HUKUM INTERNASIONAL
2. Soal:
a. Apa itu suksesi? Jelaskan
Jawab:
Suksesi adalah suatu pergantian yang terjadi dalam proses kehidupan
bernegara. Istilah suksesi mengimplikasikan akan adanya suatu perpindahan
kekuasaan dari kelompok yang pertama kepada yang kedua. Peristiwa yang termasuk
kategori suksesi itu luas, suksesi bisa juga berarti penggabungan, pemisahan, ataupun
pembentukan sebuah Negara atau hal-hal lain yang memiliki konsekuensi terjadinya
perubahan kedaulatan. Suksesi terbagi menjadi dua yaitu suksesi Negara dan suksesi
pemerintahan.
3. Apa yang di maksud dengan pengakuan kolektif dan pengakuan negara prematur ?
Jawab:
Pengakuan kolektif adalah pengakuan yang diwujudkan dalam suatu perjanjian
internasional atau konferensi multilateral. Pengakuan kolektif juga merupakan pengakuan
ke dalam sebuah bentuk dari deklarasi yang dimana dibentuk oleh sebuah kelompk negara
dan juga pengakuan akan diberikan ke dalam sebuah penerimaan dari negara baru dari
perjanjian multilateral. Contoh: Helsinki Treaty 1976.
Pengakuan prematur adalah pengakuan yang diberikan kepada Negara baru tanpa
memperhitungkan terlebih dahulu keadaan atau syarat yang pada umumnya harus
dipenuhi atau ditetapkan oleh hukum Internasional sebelum pengakuan diberikan. Contoh
masa lalu pengakuan prematur ini terjadi dengan pengakuan perancis terhadap amerika
serikat pada tahun 1778 yang menyebabkan inggris segera menyatakan perang terhadap
perancis.
4. Apa yang dimaksud dengan sengketa politik dan apa pula yang dimaksud dengan
sengketa hukum ? Jelaskan
Jawab:
Sengketa politik ialah sengketa ketika suatu negara mendasarkan tuntutan tidak atas
pertimbangan yurisdiksi melainkan atas dasar politik atau kepentingan lainnya. Sengketa
yang tidak bersifat hukum ini penyelesaiannya secara politik. Keputusan yang diambil
dalam penyelesaian politik hanya berbentuk usul-usul yang tidak mengikat negara yang
bersengketa. Usul tersebut tetap mengutamakan kedaulatan negara yang bersengketa dan
tidak harus mendasarkan pada ketentuan hukum yang diambil.
Sengketa hukum yaitu sengketa dimana suatu negara mendasarkan sengketa atau
tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian atau yang
telah diakui oleh hukum internasional. Keputusan yang diambil dalam penyelesaian
sengketa secara hukum punya sifat yang memaksa kedaulatan negara yang bersengketa.
Hal ini disebabkan keputusan yang diambil hanya berdasarkan atas prinsip-prinsip hukum
internasional.
5. Tulislah penyelesaian sengketa secara damai dan secara kekerasan. Jelaskan masing-
masing nya.
Jawab:
1. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Kekerasan
Metode kekerasan dalam menyelesaikan sengketa internasional terdiri atas cara-cara
seperti berikut.
Pertikaian Bersenjata
Pertikaian bersenjata ialah suatu pertentangan yang disertai penggunaan kekerasan
angkatan bersenjata tiap-tiap pihak dengan tujuan menundukkan lawan, dan
menetapkan persyaratan perdamaian secara sepihak.
Retorsi
Retorsi ialah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang
tidak pantas dari negara lain. Perbuatan retorsi ialah perbuatan sah, tetapi tidak
bersahabat. Contoh retorsi antara lain retorsi mengenai pengetatan hubungan
diplomatik, penghapusan hak istimewa diplomatik, dan penarikan kembali konsensi
pajak atau tarif.
Reprasial
Reprasial ialah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang
melanggar hukum dari negara lawan dalam suatu sengketa. Reprasial bisa dilakukan
pada masa damai maupun di antara pihak yang bersengketa. Reprasial pada masa
damai antara lain pemboikotan barang, embargo, dan unjuk kekuatan (show of force).
Blokade Damai
Blokade ialah suatu pengepungan wilayah, misalnya pengepungan suatu kota atau
pelabuhan dengan tujuan untuk memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar.
Ada dua macam blokade, yaitu blokade pada masa perang dan damai.
Arbitrase
Penyelesaian pertikaian atau sengketa internasional melalui arbitrase internasional
adalah pengajuan sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih secara bebas
oleh para pihak. Mereka itulah yang memutuskan penyelesaian sengketa, tanpa terlalu
terikat pada pertimbangan-pertimbangan hukum. Putusan itu dapat didasarkan pada
kepantasan dan kebaikan.
Penyelesaian Yudisial
Penyelesaian yudisial adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui suatu
pengadilan internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan
memberlakukan kaidah-kaidah hukum. Lembaga pengadilan internasional yang
berfungsi sebagai organ penyelesaian yudisial dalam masyarakat internasional adalah
International Court of Justice.
Negosiasi
Negosiasi ialah upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan secara langsung oleh
para pihak yang bersengketa melalui dialog tanpa ada keikutsertaan dari pihak ketiga.
Dalam pelaksanaan negosiasi ini, para pihak melakukan pertukaran pendapat dan usul
untuk mencari kemungkinan tercapainya penyelesaian sengketa secara damai.
Negosiasi dapat berbentuk bilateral dan multilateral. Negosiasi bisa dilangsungkan
melalui saluran diplomatik pada konferensi internasional atau dalam suatu lembaga
atau organisasi internasional.
Mediasi
Mediasi ialah suatu tindakan negara ketiga atau individu yang tidak berkepentingan
dalam suatu sengketa internasional, yang bertujuan membawa ke arah negosiasi atau
memberi fasilitas ke arah negosiasi dan sekaligus berperan serta dalam negosiasi
pihak sengketa tersebut. Pelaksana mediasi disebut mediator. Mediator bisa dilakukan
oleh pemerintah maupun individu. Mediator lebih berperan aktif demi tercapainya
penyelesaian sengketa.
Konsiliasi
Seperti cara mediasi, penyelesaian sengketa melalui cara konsiliasi
memakai intervensi pihak ketiga. Pihak ketiga yang melakukan intervensi ini biasanya
adalah negara. Tapi, bisa juga sebuah komisi yang dibentuk oleh para pihak.
Konsiliasi juga bisa diartikan sebagai upaya penyelesaian sengketa secara bersahabat
dengan bantuan negara lain atau badan pemeriksa yang netral atau tidak memihak,
atau dengan bantuan Komite Penasihat.