Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kami juga memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat-
Nya makalah dengan judul “Hukum Internasional Pendahuluan” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Internasional semester tiga dari Bapak Harisman, S.H., M.H. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca tentang Hukum
Internasional di Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Harisman, S.H., M.H selaku dosen
Hukum Internasional. Berkat tugas ini, kami dapat menambah wawasan terkait topik yang
diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan ini masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca jika menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian, batasan, dan istilah Hukum Internasional...................................................................2
1. Pengertian dan Batasan Hukum Internasional............................................................................2
2. Istilah Hukum Internasional.......................................................................................................4
B. Bentuk perwujutan Hukum Internasional......................................................................................6
1. Hukum Internasional Regional dan Hukum Internasional Khusus (special)..............................6
C. Hukum Internasional dan Hukum Dunia.......................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kajian atau cabang ilmu dari ilmu hukum adalah Hukum Internasional
(international law). Dewasa ini Hukum Internasional telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Ilmu Hukum sendiri pada dasarnya juga telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. hal ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya aliran- aliran
dalam Ilmu Hukum, mulai dari aliran hukum alam sampai aliran postmodern termasuk
critical legal studies di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian, batasan, dan istilah Hukum Internasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, batasan, dan istilah Hukum Internasional.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum perdata internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi batas negara. Dengan perkataan lain, hukum yang
mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk
pada hukum perdata (nasional) yang berlainan.
Hukum internasional publik ialah keseluruhan kaidah asas hukum yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan
bersifat perdata.
Dari uraian di atas tampak persamaan dan perbedaan yang terdapat antara hukum
intemasional publik dan hukum perdata intemasional. Persamaannya ialah bahwa keduanya
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (internasional).
Perbedaannya terletak dalam sifat hukum hubungan atau persoalan yang diatumya
(objeknya). Cara membedakan demikian lebih tepat daripada membedakan berdasarkan
pelaku (subjek hukum)-nya dengan mengatakan bahwa hukum internasional publik
mengatur hubungan antara negara- negara, sedangkan hukum perdata intemasional antara
orang perseorangan.
Hal ini karena suatu negara (atau badan hukum publik lainnya) ada kalanya melakukan
hubungan perdata, sedangkan orang perseorangan menurut hukum Internasional modern
ada kalanya dianggap mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum intemasional.
2
Mengapa tidak dengan tegas dikatakan hubungan atau persoalan hukum antar negara,
sehingga sebutan cabang ilmu hukum ini pun dinamakan saja hukum antar negara. Lepas
dari persoalan bahwa ukuran publik dalam arti kenegaraan itu senditi sering sukar
ditetapkan batas-batasnya yang tegas, keberatan terhadap batasan demikian ialah bahwa
terlalu terbatas sifatnya.
Hubungan atau persoalan intemasional pada masa sekarang tidak semuanya dapat
disebut hubungan atau persoalan antamegara. Kedudukan para pejabat badan internasional
dan hubungan mereka dengan badan intemasional tempat mereka bekerja tidak tercakup di
dalamnya.
Yang jelas ialah bahwa hubungan atau persoalan internasional demikian bukan
merupakan persoalan perdata, sehingga bukan pula merupakan hubungan atau persoalan
yang diatur hukum perdata Internasional. Inilah sebabnya mengapa batasan kita yang
negatif lebih tepat menggambarkan kenyataan hubungan internasional pada dewasa ini.
Memang, ada kalanya batas antara hubungan atau persoalan hukum perdata internasional
pun sukar ditarik dengan tegas, sehingga ada sarjana yang mengusulkan agar perbedaan itu
dihapuskan dan digunakan saja istilah lain.1
Walaupun kadang-kadang kedua jenis hubungan hukum itu sukar dipisahkan satu
sama lain, tidak ada alasan untuk tidak membedakannya, selama pembedaan antara hukum
intemasional publik dan hukum perdata intemasional masih merupakan suatu hal yang
umumn dilakukan.
Untuk jelasnya, baik kiranya setelah uraian mengenal pengertian hukurn Interasional
di atas, kita merumus- kannya sebagal berikut:
Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antara:
2. negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara
satu sama lain.
1
Philip C. Jessup mempopulerkan istilah transnational lari dalam bukunys Transnational Law, NY. 1968; untuk
suatu kupasan mengenal istilah inl baca tulisan Mochtar Kusumaatmadja dalam Majalah Hukum Padjadjaran,
Jil. 1 (1958), hal 49, istilah ini di Indonesia mulai dilancarkan penggunaannya oleh Dr.Ny. Sunaryati Hartono
dalam bukunya Beberaps masalah transnasional dalam penanaman modal asing diindonesia, suatu disertasi
untuk memperoleh gelar Doktor dalan Mmu Hukum pada Universitas Padjadjaran Bandung. 1972.
3
Karena dengan istilah hukum internasional di sini dimaksud hukum internasional
publik, tidak termasuk dalam batasan di atas hubungan atau persoalan internasional yang
diatur oleh hukum perdata Internasional.
Setelah jelas apa yang dimaksud dengan pengertian hukum internasional dan
ditentukan pula batas-batasnya, baidah sekarang kita tinjau istilah hukum internasional.
Apabila telah jelas pengertian dan batas bidang suatu ilmu atau cabang ilmu,
sebenamya tidaklah menjadi soal istilah apa yang kita pergunakan untuknya. Yang penting
lalah bahwa kita sama-sama mengetahui apa yang dimaksudkan dengan istilah itu, dan
bahwa kita mempergunakannya secara tetap apabila salah satu diantaranya telah kita pilih
untuk dipergunakan selanjutnya. Kita memilih istilah hukum internasional karena
dibandingkan dengan istilah lain seperti hukum bangsa-bangsa atau hukum antar negara,
istilah ini lebih tepat.
Istilah hukum bangsa-bangsa (law of nations, droit de gens, Voelkerrecht) berasal dari
istilah hukum Romawi lus gentium. Dalam arti yang semula ius gentium bukanlah berarti
hukum yang berlaku antara bangsa-bangsa saja, melainkan pula kaidah dan asas hukum
yang mengatur hubungan antara orang Romawi dengan orang bukan Romawi dan antara
orang bukan Romawi satu sama lain.2 Baru kemudian orang membedakan benar antara:
hubungan antara individu dengan menggunakan istilah ius inter gentes. Istilah terakhir ini
yang berarti hukum antarbangsa menandakan permulaan lahimya hukum intemasional
(publik) sebagai suatu lapangan nukum tersendiri. Sebenamya, istilah hukum antarbangsa
sama dengan istilah hukum antamegara, karena berlainan dengan kerajaan dan republik
pada zaman dahulu negara modem pada hakikatnya merupakan negara kebangsaan (nation
state).
2
LB Curzon, Roman Law, London, 1986, pp.15-16; lihat lebih lanjut Vinogradoff, Historitical types of
international law, dalam Bibliotheca Visserania 1, 1923
4
Dilihat secara praktis sebetulnya tidak menjadi soal benar apakah lapangan hukum
yang akan kita pelajari itu dinamakan hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa, hukum
antamegara atau hukum internasional, selama kita mengetahui apa yang dimaksud dengan
istilah itu. Dalam bahasa lain, istilah hukum bangsa-bangsa (law of nations, droit de gens,
Voelkerrecht) dapat mempertahankan diri terhadap istilah hukum antamegara
(Zwischenstaatliches Recht) yang sebenamya lebih baru.
Alasan penulis memilih istilah hukum internasional dan bukan hukum bangsa-bangsa,
hukum antarbangsa atau hukum antarnegara terutama didasarkan pertimbangan bahwa
istilah ini paling mendekati kenyataan dan sifat hubungan dan masalah yang menjadi objek
bidang hukum ini, yang pada masa sekarang ini tidak hanya terbatas pada hubungan antara
bangsa-bangsa atau negara-negara saja, sebagaimana dikesankan oleh beberapa istilah
yang disebut kemudian.
Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara akan dipergunakan untuk menunjuk pada
kompleks kaidah danasas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-
bangsa atau negara-negara yang kita kenal sejak munculnya negara dalam bentuknya yang
modern sebagai negara nasional (nation-state).
5
setelah Perang Dunia I dan II, lebih-lebih lagi dari hukum antarnegara yang tradisional
dicirikan oleh berbagai perubahan yang radikal ke arah suatu hukum intemasional modem
pada dewasa ini boleh dikatakan sedang mengalami masa peralihan yang maha hebat.
Sebagai contoh dapat kita sebut konsep landas kontinen 3 (continental shelf) dan
konsep perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea)
yang mula-mula timbul dan tumbuh di Benua Amerika.
Bentuk perwujudan lain dari hukum internasional khusus, selain hukum internasional
regional, kita jumpai dalam bentuk kompleks kaidah yang khusus berlaku bagi negara-
3
Mochtar Kusumaatmadja, Pengambilan kekayaan alam of dasar laut dan tanah di bawahnya (seabed and
subspil) dan hukum, internasional, pidato pengukuhan Guru Besar, Universitas Padjadjaran, Bandung 1989,
pp/5-6. M.W. Mouton. The Continental Shel, Den Haag, 1952; dan Marjorie B Whiteman, Digest of
International Law, 1965, Vol. III. Contoh lain hukum internasional regional adalah hukum mengenai suaka
diplomatik (diplomatik asylum), yang banyak dipraktikkan di negara-negara Amerika Latin baca:; Liem Tien
Hwal, Beberapa catatan mengenai hak asi dalam hukum antarbangsa, Padjadjaran Jill No.1 (Desember 1959)
dan Jil.!! No.2 (Februari, 1960).
6
negara tertentu saja, seperti misalnya konvensi Eropa mengenai Hak-hak Asasi Manusia.
Berbeda dengan hukum internasional regional yang biasanya tumbuh melalui proses
hukum kebiasaan, hukum internasional khusus demikian diatur dalam konvensi
multilateral. Lagi pula para pesertanya tidak usah terbatas pada suatu bagian dunia (region)
tertentu.
Karena itu, ketentuan hukum intemasional regional dan hukum internasional khusus
ini, walaupun dapat dibedakan dari hukum internasional umum karena memiliki ciri-ciri
yang khas, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan darinya.
Kedua pengertian ini menunjukkan pada konsep mengenai tertib hukum masyarakat
dunia yang berlainan pangkal tolaknya. Pengertian hukum intemational didasarkan atas
pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang terdin atas sejumlah negara yang
berdaulat dan merdeka (independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu
tidak di bawah, kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang
berdiri di atas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (world state) maupun badan
supranasional yang lain. Dengan perkataan lain, hukum internasional merupakan suatu
tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang sederajat,
Anggota masyarakat internasional tunduk pada hukum internasional sebagai suatu tertib
hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas yang mengikat dalam
4
Louise B. Sohn, World Peace through World Law, 1964.
7
hubungan antar mereka. Pengertian Hukum Dunia (World Law, Weltstaatsrecht)
berpangkal pada dasar pikiran yang lain.
Menurut konsep ini yang rupanya banyak dipengaruhi analogi dengan hukum tata
negara (constitutional law), hukum dunia merupakan semacam negara dunia yang meliputi
semua negara di dunia ini (semacam negara federasi). Negara dunia secara hirarki berdiri
di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu
tertib hukum subordinasi
Kedua konsep mengenai tertib hukum masyarakat dunia tersebut di atas, ke dua-
duanya mungkin.
Jika di antara dua kemungkinan ini kita memilih konsep yang pertama, hal itu
disebabkan karena tertib hukum internasional yang mengatur masyarakat intemasional
yang terdiri dari anggota yang sederajat lebih sesuai dengan kenyataan dunia dewasa ini.
dunia Kemungkinan terwujudnya suatu negara yang diatur oleh hukum dunia merupakan
suatu hal yang pada waktu sekarang masih jauh dari kenyataan.
Namun demikian, dalam dekade terakhir fenomena dini kearah terwujudnya suatu
hukum dunia adalah tidak mustahil. Fenomena ini tampak dengan terwujudnya
sekumpulan kaidah-kaldah hukum perdagangan internasional yang bersumber pada
Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO) pada tahun 1994. Dengan
adanya perjanjian ini, negara-negara di dunia dapat dikatakan telah menyerahkan sebagian
kedaulatan ekonominya mengenal perdagangan Internasional secara full complience, pada
kaidah-kaidah hukum intemasional sebagaimana diatur oleh WTO, termasuk penyelesaian
perselisihan perdagangan intemasional yang lebih efektif. Sebagian besar negara-negara di
dunia yang berjumlah lebih dari 125, telah menjadi peserta dari WTO; juga Indonesia, 2
November 1994 telah menyetujui menjadi negara peserta pada Perjanjian Pembentukan
WTO dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1994.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara antara yaitu negara dengan negara, negara
dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama
lain. Karena dengan istilah hukum internasional di sini dimaksud hukum
internasional publik, tidak termasuk dalam batasan di atas hubungan atau persoalan
internasional yang diatur oleh hukum perdata Internasional.
Karena itu, ketentuan hukum intemasional regional dan hukum internasional khusus
ini, walaupun dapat dibedakan dari hukum internasional umum karena memiliki ciri-
ciri yang khas, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan darinya.
9
suatu tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang
sederajat, Anggota masyarakat internasional tunduk pada hukum internasional
sebagai suatu tertib hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas
yang mengikat dalam hubungan antar mereka. Pengertian Hukum Dunia (World
Law, Weltstaatsrecht) berpangkal pada dasar pikiran yang lain.
Menurut konsep ini yang rupanya banyak dipengaruhi analogi dengan hukum tata
negara (constitutional law), hukum dunia merupakan semacam negara dunia yang
meliputi semua negara di dunia ini (semacam negara federasi). Negara dunia secara
hirarki berdiri di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep
ini merupakan suatu tertib hukum subordinasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
HUKUM INTERNASIONAL PENDAHULUAN
DOSEN PENGAMPU:
FAKULTAS HUKUM
2023/2024
12