P
NIM : 857682732
1. Kata kedaulatan berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata daulat (daulah) artinya
kekuasaan (dinasti), pemerintahan. Dalam bahasa Inggris kedaulatan disamakan dengan
kata “sovereignty”, yang berasal dari kata Latin supranitas. Kedaulatan berarti kekuasaan
yang tertinggi, atau kekuasaan yang tidak berada di bawah kekuasaan lain. Kedaulatan
mempunyai dua pengertian, yaitu kedaulatan ke dalam dan ke luar. Kedaulatan ke dalam
adalah kedaulatan suatu negara untuk mengatur segala kepentingan rakyatnya tanpa
campur tangan negara lain. Sedangkan kedaulatan keluar adalah kedaulatan suatu negara
untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain demi
kepentingan bangsa dan negara.
a. UNIVERSAL ABSOLUT
b. UNIVERSAL RELATIF
Pandangan universal relatif adalah pandangan bahwa perlindungan HAM memang
bersifat universal namun masih mengakui pengecualian berdasarkan asas-asas hukum
internasional.
c. PARTIKULAR ABSOLUT
Pandangan partikularistik absolut adalah pandangan dimana persoalan HAM dalam
pelaksanaanya sepenuhnya bergantung pemimpin negara yang bersangkutan.
d. PARTIKULAR RELATIF
Pandangan partikularistik relatif adalah pandangan dimana HAM dipandang secara
universal namun dalam penerapannya masih memperhatikan nilai kultur dan budaya.
Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan suatu objek
hukum internasional.
a. Perjanjian antar negara dengan subjek internasional lainnya.
b. Perjanjian antar subjek hukum internasional selain negara.
Perjanjian internasional menurut jumlah pihak yang mengadakan perjanjian terdiri dari
perjanjian bilateral dan multirateral.
a. Perjanjian bilateral artinya perjanjian antara dua negara.
b. Perjanjian multirateral artinya perjanjian yang melibatkan banyak negara.
Isinya
Menurut isinya perjanjian internasional dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara
lain yaitu:
a. Segi politis seperti pakta pertahanan dan pakta perdamaian, misalnya NATO, ANZUS
dan SEATO.
b. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan keuangan, misalnya APEC, CGI, IMF. IBRD
dan sebagainya.
c. Segi hukum seperti status kewarganegaraan “Indonesia-China”.
d. Segi batas teritorial seperti laut teritorial, batas alam daratan dan sebagainya.
e. Segi kesehatan seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit dan
sebagainya.
Sifat Pelaksanaannya
Menurut sifat pelaksanaannya perjanjian internasional dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu:
a. Perjanjian yang menentukan “dispositive treaties” yaitu perjanjian yang maksud dan
tujuannya dianggap sudah tercapai sesuai isi perjanjian itu.
b. Perjanjian yang dilaksanakan “executory treaties” yaitu perjanjian yang pelaksanaannya
tidak sekali, melainkan dilanjutkan secara terus menerus selama jangka waktu perjanjian
berlaku.
Fungsinya
a. Law making treaties “perjanjian yang membentuk hukum” yaitu suatu perjanjian yang
melatakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional
secara keseluruhan “multirateral”. Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga.
Contohnya, konvensi wina 1958 tentang hubungan diplomatik.
b. Treaty contract “perjanjian yang bersofat khusus” yaitu perjanjian yang menimbulkan
kewajiban bagi negara yang mengadakan perjanjian saja “perjanjian bilateral”, contohnya
perjanjian Dwi Kewarganegaraan Ri-China tahun 1995.
Prosess Pembentuknya
5. 1) Hak asasi politik:sampai hak pribadi kelompok agar semua hak dapat dipenuhi,maka
hak tersebut harus dibatasi
2.) Hak asasi manusia:tidak bisa dihilangkan dibatasi agar jangan sampai hak asasi
seseorang akan merampas hak orang lain