Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

HUKUM INTERNASIONAL

NAMA : NUR SIFA DEFIANI


NIM : B10020360
KELAS : J

Dosen Pengampu : Novianti, SH., LLM.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
2021
UAS HUKUM INTERNASIONAL

1. Mengapa negara di katakan subjek HI yang pertama dan utama??


Jawab:
Negara adalah salah satu subjek hukum internasional (HI) dan disebutkan para ahli
sebagai subjek hukum internasional yang pertama dan utama.
Disebut sebagai yang pertama sebab jika ditinjau dari segi historis maka negara
memang merupakan subjek dari HI yang paling pertama sejak awal kelahiran hingga
pertumbuhan dari hukum internasional itu sendiri. Negara juga dinyatakan sebagai
subyek hukum internasional yang pertama karena kenyataan menunjukkan bahwa yang
pertama melakukan hubungan internasional adalah negara. Aturan-aturan yang disediakan
masyarakat internasional berupa aturan tingkah laku yang harus ditaati oleh negara
apabila negara-negara saling mengadakan hubungan. Negara yang menjadi subyek hukum
internasional adalah negara yang merdeka, berdaulat dan tidak merupakan bagian dari
suatu negara. Artinya, mempunyai pemerintahan sendiri secara penuh dan kekuasaan
penuh terhadap warga negara dalam lingkungan kewenangan negara itu.
Disebut sebagai yang utama sebab secara faktual memang peran negara sangatlah
dominan, maka tidak mengherankan jika hubungan internasional yang paling banyak
menghasilkan prinsip serta kaidah hukum intrnasional pelakunya adalah negara, bukan
subjek hukum internasional lainnya.
Selain itu, negara disebut sebagai subjek hukum internasional yang utama sebab
memiliki apa yang tak dimiliki subjek hukum lainnya yakni Sovereignity atau kedaulatan,
yakni kekuasaan tertinggi yang tak dapat dibagi (utuh) serta tidak berada di bawah
kekuasaan jenis lainnya.

2. Soal:
a. Apa itu suksesi? Jelaskan
Jawab:
Suksesi adalah suatu pergantian yang terjadi dalam proses kehidupan
bernegara. Istilah suksesi mengimplikasikan akan adanya suatu perpindahan
kekuasaan dari kelompok yang pertama kepada yang kedua. Peristiwa yang termasuk
kategori suksesi itu luas, suksesi bisa juga berarti penggabungan, pemisahan, ataupun
pembentukan sebuah Negara atau hal-hal lain yang memiliki konsekuensi terjadinya
perubahan kedaulatan. Suksesi terbagi menjadi dua yaitu suksesi Negara dan suksesi
pemerintahan.

b. Tulislah perbedaan antara suksesi negara dengan suksesi pemerintahan


Jawab:
Suksesi Negara atau state succession adalah terjadinya pergantian identitas
Negara karena terhapusnya kedaulatan wilayah Negara tersebut dengan munculnya
Negara baru di wilayah tersebut. Suksesi Negara juga merupakan peralihan hak dan
kewajiban dari satu negara kepada negara lain, sebagai akibat pergantian negara,
untuk melanjutkan tanggung jawab pelaksanaan hubungan luar negeri dan
pelaksanaan kewajiban sebagai pihak suatu perjanjian internasional, sesuai dengan
hukum internasional dan prinsip-prinsip dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sedangkan suksesi pemerintahan merupakan pergantian pemerintah dalam
suatu Negara. Suksesi pemerintahan lebih ditujukan pada proses transisi
kepemimpinan nasional dan kabinetnya. Dalam suksesi pemerintahan, berlaku apa
yang disebut sebagai prinsip keberlangsungan (continuity) yakni terlepas dari segala
perubahan internal yang dialami oleh Negara tersebut, ia tetap terikat oleh hak-hak
dan kewajiban-kewajiban yang telah mengikat negara tersebut. Oleh karena itu,
pemerintah berikutnya menanggung konsekuensi dari tindakan pemerintah
sebelumnya.

3. Apa yang di maksud dengan pengakuan kolektif dan pengakuan negara prematur ?
Jawab:
Pengakuan kolektif adalah pengakuan yang diwujudkan dalam suatu perjanjian
internasional atau konferensi multilateral. Pengakuan kolektif juga merupakan pengakuan
ke dalam sebuah bentuk dari deklarasi yang dimana dibentuk oleh sebuah kelompk negara
dan juga pengakuan akan diberikan ke dalam sebuah penerimaan dari negara baru dari
perjanjian multilateral. Contoh: Helsinki Treaty 1976.
Pengakuan prematur adalah pengakuan yang diberikan kepada Negara baru tanpa
memperhitungkan terlebih dahulu keadaan atau syarat yang pada umumnya harus
dipenuhi atau ditetapkan oleh hukum Internasional sebelum pengakuan diberikan. Contoh
masa lalu pengakuan prematur ini terjadi dengan pengakuan perancis terhadap amerika
serikat pada tahun 1778 yang menyebabkan inggris segera menyatakan perang terhadap
perancis.

4. Apa yang dimaksud dengan sengketa politik dan apa pula yang dimaksud dengan
sengketa hukum ? Jelaskan
Jawab:
Sengketa politik ialah sengketa ketika suatu negara mendasarkan tuntutan tidak atas
pertimbangan yurisdiksi melainkan atas dasar politik atau kepentingan lainnya. Sengketa
yang tidak bersifat hukum ini penyelesaiannya secara politik. Keputusan yang diambil
dalam penyelesaian politik hanya berbentuk usul-usul yang tidak mengikat negara yang
bersengketa. Usul tersebut tetap mengutamakan kedaulatan negara yang bersengketa dan
tidak harus mendasarkan pada ketentuan hukum yang diambil.
Sengketa hukum yaitu sengketa dimana suatu negara mendasarkan sengketa atau
tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian atau yang
telah diakui oleh hukum internasional. Keputusan yang diambil dalam penyelesaian
sengketa secara hukum punya sifat yang memaksa kedaulatan negara yang bersengketa.
Hal ini disebabkan keputusan yang diambil hanya berdasarkan atas prinsip-prinsip hukum
internasional.
5. Tulislah penyelesaian sengketa secara damai dan secara kekerasan. Jelaskan masing-
masing nya.
Jawab:
1. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Kekerasan
Metode kekerasan dalam menyelesaikan sengketa internasional terdiri atas cara-cara
seperti berikut.
 Pertikaian Bersenjata
Pertikaian bersenjata ialah suatu pertentangan yang disertai penggunaan kekerasan
angkatan bersenjata tiap-tiap pihak dengan tujuan menundukkan lawan, dan
menetapkan persyaratan perdamaian secara sepihak.

 Retorsi
Retorsi ialah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang
tidak pantas dari negara lain. Perbuatan retorsi ialah perbuatan sah, tetapi tidak
bersahabat. Contoh retorsi antara lain retorsi mengenai pengetatan hubungan
diplomatik, penghapusan hak istimewa diplomatik, dan penarikan kembali konsensi
pajak atau tarif.

 Reprasial
Reprasial ialah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang
melanggar hukum dari negara lawan dalam suatu sengketa. Reprasial bisa dilakukan
pada masa damai maupun di antara pihak yang bersengketa. Reprasial pada masa
damai antara lain pemboikotan barang, embargo, dan unjuk kekuatan (show of force).

 Blokade Damai
Blokade ialah suatu pengepungan wilayah, misalnya pengepungan suatu kota atau
pelabuhan dengan tujuan untuk memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar.
Ada dua macam blokade, yaitu blokade pada masa perang dan damai.

2. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai


Penyelesaian secara damai adalah cara penyelesaian tanpa paksaan atau kekerasan. Cara-
cara penyelesaian ini meliputi: arbitrasi, penyelesaian yudisial, negosiasi, jasa-jasa baik,
mediasi, konsiliasi, penyelidikan, penyelesaian di bawah naungan organisasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).

 Arbitrase
Penyelesaian pertikaian atau sengketa internasional melalui arbitrase internasional
adalah pengajuan sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih secara bebas
oleh para pihak. Mereka itulah yang memutuskan penyelesaian sengketa, tanpa terlalu
terikat pada pertimbangan-pertimbangan hukum. Putusan itu dapat didasarkan pada
kepantasan dan kebaikan.
 Penyelesaian Yudisial
Penyelesaian yudisial adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui suatu
pengadilan internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan
memberlakukan kaidah-kaidah hukum. Lembaga pengadilan internasional yang
berfungsi sebagai organ penyelesaian yudisial dalam masyarakat internasional adalah
International Court of Justice.

 Negosiasi
Negosiasi ialah upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan secara langsung oleh
para pihak yang bersengketa melalui dialog tanpa ada keikutsertaan dari pihak ketiga.
Dalam pelaksanaan negosiasi ini, para pihak melakukan pertukaran pendapat dan usul
untuk mencari kemungkinan tercapainya penyelesaian sengketa secara damai.
Negosiasi dapat berbentuk bilateral dan multilateral. Negosiasi bisa dilangsungkan
melalui saluran diplomatik pada konferensi internasional atau dalam suatu lembaga
atau organisasi internasional.

 Good Offices (Jasa Baik)


Good offices (jasa baik) ialah suatu tindakan pihak ketiga yang membawa ke arah
terselenggaranya negosiasi, tanpa berperan serta dalam diskusi mengenai substansi
atau pokok sengketa yang bersangkutan. Good offices akan terjadi jika pihak ketiga
mencoba membujuk para pihak sengketa untuk melakukan negosiasi sendiri. Good
offices adalah suatu metode penyelesaian sengketa internasional yang tidak tercantum
dalam ketentuan pasal 33 Piagam PBB.

 Mediasi
Mediasi ialah suatu tindakan negara ketiga atau individu yang tidak berkepentingan
dalam suatu sengketa internasional, yang bertujuan membawa ke arah negosiasi atau
memberi fasilitas ke arah negosiasi dan sekaligus berperan serta dalam negosiasi
pihak sengketa tersebut. Pelaksana mediasi disebut mediator. Mediator bisa dilakukan
oleh pemerintah maupun individu. Mediator lebih berperan aktif demi tercapainya
penyelesaian sengketa.

 Konsiliasi
Seperti cara mediasi, penyelesaian sengketa melalui cara konsiliasi
memakai intervensi pihak ketiga. Pihak ketiga yang melakukan intervensi ini biasanya
adalah negara. Tapi, bisa juga sebuah komisi yang dibentuk oleh para pihak.
Konsiliasi juga bisa diartikan sebagai upaya penyelesaian sengketa secara bersahabat
dengan bantuan negara lain atau badan pemeriksa yang netral atau tidak memihak,
atau dengan bantuan Komite Penasihat.

 Enquiry atau Penyelidikan


Enquiry atau penyelidikan ialah suatu proses penemuan fakta oleh suatu tim
penyelidik yang netral. Prosedur ini dimaksudkan untuk menyelesaikan sengketa yang
muncul karena perbedaan pendapat mengenai fakta, bukan untuk permasalahan yang
bersifat hukum murni. Hal ini karena fakta yang mendasari suatu sengketa sering
dipermasalahkan.

 Penyelesaian di bawah Naungan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa


Penyelesaian ini diatur dalam pasal 2 piagam PBB. Para anggota PBB berjanji untuk
menyelesaikan persengketaan-persengketaan tanpa melalui kekerasan atau perang.
Tanggung jawab diserahkan kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan. Majelis
Umum diberi wewenang merekomendasikan tindakan tindakan untuk penyelesaian
damai atas suatu keadaan yang bisa mengganggu kesejahteraan umum atau hubungan-
hubungan persahabatan di antara bangsabangsa. Dewan Keamanan bertindak
mengenai beberapa hal, yakni persengketaan yang bisa membahayakan perdamaian
dan keamanan internasional, peristiwa yang mengancam perdamaian, melanggar
perdamaian, dan tindakan penyerangan (agresi).

Anda mungkin juga menyukai