlah masjid-masjid Utsmani memperagakan pola
gereja-gereja Kristen timur yang terbesar, misalnya “Kubah Batu” di Yerusalem, dan
mengekspresikan ketinggian Islam dalam persaingannya dengan Kristen. Hoja Sinan(1490-1578)
adalah tokoh besar dalam bidang seni arsitektur ini.

 Dalam bidang pendidikan, Dinasti Utsmani mengantarkan pada pengorganisasian sebuah sistem
pendidikan madrasah yang tersebar luas. Madrasah Utsmani pertama didirikan di Izmir pada tahun
1331, ketika itu sejumlah ulama’ didatangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan pengajaran
muslim di beberapa territorial yang baru. Beberapa sultan masa belakangan mendirikan beberapa
perguruan di Bursa, Edirne dan di Istambul. Pada akhir abad limabelas beberapa perguruan ini
disusun dalam sebuah hirarki yang menentukan jenjang karir bagi ulama-ulama besar. Perguruan
yang dibangun oleh Sulaiman pada tahun 1550 dan 1559 benar benar menjadi perguruan yang tinggi
rankingnya. Ranking yang dibawahnya adalah sejumlah perguruan yang diidirikan oleh sultan sultan
terdahulu dan menempati ranking di bawah beberapa perguruan tersebut adalah sejumlah
perguruan yang didirikan oleh kalangan pejabat Negara dan ulama’ madrasah tidak hanya diorganisir
secara ranking, tetapi juga dibeda-bedakan berdasarkan beberapa fungsi pendidikan mereka.
Madrasah tingkat terendah mengajarkan nahwu (tata bahasa Arab)
dan sharaf (sintaksis), mantiq (logika), teologi, astronomi, geometri dan retorika. Perguruan tingkat
tertinggi mengajarkan hukum dan teologi.

C.    Penyebaran Peradaban Islam di Afrika

1)        Kedatangan Islam di Afrika Utara

Kehidupan sosial masa lalu Afrika Utara adalah sebuah kehidupan masyarakat pedesaan yang
bersifat kesukuan, nomad (berpindah-pindah tempat) dan patriarkhi. Ketika daerah ini berada
dibawah kekuasaan Romawi, tak pelak pengaruhnya sangat besar bagi masyarakat Barbar. umumnya
mereka dipengaruhi oleh para elit kotayang mengadopsi bahasa, gagasan dan adat istiadat para
penguasa. Tetapi elit-elit ini tidak banyak. Selanjutnya, setelah orang-orang Vandal (Barbar)
memperoleh kemenangan, pengaruh Romawi di sebagian besar Afrika mulai berhenti, kecuali
pengaruh ekonomi dan peradaban Barbar lama secara bertahap muncul kembali. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pada abad 1H/7M kehidupan sosial Afrika Utara lebih merupakan kehidupan
masyarakat Barbar yang bersifat kesukuan, normad dan patriarkhi.
Islam masuk wilayah Afrika Utara pada saat itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi
sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi berbagai Negara dan berjenis jenis bangsa
manusia. Penaklukan daerah ini pada dasarnya sudah mulai dirintispada masa kekhalifahan umar bin
Khatab. Pada tahun 640M ‘Amr ibn al-Ash berhasil memasuki Mesir setelah sebelum mendapat ijin
bersyarat dari khalifah Umar untuk menaklukan daerah itu.

Pada masa kekhalifahan Utsman ibn Affan penaklukan Islam sudah meluas sampai ke Barqah dan
Tripoli.penaklukan ataskedua kotaitu dimaksutkan untukmenjaga keamanan daerah Mesir.
Penaklukan itu tidak bertahan lama, karena gubernur gubernur Romawi menduduki kembali
wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu. Namun kekejaman dan pemerasan yang mereka lakukan
telah mengusik ketentraman penduduk asli, sehingga tidaklama kemudian penduduk asli sendiri
memohon kepada orang-orang muslim untuk membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi.
Permohonan itu disanggupi oleh khalifah sepeninggal Utsman yang pada waktu itu sudah berpindah
ke tangan Muawiyah ibn Sufyan., khalifah pertama daulah Bani Umayah. Ia bertekad memberikan
pukulan terakhir kepada kekuasaan romawi di Afrika Utara, dan mempercayakan tugas ini kepada
seorang panglima yang masyhur, yakni ‘Uqbah ibn Nafi’ al-Fihri (W. 683M), yang telah menetap di
Barqah sejak daerah itu ditaklukan.

Akan tetapi, pada tahun 683 M orang-orang islam di Afrika Utara mengalami kemunduran yang
hebat, karena orang-orang Barbar di bawah kepemimpinan Kusailah bangkit memberontak dan
mengkalahkan ‘Uqbah. Dia dan pasukannya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu orang orang
Islam tidak berdaya mengembalikan kekuasaannya di Afrika Utara, karena selain berhadapan dengan
bangsa Barbar, mereka juga harus berhadapan dengan bangsa Romawi yang memanfaatkan
kesempatan dalam pemberontakan Kusailah tersebut.

Pada saat pemerintahan dipegang oleh Abdul malik ibn Marwan(685-705M), daulah Bani Umayah
mulai bangkit kembali untuk merebut Afrika Utara. Dia mengirimkan pasukan di bawah pimpinan
Hasan ibn Nu’man al Ghassani untuk memulihkan prestise Islam yang hilang. Pasukan ini berhasil
menumpas tentara Romawi dan menghalau mereka dari Afrika Utara serta berhasil menindas
perlawanan bangsa Barbar. Sejak saat itu Afrika Utara dan daerah Maghribi tidak lagi termasuk
lingkungan daerah Mesir, tetapi telah berdiri sebagai wilayah tersendiri yang diperintah oleh seorang
gubernur yang diangkat oleh khalifah.

2)      Aspek-aspek Kemajuan dalam Peradaban

Sejak awal kedatangan Islam di Afika Utara, kebudayaan dan peradaban Islam sudah mulai
menampakan perkembangannya. Hal ini ditandai dengan berkembangannya Qirawan yang dibangun
oleh ‘Uqbah ibn Nafi pada tahun 50 H/670 M yang tidak hanya menjadi kota militer semata, tetapi
menjadi salah satu pusat ilmu dan peradaban yang cemerlang dalam sejarah Islam.

Kebijakan islamisasi musa ibn Nushair yang diterapkan di daerah itu, meskipun tidak menjadikan
seluruh penduduknya menganut Islam, dapat dikatakan sebagai langkah rintisan bagi proses
perkembangan kebudayaan dan peradaban islam. Paling tidak dengan kebijakan itu bahasa Arab
dijadikan sebagai bahasa resmi Negara dan pergaulan. Langkah ini sangat efektif, sehingga bahasa
Arab dapat menggeser posisi bahasa Latin, meskipun ia sangat sedikit mempengaruhi dialek dialek
asli bangsa Barbar. Pada gilirannya, kemajuan dalam kemajuan dalam berbagai disiplin ilmu (yang
berkaitan dengan masalah teologi, hukum, sejarah, sastra, puisi, filsafat, dan biografi) di kemudian
hari semua ditulis dalam bahasa Arab.
Arsitektur Maghribi yang indah dengan pengaruh aransemen timur yang kuatdalam bangunannya,
lahir di kota Qairawan, segara setelah dinasti Aghlabiyah (800-900 M) menjadikannya sebagai pusat
peradaban. Hal ini bisa dilihat pada bangunan masjid besar Qairawan dan benteng Raqqada, serta
kota kediaman para penguasa yang dibangun tidak jauhdari Qairawan. Beberapa waduk besar untuk
irigasi dan pasokan air bersih bagi penduduk kota, juga berhasil dibangun.

Pada saat itu, Qairawan bukan hanya menjadi model bagi kehidupan kota orang-orang Islam di
Afrika Utara, tetapi juga menjadi sebuah pusat kebudayaan yang sangat penting. Para penguasa
dinasti Aghlabiyah sangat perduli terhadap masalah intelektual, dan mereka memiliki jasa yang
sangat besar dalam membantu perkembangan di kota itu. Maka lahirlah berbagai bidang ilmu
pengetahuan, seperti teologi, hukum dan puisi Maghribi. Bahkan dapat dikatakan sampai akhir abad
3H/9M, perkembangan intelektual di Qairawan dapat dipersamakan dengan pusat-pusat
kebudayaan muslim yang lain pada masanya. Diantara ilmu-ilmu terkemuka lulusan sekolah
Qairawan adalah Sahnun, seorang ahli hukum bermadzhab Maliki yang pengaruhnya masih terasa
sampai sekarang.

Di samping Qairawan, Tahart (Tiaret) juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Di bidang
ekonomi, daerah mengalami kemakmuran material yang luar biasa. Ia menjadi terminal dari salah
satu rute kafilah trans-sahara, sehingga dinamakan “Irak Kecil”, di samping menjadi pusat
kesarjanaan. Segala macam pajak yang sangat memberatkan rakyat dihapuskan. Penghasilan yang
dapat dikumpulkan untuk negara sebesar 120.000 pound emas. Kehidupan masyarakat subur
makmur dan rakyat merasa tentram dan damai. Sementara itu daerah Maroko merupakan tempat
penyebaran kultur Islamdi kalangan masyarakat Barbar, khususnya kultur Syi’ah.

Hal lain yang mencerminkan ketinggian peradaban Islam di Afrika Utara adalah kemajuan di bidang
ilmu kebahasaan. Pada masa ini muncullah tokoh-tokohLexicographer. Sementara kemajuan di
bidang kesehatan dapat dilihat dengan berdirinya sebuah rumah sakit yang besar di Marrakesh.

Di bidang kedokteran ada tokoh terkenal yaitu Abu Marwan ibn Abdul Malikibn Zuhr yang lebih
dikenal Ibn Zuhr. Ia adalah seorang tabib dan ahli bedah terkenal yang hidup sezaman dengan Ibn
Rusyd (w. 1198 M). Dia lahir di Penaflor sebagai keturunan kabilah Arab, Iyaz ibn Nizar, sehingga di
belakang namanya biasanya ditambah al-Iyazi. Keahliannya itu kemudian diabadikan kepada Yusuf
ibn Tasyfin, khalifah Bani al-Murabithun. Dialah yang pertama kali memikirkanBronchotomi dengan
menunjukan secara jelas cerai sendi dan patah tulang. Puteranya, Marwan, juga mengikuti jejak
ayahnya menjadi ahli bedah dan dokter tentara Yusuf ibn Tasyfin.

Di bidang sejarah dan sosiologi, tokoh Ibn Khaldun (w. 1406 M) menjadi maestro terbesar dalam
sejarah Islam. Dia adalah keturunan Yaman yang lahir Tunis pada tahun 1332 M. Keluarganya berasal
dari Hadramaut yang berimigrasi ke Afrika Utara ratusan tahun sebelumnya, sehingga di belakang
namanya kadang-kadang ditambah al-Hadrami. Di samping dikenal sebagai “bapak filsafat sejarah”
dia juga dikenal sebagai “bapak sosiologi” yang teori-teorinya masih menjadi rujukan para sosiolog
modern dewasa ini. Kitab sejarahnya yang besar adalah  Kitab al-Ibar yang ditulis selama 4 tahun di
suatu daerah dekat Oran. Sementara karyamasterpiece-nya adalah kitab Muqaddimah. Dalam kitab
itu dia menyelidiki asal-usul masyarakat, perkembangan peradaban, hukum-hukum perubahan
sosial, sebab-sebab timbul dan jatuhnya kerajaan-kerajaan dan dinasti-dinasti, juga pengaruh iklim
atas pembentukan watak bangsa.
D.    Pengaruh Peradaban Islam di Barat

Ilmu pengetahuan islam pada mulanya berkembang di daratan Eropa yaitu Tolado, Kardova, dan
Sevilla, Dinogari Andalusia. Kemudian mengalir ke negara-negara Barat lewat kaum terpelajar Barat.
Mereka menerjemahkan buku-buku karangan umat islam dalam bahasa Barat. Di antara pelajar
Barat tersebut adalah :

1)      Abolart Bath. Beliau berpendidikan islam di Tolado, kemudian ahli matematika dan sebagai ahli
filsafat Inggris yang mashur.

2)      Mazarabez. Beliau beragama islam, tetapi karena terpaksa oleh lingkungan Barat yang kristen
dan supaya tidak dicurigai maka beliau mengubah namanya menjadi Petrus al-Phonsi. Beliau ke
Inggris dan menjadi doktor istana raja Inggris Henri I. dia membuka perguruan tinggi serta
mengajarkan pengetahuan islam.

3)      Archedeacon Dominico Gundisavi. Beliau mendirikan Bait al-Hikmah. Di sini adalah tempat
buku-buku bahasa arab.

4)      Ibnu Dawud. Seorang islam bangsa Yahudi. Di Barat terkenal dengan nama Avendeath. Beliau
menyalin buku-buku berbahasa arab ke bahasa lain mengenai ilmu astronomi dan astrologi.

5)      Gerard Cremona. Beliau lahir di Cremona Italia tahun 1114 M. beliau menerjemahkan buku
tentang filsafat, matematika, kedokteran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masa keemasan bani Abbasiyah dicapai pada periode
pertama. Masa keemasan tersebut bisa kita lihat dari makin luasnya pemerintahan Bani Abbasiyah,
dan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, di mana ibu kota Baghdad merupakan pusat intelektual
pada masa itu. Pada periode ini yang biasa kita sebut dengan The golden age.

Sebenarnya pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah banyak terjadi pemberontakan-


pemberontakan. Tetapi pada periode pertama ini pemberontakan-pemberontakan dapat diatasi,
meskipun belum sampai ke akar-akarnya. Pemerintah Bani Abbasiyah mencapai keemasan juga
didukung oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai penerjemah memberi pendapatnya. Hal ini
dilakukan karena keterbatasan manusia dalam berfikir cara inilah yang terbaik dalam memajukan
ilmu pengetahuan. Cara seperti ini juga tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh seluruh rakyat.
Dari sinilah muncul para intelektual muslim yang sangat berpengaruh dalam ilmu pengetahuan.

Al-Mahdi, Al-Hadi, Harun ar-Rasyid, al-Ma’mum, al-Mu’tashim, al-Wasiq, dan al-Mutawakil


merupakan orang-orang piawai dengan ilmu pengetahuan dan akhlak yang mulia bisa membawa
nama baik sebuah bangsa umumnya dan kekhalifahan pada khususnya, sehingga dimata dunia
disebut sebagai tokoh-tokoh (ilmuan) masa keemasan di zaman khalifah Abbasiyah.

Dari beberapa khalifah yang memimpin pada periode pertama dapat disimpulkanbahwa masa
keemasan dicapai pada masa pemerintahan khalifah al-Mahdi, al-Hadi, Harun ar-Rasyid, al-Ma’mun,
al-Mu’tashim, al-Wasik, dan al-Mutawakil.

Tetapi ada anggapan bahwa pada masa khalifah Harun ar-Rasyid lah puncak keemasan di antara
khalifah-khalifah lainnya. Salah satu sebab timbulnya anggapan tersebut adalah beliau mendirikan
Baitul Hikmah yang merupakan institusi kebudayaan dan pikiran yang cemerlang saat itu.

Pada masa keemasan Bani Abbasiyah juga lahir tokoh-tokoh intelektual muslim, diantaranya al-
Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al-Ghazali, al-Khawarijmi, dan al-Battani. Semua tokoh-tokoh di atas
sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa Bani Abbasiyah tersebut.
E.     Kontribusi Intelektual Islam Terhadap Dunia Barat

Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan islam di Spanyol. Umat islam telah mencapai
kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa
dan kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.

Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburannya itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang
tinggi dan banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol islam merupakan masyarakat majmuk
yang terdiri dari komunitas-komunitas arab.

Tidak hanya itu, perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia islam di abad pertengahan juga
didukung dengan adanya kekuatan sistem pendidikan islam yang integral dan dinamis. Sehingga
mampu menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar pada hampir disegala bidang keilmuan. Hal
inilah yang pada akhirnya dapat memberikan konstribusi yang besar terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan di masa-masa selanjutnya terutama di Barat. Di samping itu, dinamika yang demikian
masih terbungkus dengan akhlak islami yang diperlihatkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuan muslim telah melahirkan
berbagai karya besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi referensi bagi ilmuan Barat pada
masa selanjutnya.

Di antara kontribusi intelektual islam atas dunia Barat di bidang intelektual adalah :

1)        Filsafat

Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentang sejarah
islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan. Yunani Arab
datang ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5
Muhammad Abd ar-Rahman (832-886 M).

Atas inisiatif al-Hakam (961-979 M) karya-karya ilmiah dan filosofis diimport dari timur dalam jumlah
besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi
Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia islam. Apa yang dilakukan oleh para
pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof
besar pada masa sesudahnya.

Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn as-
Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajah dilahirkan di Saragosa. Ia pindah di Sevilla dan Granada.
Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1938 M dalam usia yang masih muda.

Tokoh utama kedua adalah Abu Bakar ibn Tuffail penduduk asli Wadi Asy sebuah dusun kecil
disebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1985 M. Ia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
2)      Sains

Ilmu-ilmu kedokteran, musik, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik, Abbas
ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ibrahim dan Ibn Yahya an-Naqash terkenal
dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan
berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang bisa menentukan jarak antara
tata surya dan bintang. Ahmad ibn Ibbas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm
al-Hasan binti Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari
kalangan wanita.

Para dokter ahli kedokteran yang terkenal antara lain :

a)      Thabib ibn Qurra’ (221-228 H/836-901 M) dianggap sebagai bapak ilmu kimia.

b)      Ar-Razi atau Razes (251-313 H/809-873 M) karangannya terkenal dalam bidang penyakit
campak dan cacar yang diterjemahkan dalam bahasa latin.

c)      Ibnu Sina (370-428 H/980-1037 M) orang eropa menyebutnya Avicena. Di samping seorang


filosof, ia juga seorang dokter dan ahli musik. Karangannya yang terkenal adalah Shafa (terdiri dari
18 jilid), Najat, Sadidiya (terdiri dari 5 jilid), Danes Nameh, al-Qanun fi at-Thib (buku tentang
kedokteran yang diterjemahkan dalam bahasa latin).

Dalam bidang sejarah dan geografi, melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibnu Jubar dari Valencia
(1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediteronia dan Seolia dan Ibnu Batuthah dari
Fagier (1304-1377 M) mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374 M) menyusun
riwayat Granada sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah.

3)      Fiqih

Dalam bidang fiqih Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang memperkenalkan
mazdhab Maliki di sana adalah Ziyad ibn Abd ar-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan
oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd ar-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di
antaranya adalah Abu Bakar ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Said al-Baluthi, dan Hazm yang terkenal.

4)      Musik dan Kesenian

Dalam bidang musik dan seni suara islam mencapai kecermelangan dengan tokohnya al-Hasan ibn
Nafi’ yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil
dan mempertunjukkan kebolehannya.

5)      Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan islam di Spanyol. Hal itu dapat
diterima oleh orang-orang islam dan non islam, bahkan penduduk asli Spanyol menomorduakan
bahasa asli mereka. Juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab. Baik keterampilan
berbicara maupun tata bahasa seperti Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan ibn Usfur dan Abu Hayyan al-
Gharnathi.

            Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra banyak bermunculan seperti al-Iqd al-
Farid karya Ibnu Abd Rabbih, al-Dzakirah fi Mahasin ahl al-Jazirah oleh ibn Bassam, dan kitab al-
Qalaid karya al-Fath ibn Khaqan.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pada kebudayaan Andalusia bidang ilmu keislaman yang berkembang saat itu antara lain yaitu fiqih,
hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa arab dan juga filsafat.

Islam masuk wilayah Afrika Utara pada saat itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi
sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi berbagai Negara dan berjenis jenis bangsa
manusia. Penaklukan daerah ini pada dasarnya sudah mulai dirintispada masa kekhalifahan umar bin
Khatab. Pada tahun 640M ‘Amr ibn al-Ash berhasil memasuki Mesir setelah sebelum mendapat ijin
bersyarat dari khalifah Umar untuk menaklukan daerah itu.

Di antara kontribusi intelektual islam atas dunia Barat di bidang intelektual adalah :

Filsafat

1.      Sains

2.      Fiqih

3.      Musik dan Kesenian

4.      Bahasa dan Sastra

Anda mungkin juga menyukai