Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kami juga memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat-
Nya makalah dengan judul “Hukum Internasional Pendahuluan” ini dapat diselesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Internasional semester tiga dari Bapak Harisman, S.H., M.H. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca tentang Hukum
Internasional di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Harisman, S.H., M.H selaku dosen
Hukum Internasional. Berkat tugas ini, kami dapat menambah wawasan terkait topik yang
diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan ini masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca jika menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Medan, Oktober 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian, batasan, dan istilah Hukum Internasional...................................................................2
1. Pengertian dan Batasan Hukum Internasional............................................................................2
2. Istilah Hukum Internasional.......................................................................................................4
B. Bentuk perwujutan Hukum Internasional......................................................................................6
1. Hukum Internasional Regional dan Hukum Internasional Khusus (special)..............................6
C. Hukum Internasional dan Hukum Dunia.......................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kajian atau cabang ilmu dari ilmu hukum adalah Hukum Internasional
(international law). Dewasa ini Hukum Internasional telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Ilmu Hukum sendiri pada dasarnya juga telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. hal ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya aliran- aliran
dalam Ilmu Hukum, mulai dari aliran hukum alam sampai aliran postmodern termasuk
critical legal studies di dalamnya.

Mengetahui dan memahami batasan, pengertian, istliah, dan perwujutan hukum


internasional, berarti pada tahap permulaan kita sudah memiliki gambaran umum tentang
bentuk dan isi dari hukum internasional itu dan kerterakitannya dengan Hukum Dunia.
Hal-hal yang telah dikemukakan diatas, yang akan menjadi pembahasan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian, batasan, dan istilah Hukum Internasional?

2. Bagaimanakah bentuk perwujutan Hukum Internasional?

3. Bagaimanakah Hukum Internasional dan Hukum Dunia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, batasan, dan istilah Hukum Internasional.

2. Untuk mengetahui bentuk perwujutan Hukum Internasional.

3. Untuk mengetahui Hukum Internasional dan Hukum Dunia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, batasan, dan istilah Hukum Internasional

1. Pengertian dan Batasan Hukum Internasional


Yang dimaksudkan dengan istilah hukum internasional dalam pembahasan ini ialah
hukum internasional publik, yang harus kita bedakan dari hukum perdata internasional.

Hukum perdata internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi batas negara. Dengan perkataan lain, hukum yang
mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk
pada hukum perdata (nasional) yang berlainan.

Hukum internasional publik ialah keseluruhan kaidah asas hukum yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan
bersifat perdata.

Dari uraian di atas tampak persamaan dan perbedaan yang terdapat antara hukum
intemasional publik dan hukum perdata intemasional. Persamaannya ialah bahwa keduanya
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (internasional).
Perbedaannya terletak dalam sifat hukum hubungan atau persoalan yang diatumya
(objeknya). Cara membedakan demikian lebih tepat daripada membedakan berdasarkan
pelaku (subjek hukum)-nya dengan mengatakan bahwa hukum internasional publik
mengatur hubungan antara negara- negara, sedangkan hukum perdata intemasional antara
orang perseorangan.

Hal ini karena suatu negara (atau badan hukum publik lainnya) ada kalanya melakukan
hubungan perdata, sedangkan orang perseorangan menurut hukum Internasional modern
ada kalanya dianggap mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum intemasional.

Terhadap batasan (definition) hukum intemasional (publik) di atas dapat dikemukakan


keberatan bahwa batasan itu tidak tegas karena didasarkan pada suatu ukuran yang negatif
yakni hubungan atau persoalan internasional yang tidak bersifat perdata.

2
Mengapa tidak dengan tegas dikatakan hubungan atau persoalan hukum antar negara,
sehingga sebutan cabang ilmu hukum ini pun dinamakan saja hukum antar negara. Lepas
dari persoalan bahwa ukuran publik dalam arti kenegaraan itu senditi sering sukar
ditetapkan batas-batasnya yang tegas, keberatan terhadap batasan demikian ialah bahwa
terlalu terbatas sifatnya.

Hubungan atau persoalan intemasional pada masa sekarang tidak semuanya dapat
disebut hubungan atau persoalan antamegara. Kedudukan para pejabat badan internasional
dan hubungan mereka dengan badan intemasional tempat mereka bekerja tidak tercakup di
dalamnya.

Yang jelas ialah bahwa hubungan atau persoalan internasional demikian bukan
merupakan persoalan perdata, sehingga bukan pula merupakan hubungan atau persoalan
yang diatur hukum perdata Internasional. Inilah sebabnya mengapa batasan kita yang
negatif lebih tepat menggambarkan kenyataan hubungan internasional pada dewasa ini.
Memang, ada kalanya batas antara hubungan atau persoalan hukum perdata internasional
pun sukar ditarik dengan tegas, sehingga ada sarjana yang mengusulkan agar perbedaan itu
dihapuskan dan digunakan saja istilah lain.1

Walaupun kadang-kadang kedua jenis hubungan hukum itu sukar dipisahkan satu
sama lain, tidak ada alasan untuk tidak membedakannya, selama pembedaan antara hukum
intemasional publik dan hukum perdata intemasional masih merupakan suatu hal yang
umumn dilakukan.

Untuk jelasnya, baik kiranya setelah uraian mengenal pengertian hukurn Interasional
di atas, kita merumus- kannya sebagal berikut:

Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antara:

1. negara dengan negara;

2. negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara
satu sama lain.
1
Philip C. Jessup mempopulerkan istilah transnational lari dalam bukunys Transnational Law, NY. 1968; untuk
suatu kupasan mengenal istilah inl baca tulisan Mochtar Kusumaatmadja dalam Majalah Hukum Padjadjaran,
Jil. 1 (1958), hal 49, istilah ini di Indonesia mulai dilancarkan penggunaannya oleh Dr.Ny. Sunaryati Hartono
dalam bukunya Beberaps masalah transnasional dalam penanaman modal asing diindonesia, suatu disertasi
untuk memperoleh gelar Doktor dalan Mmu Hukum pada Universitas Padjadjaran Bandung. 1972.

3
Karena dengan istilah hukum internasional di sini dimaksud hukum internasional
publik, tidak termasuk dalam batasan di atas hubungan atau persoalan internasional yang
diatur oleh hukum perdata Internasional.

Setelah jelas apa yang dimaksud dengan pengertian hukum internasional dan
ditentukan pula batas-batasnya, baidah sekarang kita tinjau istilah hukum internasional.

2. Istilah Hukum Internasional


Selain istilah hukum internasional, orang juga mempergunakan istilah hukum bangsa-
bangsa, hukum antar bangsa atau hukum antar negara untuk lapangan hukum yang kita
sedang bicarakan. Aneka ragam Istilah Ini tidak saja terdapat dalam bahasa kita, tetapi
terdapat pula dalam bahasa berbagai bangsa yang telah lama mempelajar hukum
internasional sebagai suatu cabang ilmu hukum tersendiri.

Apabila telah jelas pengertian dan batas bidang suatu ilmu atau cabang ilmu,
sebenamya tidaklah menjadi soal istilah apa yang kita pergunakan untuknya. Yang penting
lalah bahwa kita sama-sama mengetahui apa yang dimaksudkan dengan istilah itu, dan
bahwa kita mempergunakannya secara tetap apabila salah satu diantaranya telah kita pilih
untuk dipergunakan selanjutnya. Kita memilih istilah hukum internasional karena
dibandingkan dengan istilah lain seperti hukum bangsa-bangsa atau hukum antar negara,
istilah ini lebih tepat.

Istilah hukum bangsa-bangsa (law of nations, droit de gens, Voelkerrecht) berasal dari
istilah hukum Romawi lus gentium. Dalam arti yang semula ius gentium bukanlah berarti
hukum yang berlaku antara bangsa-bangsa saja, melainkan pula kaidah dan asas hukum
yang mengatur hubungan antara orang Romawi dengan orang bukan Romawi dan antara
orang bukan Romawi satu sama lain.2 Baru kemudian orang membedakan benar antara:
hubungan antara individu dengan menggunakan istilah ius inter gentes. Istilah terakhir ini
yang berarti hukum antarbangsa menandakan permulaan lahimya hukum intemasional
(publik) sebagai suatu lapangan nukum tersendiri. Sebenamya, istilah hukum antarbangsa
sama dengan istilah hukum antamegara, karena berlainan dengan kerajaan dan republik
pada zaman dahulu negara modem pada hakikatnya merupakan negara kebangsaan (nation
state).

2
LB Curzon, Roman Law, London, 1986, pp.15-16; lihat lebih lanjut Vinogradoff, Historitical types of
international law, dalam Bibliotheca Visserania 1, 1923

4
Dilihat secara praktis sebetulnya tidak menjadi soal benar apakah lapangan hukum
yang akan kita pelajari itu dinamakan hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa, hukum
antamegara atau hukum internasional, selama kita mengetahui apa yang dimaksud dengan
istilah itu. Dalam bahasa lain, istilah hukum bangsa-bangsa (law of nations, droit de gens,
Voelkerrecht) dapat mempertahankan diri terhadap istilah hukum antamegara
(Zwischenstaatliches Recht) yang sebenamya lebih baru.

Alasan penulis memilih istilah hukum internasional dan bukan hukum bangsa-bangsa,
hukum antarbangsa atau hukum antarnegara terutama didasarkan pertimbangan bahwa
istilah ini paling mendekati kenyataan dan sifat hubungan dan masalah yang menjadi objek
bidang hukum ini, yang pada masa sekarang ini tidak hanya terbatas pada hubungan antara
bangsa-bangsa atau negara-negara saja, sebagaimana dikesankan oleh beberapa istilah
yang disebut kemudian.

Istilah hukum intemasional ini tidak mengandung keberatan, karena perkataan


intemasional walaupun menurut asal katanya searti dengan antarbangsa sudah lazim
dipakal orang untuk segala hal atau peristiwa yang melintasi batas wilayah suatu negara.

Lagi pula penulis bermaksud mengadakan pembedaan (diferensiasi) dalam


penggunaan beberapa istilah tersebut di atas, sehingga masing-masing akan menandakan
suatu taraf perkembangan tertentu dalam pertumbuhan hukum internasional.

Hukum bangsa-bangsa akan dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan


aturan (hukum) yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu, katika
hubungan demikian balk karena jarangnya maupun karena sifat hubungannya, belum dapat
dikatakan merupakan hubungan antara anggota suatu masyarakat bangsa-bangsa.

Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara akan dipergunakan untuk menunjuk pada
kompleks kaidah danasas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-
bangsa atau negara-negara yang kita kenal sejak munculnya negara dalam bentuknya yang
modern sebagai negara nasional (nation-state).

Dengan hukum intemasional akan saya maksudkan hukum intemasional (publik)


modem yang selain mengatur hubungan antara negara dengan negara, mengatur pula
hubungan antara negara dengan subjek hukum lainnya bukan negara dan antara subjek
hukum bukan negara satu sama lainnya. Taraf perkembangan hukum intemasional terakhir
ini yang ditandai oleh muncul dan berkembangnya berbagai organisasi internasional,

5
setelah Perang Dunia I dan II, lebih-lebih lagi dari hukum antarnegara yang tradisional
dicirikan oleh berbagai perubahan yang radikal ke arah suatu hukum intemasional modem
pada dewasa ini boleh dikatakan sedang mengalami masa peralihan yang maha hebat.

B. Bentuk perwujutan Hukum Internasional.

1. Hukum Internasional Regional dan Hukum Internasional Khusus (special).


Dalam mempelajari hukum Internasional, kita akan jumpai beberapa bentuk
perwujudan atau pola perkembangan yang khusus berlaku di suatu bagian dunia (region)
tertentu.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di samping hukum internasional yang


berlaku umum (general) terdapat pula hukum internasional regional, yang terbatas daerah
lingkungan berlakunya, seperti misalnya apa yang lazim dinamakan hukum intemasional
Amerika atau hukum intemasional Amerika Latin.

Adanya berbagai lembaga hukum internasional regional demikian disebabkan oleh


keadaan yang khusus terdapat di bagian dunia itu. Walaupun menyimpang, hukum
internasional regional itu tidak usah bertentangan dengan hukum internasional yang
berlaku umum. Bahkan, ada kalanya suatu lembaga atau konsep hukum yang mula-mula
timbul dan tumbuh sebagai suatu konsep atau lembaga hukum internasional regional,
kemudian diterima sebagai bagian dan hukum internasional umum.

Sebagai contoh dapat kita sebut konsep landas kontinen 3 (continental shelf) dan
konsep perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea)
yang mula-mula timbul dan tumbuh di Benua Amerika.

Dengan demikian, hukum internasional regional dapat memberikan sumbangan


berharga kepada hukum internasional regional dapat memberikan sumbangan berharga
kepada hukum internasional yang benar-benar universal.

Bentuk perwujudan lain dari hukum internasional khusus, selain hukum internasional
regional, kita jumpai dalam bentuk kompleks kaidah yang khusus berlaku bagi negara-
3
Mochtar Kusumaatmadja, Pengambilan kekayaan alam of dasar laut dan tanah di bawahnya (seabed and
subspil) dan hukum, internasional, pidato pengukuhan Guru Besar, Universitas Padjadjaran, Bandung 1989,
pp/5-6. M.W. Mouton. The Continental Shel, Den Haag, 1952; dan Marjorie B Whiteman, Digest of
International Law, 1965, Vol. III. Contoh lain hukum internasional regional adalah hukum mengenai suaka
diplomatik (diplomatik asylum), yang banyak dipraktikkan di negara-negara Amerika Latin baca:; Liem Tien
Hwal, Beberapa catatan mengenai hak asi dalam hukum antarbangsa, Padjadjaran Jill No.1 (Desember 1959)
dan Jil.!! No.2 (Februari, 1960).

6
negara tertentu saja, seperti misalnya konvensi Eropa mengenai Hak-hak Asasi Manusia.
Berbeda dengan hukum internasional regional yang biasanya tumbuh melalui proses
hukum kebiasaan, hukum internasional khusus demikian diatur dalam konvensi
multilateral. Lagi pula para pesertanya tidak usah terbatas pada suatu bagian dunia (region)
tertentu.

Beberapa bentuk hukum intemasional khusus yang telah diterangkan di atas


merupakan pencerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat Integrasi
yang berbeda-beda dari baglan masyarakat international yang berlainan.

Dilihat dalam rangka proses perkembangan hukum internasional, baik hukum


internasional regional maupun hukum internasional khusus (special) merupakan gejala
yang wajar ke arah terwujudnya suatu hukum internasional yang benar-benar bersifat
universal dan berlaku bagi seluruh anggota masyarakat internasional, apa pun sistem
politik ekonomi, kebangsaan atau kebudayaannya.

Karena itu, ketentuan hukum intemasional regional dan hukum internasional khusus
ini, walaupun dapat dibedakan dari hukum internasional umum karena memiliki ciri-ciri
yang khas, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan darinya.

C. Hukum Internasional dan Hukum Dunia


Dalam usaha menjelaskan pengertian hukum internasional, perlu juga kiranya
dikemukakan perbedaannya dengan pengertian Hukum Dunia (World Law,
Weltstaatsrecht) yang akhir-akhir ini mulai dipergunakan orang.4

Kedua pengertian ini menunjukkan pada konsep mengenai tertib hukum masyarakat
dunia yang berlainan pangkal tolaknya. Pengertian hukum intemational didasarkan atas
pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang terdin atas sejumlah negara yang
berdaulat dan merdeka (independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu
tidak di bawah, kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang
berdiri di atas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (world state) maupun badan
supranasional yang lain. Dengan perkataan lain, hukum internasional merupakan suatu
tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang sederajat,
Anggota masyarakat internasional tunduk pada hukum internasional sebagai suatu tertib
hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas yang mengikat dalam

4
Louise B. Sohn, World Peace through World Law, 1964.

7
hubungan antar mereka. Pengertian Hukum Dunia (World Law, Weltstaatsrecht)
berpangkal pada dasar pikiran yang lain.

Menurut konsep ini yang rupanya banyak dipengaruhi analogi dengan hukum tata
negara (constitutional law), hukum dunia merupakan semacam negara dunia yang meliputi
semua negara di dunia ini (semacam negara federasi). Negara dunia secara hirarki berdiri
di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu
tertib hukum subordinasi

Kedua konsep mengenai tertib hukum masyarakat dunia tersebut di atas, ke dua-
duanya mungkin.

Jika di antara dua kemungkinan ini kita memilih konsep yang pertama, hal itu
disebabkan karena tertib hukum internasional yang mengatur masyarakat intemasional
yang terdiri dari anggota yang sederajat lebih sesuai dengan kenyataan dunia dewasa ini.
dunia Kemungkinan terwujudnya suatu negara yang diatur oleh hukum dunia merupakan
suatu hal yang pada waktu sekarang masih jauh dari kenyataan.

Namun demikian, dalam dekade terakhir fenomena dini kearah terwujudnya suatu
hukum dunia adalah tidak mustahil. Fenomena ini tampak dengan terwujudnya
sekumpulan kaidah-kaldah hukum perdagangan internasional yang bersumber pada
Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO) pada tahun 1994. Dengan
adanya perjanjian ini, negara-negara di dunia dapat dikatakan telah menyerahkan sebagian
kedaulatan ekonominya mengenal perdagangan Internasional secara full complience, pada
kaidah-kaidah hukum intemasional sebagaimana diatur oleh WTO, termasuk penyelesaian
perselisihan perdagangan intemasional yang lebih efektif. Sebagian besar negara-negara di
dunia yang berjumlah lebih dari 125, telah menjadi peserta dari WTO; juga Indonesia, 2
November 1994 telah menyetujui menjadi negara peserta pada Perjanjian Pembentukan
WTO dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1994.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara antara yaitu negara dengan negara, negara
dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama
lain. Karena dengan istilah hukum internasional di sini dimaksud hukum
internasional publik, tidak termasuk dalam batasan di atas hubungan atau persoalan
internasional yang diatur oleh hukum perdata Internasional.

Istilah hukum bangsa-bangsa (law of nations, droit de gens, Voelkerrecht) berasal


dari istilah hukum Romawi lus gentium. Dalam arti yang semula ius gentium
bukanlah berarti hukum yang berlaku antara bangsa-bangsa saja, melainkan pula
kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan antara orang Romawi dengan orang
bukan Romawi dan antara orang bukan Romawi satu sama lain.

2. Dilihat dalam rangka proses perkembangan hukum internasional, baik hukum


internasional regional maupun hukum internasional khusus (special) merupakan
gejala yang wajar ke arah terwujudnya suatu hukum internasional yang benar-benar
bersifat universal dan berlaku bagi seluruh anggota masyarakat internasional, apa
pun sistem politik ekonomi, kebangsaan atau kebudayaannya.

Karena itu, ketentuan hukum intemasional regional dan hukum internasional khusus
ini, walaupun dapat dibedakan dari hukum internasional umum karena memiliki ciri-
ciri yang khas, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan darinya.

3. Pengertian hukum intemational didasarkan atas pikiran adanya suatu masyarakat


internasional yang terdin atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka
(independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak di bawah,
kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang berdiri di
atas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (world state) maupun badan
supranasional yang lain. Dengan perkataan lain, hukum internasional merupakan

9
suatu tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang
sederajat, Anggota masyarakat internasional tunduk pada hukum internasional
sebagai suatu tertib hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas
yang mengikat dalam hubungan antar mereka. Pengertian Hukum Dunia (World
Law, Weltstaatsrecht) berpangkal pada dasar pikiran yang lain.

Menurut konsep ini yang rupanya banyak dipengaruhi analogi dengan hukum tata
negara (constitutional law), hukum dunia merupakan semacam negara dunia yang
meliputi semua negara di dunia ini (semacam negara federasi). Negara dunia secara
hirarki berdiri di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep
ini merupakan suatu tertib hukum subordinasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaatmadja, Mochtar, and Etty R. Agoes. Pengantar hukum internasional. Penerbit


Alumni, 2021

11
HUKUM INTERNASIONAL PENDAHULUAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Hukum Internasional

DOSEN PENGAMPU:

Harisman, S.H., M.H.

BOBBY RAHMAN (2206200004)

M. NUR HASAN (2206200002)

M. LUTHFI PANGESTU (2206200005)

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2023/2024

12

Anda mungkin juga menyukai