Anda di halaman 1dari 6

Handout by Emy R. Kusuma, M.

Pd

Materi 1
Hakikat Bahasa dan
Perkembangan Bahasa
Indonesia

DESKRIPSI MATERI AJAR

Materi ini membahas dua topik utama yaitu (1)


Hakikat Bahasa yang membahas lebih lanjut
tentang pengertian, fungsi, ragam, dan laras
bahasa; serta (2) Sejarah Bahasa Indonesia
yang membahas lebih lanjut tentang sejarah
perkembangan Bahasa Indonesia, kedudukan,
dan fungsi Bahasa Indonesia.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa


diharapkan mampu (1) mendeskripsikan
pengertian dan fungsi bahasa, (2)
membedakan penggunaan ragam dan
laras bahasa yang berkembang di
kehidupan sekitar, (3) mendeskripsikan
sejarah perkembangan Bahasa Indonesia,
dan (4) membedakan fungsi serta
kedudukan Bahasa Indonesia.

0
Handout by Emy R. Kusuma, M.Pd

A. BAHASA DAN HAKIKAT PENGGUNAANNYA


1. Pengertian Bahasa
Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Bahasa
merupakan salah satu sarana penting yang digunakan manusia untuk menyampaikan
pesan atau maksud keinginiannya pada orang lain. Jika ditinjau dari penggunaannya
bahasa dapat diartikan sebagai alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.
Pernyataan tersebut secara tidak langsung menyadarkan kita bahwa bahasa memiliki
peran penting sebagai alat komunikasi yang membantu seseorang menyampaikan pesan
pada orang lain, baik secara lisan maupun tulis.
Dalam kajian ilmu kebahasaan, bahasa didefinisikan sebagai sebuah sistem
lambang bunyi bersifat arbitrer yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi atau
alat interaksi sosial. Bahasa bersifat arbitrer artinya bahasa tidak memiliki hubungan
wajib antara lambang dan wujudnya. Akibat dari adanya sifat arbitrer ini, tidak heran
jika ada lambang yang melambangkan dua wujud yang berbeda. Misalnya, lambang
yang berbunyi [bisa] digunakan untuk melambangkan dua wujud yang berbeda, yaitu
„racun ular‟ dan wujud sifat „mampu‟ yang dimiliki oleh manusia. Selain itu, sifat
tersebut mampu menampilkan lambang yang berbeda tetapi menampakkan wujud yang
sama. Misalnya, [kacau], [kusut], [kalut], [rusuh] yang sama-sama melambangkan
keadaan „sesuatu yang tadinya teratur menjadi tidak teratur‟.
Sebagai sebuah sistem, bahasa memiliki kaidah dan struktur yang harus ditaati
oleh penggunanya. Kaidah bahasa dalam sistem mencakup beberapa hal sebagai berikut.
a) Sistem lambang bermakna yang dapat dipahami dengan baik oleh penggunanya.
b) Sistem bahasa bersifat konvensional yang disesuaikan dengan kesepakatan
penggunanya.
c) Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan
pemakainya (arbitrer)
d) System lambang bunyi yang terbatas (A-Z yang terdiri dari 26 huruf) mampu
menghasilkan kata, bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang tidak terbatas
dan sangat produktif bergantung penggunanya.
e) System lambang itu (fonemis) tidak sama dengan system lambang bahasa lain
seperti system lambang bahasa jepang atau bahasa sansekerta (lambang hiragana
atau silabis)
f) System lambang bahasa dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat universal
sehingga dapat sama dengan system lambang bunyi bahasa lain.
Enam sistem tersebut, membuktikan bahwa setiap bahasa yang dipahami oleh
seseorang atau suatu kelompok memiliki ciri khas atau keunikan yang berbeda dengan
bahasa yang dipahami oleh kelompok lain. Meskipun demikian, lambang bunyi atau
bahasa yang dipakai harus bias dipahami oleh masyarakat penggunanya.

1
Handout by Emy R. Kusuma, M.Pd

2. Fungsi Bahasa
Berdasarkan berbagai literatur bahasa yang ada, ahli bahasa bersepakat bahwa
bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
tentunya masih terdapat fungsi-fungsi lain yang lebih spesifik, yaitu (1) fungsi
ekspresif, (2) fungsi direktif, (3) fungsi informasional, (4) fungsi metlaingual, (5) fungsi
interaksional, (6) fungsi kontekstual, (7) fungsi puitik. Berikut paparan lebih lanjut
terkait fungsi bahasa dalam komunikasi.
a) Fungsi Ekspresif
Fungsi ekspresif bahasa mengarah pada penyampaian pesan. Artinya, bahasa itu
didayagunakan untuk menyampaikan ekspresi penyampaian pesan. Fungsi bahasa
tersebut biasa digunakan untuk mengekspresikan emosi, keinginan, atau perasaan yang
ingin disampaikan oleh penggunanya.
b) Fungsi Direktif
Fungsi direktif berorientasi pada penerima pesan. Dalam hal ini, bahasa
digunakan sebagai alat control untuk mempengaruhi orang lain, baik secara emosi,
perasaan, maupu tingkah laku.
c) Fungsi Informasional
Fungsi informasional bahasa terfokus pada makna. Pada fungsi ini, bahasa
digunakan untuk menginformasikan sesuatu pada orang lain. Misalnya, melaporkan,
mendeskripsikan, menjelaskan, dan mengonfirmasikan sesuatu.
d) Fungsi Metalingual
Fungsi metalingual bahasa berfokus pada kode. Pada fungsi ini, bahasa digunakan
untuk menyatakan sesuatu lambang yang menjelaskan bahasa tertentu, misalnya
lambang SO2 dan O2 merupakan lambang bahasa dari sulfur oksida dan oksigen.
e) Fungsi Interaksional
Fungsi interaksional bahasa berfokus pada saluran yang digunakan oleh
pembicara. Fungsi ini digunakan untuk mengungkapkan, mempertahankan, dan
mengakhiri suatu kontak.
f) Fungsi Kontekstual
Fungsi kontekstual berfokus pada konteks (situasi dan kondisi) pemakai bahasa.
g) Fungsi Puitik
Fungsi puitik bahasa berorientasi pada kode dan makna secara simultik. Dalam
hal ini, terdapat kode bahasa yang dipilih untuk mewakili makna yang hendak
disampaikan.

3. Ragam Bahasa
Ragam bahasa atau variasi bahasa merupakan salah satu pembahasan penting
ketika seseorang mempelajari bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005:920) ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa yang digunakan pemakainya,
topic dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium pembicaraannya.

2
Handout by Emy R. Kusuma, M.Pd

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat beberapa aspek yang ada dalam ragam
bahasa, yaitu (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak disampaikan, (3)
latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana yang
digunakan. Berikut pemaparan lebih lanjut terkait aspek dalam ragam bahasa.
a) Ragam Bahasa berdasarkan Situasi
Formal, semiformal dan non formal
b) Ragam Bahasa berdasarkan Topik/Masalah
c) Ragam Bahasa beradasarkan Latar Belakang Pendengar/Pembaca
Baku dan tidak baku
d) Ragam Bahasa berdasarkan Medium/Sarana Lisan dan tulis

4. Laras Bahasa
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras
bahasa berkaitan langsung dengan selingkung bidang dan keilmuan penggunanya. Laras
bahasa terbagi atas dua jenis yang laras berdasarkan bidang keahlian yang dimiliki
pengguna bahasa, dan berdasarkan pengguna bahasa.
Pertama, laras bahasa berdasarkan bidang yang dimiliki pengguna bahasa, yaitu
(1) bidang ilmiah dan (2) laras bidang nonilmiah. Laras dalam bidang ilmiah berkaitan
dengan suatu ilmu tertentu, misalkan laras bahasa ekonomi memiliki sub-sublaras
bahasa manajement, bahasa akuntansi, bahasa asuransi, bahasa perpajakan dan lain
sbegaianya yang berkaitan dengan bidang ekonomi. Laras dalam bidang nonilmiah
biasanya digunakan untuk orang-orang awam yang bekerja dibidang tertentu tidak pada
ranah ilmiah, misalkan laras bahasa transportasi memiliki sub-sublaras bahasa sopir,
bahasa kernet dan lain sebagainya. Pembeda antara laras bahasa ilmiah dan laras bahasa
non ilmiah dapat dikenali berdasarkan karakteristik yang ada dalam sub-sublaras bahasa
ilmiah, yaitu (1) penggunan kosakata dan bentukan kata, (2) penyusunan frasa, klausa,
dan kalimat, (3) penggunaan istilah, (4) pembentukan paragraf/wacana lisan, (5)
penampilan hal teknis, dan (6) penampilan kekhasan dalam wacana.
Kedua, laras bahasa berdasarkan pengguna bahasa terbagi menjadi dua jenis, yaitu
(1) laras bahasa umum, dan (2) laras bahasa khusus. Laras bahasa umum adalah laras
bahasa yang mampu dipahami oleh seluruh pengguna bahasa dan tidak terikat dengan
bidang tertentu. Laras bahasa khusu adalah laras bahasa dalam bidang tertentu yang
hanya dipahami oleh pengguna bahasa dalam bidang tersebut. Laras bahasa umum erat
kaitannya dengan bahasa populer yang digunakan dan dipahami oleh masyarakat umum,
sedangkan laras bahasa khusus hanya dipahami oleh kelompok tertetnu. Contoh: laras
bahasa dari jenis penyakit yang berasal dari meningkatnya produksi asam di lambung,
jika menggunakan laras bahasa umum maka jenis penyakit tersebut sering dikenal
dengan kata “maag”, sedangkan dalam laras khusus penyakit tersebut dikenal dengan
“gastritis/GERD”.

3
Handout by Emy R. Kusuma, M.Pd

A. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


1. Sejarah Penetapan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Saat ini Bahasa Indonesia masih memiliki kedudukan penting dalam komunikasi
di Indonesia. Bahasa Indonesia masih menjadi primadona yang digunakan sebagai alat
komunikasi yang efektif dalam mempersatukan seluruh komponen suku dan bangsa
yang ada di Indonesia. Walaupun demikian, Bahasa Indonesia tidak begitu saja ada dan
digunakan dalam kegitan komunikasi di Indonesia. Sejarah perkembangan bahasa
Indonesia melalu proses yang panjang dan rumit. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa Nasional pada tanggal 28 Oktober 1928 yang tertera dalam teks sumpah
pemuda. Akan tetapi pada saaat itu bahasa Indonesia masih dianggap rapuh dan
memiliki kesimpangsiuran kata. Selanjutnya, pada saat kepemerintahan Jepang, Jepang
melarang rakyat Indonesia menggunakan bahasa belanda, sehingga bahasa Indonesia
memiliki celah untuk digunakan sebagai bahasa nasional saat itu.
Ada banyak kata serapan yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Salah satu
contoh kata serapan yang ada di Indonesia adalah kata serapan dari bahasa Belanda
“arloj” yang kemudian menjadi kata “arloji” dalam bahasa Indonesia, kata serapan dari
bahasa asing lainnya dan beberapa bahasa daerah yang mendominasi di Indonesia. Hal
tersebut kemudian membuat para pemerhati bahasa melakukan tindakan guna
memperbaiki kosakata dan tatabahasa Indonesia, seperti diadakannya kongres bahasa
setiap 5 tahun sekali, seminar politik bahasa, penetapan UU nomor 24 tahun 2009.
Bahasa Indonesia awalnya dilahirkan dari bibit bahasa melayu rendah yang
kemudian mendapatkan perbaikan dan penyempuarnaan. Bahasa Melayu dijadikan bibit
pengembangan bahasa Indonesia karena dilatarbelakangi oleh banyaknya pengguna
bahasa yang mendominasi Nusantara. Menurut sejarah, sudah sejak lama bahasa
Melayu berlaku sebagai lingua franca di Nusantara. Selain itu, bahasa melayu dianggap
lebih mudah dipahami daripada bahasa-bahasa daerah lainnya yang memiliki sturktur
kata, tingkatan bahasa, dan makna yang cukup rumit. Oleh sebab itu, kemudian bahasa
Melayu ditransformasikan menjadi bahasa Indonesia yang mendapatkan
penyempuarnaan tahun demi tahun.

2. Kedudukan dan Fungs Bahasa Indonesia


Sebagai bahasa nasional yang digunakan di Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki
fungsi dan kedudukan sebagai berikut.
a) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
1) Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Nasional
2) Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional
3) Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa
4) Bahasa Indonesia sebagai Alat Pengubung Antarbudaya dan Antardaerah

4
Handout by Emy R. Kusuma, M.Pd

b) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


1) Bahasa Resmi Kenegaraan
2) Pengantar dalam Pendidikan
3) Alat Penghubung Tingkat Nasional
4) Alat Pengembang Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

REFERENSI
Chaer, A. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Endarmoko, E. 2017. Remah-Remah Bahasa. Bandung: Bentang Pustaka.
Rani, A., Martutik, & Arifin, B. 2013. Analisis Wacana: Tinjauan Deskriptif. Malang: Surya
Pena Gemilang.
Sumarsono. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim MKU Bahasa Indonesia.2015. Bahasa Indonesia Kontekstual. Surabaya: Pustaka Raja.

Anda mungkin juga menyukai