Dosen Pembimbing :
Ibu Dianne Eka Rusmawati, S.H., M.Hum.
Disusun oleh :
Nurreza Alfariz Nugraha ( 1912011177 )
Cindi Novita Putri ( 1912011179 )
Zulfi Rizky Aditya ( 1912011186 )
Puteri Adella Khalisha ( 1912011196 )
Khalissa Aliya Indriany ( 1912011201 )
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu Hukum
tentang Hukum Internasional.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover
......................................……………………….………....…............….
...1
Kata Pengantar ..…..........................................................................2
Daftar Isi .........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................
4
A. Latar Belakang ...........................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 6
A. Pengertian Hukum Internasional Menurut Para Ahli ............. 6
B. Perbedaan dan Persamaan Hukum Internasonal dan
Hukum Perdata Internasional .......................................................8
C. Subjek dan Objek Hukum Internasional .................................. 9
D. Sumber Hukum Internasional .................................................14
E. Perjanjian Internasional dan Trektat ......................................15
F. Hukum Kebiasaan Internasional ........................................... 18
G. Asas-asas Hukum Internasional ............................................19
BAB III KESIMPULAN
...................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asal muasal munculnya gabungan kata hukum dan intenasional. Kata
hukum internasional sendiri berasal dari bahasa inggris International law,
common law, law of nations, transnational law dan dalam bahasa
Perancis dikenal dengan droit international. Perbedaan terdapat pada
kata terjemahan law dan droit, yang memiliki makna identik hukum atau
aturan. Dalam kamus bahasa indonesia diterjemahkan menjadi « hukum
bangsa-bangsa, hukum antara negara, dan hukum antara negara »
Kata internasional menunjukan bahwasanya kajian hukum tidaklah
bersifat lokal (internal) atau nasional, melainkan hukum yang berlaku bagi
negara-negara di dunia, baik sudah tergabung maupun belum menjadi
anggota PBB.
Oleh karena itu, mempelajari hukum internasional tidak terlepas
dari badan organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa, United
Nations, serta piagam kesepakatan internasional United Charter. Hal ini
dikarenakan PBB merupakan badan internasional yang mendukung
terciptanya ketentuan-ketentuan intenasional dan keberlakuan yang
mengikat anggotanya.
Hubungan antara subjek hukum tidak saja bersekala nasional,
namun sudah sejak lama meluas manjadi hubungan diluar wilayah
kedaulatan suatu negara atau dikenal dengan hubungan internasional.
Untuk menciptakan suatu keteraturan dalam berhubungan antara subjek
hukum tersebut, terciptalah pengaturan transnasional, hukum antara
negara, melewati batas dari satu negara dengan negara lain. Istilah yang
digunakan yaitu hukum internasional.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum internasional?
2. Apa perbedaan dan persamaan antara HI dan HPI?
3. Apa saja subjek dan objek hukum internasional?
4. Apa saja sumber-sumber hukum internasional?
5. Apa itu perjanjian internasional atau traktat?
6. Apa yang dimaksud hukum kebiasaan internasional?
7. Apa saja asas-asas hukum internasional?
C. Tujuan
Makalah ini kami susun selain untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaranHukum Internasional, juga kami memiliki tujuan agar
dapat membantu menambahreferensi mengenai sistem hukum
internasional
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Hukum Internasional merupakan peraturan-peraturan dan norma-norma
yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada
suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional, seperti misalnya
organisasi internasional dan individu, dalam hal hubungan satu dengan
lainnya.
Hugo de Groot
Mengemukakan bahwa hokum dan hubungan internasional didasarkan
pada kemauan bebas atau hokum alam dan persetujuan beberapa atau
semua Negara. Ini ditujukan demi kepentingan bersama dari mereka yang
menyatakan diri di dalamnya.
Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas
Negara antara Negara dengan Negara, Negara dengan subjek hukum
internasional lainnya yang bukan Negara atau subjek hukum bukan
Negara satu sama lain.[2][2]
Definisi oleh Wirjono Prodjodikoro
Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum
antar berbagai bangsa di berbagai Negara.
Wirjono Prodjodikoro
Hukum yang mengatur hubungan hukum antarberbagai bangsa di
berbagai Negara.
Ivan A.Shearer.
Sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur tentang
prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara
dan hubungannya satu sama lain meliputi :
a. Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi institusi atau
organisasi tersebut, serta hubungan antara institusi dan organisasi-
organisasi tersebut dengan negara dan individu.
b. Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-
individu yang menjadi perhatian komunitas internasional.
7
Kesimpulannya, hukum internasional merupakan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara negara dengan negara, subjek hukum
bukan negara, atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.
8
C. Subjek dan Objek Hukum Internasional
Subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau
pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional.
Pada awal mula, dari kelahiran dan pertumbuhan hukum internasional,
hanya negaralah yang dipandang sebagai subjek hukum internasional.
Namuan, seiring perkembangan zaman telah terjadi perubahan pelaku-
pelaku subjek hukum internasional itu sendiri. Dewasa ini subjek-subjek
hukum internasional yang diakui oleh masyarakat internasional, adalah:
1. Negara
Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban
Negara, kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam
hukum internasional adalah:
penduduk yang tetap, mempunyai wilayah (teritorial) tertentu;
pemerintahan yang sah dan kemampuan untuk mengadakan hubungan
dengan negara lain.
2. Organisasi Internasional
Organisasi internasional mempunyai klasifikasi, yakni:
Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan
maksud dan tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB);
Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan
maksud dan tujuan yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank,
UNESCO, International Monetary Fund, International Labor Organization,
dan lain-lain;
.c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud
dan tujuan global, antara lain: Association of South East Asian Nation
(ASEAN), Europe Union.
9
3. Palang Merah Internasional
Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi
dalam ruang lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang
berkewarganegaraan Swiss, yang dipimpin oleh Henry Dunant dan
bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan
oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan meluas di
banyak negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di
masing-masing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu
kemudian dihimpun menjadi Palang Merah Internasional (International
Committee of the Red Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa, Swiss.
4. Tahta Suci Vatikan
Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional
berdasarkan Traktat Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah
Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah di
Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai
pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum
internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya,
tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada
bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan
moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci
dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia.
10
walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat
oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi. Dengan
pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang
mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau
subyek hukum internasional.
6. Individu
Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti
dengan lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di
berbagai kawasan, menyatakan individu adalah sebagai subyek hukum
internasional yang mandiri.
11
dan dapat menjadi suatu pokok hubungan hukum yang dilakukan oleh
subyek-subyek hukum, biasanya dinamakan benda atau hak yang dapat
dimiliki dan dikuasai oleh subyek hukum.
12
Subyek dan Objek hukum internasional dapat berubah. Seperti apa yang
terjadi pada perang Serbia-Bosnia (perang Balkan), dimana Mahkamah
Internasional (ICJ) akhirnya menjatuhkan hukuman secara individu
terhadap petinggi militer Serbia karena dianggap sebagai orang-orang
yang paling bertanggung jawab terhadap pembantaian kaum muslim
Bosnia.
Objek hukum internasional dapat berubah disebabkan dunia global dan
internasional yang bersifat dinamis (selalu berubah). Sehingga tindak
lanjut dari hukum internasional itu sendiri akan berubah mengikuti arus
perkembangan zaman dan permasalahan baru yang akan timbul dalam
hubungan internasional kedepannya.
Objek hukum internasional dapat hilang. Dalam kaitan ini, kami mencoba
menghubungkan dengan kepulauan yang berada di sebelah timur laut
Australia. Pulau-pulau yang kebanyakan tak berpenghuni ini dijadikan
Prancis (pulau ini dibawah kekuasaan Prancis) dijadikan sebagai ajang uji
coba Nuklir mereka. Sehingga, dampak dari uji coba ini adalah hilangnya
(tenggelam) pulau tersebut.
13
2. Sumber hukum formal
Sumber hukum material adalah segala sesuatu yang menentukan isi dari
hokum. Sementara itu sumber hukum formal dapat diartikan dalam 2
macam pengertian :
sebagai tempat menemukan hokum
sebagai dasar mengikat.
Menurut Starke, sumber hukum materiil hukum internasional
diartikan sebagai bahan-bahan aktual yang digunakan oleh para ahli
hukum intrenasional untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi suatu
peristiwa atau situasi tertentu.Para sarjana Hukum Internasional
menggolongkan sumber hukum internasional yaitu, meliputi:
Kebiasaan;
Traktat;
Keputusan Pengadilan atau badan-badan Arbitrase;
Karya-karya Hukum;
Keputusan atau Ketetapan Organ-organ atau lembaga
Internasional.
Sedangkan menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional,
sumber-sumber hukum internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam
mengadili perkara, adalah:
Perjanjian internasional (international conventions), baik yang
bersifat umum, maupun khusus;
Kebiasaan internasional (international custom);
Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui
oleh negara-negara beradab;
Keputusan pengadilan (judicial decision) dan pendapat para ahli
yang telah diakui kepakarannya, yang merupakan sumber hukum
internasional tambahan.
14
E. Perjanjian Internasional atau Traktat
Traktat menurut Harmaily, dkk, adalah perjanjian yang diadakan
oleh dua negara (bilateral) atau banyak negara (multilateral).
Traktat adalah perjanjian yang dibuat antara negara, 2 negara atau lebih
Merupakan perjanjian internasional yang dituangkan dalam bentuk
tertentu. Perjanjian terjadi karena adanya kata sepakat dari kedua belah
pihak (negara) yang mengakibatkan pihak-pihak tersebut terikat pada isi
perjanjian yang dibuat.
Trakat ini juga mengikat warganegara-warganegara dari negara-negara
yang bersangkutan
Dapat dijadikan hukum formal jika memenuhi syarat formal tertentu,
misalnya dengan proses ratifikasi.
Asas Perjanjian “Pacta Sun Servanda” = perjanjian harus dihormati dan
ditaati.
Perjanjian internasional ada 2 yaitu :
15
yang memuat peraturan mengenai hukum internasional secara
universal,ch:Piagam PBB
menetapkan peraturan yang bersifat umum
Kontrak dengan traktat, yaitu traktat yg menetapkan hak dan kewajiban
yang hanya berlaku bagai peserta traktat tersebut. yang perlu
diperhatikan dalam treatycontract :
16
Pengumuman (afkondiging). Perjanjian yang disetujui dan ditandatangani
oleh para pihak, kemudian diumumkan. Biasanya dilakukan dalam suatu
upacara dengan saling menukarkan piagam perjanjian.
Berakhirnya traktat:
17
Dua unsur pembentuk hukum kebiasaan internasional ;
1. Kebiasaan internasional, unsur material
2. Opinio juris (keyakinan hukum), unsur psikologis
Keputusan Peradilan
Keputusan badan peradilan Internasional yang dimaksud disini adalah
putusan megadili perkara perselisihan atau persengketaan yang diajukan
di pengadilan tersebut, dan putusan tersebut harus dibaca sebagai
decision dalam arti yang lebih sempit, yaitu sebagai judgement.
ASAS TERITORIAL
18
Menurut azas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau
orang yang berada diwilayah tersebut, berlaku hukum asing
(internasional) sepenuhnya.
ASAS KEBANGSAAN
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya,
menurut asa ini setiap negara di manapun juga dia berada tetap
mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya, Asas ini mempunyai
kekuatan extritorial, artinya hukum negera tersebut tetap berlaku juga
bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.
ASAS KEPENTINGAN UMUM
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalan kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara
dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang
berkaitan dengan kepentingan umum, jadi hukum tidak terikat pada
batas batas wilayah suatu negara.
EGALITY RIGHTS
Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama
RECIPROSITAS
19
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik
tindakan yang bersifat negatif ataupun posistif.
COURTESY
Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negera
BAB III
KESIMPULAN
20
Sedangkan persamaan yaitu, keduanya mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara , yang biasa disebut dengan «
internasional », namun sifat hukum atau persoalan yang diaturnya atau
objeknya berbeda.
21