Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HUKUM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

Dosen pengampu :

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Ade nirsha : 2106101010080

Dhea puspita zela : 2106101010068

Reyhan saldinta : 2106101010082

Afifa shahira : 2106101010027

Rahayuni riski : 2106101010030

Muhammad rizki ZA : 2106101010035

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2023
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas pada mata kuliah hukum dan
hubungan internasional tentang “PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL“.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
memberi bimbingan untuk kami dalam penyusunan tugas makalah ini. Tentunya,makalah
ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga maklah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Banda aceh, maret 2023

penulis

Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Dalam dunia Internasional, menjalin hubungan Internasional adalah suatu mutlakyang
tidak dapat dihindari oleh setiap negara, hal ini sudah tertuang di dalam
KonvensiMontevideo 1933 yang menyatakan syarat dari terbentuknya negara salah satu
poin yang paling penting adalah mampu menjalin hubungan Internasional dengan negara
lain,tujuannya adalah adanya saling membutuhkan satu negara dengan negara lainnya,
karenatidak ada satu negara yang dapat memenuhi kebutuhan negaranya sendiri tanpa
bantuandari negara lain. Dengan seringnya negara menjalin hubungan Internasional
dengan negaralain banyak dampak positif yang dihasilkan dan tidak dipungkiri lagi selain
dampak positifyang didapatkan sisi negatifnya pun ada, misalkan suatu negara terlibat
suatu pertikaianatau sengketa Internasional di antara kedua negara, banyak kasus yang
seringmenyebabkan ketegangan di antara negara yang bertikai dan banyak kasus yang
terjadiyang menyebabkan masalah di atas, misalkan kasus Sipadan dan Ligitan antara
Indonesiadan Malaysia, serta suatu Sengketa Kuil Preah vihear antara Thailand dan
Kamboja danyang terakhir ini adalah sengketa yang terjadi di Indonesia yaitu konflik
antara Chinadengan Indonesia atas wilayah pulau Natuna.Berbagai metode penyelesaian
sengketa ini telah berkembang sesuai dengantuntutan zaman. Dahulu. metode
penyelesaian sengketa ini dilakukan dengan kekerasa.seperti perang. invasi. dan lainnya.
Metode itu telah menjadi solusi bagi Negara sebagaiaktor utama dalam hukum
internasional klasik. Seiring dengan perkembangan zaman.cara-cara kekerasan yang
digunakan tersebut direkomendasikan untuk tidak digunakanlagi semenjak lahirnya The
Hague Pace Conference dan Covention on the PacificSettlement of International Disputes
pada tahun 1899 dan 1907.Akan tetapi. karena memliki sifat yang rekomendatif dan tidak
mengikat.konvensi tersebut tidak memiliki kekuatan memaksa (kepastian hukum tetap)
untukmelarang Negara-negara melakukan kekerasa sebagai metode penyelesaian
sengketadengan kekerasan antarnegara. karena LBB tidak mampu melakukan tindakan
preventifuntuk mencegah terjadinya Perang Dunia ke-2.Oleh karena itu. Negara-negara
yang terlibat dalam PD II membentukPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai
pengganti LBB. Terbentuknya PBBdiharapkan dapat menciptakan kedamaian di Dunia.
Dalam praktik hubungan antarnegarasaat ini. PBB telah menjadi organisasi internasional.
Piagam PBB telah dijadikan sebagai
landasan utama oleh banyak Negara untuk menyelesaikan sengketa internasional
dengancara damai.Pencantuman penyelesaian sengketa secara damai dalam Piagam PBB
memangmutlak diperlukan. Hal itu disebabkan konsekwensi logis dari Tupoksi (Tugas
Pokok danFungsi) PBB itu sendiri. yaitu menjaga kedamaian dan kemanan dunia
(Internasional).

B. Rumusan masalah
Dalam pembahasan makalah ini, penulis memberikan rumusan masalah yaitu, apa yang
dimaksud sengketa Internasional dan bagaimana pembagiannya serta bagaimana
aplikasinya.

C. Tujuan masalah
Agar kita tahu bagaimana penyelesaian sengketa internasinal dan bagaimana
pembagiaanya serta aplikasinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antar negara, negara
denganindividu, atau negara dengan organisasi internasional tidak selamanya terjalin
dengan baik, tidak jarang dalam hubungan tersebut terjadi suatu sengketa.
1. Sengketa Internasional ( International Dispute) adalah suatu perselisihan
antarasubjek-subjek hukum Internasional mengenai fakta, hukum atau politik
dimana tuntutanatau pernyataan satu pihak ditolak, dituntut balik atau
diingkari oleh pihak lainnya.
2. Sengketa internasional terjadi apabila perselisihan tersebut melibatkan
pemerintah,lembaga juristic person (badan hukum) atau individu dalam
bagian dunia yang berlainanterjadi karena:
 Kesalahpahaman tentang suatu hal
 Salah satu pihak sengaja melanggar hak / kepentingan negara lain;3.
Dua negara berselisih tentang suatu hal
 Pelanggaran hukum / perjanjian internasional
 Dalam studi hukum Internasional publik, dikenal dua macam
sengketainternasional, yaitu sengketa hukum (legal or judicial dispute)
dan sengketa politik(political or nonjusticiable disputes). Dalam
praktiknya tidak terdapat kriteria pembedaan jelas yang dapat
digunakan untuk membedakan antara sengketa hukum dan sengketa
politik. Meskipun sulit untuk membuat perbedaan tegas antara istilah
sengketa hukum dansengketa politik, namun para ahli memberikan
penjelasan mengenai cara membedakansengketa hukum dan sengketa
politik.Menurut Friedmann, meskipun sulit untuk membedakan kedua
pengertiantersebut, namun perbedaannya dapat terlihat pada konsepsi
sengketanya. Konsepsis engketa hukum memuat hal-hal berikut:
 Sengketa hukum adalah perselisihan antar negara yang mampu
diselesaikan oleh pengadilan dengan menerapkan aturan
hukum yang telah ada dan pasti.
 Sengketa hukum adalah sengketa yang sifatnya memengaruhi
kepentingan vital negara,seperti integritas wilayah, dan
kehormatan atau kepentingan lainnya dari suatu negara.
 Sengketa hukum adalah sengketa dimana penerapan hukum
internasional yang adacukup untuk menghasilkan putusan yang
sesuai dengan keadilan antar negara dan perkembangan
progresif hubungan internasional.
 Sengketa hukum adalah sengketa yang berkaitan dengan
persengketaan hak-hak hukumyang dilakukan melalui tuntutan
yang menghendaki suatu perubahan atas suatu hukumyang
telah ada.
Menurut Sir Humprey Waldock, penentuan suatu sengketa sebagai suatu sengketahukum
atau politik bergantung sepenuhnya kepada para pihak yang bersangkutan. Jika para pihak
menentukan sengketanya sebagai sengketa hukum maka sengketa tersebutadalah sengketa
hukum. Sebaliknya, jika sengketa tersebut menurut para pihakmembutuhkan patokan tertentu
yang tidak ada dalam hukum internasional, misalnya soal pelucutan senjata maka sengketa
tersebut adalah sengketa politik.Sedangkan Menurut Oppenheim dan Kelsen, tidak ada
pembenaran ilmiah sertatidak ada dasar kriteria objektif yang mendasari perbedaan antara
sengketa politik danhukum. Menurut mereka, setiap sengketa memiliki aspek politis dan
hukumnya. Sengketatersebut biasanya terkait antar negara yang berdaulat. Huala Adolf
mengeluarkan pendapatyang sama. Menurut beliau, jika timbul sengketa antara dua negara,
bentuk atau jenissengketa yang bersangkutan ditentukan sepenuhnya oleh para pihak. Bagaimana
keduanegara memandang sengketa tersebut menjadi faktor penentu apakah sengketa yang
terjadimerupakan sengketa hukum atau politik.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembedaan
jenissengketa hukum dan politik internasional dapat dilakukan. Pembedaan dapat dilakukan
denganmelihat sumber sengketa dan bagaimana cara sengketa tersebut diselesaikan, apabila
sengketaterjadi karena pelanggaran terhadap hukum internasional maka sengketa tersebut
menjadisengketa hukum, selain pelanggaran terhadap hukum internasional sengketa dapat
terjadiakibat adanya benturan kepentingan yang melibatkan lebih dari satu negara, sengketa
yangmelibatkan kepentingan inilah yang dimaksud sengketa politik.
B. Metode Penyelesaian Sengketa Internasional
1. Penyelesaian Sengketa Internasional ( public)
Menyelesaikan sengketa-sengketa Internasional sedini mungkin, dengan
cara yangseadil-adilnya bagi para pihak yang telibat, merupakan tujuan
hukum internasional sejak lama.Kaidah-kaidah serta prosedur-prosedur yang
terkait sebagian merupakan kebiasaan praktekdan sebagian lagi berupa
sejumlah konvensi yang membuat hukum yang sangat penting seperti
Konvensi The Hague 1899 dan 1907 untuk Penyelesaian secara Damai
Sengketa-sengketaInternasional dan Charter Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang dirumuskan di San Fransiscotahun 1945. Salah satu tujuan pokok
Charter tersebut adalah membentuk OrganisasiPersetujuan Perserikatan
Bangsa Bangsa untuk mempermudah penyelesaian secara damai perselisihan-
perselisihan antara negara-negara.
Pada umumnya, metode-metode penyelesaian sengketa internasional
publikdigolongkan dalam dua kategori, yaitu penyelesaian secara damai dan
secara paksa ataudengan kekerasan.
 Cara penyelesaian damai
Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak telah
dapatmenyepakati untuk menemukan suatu solusi yang bersahabat.
Penyelesaian sengketasecara damai merupakan konsekuensi langsung
dari ketentuan Pasal 2 ayat (4) PiagamPBB yang berbunyi:‘All
Members shall refrain in their international relations from the threat or
use of force against the territorial integrity or political independence of
any state, or in anyother manner inconsistent with the Purposes of the
United Nations’.Ketentuan Pasal 2 ayat (4) ini melarang negara
anggota menggunakankekerasan dalam hubungannya satu sama lain.
Dengan demikian pelarangan penggunaan kekerasan dan penyelesaian
sengketa secara damai telah merupakannorma-norma imperatif dalam
hubungan antar bangsa. Oleh karena itu hukuminternasional telah
menyediakan berbagai cara penyelesaian sengketa internasionalsecara
damai demi terpeliharanya perdamaian dan keamanan serta
terciptanyahubungan antar bangsa yang serasi.Metode penyelesaian
sengketa-sengketa Internasional secara damai atau bersahabat dapat
dibagi menjadi beberapa klasifikasi. Pengklasifikasian ini tidak berarti
bahwa proses-proses ini secara kaku terpisah sama sekali, yang
masing-masing hanyasesuai untuk memecahkan satu kelompok
sengketa tertentu. Posisi ini tidak demikiandalam praktek. Klasifikasi
metode penyelesaian secara damai dapat dibagi menjadi:
 Negosiasi
Negoisasi adalah cara penyelesaian yang biasanya pertama kali
ditempuhmanakala para pihak bersengketa. Negosiasi dalam
pelaksanaannya memiliki dua bentuk utama, yaitu bilateral dan
multilateral. Negosiasi dapa dilangsungkan melalui seluruh
diplomatic pada konferensi internasional atau dalam suatu
Lembaga atau organisasi internasional.
 Jasa-jasa baikJasa-jasa baik adalah cara penyelesaian sengketa
melalui atau dengan bantuan pihak ketiga. Pihak ketiga disini
berupaya agar para pihak menyelesaikansengketanya dengan
negosiasi. Jadi, fungsi utama jasa baik ini adalahmempertemukan
para pihak sedemikian rupa sehingga mereka mau bertemu, duduk
bersama, dan bernegosiasi.
 Pencarian faktaPenggunaan pencarian fakta ini biasanya ditempuh
manakala cara-carakonsultasi atau negosiasi telah dilakukan dan
tidak menghasilkan suatu penyelesaian.
 MediasiMediasi merupakan suatu cara penyelesaian melalui pihak
ketiga. Pihakketiga tersebut disebut dengan mediator. Mediator
dapat merupakan negara,organisasi internasional atau individu.
Mediator ikut serta secara aktif dalam prosesnegosiasi. Biasanya
dengan kapasitasnya sebagai pihak yang netral
berusahamendamaikan para pihak dengan memberikan sara
penyelesaian sengketa.
 KonsiliasiPenyelesaian sengketa melalui cara konsiliasi juga
melibatkan pihak ketiga(konsiliator) yang tidak berpihak atau
netral dan keterlibatannya karena diminta oleh para pihak. Badan
konsiliasi dapat merupakan badan yang telah terlembaga atau
adhoc (sementara). Konsiliasi merupakan proses yang berupaya
mendamaikan pandangan-pandangan para pihak yang bersengketa
meskipun usulan-usulan penyelesaian yang dibuat oleh konsiliator
sifatnya tidak mempunyai kekuatan hukum.
 ArbitraseArbritase adalah salah satu cara atau alternatif
penyelesaian sengketa yangtelah dikenal lama dalam hukum
internasional. Namun demikian sampai sekarang belum terdapat
batasan atau definisi resmi mengenai arbitrase.
 Penyelesaian secara yudisialPenyelesaian yudisial berarti suatu
penyelesaian dilakukan melalui suatu pengadilan yudisial
Internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya
denganmemberlakukan kaidah-kaidah hukum.
 Penyelesaian Sengketa Internasional Secara KekerasanApabila negara-
negara tidak mencapai kesepakatan untuk menyelesaikansengketa-
sengketa mereka melalui jalur diplomasi atau damai (bersahabat),
maka salahsatu cara yang dapat digunakan sebagai jalan keluar
penyelesaian sengketa adalahmelalui jalur pemaksaan atau kekerasan.
Penyelesaian sengketa Internasional denganmenggunakan kekerasan
secara garis besar dibagi menjadi :
 Perang
Keseluruhan tujuan dari perang adalah untuk menaklukan
negara lawan danuntuk membebankan syarat-syarat
penyelesaian sengketa di mana negara yangditaklukan tersebut
tidak memiliki alternatif lain selain mematuhinya.Cara
peranguntuk menyelesaikan sengketa merupakan cara yang
telah diakui dan di praktikkansejak lama. Bahkan perang telah
juga dijadikan sebagai alat atau instrumen dankebijakan luar
negeri untuk memaksakan hak-hak dan pemahaman mereka
mengenaiaturan-aturan hukum internasional
 Retorsi
Retorsi merupakan istilah untuk melakukan pembalasan oleh
suatu negaraterhadap tindakan-tindakan tidak pantas dari
negara lain, balas dendam tersebutdilakukan dalam bentuk
tindakan-tindakan sah yang tidak bersahabat, misalnya
pemutusan hubungan diplomatik, pencabutan hak istimewa,
penghentian bantuanekonomi dan penarikan konsesi pajak dan
tariff
 Tindakan-tindakan pembalasan (reprasial)
Reparsial adalah upaya paksa untuk memperoleh jaminan
ganti rugi, akantetapi terbatas pada penahanan orang dan
benda. Pembalasan merupakan upaya yangdilakukan oleh suatu
negara terhadap negara lain dengan maksud untuk
menyelesaikansengketa yang timbul oleh karena negara
tersebut telah melakukan tindakan yang tidak dibenarkan
 Blokade secara damai
Blokade secara damai adalah tindakan blokade yang dilakukan
pada waktudamai. Tindakan ini pada umumnya ditunjukan
untuk memaksa negara yang pelabuhannya diblokade untuk
mengganti kerugian oleh negara yang melakukan blokade.
Blokade secara damai dapat dipandang sebagai suatu prosedur
kolektif yangdiakui untuk memperlancar penyelesaian sengketa
antara negara. Secara tegas tindakan blokade disebut dalam
Pasal 42 Piagam PBB sebagai suatu tindakan yang
bolehdiprakasai oleh Dewan Keamanan demi untuk
memelihara kedamaian dunia
 Intervensi
Intervensi merupakan cara untuk menyelesaikan sengketa
internasional denganmelakukan tindakan campur tangan
terhadap kemerdekaan politik negara tertentu.Hukum
internasional pada prinsipnya menegaskan bahwa suatu negara
dilarang untukturut campur dalam urusan negara lain. Hal ini
ditekankan dengan jelas dalam Pasal 2ayat (4) dan ayat (7)
Piagam PBB, yang mana melarang negara anggota untuk
ikutcampur dalam urusan dalam negeri negara lain dalam
bentuk apapun.
2. Penyelesaian Sengketa Internasional (private)
Hukum Internasional privat adalah bagian hukum Internasional yang terkaitdengan hak
dan kewajiban individu sebagai para pihak dan lembaga Internasional non pemerintah
dalam urusan Internasional yang mengacu pada kaidah prinsip-prinsiphukum perjanjian
atau kontrak Internasional dan konvensi Internasional. Perbedaanacuan kaidah hukum
tersebut menimbulkan adanya perbedaan dalam penyelesaian sengketaInternasional
publik dan privat. Di atas telah dijelaskan metode-metode penyelesaiansengketa publik,
sedangkan metode-metode penyelesaian sengketa privat yakni terletakdalam kontrak
kesepakatan yang telah dibuat sebelum melakukan kesepakatan apakahditempuh dengan
menggunakan:
 Pilihan hukum (choice of law)
Pada prinsipnya, para pihak diberikan kebebasan dalam menentukan
hukummana yang berlaku dalam perjanjian sesuai dengan prinsip
kebebasan berkontrak.Kebebasan para pihak untuk menetukan hukum
ini termasuk kebebasan untuk memilihkepatutan dan kelayakan (ex
aequo et bono). Peran choice of law
di sini adalah menentukan hukum yang akan digunakanoleh badan
peradilan (peradilan atau arbitrase) untuk:
 Menentukan keabsahan suatu kontrak
 Menafsirkan suatu kesepakatan-kesepakatan dalam kontrak
 Menentukan telah dilaksanakan atau tidak dilaksanakannya
suatu prestasi
 Menentukan akibat-akibat hukum dari adana pelanggaran
terhadap kontrak.
 Pilihan forum (choice of jurisdiction)
Berdasarkan asas kebebasan berkontrak, maka para pihak dalam
kontrakdapat memilih pengadilan mana seandainya timbul sengketa
terhadap kontrak yang bersangkutan yang dapat dilakukan melalui
pilihan forum pengadilan dan di luar pengadilan. Forum penyelesaian
sengketa dalam hal ini pada prinsipnya juga samadengan forum yang
dikenal dalam hukum penyelesaian sengketa Internasional
padaumumnya (negosiasi, penyelidikan fakta-fakta, mediasi,
konsiliasi, arbitrase) dan penyelesaian melalui pengadilan atau cara-
cara yang desepakati dan dipilih para pihak.

BAB III
ANALISIS KASUSSENGKETA INTERNASIONAL ANTARA
INDONESIA DAN CHINA ATAS PULAUNATUNA
A. Deskripsi Kasus

Pada hari Sabtu, 19 Maret 2016, terjadi insiden yaitu terpergoknya


kapal MotorKway Fey 10078 berbendera Tiongkok saat melakukan
aktivitas penangkapan ikan di perairan Natuna. Kementerian Kelautan
dan Perikanan mendeteksi kapal nelayanTiongkok pada hari itu pukul
15.14 WIB berada di koordinat 5 derajat lintang utara dan109 derajat
bujur timur yang merupakan Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE)
Indonesia.Insiden itu berbuntut protes resmi dari pemerintah Indonesia
karena upaya penindakan yang hendak dilakukan oleh tim KKP
dihalang-halangi oleh kapal patrolimilik badan keamanan laut
(coastguard) Tiongkok. Kapal penjaga pantai (coast guard)milik
Angkatan Laut China nekat menerobos perbatasan. Tak hanya itu,
mereka jugamenabrak dan menarik paksa kapal yang baru saja
ditangkap operasi gabunganKementerian Kelautan dan Perikanan
bersama TNI AL
.
Akibat Akibat ulah dari kapal coast guard China yang menerabas
wilayah perairan Natuna, Indonesia ini belum usai. Hal ini membuat
pemerintah Indonesia kini berencana meningkatkan pengamanan
wilayah perbatasan itu. Tak sekadar memperketat pengawasan, mereka
bahkan berencana memperkuat posisi militer di perairan
tersebut.Langkah itu dilakukan demi menegakkan kedaulatan NKRI di
lautan khususnya Natuna.Sebagaimana dikutip
viva.com,
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan KeamananLuhut Binsar
Pandjaitan, saat berkunjung ke kantor redaksi tvOne, Rabu malam, 23
Maret2016 mengatakan bahwa Natuna harus jadi seperti kapal induk
kita. Kita Jadikan basismiliter yang kuat, AL dan AU di sana. Dia
menambahkan bahwa presiden Joko Widodo bersikap tegas dan tidak
kompromi mengenai persoalan tersebut.

Pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah


melayangkan protes kepada Pemerintah China, terkait insiden
pelanggaran kedaulatan di perairan laut Natuna, Kepulauan Riau.
Menlu sudah memanggil kuasa usaha sementara Kedutaan BesarChina
di Jakarta. Menlu langsung menyampaikan tiga hal protes pemerintah
Indonesiaatas tragedi di laut Natuna pada Minggu 20 Maret 2016
malam kemarin. Poin kedua dari protes Indonesia ke negeri Tirai
Bambu itu, mengenai upaya yang dilakukan oleh
coast guard
China untuk mencegah upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh
otoritasIndonesia di wilayah ZEE dan landas kontinen. Di mana, salah
satu kapal coast guard China tiba-tiba mengejar Kapal Pengawas (KP)
Hiu 11 milik Indonesia dan kapaltangkapan KM Kway Fey 10078
China dengan kecepatan 25 knots. Kapal cost guard itu justru
menabrak kapal tangkapan hingga rusak. Akhirnya, petugas
meninggalkan kapaltangkapan tersebut demi keselamatan. Dan, yang
ketiga adalah keberatan kita atau proteskita terhadap pelanggaran
kedaulatan laut teritorial Indonesia.
 
B. Analisis Kasus berdasarkan Penyelesaian
Sengketa Internasional

Mengenai kemelut yang terjadi di Laut China Selatan, sebenarnya


Indonesia sejakdahulu telah melakukan upaya diplomatik agar
sengketa Laut China Selatan tidak meluasdi wilayah kedaulatan
Indonesia di Natuna. Pada saat itu, Menlu Indonesia Marty
Natalegawa dan Menlu China Yang Jiechi sepakat untuk mengadakan
diplomasi dalammenyelesaikan sengketa Laut China Selatan.
Mengimplementasikan secara penuh danefektif dari
Declaration on the conduct of Parties in the Shout China Sea
(DOC), yaitumembangun rasa saling percaya, meningkatkan
kerjasama, memelihara perdamaian dan stabilitas di Laut China
Selatan.
Dalam menyelesaikan konflik di laut China Selatan, pemerintah
Indonesia telah memiliki instrumen penyelesaian konflik yang
memadai.Inisiatif Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang
mengusulkan draf awal kode etikatau
zero draft code of conduct
Laut China Selatan bisa dijadikan senjata bagi diplomasiIndonesia.
Ada tiga poin penting yang menjadi tujuan
zero draft code of conduct,
yaitumenciptakan rasa saling percaya, mencegah insden, dan
mengelola insiden jika insiden ituterjadi. Pada tiga tahap ini juga
dipaparkan langkah-langkah konkrit yang mengatur kapal-kapal
perang untuk menciptakan rasa saling percaya, mencegah insiden dan
mengelolainsiden.
Code of conduct
yang diusulkan pada September 2012 tersebut telah disetujuidalam
pertemuan antara menteri luar ASEAN dan China Beijing pada
Agustus 2013.

Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dalam pembahasan makalah ini, maka dapat
diketahui bahwa Sengketa Internasional ( International Dispute)
adalah suatu perselisihan antarasubjek-subjek hukum Internasional
mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutanatau pernyataan
satu pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak lainnya.
 

DAFTAR PUSTAKA
Adolf, Huala.
Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional.
Jakarta: SinarGrafika,
2004.http://pkntrisna.wordpress.com/2010/06/16/pengertian-sengketa-
internasional. Mauna, Boer.
Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global.
II. Banrdung: PT.Alumni, 2005.Starke, J.G..
Pengantar Hukum Intenasional.
X. Jakarta: Sinar Grafika, 2009Sood, Muhammad.
Hukum Perdagangan Internasional.
Jakarta: PT.RajaGrafindo,
2011.http://sketsanews.com/555655/konflik-natuna-dalam-tinjauan-
politik-dan-
pertahananhttp://id.scribd.comhttp://regional.kompasiana.comhttp://
idu.ac.idAriffien, Nurul Fitri Zainia.
Upaya Diplomatik Indonesia Terhadap China Dalam Menyelesaikan
Potensi Konflik Landas Kontinen Natuna Di Laut China Selatan.
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014.

Anda mungkin juga menyukai