Anda di halaman 1dari 6

“SIFAT MENGIKAT PERJANJIAN INTERNASIONAL

SEBAGAI SALAH SATU SUMBER HUKUM


INTERNASIONAL”

DOSEN MATA KULIAH :

MUHAMMAD MPU SAMUDRA, SH., MH.

DISUSUN OLEH :

Rose Amadya Berlian

(2102010061)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. Berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan judul “SIFAT
MENGIKAT PERJANJIAN INTERNASIONAL SEBAGAI SALAH SATU
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
EKT 1 mata kuliah Hukum Internasional di Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Islam Syekh Yusuf. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Sifat Mengikatnya Perjanjian Internasional sebagai
Salah satu Sumber Hukum Internasional bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Ucapan terimakasih kepada Bapak Muhammad Mpu Samudra, SH., MH..


selaku Dosen mata kuliah Hukum Internasional yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang ditekuni ini. Penulis menyadari bahwa makalah yang telah selesaikan ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 09 Maret 2023


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Internasional tidak hanya mengatur hal tentang prinsip hukum seperti
norma hukum abstrak yang menjadi dasar penerapan berbagai aturan kontraktual
Internasional tetapi juga mengatur dalam beberapa konvensi dan kebiasaan
internasional. Sumber Hukum Internasional merupakan pemahaman mutlak yang
diperlukan karena berbagai permasalahan hukum, sumber hukum dapat menjadi
wadah dimana menemukan dasar hukum yang dapat digunakan sebagai pedoman.
Sumber Hukum secara umum didefinisikan sebagai asli kewenangan dan kekuatan
memaksa dari suatu produk hukum positif (the origins from which particular
positive laws derive their authority and coercive force).1 Sumber hukum
internasional (the source of international law) diatur di dalam Pasal 38 ayat (1)
Statuta Mahkamah International (International Court of Justice-ICJ). Pasal 38 (1)
Statuta Mahkamah menentukan sebagai berikut;

(1) Perjanjian Internasional (International Conventions), baik yang bersifat


umum maupun yang bersifat khusus, yang merupakan ketentuan-ketentuan
yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketa;
(2) Kebiasaan Internasional (International Custom), yang merupakan paraktek
yang bersifat umum dan diterima sebagai hukum;
(3) Prinsip atau Azas-azas hukum umum yang diakui oleh bangsa-benagsa
beradab;
(4) Putusan-putusan pengadilan dan ajaran dari sarjana yang bereputasi tinggi
dari berbagai bangsa, sebagai sumber tambahan dalam penentuan kaedah
hukum. 2

1
Henry Campbell, 1979, Black‟s Law Dictionary, Fifth Edition, West Publishing, St. Paul Minn, h.
1251
2
Daniel Aditya Situngkir, 2019, Perjanjian Internasional dan Dampaknya bagi Hukum Nasional,
Kertha Wicaksana, h.20
Saat ini kembali membicarakan sumber hukum internasional karena pesatnya
perkembangan yang terjadi di masyarakat internasional dan tentang hukum
internasional. Hubungan antara masyarakat internasional dan hukum internasional
tidak dapat dipisahkan dari sumber hukum internasional karena suatu negara tidak
dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingannya sendiri tanpa ada campur tangan
dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya tersebut, negara-
negara harus terhubung satu sama lain dengan negara atau organisasi internasional
lainnya. Karena perkembangan pesat yang terjadi kepentingan atau hubungan
internasional antar negara atau organisasi internasional tidak dapat lagi diatur atas
dasar kebiasaan internasional kini diatur sesuai dengan kompleksitas
permasalahan yang dihadapi oleh negar- negara tersebut dan subjek hukum
internasional yang berlaku. Saat ini adalah suatu keharusan bagi subjek hukum
internasional untuk menempatkan hubungan internasional ke perjanjian
internasional .

Perjanjian Internasional tidak hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan


hubungan negara satu dengan yang lainnya tetapi sering juga digunakan oleh
negara untuk menyelesaikan sengketa antar negara. Dalam perkembangan hukum
internasional ini menunjukan bahwa hubungan antar negara lebih cenderung
dilembagakan dan dihubungkan dalam berbagai organisasi internasional dalam
bentuk perjanjian internasional. Pada dasarnya setiap negara memiliki kebebasan
dalam mengadakan perjanjian internasional dengan negara manapun, sepanjang
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan negara tersebut. Jika suatu negara
sudah terlibat dalam perjanjian internasional maka negara tersebut telah
mengikatkan diri dalam perjanjian internasional dan akan menciptakan hak dan
kewajiban yang harus ditanggung. Perjanjian Internasional berkedudukan sebagai
sumber hukum internasional di akui secara internasional dalam Pasal 38 ayat (1)
Statuta Mahkamah Internasional, Perjanjian Internasional berperan untuk
mengatur hubungan internasional yang dilakukan oleh subjek hukum
internasional, salah satu yang terpenting yaitu negara. Negara dengan organisasi
internasional juga dapat melakukannya, seperti perjanjian Amerika Serikat dengan
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai kedudukan tetap PBB di New York
dan perjanjian antar organisasi internasional. Mengenai hubungan internasional
saat ini menunjukan betapa pentingnya suatu perjanjian internasional dalam
mengatur hubungan negara yang sifatnya mengikat dan lintas batas. Kedudukan
perjanjian internasional sebagai sumber hukum internasional memiliki banyak
keistimewaan jika dibandingkan dengan hukum kebiasaan internasional.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

Anda mungkin juga menyukai