Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN

INTERNASIONA
L
1. Makna Perjanjian Internasional
■ Secara umum perjanjian internasional dapat diartikan sebagai
perjanjian antarnegara atau antara negara dengan organisasi
internasional yang menimbulkan akibat hukum tertentu berupa hak
dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian
tersebut�
■ Perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang penting dalam
pelaksanaan hubungan internasional
■ Di dalam perjanjian internasional, diatur hal-hal yang menyangkut hak
dan kewajiban antarnegara yang mengadakan perjanjian dalam rangka
hubungan internasional
■ Perjanjian internasional menjadi sumber hukum terpenting bagi hukum
internasional, karena lebih menjamin kepastian hokum
■ Menurut Pasal 38 Ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, perjanjian
internasional merupakan sumber utama dari sumbersumber hukum
inter nasional lainnya.
❑ Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting,
karena alasan berikut:
a. Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum
sebab perjanjian internasional dilakukan secara tertulis
b. Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah
kepentingan bersama di antara para subjek hukum
internasional.
❑ Berdasarkan dua alasan tersebut, suatu perjanjian
internasional yang dibuat secara sepihak karena ada unsur
paksaan dianggap tidak sah dan batal demi hokum.
❑ Oleh karena itu, dalam membuat suatu perjanjian
internasional harus di- per hatikan asas-asas berikut:
a) Pacta Sunt Servada, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian
yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya
b) Egality Rights, yaitu asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling
mengadakan hubungan atau perjanjian internasional mempunyai
kedudukan yang sama
c) Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu negara
terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat
negatif maupun positif
d) Bonafides, yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan
harus didasari oleh itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam
perjanjian tersebut tidak ada pihak yang merasa dirugikan
e) Courtesy, yaitu asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan
Negara
f) Rebus sig Stantibus, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap
perubahan yang mendasar dalam keadaan yang bertalian dengan
perjanjian itu.
Adapun istilah lain dari perjanjian internasional adalah sebagai berikut:
1) Traktat (treaty)
2) Persetujuan (agreement)
3) Konvensi (convention)
4) Protokol (protocol)
5) Piagam (statuta)
6) Charter
7) Deklarasi (declaration)
8) Modus vivendi
9) Covenant
10) Ketentuan penutup (final act)
11) Ketentuan umum (general act)
12) Pertukaran nota
13) Pakta (pact)
2. Klasifikasi Perjanjian Internasional yang Dilakukan
Indonesia
Adapun klasifikasi dari perjanjian internasional adalah sebagai berikut:
a. Menurut subjeknya
1) Perjanjian antarnegara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan
subjek hukum internasional
2) Perjanjian antara negara dengan subjek hukum internasional lainnya
3) Perjanjian antar-subjek hukum internasional selain negara
b. Menurut jumlah pihak yang mengadakan perjanjian
1) Perjanjian bilateral, artinya perjanjian antara dua negara yang mengatur
kepentingan dua negara tersebut
2) Perjanjian multilateral, artinya perjanjian yang melibatkan banyak negara
yang mengatur kepentingan semua pihak
C. Menurut isinya
1) Segi politis, seperti pakta pertahanan dan pakta perdamaian
2) Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan keuangan
3) Segi hukum, seperti status kewarganegaraan, ekstradisi dan sebagainya
4) Segi batas wilayah, seperti batas laut teritorial, batas alam daratan dan
sebagainya
5) Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah
penyakit, dan sebagainya
D. Menurut proses pembentukannya
1) Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan,
penandatanganan dan ratifikasi.
2) Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu
perundingan dan penandatanganan (biasanya digunakan kata
persetujuan)
e. Menurut sifat pelaksanaan perjanjian
1) Perjanjian yang menentukan (dispositive treaties), yaitu suatu perjanjian
yang maksud dan tujuannya dianggap sudah tercapai sesuai isi perjanjian
itu.
2) Perjanjian yang dilaksanakan (executory treaties), yaitu perjanjian yang
pelaksanaannya tidak sekali, melainkan dilanjutkan secara terus-
menerus selama jangka waktu perjanjian berlaku

f. Menurut fungsinya
1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu
perjanjian yang meletakkan ketentuan-ketentuan hukum bagi
masyarakat internasional secara keseluruhan atau bersifat multilateral.
Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga
2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang
hanya menimbulkan akibat-akibat hukum (hak dan kewajiban) bagi pihak-
pihak yang mengadakan perjanjian atau bersifat bilateral
■ Tahapan perjanjian internasional:
1. Perundingan (negotiation)
2. Penandatanganan (signature)
3. Pengesahan (ratification)
4. Pengumuman (declaration)
Berlaku dan Berakhirnya Perjanjian Internasional
■ Berlakunya Perjanjian Internasional :
• Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini.
• Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh
negara perunding.
• Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera
setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding.
• Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah
perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada
tanggal tsb, kecuali bila perjanjian menentukan lain.
• Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya,
pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara
dan tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-
masalah lain yang timbul yang perlu sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku
sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu.
Berakhirnya Perjanjian Intenasional
Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan bahwa
suatu perjanjian berakhir karena :
1) Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
2) Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.
3) Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek
perjanjian itu.
4) Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian
itu.
5) Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan
perjanjian yang terdahulu.
6) Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan
perjanjian itu sudah dipenuhi.
7) Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan
pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai