Anda di halaman 1dari 3

Nama : R.

Arya Diva Sulistio Prananda


Kelas : D
NIM : 205010101111032
Absen :30
UTS HUKUM INTERNATIONAL
1. Jelaskan apakah HI adalah hukum dalam artian sebenarnya
2. Jelaskan peran Perjanjian Westphalia bagi perkembangan HI
3. Jelaskan tahapan pembuatan perjanjian internasional berdasarkan Konvensi Wina
1669 dan UU No 24 tahun 2000
4. Jelaskan syarat syarat Belligerensi
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan monisme dan dualisme dalam HI
Jawaban
1. Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H.
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara negara dengan
negara, dan negara dengan subjek hukum lain yang bukan negara atau subjek
hukum bukan negara satu sama lain.

Sedangkan hukum sendiri menurut Bronwen morgan & karen yeung adalah
peraturan-peraturan yang berwenang yang didukung oleh kuakatan memaksa, hal
ini berarti bahwa HI adalah hukum yang subyek pelakunya adalah negara dan
Lembaga international yang bertujuan guna terbentuknya hubungan antar negara
yang sesuai dengan

2. Perjanjian Westphalia adalah suatu hal yang penting dalam perkembangan HI


dikarenakan telah berhasil menghasilkan konsep nation-state (bangsa dan negara)
yang mencantumkan banyak aturan dan prinsip politik masyarakat negara-negara
baru, salah satunya adalah prinsip non-intervention .Prinsip non-intervensi
tersebut memiliki arti bahwa setiap negara berhak untuk mengatur dan
mengendalikanatas urusan internal negaranya tersendiri. Selain itu, perjanjian
Westphalia juga memuat prinsip kesamaan di depan hukum bagi setiap negara.

3. Konvensi Wina tahun 1969, tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional ada


3 yaitu:
 Perundingan (Negotiation) penjajakan terlebih dahulu atau
pembicaraan awal oleh masing-masing pihak yang berkepentingan bisa
diwakil oleh kepala negara, kepala pemerintahan, mentri luar negeri atua
duta besar.
 Penandatanganan (Signature) bentuk tertulis hitam diatas putih sebagai bentuk
terjalinnya hubungan.
 Pengesahan (Ratification)
Suatu negara mengikat diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila
telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
Penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih
harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan.
Sedangkan dalam UU no 24 tahun 2000 dalam pasal 6 disebutkan bahwa
Pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap
 penjajakan,
 perundingan,
 perumusan naskah,
 penerimaan, dan
 penandatanganan.
4. syarat agar suatu kelompok tersebut dapat dianggap sebagai belligerent
adalah
 Angkatan perangnya adalah kesatuan yang sah sesuai dengan hukum
perang dan bukan para pembajak;
 ii. Peperangan antara pihak harus sesuai dengan hukum perang;
 iii. Kapal-kapal perangnya adalah kapal-kapal perang yang sah dan bukan
bajak laut;
 iv. Blokade-blokade yang dilakukannya di laut harus dihormati oleh negara
negara netral;
 v. Harus menguasai beberapa wilayah dalam suatu negara;
 vi. Menjalankan pemerintahan yang teratur sebagai tandingan terhadap
pemerintah yang berkuasa;
 vii. Bersedia melindungi warga negara asing dan harta bendanya.
Menurut Lauterpacht, syarat-syarat belligerent adalah:  Adanya
peperangan sipil yang diikuti dengan pertikaian terbuka;  Adanya
pendudukan wilayah tertentu dan penyelenggaraan pemerintahannya; 
Dipimpin oleh seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap anak
buahnya;  Adanya negara ketiga yang menyatakan sikapnya terhadap
pertikaian tersebut.
5. Teori monisme adalah teori yang beranggapan bahwa ada sebuah prinsip
yang mendasar baik hukum nasional maupun internasional ,yaitu letak dalam hukum
pada umumnya yang membuat hukum international setara dengan hukum nasional
sehingga dapat langsung diberlakukan tanpa perlu diubah kedalam system hukum
nasional.teori monism sendiri skrng terbagi menjadi 2 yaitu
monism primat hukum nasional yaitu bahwa kebiasaan international terlahir pada
praktek praktek negara
monism primat hukum international yaitu hukum nasional berasal dari hukum
international dengan demikian segala permasalahan yang terjadi, hukum international
harus didahulukan karena lebih tinggi
sedangkan dalam teori dualism menjelaskan bahwa hukum national dan international
berada dalam ranah yang berbeda. Karena mempunyain karakterisktik dasar yang
berbeda dalam hubungan antar negara dan didalam negara ,selain itu juga struktur
yang digunakan dalam antar negara dan intra negara juga berbeda hal ini terkait
1. hukum nasional bersifat subordinative yaitu adanya hubungan tinggi rendah antara
yang diperintah (rakyat) dan yang memerintah (pemerintah). Sedangkan international
bersifat koordinatif artinya tidak ada yang lebih tinggi
2.subyek hukum dalam hukum nasional bercakupan sempit berbeda dengan hukum
international yang luas seperti invidu,negara,organisasi international,perusahaan dll
3.kurang jelasnya aturan international yang membuat salah tafsir karena cakupan yang
terlalu luas dan kompleks ,berbeda dengan hukum nasional yang jelas dalam mengatur
anggota masyrakatnya
4.hukum nasional memiliki supranasional yaitu legislative,eksektuif, dan yudikastif yang
setiap elemen mempunya tugas dan kewenangan masing” sedangkan hukum
international tidak memiliki dan PBB tidak mempunyai kewenangan untuk meciptakan
atau membuat aturan
5.hukum nasional memiliki aparat penegak hukum seperti Polisi sedangkan hukum
international tidak

Anda mungkin juga menyukai