Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGANTAR HUKUM INDONESIA


HUKUM INTERNASIONAL

Dosen Pembimbing :
Ibu Dianne Eka Rusmawati, S.H., M.Hum.

Disusun oleh :
Nurreza Alfariz Nugraha ( 1912011177 )
Cindi Novita Putri ( 1912011179 )
Zulfi Rizky Aditya ( 1912011186 )
Puteri Adella Khalisha ( 1912011196 )
Khalissa Aliya Indriany ( 1912011201 )

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu Hukum
tentang Hukum Internasional.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Bandar Lampung, Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover
......................................……………………….………....…............….
...1
Kata Pengantar ..…..........................................................................2
Daftar Isi .........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................
4
A. Latar Belakang ...........................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 6
A. Pengertian Hukum Internasional Menurut Para Ahli ............. 6
B. Perbedaan dan Persamaan Hukum Internasonal dan
Hukum Perdata Internasional .......................................................8
C. Subjek dan Objek Hukum Internasional .................................. 9
D. Sumber Hukum Internasional .................................................14
E. Perjanjian Internasional dan Trektat ......................................15
F. Hukum Kebiasaan Internasional ........................................... 18
G. Asas-asas Hukum Internasional ............................................19
BAB III KESIMPULAN
...................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asal muasal munculnya gabungan kata hukum dan intenasional. Kata
hukum internasional sendiri berasal dari bahasa inggris International law,
common law, law of nations, transnational law dan dalam bahasa
Perancis dikenal dengan droit international. Perbedaan terdapat pada
kata terjemahan law dan droit, yang memiliki makna identik hukum atau
aturan. Dalam kamus bahasa indonesia diterjemahkan menjadi « hukum
bangsa-bangsa, hukum antara negara, dan hukum antara negara »
Kata internasional menunjukan bahwasanya kajian hukum tidaklah
bersifat lokal (internal) atau nasional, melainkan hukum yang berlaku bagi
negara-negara di dunia, baik sudah tergabung maupun belum menjadi
anggota PBB.
Oleh karena itu, mempelajari hukum internasional tidak terlepas
dari badan organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa, United
Nations, serta piagam kesepakatan internasional United Charter. Hal ini
dikarenakan PBB merupakan badan internasional yang mendukung
terciptanya ketentuan-ketentuan intenasional dan keberlakuan yang
mengikat anggotanya.
Hubungan antara subjek hukum tidak saja bersekala nasional,
namun sudah sejak lama meluas manjadi hubungan diluar wilayah
kedaulatan suatu negara atau dikenal dengan hubungan internasional.
Untuk menciptakan suatu keteraturan dalam berhubungan antara subjek
hukum tersebut, terciptalah pengaturan transnasional, hukum antara
negara, melewati batas dari satu negara dengan negara lain. Istilah yang
digunakan yaitu hukum internasional.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum internasional?
2. Apa perbedaan dan persamaan antara HI dan HPI?
3. Apa saja subjek dan objek hukum internasional?
4. Apa saja sumber-sumber hukum internasional?
5. Apa itu perjanjian internasional atau traktat?
6. Apa yang dimaksud hukum kebiasaan internasional?
7. Apa saja asas-asas hukum internasional?

C. Tujuan
Makalah ini kami susun selain untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaranHukum Internasional, juga kami memiliki tujuan agar
dapat membantu menambahreferensi mengenai sistem hukum
internasional

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Internasional Menurut Para Ahli


Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas
entitas berskala internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya
diartikan sebagai perilaku dan hubungan antarnegara. Namun, dalam
perkembangan pola hubungan internasional yang semakin meluas,
hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi
internasional, individu, dan perusahaan multinasional.
Hukum internasional adalah hukum antarbangsa yang digunakan
untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku
dalam hubungan antar penguasa dan menunjukkan pada kompleks
kaidah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat
bangsa-bangsa.
Para tokoh hukum mendefinisikan hukum internasional sebagai
berikut:
 Prof. Dr. J.G. Starke
Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar
terdiri atas asas-asas dan peraturan tingkah laku yang mengikat negara-
negara. sehingga ditaati dalam hubungan negara-negara, dan karna itu di
taati dalam hubungan negara-negara.[1][1]

 Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H.


Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara negara
dengan negara, dan negara dengan subjek hukum lain yang bukan negara
atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.
 Rebecca M Wallace

6
Hukum Internasional merupakan peraturan-peraturan dan norma-norma
yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada
suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional, seperti misalnya
organisasi internasional dan individu, dalam hal hubungan satu dengan
lainnya.
 Hugo de Groot
Mengemukakan bahwa hokum dan hubungan internasional didasarkan
pada kemauan bebas atau hokum alam dan persetujuan beberapa atau
semua Negara. Ini ditujukan demi kepentingan bersama dari mereka yang
menyatakan diri di dalamnya.
Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas
Negara antara Negara dengan Negara, Negara dengan subjek hukum
internasional lainnya yang bukan Negara atau subjek hukum bukan
Negara satu sama lain.[2][2]
 Definisi oleh Wirjono Prodjodikoro
Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum
antar berbagai bangsa di berbagai Negara.
 Wirjono Prodjodikoro
Hukum yang mengatur hubungan hukum antarberbagai bangsa di
berbagai Negara.
 Ivan A.Shearer.
Sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur tentang
prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara
dan hubungannya satu sama lain meliputi :
a. Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi institusi atau
organisasi tersebut, serta hubungan antara institusi dan organisasi-
organisasi tersebut dengan negara dan individu.
b. Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-
individu yang menjadi perhatian komunitas internasional.

7
Kesimpulannya, hukum internasional merupakan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara negara dengan negara, subjek hukum
bukan negara, atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.

B. Perbedaan dan Persamaan Hukum Internasional dengan Hukum


Perdata Internasional
Hukum internasional dapat dibagi ke dalam dua ketegori
1. hukum internasional publik dan
2. hukum internasional privat, yang mengatur mengenai hubungan
antara individu yang memiliki kewarganegaraan yang berbeda.

Berbeda dalam definisi, HPI merupakan keseluruhan kaedah dan asas


hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas Negara
atau hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku
hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang
berlainan. Sedangkan hukum internasional merupakan keseluruhan
kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat
perdata.[1][3]
Antara HI dan HPI terdapat titik taut, atau persamaan yaitu,
keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas
negara , yang biasa disebut dengan « internasional », namun sifat hukum
atau persoalan yang diaturnya atau objeknya berbeda.
Perbedaan yang sangat menonjol antara HI dan HPI terletak pada
sumber hukumnya. Sumber HI, sesuai Pasal 38 Piagam Mahkamah
Internasional, yaitu Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-
kebiasaan intenasional, asas umum hukum yang diakui bangsa-bangsa
beradab, kuputusan hakim (yurisprudensi) dan doktrin (pendapat pada
ahli hukum). Sedangkan HPI menggunakan sumber hukum nasional
Negara yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan.

8
C. Subjek dan Objek Hukum Internasional
Subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau
pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional.
Pada awal mula, dari kelahiran dan pertumbuhan hukum internasional,
hanya negaralah yang dipandang sebagai subjek hukum internasional.
Namuan, seiring perkembangan zaman telah terjadi perubahan pelaku-
pelaku subjek hukum internasional itu sendiri. Dewasa ini subjek-subjek
hukum internasional yang diakui oleh masyarakat internasional, adalah:

1. Negara
Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban
Negara, kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam
hukum internasional adalah:
penduduk yang tetap, mempunyai wilayah (teritorial) tertentu;
pemerintahan yang sah dan kemampuan untuk mengadakan hubungan
dengan negara lain.

2. Organisasi Internasional
Organisasi internasional mempunyai klasifikasi, yakni:
Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan
maksud dan tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB);
Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan
maksud dan tujuan yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank,
UNESCO, International Monetary Fund, International Labor Organization,
dan lain-lain;
.c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud
dan tujuan global, antara lain: Association of South East Asian Nation
(ASEAN), Europe Union.

9
3. Palang Merah Internasional
Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi
dalam ruang lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang
berkewarganegaraan Swiss, yang dipimpin oleh Henry Dunant dan
bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan
oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan meluas di
banyak negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di
masing-masing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu
kemudian dihimpun menjadi Palang Merah Internasional (International
Committee of the Red Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa, Swiss.
4. Tahta Suci Vatikan
Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional
berdasarkan Traktat Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah
Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah di
Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai
pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum
internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya,
tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada
bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan
moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci
dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia.

5. Kelompok Pemberontak atau Pembebasan


Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah
dalam negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian
sepenuhnya merupakan urusan negara yang bersangkutan. Namun
apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang,
seperti perang saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan
meluas ke negara-negara lain,
maka salah satu sikap yang dapat diambil adalah mengakui eksistensi
atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri,

10
walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat
oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi. Dengan
pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang
mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau
subyek hukum internasional.
6. Individu
Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti
dengan lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di
berbagai kawasan, menyatakan individu adalah sebagai subyek hukum
internasional yang mandiri.

7. Perusahaan Multinasional (MNC)


Eksistensi MNC dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak
bisa disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi
internasional mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan
multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak dan kewajiban
internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi, struktur
substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.

Subjek hukum internasional juga dapat didefinisikan sebagai pihak yang


dapat dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional
atau setiap negara, badan hokum (internasional) atau manusia yang
memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan internasional.

Sedangkan objek hukum internasional adalah pokok-pokok permasalahan


yang dibicarakan atau dibahas dalam hukum internasional. Namun,
kawasan geografis suatu Negara (difined territory) juga dapat dikatakan
sebagai objek hukum internasional dikarenakan sifat objek hukum
internasional hanya bisa dikenai kewajiban tanpa bisa menuntuk haknya.
Objek hukum merupakan sesuatu yang dapat berguna bagi subyek hukum

11
dan dapat menjadi suatu pokok hubungan hukum yang dilakukan oleh
subyek-subyek hukum, biasanya dinamakan benda atau hak yang dapat
dimiliki dan dikuasai oleh subyek hukum.

Contoh-contoh objek hukum internasional adalah:

1. Hukum Internasional Hak Asasi Manusia


Hukum Internasional hak asasi manusia adalah semua norma hukum
internasional yang ditunjukkan untuk menjamin perlindungan terhadap
pribadi (individu)

2. Hukum Humaniter Internasional


Hukum Humaniter Internasional adalah semua norma hokum
internasional yang bertujuan memberi perlindungan pada saat timbul
konflik bersenjata bukan internasional, kepada anggota pasukan tempur
yang tidak bias lagi menjalankan tugasnya lagi, atau orang-orang yang
tidak terlibat dalam pertempuran

3. Hukum Kejahatan terhadap Kemanusiaan (massal)


Istilah ini dikeluakan oleh pengadilan Nurenberg untuk perbuatan kejam
Nazi Jerman terhadap warga negaranya sendiri. Namun, dewasa ini
genosida (pembunuhan massal dilatar belakangi kebencian terhadap
etnis, suku tertentu)

12
Subyek dan Objek hukum internasional dapat berubah. Seperti apa yang
terjadi pada perang Serbia-Bosnia (perang Balkan), dimana Mahkamah
Internasional (ICJ) akhirnya menjatuhkan hukuman secara individu
terhadap petinggi militer Serbia karena dianggap sebagai orang-orang
yang paling bertanggung jawab terhadap pembantaian kaum muslim
Bosnia.
Objek hukum internasional dapat berubah disebabkan dunia global dan
internasional yang bersifat dinamis (selalu berubah). Sehingga tindak
lanjut dari hukum internasional itu sendiri akan berubah mengikuti arus
perkembangan zaman dan permasalahan baru yang akan timbul dalam
hubungan internasional kedepannya.
Objek hukum internasional dapat hilang. Dalam kaitan ini, kami mencoba
menghubungkan dengan kepulauan yang berada di sebelah timur laut
Australia. Pulau-pulau yang kebanyakan tak berpenghuni ini dijadikan
Prancis (pulau ini dibawah kekuasaan Prancis) dijadikan sebagai ajang uji
coba Nuklir mereka. Sehingga, dampak dari uji coba ini adalah hilangnya
(tenggelam) pulau tersebut.

Dalam hal lain, kasus perebutan pulau Malvinas/Falkland (Inggris-


Argentina) juga dapat dijadikan referensi sebagai hilangnya objek
internasional. Pulau Malvinas (penyebutan oleh orang Argentina dan
Falkland oleh orang Inggris) adalah pada mulanya milik Argentina.
Namun, Inggris mengklaim pulau tersebut sehingga menyebabkan tejadi
perang dimana Argentina kalah dan harus merelakan “hilang” nya pulau
tersebut dari peta geografis wilayah Argentina.

D. Sumber Sumber Hukum Internasional

sumber hukum internasional menurut F.A Whisnu Situni,SH dibedakan


menjadi 2 yaitu :
1. Sumber hukum material

13
2. Sumber hukum formal
Sumber hukum material adalah segala sesuatu yang menentukan isi dari
hokum. Sementara itu sumber hukum formal dapat diartikan dalam 2
macam pengertian :
 sebagai tempat menemukan hokum
 sebagai dasar mengikat.
Menurut Starke, sumber hukum materiil hukum internasional
diartikan sebagai bahan-bahan aktual yang digunakan oleh para ahli
hukum intrenasional untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi suatu
peristiwa atau situasi tertentu.Para sarjana Hukum Internasional
menggolongkan sumber hukum internasional yaitu, meliputi:

 Kebiasaan;
 Traktat;
 Keputusan Pengadilan atau badan-badan Arbitrase;
 Karya-karya Hukum;
 Keputusan atau Ketetapan Organ-organ atau lembaga
Internasional.
Sedangkan menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional,
sumber-sumber hukum internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam
mengadili perkara, adalah:
 Perjanjian internasional (international conventions), baik yang
bersifat umum, maupun khusus;
 Kebiasaan internasional (international custom);
 Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui
oleh negara-negara beradab;
 Keputusan pengadilan (judicial decision) dan pendapat para ahli
yang telah diakui kepakarannya, yang merupakan sumber hukum
internasional tambahan.

14
E. Perjanjian Internasional atau Traktat
Traktat menurut Harmaily, dkk, adalah perjanjian yang diadakan
oleh dua negara (bilateral) atau banyak negara (multilateral).
Traktat adalah perjanjian yang dibuat antara negara, 2 negara atau lebih
Merupakan perjanjian internasional yang dituangkan dalam bentuk
tertentu. Perjanjian terjadi karena adanya kata sepakat dari kedua belah
pihak (negara) yang mengakibatkan pihak-pihak tersebut terikat pada isi
perjanjian yang dibuat.
Trakat ini juga mengikat warganegara-warganegara dari negara-negara
yang bersangkutan
Dapat dijadikan hukum formal jika memenuhi syarat formal tertentu,
misalnya dengan proses ratifikasi.
Asas Perjanjian “Pacta Sun Servanda” = perjanjian harus dihormati dan
ditaati.
Perjanjian internasional ada 2 yaitu :

Tertulis→yang dituangkan dalam instrumen-instrumen berbentuk


perjanjian tertulis dan pembentukannya melalui prosedur atau aturan
tertentu hukum internasional (formal)
Tidak tertulis→yang di ekspresikan melalui instrumen-instrumen yang
tidak tertulis yang dapat berupa :
Ucapan lisan
Tindakan tertentu dari subjek hukum internasional lainnya, dan
Tulisn yang pembentukannya tidak melalui atau membutuhkan prosedur
tertentu.
Traktat yang membentuk hukum:

15
yang memuat peraturan mengenai hukum internasional secara
universal,ch:Piagam PBB
menetapkan peraturan yang bersifat umum
Kontrak dengan traktat, yaitu traktat yg menetapkan hak dan kewajiban
yang hanya berlaku bagai peserta traktat tersebut. yang perlu
diperhatikan dalam treatycontract :

sederatan treatycontract yang dapat merupakan proses lahirnya


kebiasaan internasional;
ada kalanya traktat semula diadakan beberapa negara saja, tapi
kemudian diterima secara umum;
traktat dapat memiliki nilai yang jelas yang menggambarkan hukum yang
bersifat umum
Proses pembuatan traktat menurut utrecht :

Penetapan, (sluiting). Pada tahap ini diadakan perundingan, atau


pembicaraan tentang masyalah yang mnyangkut kepentingan masing-
masing negara. Hasilnya berupa concept verdrag, yakni penetapan isi
perjanjian.
Persetujuan. Penetapan-penetapan pokok dari hasil perundingan itu
diparaf sebagai tanda persetujuan sementara, karena naskah tersebut
masih memerlukan persetujuan lebih lanjut dari DPR negara masing-
masing. Kemungkinan terjadi bahwa masing-masing DPR masih
mengadakan perubahan-perubahan terhadap naskah tersebut.
Penguatan (bekrachtiging). Setelah diperoleh persetujuan dari kedua
negara tersebut, kemudian disusul dengan penguatan (bekrachtiging)
atau disebut juga pengesahan (ratificatie) oleh masing-masing kepala
negara. Sesudah di ratifikasi maka tidak mungkin lagi kedua belah pihak
untuk mengadakan perubahan, dan perjanjian itu sudah mengikat kedua
belah pihak.

16
Pengumuman (afkondiging). Perjanjian yang disetujui dan ditandatangani
oleh para pihak, kemudian diumumkan. Biasanya dilakukan dalam suatu
upacara dengan saling menukarkan piagam perjanjian.
Berakhirnya traktat:

Telah tercapainya tujuan dari traktat


Habis berlakunya traktat tersebut
Punahnya salah satu pihak atau punahnya objek traktat
Adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri traktat
Diadakannya traktat yang baru untuk mengakhiri traktat yang terdahulu
Diepenuhinya syarat-syarat uuntuk berakhirnya traktat
Diakhirinya traktat secara sepihak dan diterima pengakhirannya oleh
pihak lain .
F. Hukum Kebiasaan Internasional
Menurut Bellefroid
“semua peraturan-peraturan yang walaupun tidak ditetapkan oleh
negara, tetapi ditaati oleh seluruh rakyat, kerena mereka yakin bahwa
peraturan itu berlaku sebagai hukum.”

Menurut Alf Ross


“persetujuan (konsensus) yang diekspresiakan melalui praktek sebagai
kebiasaan internasional.”

Menurut J.I. Brierly


“praktek negara-negara/kebiasaan internasional disatu pihak, dan
adanya perasaan mewujudkan kewajiban, sebagai persetujuan
(konsensus) dilain pihak internasional, karena tanpa dua unsur ini hukum
tersebut tidak akan terbentuk.”

17
Dua unsur pembentuk hukum kebiasaan internasional ;
1. Kebiasaan internasional, unsur material
2. Opinio juris (keyakinan hukum), unsur psikologis

Prinsip-Prinsip Hukum Umum


Prinsip hukum umum dicantumkan dalam Pasal 38 ayat 1 huruf C Statuta
Mahkamah Internasional sebagai berikut : “the general principle of law
recognized by cilivized nations” walaupun dari istilahnya tidak
mencerminkan adanya proses pembentukan hukum seperti dalam istilah
perjanjian dan kebiasaan internasional, para ahli berdasarkan Pasal 38
ayat 1 menganggap prinsip-prinsip hukum sebagai sumber hukum formal,
yang berdiri sendiri dan terpisah dari perjanjian internasional maupun
kebiasaan internasional, anggapan ini muncul berdasarkan pada teori
hukum alam.

Keputusan Peradilan
Keputusan badan peradilan Internasional yang dimaksud disini adalah
putusan megadili perkara perselisihan atau persengketaan yang diajukan
di pengadilan tersebut, dan putusan tersebut harus dibaca sebagai
decision dalam arti yang lebih sempit, yaitu sebagai judgement.

G. Asas Hukum Internasional


Ada beberapa asas asas Hukum Internasional dalam menjalin hubungan
antar bangsa :

ASAS TERITORIAL

18
Menurut azas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau
orang yang berada diwilayah tersebut, berlaku hukum asing
(internasional) sepenuhnya.

ASAS KEBANGSAAN
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya,
menurut asa ini setiap negara di manapun juga dia berada tetap
mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya, Asas ini mempunyai
kekuatan extritorial, artinya hukum negera tersebut tetap berlaku juga
bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.
ASAS KEPENTINGAN UMUM
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalan kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara
dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang
berkaitan dengan kepentingan umum, jadi hukum tidak terikat pada
batas batas wilayah suatu negara.

Dalam pelaksanaan hukum Internasional sebagai bagian dari hubungan


internasional, dikenal ada beberapa asas, antara lain :

PACTA SUNT SERVANDA


Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang
mengadakannya.

EGALITY RIGHTS
Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama

RECIPROSITAS

19
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik
tindakan yang bersifat negatif ataupun posistif.

COURTESY
Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negera

REBUS SIG STANTIBUS


Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar atau
fundamentalis dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu

BAB III
KESIMPULAN

Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas


entitas berskala internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya
diartikan sebagai perilaku dan hubungan antarnegara. Namun, dalam
perkembangan pola hubungan internasional yang semakin meluas,
hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi
internasional, individu, dan perusahaan multinasional.

Perbedaan antara HI dan HPI terletak pada sumber hukumnya. Sumber


HI, sesuai Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, yaitu Perjanjian
Internasional (traktat), Kebiasaan-kebiasaan intenasional, asas umum
hukum yang diakui bangsa-bangsa beradab, kuputusan hakim
(yurisprudensi) dan doktrin (pendapat pada ahli hukum). Sedangkan HPI
menggunakan sumber hukum nasional Negara yang dipilih untuk
menyelesaikan permasalahan.

20
Sedangkan persamaan yaitu, keduanya mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara , yang biasa disebut dengan «
internasional », namun sifat hukum atau persoalan yang diaturnya atau
objeknya berbeda.

Para sarjana Hukum Internasional menggolongkan sumber hukum


internasional yaitu, meliputi: Kebiasaan, Traktat, Keputusan Pengadilan
atau badan-badan Arbitrase, Karya-karya Hukum, Keputusan atau
Ketetapan Organ-organ atau lembaga Internasional. Sedangkan Menurut
Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-sumber
hukum internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam mengadili
perkara, adalah: Perjanjian internasional (international conventions), baik
yang bersifat umum, maupun khusus.

Kebiasaan internasional (international custom). Prinsip-prinsip hukum


umum (general principles of law) yang diakui oleh negara-negara
beradab. dan Keputusan pengadilan (judicial decision) dan pendapat
para ahli yang telah diakui kepakarannya, yang merupakan sumber
hukum internasional tambahan.

21

Anda mungkin juga menyukai